STAT6146
Business Statistics and Research
Methodology
Week ke-2
OUTLINE MATERI :
2. Variabel
4. Pengembangan hipotesis
5. Implikasi manajerial
Definisi dari kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana
seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap
penting untuk masalah. Secara singkat, kerangka teoritis adalah membahas saling ketergantungan
antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi situasi yang akan diteliti. Penyusunan
kerangka yang berkonsep akan membantu kita untuk menghipotesiskan dan menguji hubungan
tertentu.
3. Menjelaskan dengan sebuah teori yang memberikan dan menjelaskan hubungan antara
variabel dalam model tersebut
Dari kerangka teoritis, maka, hipotesis diuji dapat dikembangkan untuk memeriksa kondisi teori
valid atau tidak.
Kerangka teoritis akan memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan kerangka teoritis adalah
mengidentifikasikan jaringan hubungan antar variabel yang dianggap penting bagi studi terhadap
situasi masalah apapun. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita mengetahui apa arti variabel
dan apa saja jenis variabel yang ada.
2. Variabel
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa
berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk
objek atau orang yang berbeda.
1. Variabel terikat (dependent variable) disebut juga variabel kriteria (criterion variable).
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama
peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan
variabilitasnya, atau memprediksinya. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama
yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Variabel terikat akan memberikan respons
jika dihubungkan dengan variabel independen. Melalui analisis terhadap variabel terikat (yaitu,
menemukan variabel yang memengaruhinya), maka akan dapat ditemukan jawaban atau solusi
dari masalah.
Variabel terikat diperoleh dari hasil pengamatan dan diukur untuk menentukan pengaruh yang
disebabkan oleh variabel bebas.
Variabel bebas (Independent variable) merupakan variabel stimulus atau variabel yang
memengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas,
maka variabel terikat juga akan ada.
Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya dapat diukur, dimanipulasi, atau dipilih
oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.
Contoh 1:
Studi penelitian menunjukkan bahwa pengembangan produk baru yang sukses memiliki pengaruh
pada harga pasar saham perusahaan. Artinya, semakin sukses produk baru, ternyata semakin tinggi
Gambar 2.1. Hubungan antara variabel bebas (new product success) dan variabel terikat
(stock market price).
Contoh 2:
Penelitian lintas budaya menunjukkan bahwa nilai-nilai manajerial mengatur jarak kekuasaan
antara atasan dan bawahan. Di sini, jarak kekuasaan adalah topik yang menarik dan karenanya
menjadi variabel dependen. Sedangkan nilai-nilai manajerial yang menjelaskan varians dalam
jarak kekuasaan merupakan variabel independen. Hubungan antar variabel tersebut dapat
dijelaskan melalui Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Hubungan antara variabel bebas (managerial values) dan variabel terikat
(power distance).
Variabel moderator dapat diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui
apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Contoh 3:
Dikemukakan bahwa ada hubungan antara ketersediaan buku referensi manual (availability of
reference manuals) yang dapat diakses oleh karyawan perusahaan, untuk mengetahui produk
cacat. Artinya, jika karyawan mengikuti prosedur yang ditentukan dalam prosedur manual, mereka
mampu menghasilkan produk yang sempurna. Hubungan ini digambarkan pada Gambar. 2.3 (a).
Sebagai variabel dependen: Jumlah Rejects/ produk yang rusak. Dan Variabel independen:
Ketersediaan Panduan Manual. Meskipun hubungan ini dapat diyakini benar secara umum untuk
semua karyawan, tetapi hal tersebut tergantung pada kecenderungan dan keinginan karyawan
untuk membaca buku panduan/ prosedur manual setiap kali sebuah prosedur baru ditetapkan.
Dengan kata lain hanya mereka yang memiliki minat dan kecenderungan (interest and inclination)
untuk merujuk pada buku panduan setiap kali sebuah proses baru digunakan yang akan
menghasilkan produk tanpa cacat. Karyawan lain yang tidak melakukan hal tersebut, tidak akan
mendapatkan manfaat dan akan terus menghasilkan produk cacat. Pengaruh atribut karyawan
terhadap hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dapat digambarkan seperti
pada Gambar 2.3(b). Minat dan kecenderungan karyawan merupakan Variabel Moderator.
Variabel moderator dapat berupa variabel kualitatif (misalnya, jenis kelamin, ras, kelas) atau
variabel kuantitatif (misalnya, tingkat imbalan) yang mempengaruhi arah dan /atau kekuatan
hubungan antara variabel independen dan dependen.
Contoh 4:
Teori yang lazim dikatakan bahwa keragaman tenaga kerja (terdiri atas orang-orang yang berbeda
etnis, ras, dan kebangsaan) memberikan kontribusi lebih pada efektivitas organisasi karena
masing-masing kelompok memiliki keahlian dan keterampilan khusus di tempat kerja. Tetapi
sinergi ini dapat dimanfaatkan hanya jika manajer tahu bagaimana memanfaatkan bakat khusus
dari kelompok kerja yang beragam; jika tidak, hal tersebut akan percuma. Dari ilustrasi ini dapat
diperoleh:
Gambar 2.4. Hubungan antara variabel independen keragaman tenaga kerja dengan variabel
dependen efektivitas organisasi yang dimoderasi oleh variabel moderator keahlian manajer.
Contoh 5:
Variabel antara: Itu permukaan sebagai fungsi dari keragaman dalam angkatan kerja adalah sinergi
kreatif Perhatikan bahwa sinergi kreatif, variabel antara, muncul pada waktu t2, sebagai fungsi dari
keragaman tenaga kerja, yang ditempatkan pada saat t1, untuk mennghasilkan variabel efektivitas
organisasi dalam waktu t3. Variabel antara (sinergi kreatif) membantu kita untuk mengonsepkan
dan memahami bagaimana keragaman tenaga kerja menghasilkan efektivitas organisasi.
Hubungan antar variabel ini dijelaskan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Hubungan antara variabel bebas, variabel antara dan variabel terikat
1. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas
dalam pembahasan.
2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama lain.
3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya,
maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah akan positif atau negatif.
Beberapa pengertian teori, konsep, konstrak dan proposisi yang harus dipahami oleh seorang
peneliti dalam menyusun kerangka teori adalah:
1. Pengertian Teori
Arti teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan digunakan
untuk menjelaskan hubungan yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi
Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori merupakan alat untuk
menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta,
didukung oleh dalil dan proposisi. Secara defenitif, teori harus berlandaskan fakta empiris
karena tuijuan utamanya adalah menjelaskan dan memprediksikan kenyataan atau realitas.
Suatu penelitian dengan dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si peneliti
dalam upaya menjelaskan fenomena yang diteliti.
2. Pengertian Konsep
Konsep adalah sejumlah pengertian atau karakteristik yang dikaitkan dengan peristiwa,
objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu. Secara sederhana konsep adalah pendapat
abstrak yang digeneralisasi dari fakta tertentu. Konsep sangat menentukan sukses atau
tidaknya suatu riset yang tergantung dari:
- Seberapa jauh orang lain dapat memamahami konsep yang kita pergunakan.
3. Konstruk
Konstruk adalah jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih
tinggi dari pada konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu, yang dapat berupa
sebuah pandangan atau pendapat yang biasanya ditemukan untuk sebuah penelitian atau
pembentukan teori.
4. Proporsi
Proposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan hubungan antara konsep‐konsep yang
ada dan pernyataan dari hubungan universal antara kejadian‐kejadian yang memiliki
karakteristik tertentu. Pembentukan teori adalah sebuah peningkatan abstraksi.
Hipotesis tidak dapat terjadi begitu saja. Hipotesis dikembangkan dengan menggunakan teori
yang relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hipotesis dikembangkan
dengan menggunakan teori karena untuk memverifikasi teori tersebut pada fenomena yang ada.
Hipotesis perlu dikembangkan dengan penjelasan logis jika tidak ada teori yang dapat digunakan
atau tujuan dari riset adalah untuk menemukan teori yang baru.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang dapat diuji langsung dalam
penelitian.
Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan akan eksis atau tidak,
maka hipotesis dapat disusun dengan format yang berbeda-beda. Format penyusunan hipotesis
adalah:
Contoh:
- Semakin besar stres yang dialami dalam melakukan pekerjaan, semakin rendah
kepuasan kerja karyawan.
- Wanita lebih termotivasi daripada pria.
Hipotesis non-direksional adalah hipotesis yang mengendalikan hubungan atau perbedaan,
tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut.
Dengan kata lain hipotesis nondireksional tidak dapat secara signifikan mengatakan apakah
hubungan tersebut akan positif atau negatif.
Contoh:
- Ada hubungan antara kecenderungan pencarian selera dan preferensi konsumen untuk
desain produk yang kompleks.
- Ada perbedaan antara nilai-nilai etika kerja karyawan Amerika dan Asia.
Hipotesis nol:
H0 : μM = μW
di mana H0 mewakili hipotesis nol, μM adalah tingkat motivasi rata-rata pria, dan μW adalah
tingkat motivasi rata-rata wanita.
Hipotesis Alternatif:
HA: μM > μW atau
HA: μM < μW
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah:
1. Menyatakan hipotesis nol dan alternatif.
2. Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah
parametrik atau nonparametrik.
3. Menentukan tingkat signifikan yang diinginkan (p = 0,05, atau lebih, atau kurang).
4. Melihat apakah hasil output dari analisis komputer menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi terpenuhi. Jika, seperti dalam kasus analisis korelasi Pearson dalam peranti
lunak Excel, tingkat signifikansi tidak muncul dalam printout, perhatikan nilai kritis
(critical value) yang menetapkan daerah penerimaan pada tabel yang sesuai [(t,F, X²)
– lihat tabel pada akhir buku ini]. Nilai kritis tersebut membagi daerah penolakan dari
daerah penerimaan hipotesis nol.
Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical value),
hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai hitung lebih kecil daripada nilai
kritis, hipotesis nol diterima dan alternatif ditolak.
Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka teori dikembangkan, dan
hipotesis dihasilkan, memungkinkan manajer untuk menjadi penentu yang cerdas dari laporan
penelitian yang diajukan oleh konsultan. Pada titik ini, menjadi jelas bahwa begitu masalah
didefinisikan, pemahaman yang baik tentang konsep "variabel independen" dan "variabel
dependen" memperluas pemahaman manajer tentang bagaimana beberapa faktor (variabel
independen dalam model) dapat memberikan kemungkinan solusi untuk masalah (variabel
dependen dalam model). Pemahaman tentang konsep "variabel moderat" dapat memungkinkan
manajer untuk memahami bahwa beberapa solusi yang diusulkan mungkin tidak menyelesaikan
masalah untuk semua orang atau dalam setiap situasi. Demikian juga, pengetahuan tentang apa arti
penting, dan mengapa hipotesis yang diberikan diterima atau ditolak, membantu manajer untuk
berpikir secara ilmiah. Jika pengetahuan semacam itu tidak ada, banyak temuan melalui penelitian
tidak akan berguna bagi manajer dan pengambilan keputusan akan memunculkan kebingungan.
Pada pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam membuat suatu karya ilmiah,
maka yang pertama dilakukan adalah membuat kerangka teoretis kemudian menentukan variabel
apa yang akan digunakan.
Ada 4 jenis variabel yang dapat kita pilih untuk membuat karya ilmiah. Kemudian setelah
itu baru bisa kita menarik hipotesis dari hasil penelitian tersebut.
1. Sekaran U., Bougie R. (2016). Research methods for business: a skill-building approach.
07. Wiley. West Sussex. ISBN: 9781119165552. Chapter 5