Teori Psikologi Sosial
Teori Psikologi Sosial
PEMBAHASAN
1
Menurut bentuknya, ada dua macam teori sebagai berikut:
a. Teori konstruktif atau teori merangkaikan/ concatenated (kaplan ,
1964) yaitu teori yang mencoba membangun kaitan-kaitan
(sintesis) antara berbagai fenomena sederhana.
b. Teori Principle (Einstein, 1934), atau teori reduktif, atau teori
berjenjang/ Hierarchical adalah teori yang yang mencoba
menganalisis suatu fenomena kedalam bagian-bagian yang lebih
kecil.
Menurut isinya, ada dua macam teori (Kaplan, 1964) sebagai berikut
2
3. Norma pragmatik, yaitu seberapa jauh suatu teori mempunyai
kegunaan praktis.
C. Problem-problem yang dihadapi dalam Pembentukan Teori-Teori
Psikologi Sosial
1. Kesulitan dalam defenisi
Setiap teori memerlukan konsep, dan setiap konsep tersebut perlu
diberi istilah yang dapat didefinisikan untuk menjelaskan maksud atau
artinya.Istilah tersebut dapat diperoleh dari istilah sehari-hari dan
sudah banyak digunakan ,cara ini menguntungkan agar mudak
dimengerti oleh pembaca. Namun kelemahannya banyak istilah yang
memiliki makna ganda atau arti yang tidak terlalu jelas.
Untuk itu sarjana-sarjana membuat istilah sendiri, namun istilah
ini lebih sukar didefenisiskan karena masih asing ditelinga pembaca
dan lebih sukar diingat. Dan usaha yang dilakukan dengan membuat
defenisi operasional suatu istilah , namun kelemahannya yaitu terlalu
khusus, dan berlaku dalam situasi tertentu sehingga sukar dilakukan
generalisasi.
3
3. Ruang Lingkup Teori
a. Jangkauan penerapannya, yaitu seberapa banyak(macam )
fenomena atau kepribadian teori ini harus dapat diterapkan.
b. Keterbatasan, yaitu sampai mana pelu diberikan prasyarat pada
kondisi di mana fenomana itu timbul agar suatu teori dapat
dinyatakn berlaku.
c. Keumuman (generality) sampai dimana teori bisa diperluas untuk
mencakup situasi-situasi yang tidak tercakup dalam fenomena awal
yang dijadikan dasar untuk menyusun teori yang bersangkutan
4. Penentuan Jenis Teori
Kesulitan selanjutnya adalah menentukan jenis teori mana yang akan
dipilih.
D. Teori Rangsang Balas
Salah satu aliran yang besar pengaruhnya yaitu aliran Behaviorisme,
diantar teori-teori rangsang- balas yang berkembang di dalam
behaviorisme, terdapat dua pendapat berbeda diantara nya. Pertama yang
berorientasi “mediational” yang tokohnya C.L.Hull (1884-1952), dan
pendapat kedua berorientasi “Operant” yang tokoh utamanya B.F. Skinner.
Perbedaan antara kedua pandangan ini adalah bahwa skinner dan
kawan-kawan benar-benar memerhatikan rangsangan dan tingkahlaku
balas yang tampak mata (nyata). Sedangkan kelompok hull masih
mengakui adanya proses yang tidak tampak mata dalam diri individu antar
diterimanya rangsangan dan dilakukannya tingkah laku balas. Proses
tersembunyi yang tersembunyi di dalam diri individu itu disebut proses
internal, yang dibedakan dari prose ekspernal yang tampak mata.
1. Beberapa Istilah dan Pengertian
Rangsangan (stimulus) adalah yang terjadi diluar maupun di
dalam tubuh kita yang memungkinkan tingkah laku. Perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya rangsangan itu disebut tingkah laku-
balas (respons).
4
Hubungan rangsang-balas yang sudah sangat kuat akan
menimbulkan “refleks” yaitu tingkah laku-balas yang dengan
sendirinya timbul bila terjadi suatu rangsangan tertentu. Refleks ini
daam teori-teori rangsang-balas merupakan dasar dari proses belajar.
Dari pengertian diatas skinner mengemukakan tiga fungsi
rangsangan yang diberi istilah keterbangkitan (elicitation),
diskriminasi (discrimination ), dan Penguat (reinforcement) .
Istilah yang sering digunakan dalam teori-teori rangsang-balas
adalah dorongan (Drive), menurut kaum Hull dan kawan-kawan
dorongan adalah semacam energi (daya) yang mengarahkan individu
pada pilihan tingkah laku tertentu. Pilihan-pilihan tingkah laku itu di
timbulkan ole kebutuhan (need).
Dengan demikian, kebutuhan dan dorongan merupakan variabel-
variabel (faktor-faktor) yang ada diantara rangsangan dan tingkah laku-
balasnya , dan seringkali kebutuhan dan dorongan berjalan serah.
5
belajar sosial menurut aliran balas-rangsang, adalah tingkahlaku tiruan
(imitation)
1. Teori Belajar Sosial dan Tiruan dari Miller dan Dollar.
Pandangan dasar mereka adalah tingkah laku manusia adalah
dipelajari, karena itu memahami tingkah laku sosial dan proses sosial,
kita harus mengetahui prinsip-prinsip psikologi belajar. Prinsip-prinsip
psikologi belajar itu antara lain, Dorongan (Drive), isyarat (cue),
tingkah laku-balas (respon) dan ganjaran (reward).
Keempat prinsip tersebut sangat kait-mengait, dan dapat saling
dipertukarkan, yaitu dorongan menjadi isyarat, syarat menjadi
ganjaran, dan seterusnya. Mengenai tingkah laku-balas , Miller &
Dollard berpendapat bahwa organisme mempunyai hierarki bawaan
dan tingkah laku-balas laku (innate hierarchy of respons).
Pada waktu individu dihadapkan pada untuk pertama kalinya pada
pada suatu rangsangan tertentu, maka tingkah laku-balas yang timbul
di dasarkan pada hierarki bawaan tersebut, baru setelah beberapa kali
terjadi ganjaran dan hukuman, maka akan timbul tingkah laku-balas
yang sesuai dengan faktor-faktor tersebut. Tingkah laku-balas yang
sudah disesuaikan dengan faktor-faktor penguat tersebut disusun
menjadi hierarki resultan (resultn hierarchy of responses).
Selanjutnya Miller & Dollars menyatakan bahwa ada 3 mekanisme
peniruan :
a. Tingkah laku yang sama (same behavior)
b. Tingkah laku tergantung (mached dependent behavior)
c. Tingkah laku salinan (copying)
6
b) Teori hasil interaksi (interaction outcome theory) dari Thibaut, &
Kelley (1959);
c) Teori fungsional dari interaksi otoriter (functional theory of
authority interaction) dari Adams & Romney (1959)
7
2. Teori Hasil Interaksi
Oleh Tibaut dan Kelley menerangkan hubungan dua orang (atau
lebih) dimana mereka saling ketergantungan untuk mencapai hasil-
hasil yang positif. Hal yang dimaksudkan disini bisa bersifat materiil
(objek) atau psikologik (status, kekuasaan,kasih sayang, , dan lain-
lain). Interaksi sosial saling tergantung jadinya bertujuan untuk
memaksimalkan hasil yang positif bagi tiap-tiap peserta interaksi.
Fungsinya memaksimalkan hasil yang positif berlaku juga untuk
seluruh kelompok sehingga individu-individu sebagai kelompok tetap
bersatu.Untuk menganalisis interaksi sosial Thibaut dan Kelly
menggunakan matriks. Untuk menyusun matriks itu mereka
meggunaka kosep “Set” sebagai unit terkecil dari interaksi. Suatu set
adalah serangkaian tingkah laku baik verbal maupun motoris untuk
mencapai tujuan (goal) tertentu.
Pada interaksi otoriter yang lebih dari dua orang, prinsip saling
memberi ganjaran juga berlaku dan tataplah pihak atasan yang lebih
berkuasa untuk memberi ganjaran dari pada pihak bawahan.
8
BAB II
PENUTUP
A. Yel-yel
Psikologi Sosial
Kau..
atau fenomena...
dan kau..
kemudian..
terjadinya fenomena...
Hingga
9
B. Pertanyaan
1. Objektif
1) teori yang yang mencoba menganalisis suatu fenomena kedalam bagian-
bagian yang lebih kecil,Adalah konsep dari...
a. Teori konstruktif atau teori merangkaikan
b. Teori Principle atau teori reduktif
c. Teori Molar
d. Teori molekular
2) Teori yang mencoba membangun kaitan-kaitan (sintesis) antara berbagai
fenomena sederhana, Adalah konsep dari...
a. Teori konstruktif atau teori merangkaikan
b. Teori Principle atau teori reduktif
c. Teori Molar
d. Teori molekular
3) Norma yng menjelaskan seberapa jauh suatu teori mempunyai
kegunaan praktis...
a. Norma korespondensi (norm of corepondance),
b. Norma koherensi (norm of coherence)
c. Norma pragmatik
d. Norma proposisi
4) Tingkah laku-balas yang dengan sendirinya timbul bila terjadi suatu
rangsangan tertentu, defenisi dari...
a. Refleks
b. Stimulus
c. Dorongan (Drive)
d. Kebutuhan (Need)
10
a. G.C Homans
b. Thibaut, & Kelley
c. Adams & Romney
d. Ivan Pavlov
2. Essay
1) Jelaskan dua macam teori Menurut bentuknya...
Jawab
a) Teori konstruktif atau teori merangkaikan/ concatenated (kaplan ,
1964) yaitu teori yang mencoba membangun kaitan-kaitan
(sintesis) antara berbagai fenomena sederhana.
b) Teori Principle (Einstein, 1934), atau teori reduktif, atau teori
berjenjang/ Hierarchical adalah teori yang yang mencoba
menganalisis suatu fenomena kedalam bagian-bagian yang lebih
kecil.
2) Jelaskan ciri-ciri interaksi otoriter...
Jawab
a) Hubungan otoritas adalah asimetris, salah satu pihak memiliki
kekuatan yang lebih besar
b) Hubungan otoritas adalah stabil.
c) Hubungan otoritas itu sendiri terjadi terlepas dari ada atau tidak
adanya tata-cara masyarakat tersebut. Faktor yang paling besar
dalam hal ini adalah faktor penguat yang ditimbulkan oleh pihak
pertama terhadap pihak kedua dan sebaliknya.
3) Sebutkan lima proposisi pada hubungan antara manusia (yang
berdasarkan jual-beli) menurut Thomas..
Jawab
a) Proposisi 1: Kontrol Rangsangan dan generalisasinya.
b) Proposisi 2: Frekuensi penguat
c) Proposisi 3 : Besaran Penguat
d) Proposisi 4 : Hambatan Reaktif dan kejenuhan
e) Proposisi 5 :keadilan yang merata.
11
DAFTAR PUSTAKA
12