KEPERAWATAN KOMUNITAS II
(KONSEP PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA /PKPR)
1. VERA HUKOM
2. DEFOTA BATBUAL
3. OLIVIA SOPAMENA
4. VIVI HILEWE
5. GLORIA UNIPLAITA
6. SARA SAPUTRI SAINYAKIT
7. IREN S UHNANA
8. PRILLY LEKATOMPESSY
9. JESSYCA TENLIMA
FAKULTAS KESEHATAN
2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Usia anak remaja merupakan masa yang rawan, bukan anak-anak lagi dan
juga bukan orang dewasa, dan mereka masih mencari jati diri. Masa inilah yang
perlu juga menjadi perhatian kita. Sebagai salah satu wujud kepedulian
pemerintah pada remaja dimana remaja pada masa mendatang yang akan menjadi
generasi penerus bangsa pemerintah melalui departemen kesehatan menggalakan
program PKPR ( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ).
B. TUJUAN
1. Memahami pengertian PKPR
2. Memahami tujuan PKPR
3. Memahami sasaran PKPR
4. Memahami karakteristik PKPR
5. Memahami Strategi pelaksanan dan pengembangan PKPR
6. Memahami langkah – langkah pembentukan dan pelaksanaan PKP
7. Memahami jenis kegiatan PKPR
8. Mampu untuk menjadi Konselor PKPR.
BAB II
PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA
1. PEGERTIAN
2. TUJUAN
a. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang
berkualitas.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam
pencegahan masalah kesehatan khusus remaja,
c. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi pelayanan kesehatan remaja.
d. Menambah wawasan dan teman melalui kegiatan-kegiatan
penyuluhan, dialog interaktif, Focus Group Discussion (FGD),
seminar, jambore, dll
e. Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja
lainnya (dan kerahasiaannya dijamin)
f. Remaja dapat menjadi peer counselor/kader kesehatan remaja agar
dapat ikut membantu teman yang sedang punya masalah
3. SASARAN
Fokus sasaran layanan puskesmas PKPR adalah berbagai kelompok remaja, antara
lain:
2. Remaja di luar sekolah: karang taruna, saka bakti husada, palang merah remaja,
panti yatim piatu/rehabilitasi, kelompok belajar mengajar, organisasi remaja,
rumah singgah, kelompok keagamaan.
3. Remaja putri sebagai calon ibu dan remaja hamil tanpa mempermasalahkan
status pernikahan.
4. Remaja yang rentan terhadap penularan HIV, remaja yang sudah terinfeksi
HIV, remaja yang terkena dampak HIV dan AIDS, remaja yang menjadi
yatim/piatu karena AIDS
a. Batasan remaja
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara
masa kanak – kanak dan dewasa.. Menurut WHO, remaja adalah
anak yang berusia antara 10-19 tahun. Terdiri dari :
1. Masa remaja awal yaitu 10 – 14 tahun.
2. Masa remaja pertengahan yaitu 14 – 17 tahun.
3. Masa remaja akhir yaitu 17 – 19 tahun.
Sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia (SKRRI, 2007) remaja adalah laki-laki dan
perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-
24 tahun.
b. Citra diri seorang remaja
Tiap orang mempunyai pandangan tentang apa, siapa dan
bagaimana dirinya sendiri. Ketiga hal tersebut menyatu sehingga
setiap orang memiliki gambaran tentag dirinya sendiri disebut citra
diri.Pada usia remaja citra diri yang terbentuk selama masa kanak –
kanak tidak cocok lagi dengan masa remaja dikarenakan remaja
mengalami perubahan jasmaniah yang cepat dan mendadak. Citra
diri pada masa remaja merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku remaja.
c. Perkembangan remaja
1) Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik remaja mempunyai 3 ciri khas:
Adanya dorongan tumbuh yang kuat.
Adanya pertumbuhan dan perkembangan kelenjar
hormon seks
Meningkatnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga
menghasilkan kekuatan fisik yang besar.
2) Perkembangan psikososial ( kejiwaan )
a) Perkembangan psikososial remaja awal
Cemas terhadap penampilan badan atau fisik
Perubahan hormonal
Menyatakan kebebasan dan merasa seorang
individu, tidak hanya sebagai seorang anggota
keluarga
Perilaku memberontak dan melawan
Kawan menjadi lebih penting
Perasaan memiliki teman sebaya.
b) Perkembangan psikososial remaja pertengahan
Lebih mampu berkompromi
Belajar berfikir secara independen dan
membuat keputusan sendiri
Terus menerus bereksperimen untuk
mendapatkan citra diri yang dirasakan nyaman
Merasa perlu mengumpu;kan pengalaman baru,
mengujinya walaupun beresiko
Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
Membangun norma dan mengembangkan
moralitas
Mulai membutuhkan lebih banyak teman
Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu
tentang banyak hal
Berkembang kemampuan intrlrktual khusus
Mengembangkan minat yang besar dalam
bidang seni dan olah raga
Senang berpetualang dan ingin bepergian
sevara mandiri
c) Perkembangan psikososial remaja akhir
Ideal
Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan
hubungan diluar keluarga
Harus belajar untuk mencapai kemandirian
dalam bidang finansial dan emosional
Lebih mampu membuat hubungan yang stabil
dengan lawan jenis
Merasa sebagai orang dewasa yang esetara
dengan anggota keluarga lain
Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang
mandiri
3) Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja
a) Lingkungan keluarga
Pola asuh keluarga
Kondisi keluarga
Pendidikan moral dalam keluarga
Dalam mendidik orang tua harus bersikap
konsisten, terbuka, bijaksana, bersahabat,
ramah tegas dan dapat memberi rasa aman.
b) Lingkungan sekolah
Suasana sekolah Kedisiplinan, kebiasaan
belajar, pengendalian diri
Bimbingan guru
Lingkungan teman sebaya
4) Lingkungan masyarakat
Sosial budaya
Media masa
4. KARAKTERISTIK PKPR
Karakteristik PKPR merujuk WHO ( 2003) memerlukan :
1) Kebijakan yang peduli remaja
Kebijakan peduli remaja bertujuan untuk :
Memenuhi hak remaja
Tidak membatasi pelayanan karena kecacatan, etnik, usia dan
status
Memberikan perhatian pada keadilan dan kesetaraan gender.
Menjamin privasi dan kerahasiaan.
Mempromosikan kemandirian remaja
Menjamin biaya yang terjangkau / gratis.
2) Prosedur pelayanan yang peduli remaja
Pendaptaran dan pengambilan kartu yang mudah dan dijamin
kerahasiaanya.
Waktu tunggu yang pendek
Dapat berkunjung sewaktu waktu dengan atau tanpa perjanjian.
3) Petugas khusus yang peduli remaja
Petugas yang melayani PKPR di Puskesmas PKPR bisa seorang dokter,
bidan atau perawat yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan
sabar, ramah, siap menampung segala permasalahan remaja serta siap
berdiskusi (memberikan konseling).
Petugas khusus yang peduli remaja harus memenuhi kriteria:
Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi, penuh pengertian,
bersahabat, memiliki kompetensi teknis dalam memberikan
pelayanan khusus kepada remaja, mempunyai ketrampilan
komunikasi interpersonal dan konseling.
Mempunyai motivasi untuk menolong dan bekerjasama dengan
remaja.
Tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar tidak
menyenangkan atau merendahkan.
Dapat dipercaya dan dapat menjaga kerahasiaan.
Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.
Dapat/mudah ditemui pada kunjungan ulang.
Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak
membeda-bedakan.
Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga
remaja dapat memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi
maalahnya atau memenuhi kebutuhannya.
4) Petugas pendukung yang peduli remaja
Menunjukan sikap menghargai dan tidak membedakan.
Mempunyai kompetensi sesuai dengan bidangnya.
Mempunyai motivasi untuk menolong dan memberikan dukungan
pada remaja.
5) Fasilitas kesehatan yang peduli remaja
Lingkungan yang aman berarti bebas dari ancaman dan tekanan
sehingga menimbulkan rasa tenang dan remaja tidak segan
berkunjung kembali.
Lokasi pelayanan yang nyaman dan mudah dicapai.
Fasilitas yang baik menjamin privasi dan kerahasiaan.
Jam kerja yang nyaman menyesuaikan dengan waktu luang remaja
Tidak ada stigma misalnya kedatangan remaja ke puskesmas
semula dianggap pasti memiliki masalah seksual atau
penyalahgunaan NAPZA.
6) Partisifasi atau keterlibatan keluarga
Remaja mendapat informasi yang jelas tentang adanya pelayanan,
cara mendapatkan pelayanan, kemudia memanfaatkan dan
mendukung pelaksanaannya.
Remaja perlu dilibatkan secara aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi pelayanan.
7) Keterlibatan masyarakat
Perlu dilakukan dialog dengan masyarakat tentang PKPR sehingga
masyarakat :
Mengetahui keberadaan PKPR dan menghargai nilainya.
Mendukung kegiatannya dan membantu meningkatkan
mutumpelayanannya.
8) Berbasis masyarakat, menjangkau ke luar gedung,serta mengupayakan
pelayanan sebaya.
Pelayanan sebaya adalah KIE untuk konseling remaja dan rujukannya
oleh teman sebayanya yang terlatih menjadi pendidik sebaya ( peer
aducator ) dan konselor sebaya ( peer counselor )
9) Pelayanan harus sesuai dan komprehensif
Meliputi kebutuhan tumbuh kembang, dan kesehatan fisik ,
psikologis dan social.
Menyediakan paket komprehensif dan rujukan ke pelayanan terkait
remaja lainya.
Menyederhanakan proses pelayanan dan menghilangkan prosedur
yang tidak penting.
10) Pelayanan yang efektif
Dipandu oleh pedoman dan prosedur tetap penatalaksanaan yang
sudah teruji.
Memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk melaksanakan
pelayanan.
Mempunyai system jaminan mutu untuk pelayanannya.
11) Pelayanan yang efisien
Mempunyai system informasi manajemen termasuk informasi tentang
biaya dan mempunyai system agar informasi itu dapat dimanfaatkan.
Sejak tahun 2003, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat
dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera
remaja diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR)
DAFTAR PUSTAKA
Tim pembina UKS Propinsi Jawa Barat, 2007, Pedoman pelaksanaan UKS untuk guru
di jawa barat.
Anthony Yeo, konseling suatu pendekatan pemecahan masalah, 1995
Depkes RI, direktorat kesga, materi pelatihan pelayanan kesehatan peduli remaja, 2003
Depkes Ri, Pedoman Standar Nasioanal Pelayanan Kesehatan peduli Remaja
(PKPR),2014
Depkes RI dan Kesejahteraan Sosial, Direktorat Promosi Kesehatan, Konseling kesehatan
dalam pemberdayaan keluarga Panduaan pelatihan konseling bagi petugas kota /
kabupaten, 2001
Humris W. Edith, Sp Kj, RSCM, Konseling Kesehatan remaja, 2004