Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
(KONSEP PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA /PKPR)

Disusun oleh kelompok 7:

1. VERA HUKOM
2. DEFOTA BATBUAL
3. OLIVIA SOPAMENA
4. VIVI HILEWE
5. GLORIA UNIPLAITA
6. SARA SAPUTRI SAINYAKIT
7. IREN S UHNANA
8. PRILLY LEKATOMPESSY
9. JESSYCA TENLIMA

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA


ESA,Karen berkat  rahmat-Nya  kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini tepat pada waktunya.
Adapun makalah yang berjudul Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
( PKPR ) membahas tentang  salah satu program puskesmas yang  melayani
semua remaja dalam bentuk konseling dan berbagai hal yang berhubungan dengan
kesehatan remaja..
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi isi maupun redaksinya. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar dapat menyusun makalah yang lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi  bagi kita dalam
memajukan ilmu keperawatan.

Ambon,   15 oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………............ i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………….......... ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………...... 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………. 1
B. Tujuan ………….. ………………………………………………………….......... 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………..……………………………….. 3
A. Pengertian  ………………………….…………………………………………………. 3
B. Tujuan ……………………….. ……………………………………………................ 4
C. Sasaran ………………………………………………..……………………………….. 4
D. Karakteristik PKPR . …………………………………………………………………..
6
E. Strategi Pelaksanaan dan Pengembangan PKPR ………………………………………
9
F. Langkah – Langkah Pembentukan Dan Pelaksanaan PKPR ……………….................
9
G. Alur dan Langkah Pelaksanaan PKPR …………………………………………………
11
H. Jenis Kegiatan dalam PKPR …………………………………………………………..
12
I. Monitoring Dan Evaluasi ………………………………………………………….
15
BAB III PENUTUP  … ………………………………………...…………………….
16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Usia anak remaja merupakan masa yang rawan, bukan anak-anak lagi dan
juga bukan orang dewasa, dan mereka masih mencari jati diri. Masa inilah yang
perlu juga menjadi perhatian kita. Sebagai salah satu wujud kepedulian
pemerintah pada remaja dimana remaja pada masa mendatang yang akan menjadi
generasi penerus bangsa pemerintah melalui departemen kesehatan menggalakan
program PKPR (  Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ).

Sejak tahun 2003, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). yang


ditujukan dan dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan
tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan
terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan
dan selera remaja diperkenalkan dan dijalankan di puskesmas.

Pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dilayani di Puskesmas PKPR


(Puskesmas yang menerapkan PKPR). Di Puskesmas PKPR, tersedia tenaga
kesehatan yang peduli dan siap melayani semua kelompok usia remaja. Disini
remaja dilayani dengan sikap menyenangkan, dihargai dan diterima dengan
tangan terbuka.

Kegiatan PKPR diantaranya penyuluhan, pelayanan klinis maupun


konseling oleh pelaksana program, serta melatih konselor sebaya. Konselor
sebaya yang dimaksud adalah kader kesehatan remaja yang telah diberi tambahan
pelatihan interpersonal relationship dan konseling.

PKPR dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung Puskesmas.


Jumlah Puskesmas PKPR dari 26 provinsi yang melaporkan sampai dengan bulan
Desember 2008 sebanyak 1611 puskesmas dan jumlah tenaga kesehatan yang
dilatih PKPR sebanyak 2256 orang.

B. TUJUAN
1. Memahami pengertian PKPR
2. Memahami tujuan PKPR
3. Memahami sasaran PKPR
4. Memahami karakteristik PKPR
5. Memahami Strategi pelaksanan dan pengembangan PKPR
6. Memahami langkah – langkah pembentukan dan pelaksanaan PKP
7. Memahami jenis kegiatan PKPR
8. Mampu untuk menjadi Konselor PKPR.
BAB II
PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA

1. PEGERTIAN

PKPR adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada remaja dan


dapat dijangkau oleh remaja. PKPR mempunyai kesan yang menyenangkan,
menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai menjaga rahasia, dan peka
terhadap kebutuhan kesehatan remaja, serta efektif, efisien dan komprehensif
dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
PKPR adalah pelayanan kesehatan pada remaja yang mengakses semua
golongan remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien.
Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk curhat/konseling,
mendapatkan informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal yang perlu
diketahui remaja.

2. TUJUAN
a. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang
berkualitas.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam
pencegahan masalah kesehatan khusus remaja,
c. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi pelayanan kesehatan remaja.
d. Menambah wawasan dan teman melalui kegiatan-kegiatan
penyuluhan, dialog interaktif, Focus Group Discussion (FGD),
seminar, jambore, dll
e. Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja
lainnya (dan kerahasiaannya dijamin)
f. Remaja dapat menjadi peer counselor/kader kesehatan remaja agar
dapat ikut membantu teman yang sedang punya masalah
3. SASARAN

Fokus sasaran layanan puskesmas PKPR adalah berbagai kelompok remaja, antara
lain:

1. Remaja di sekolah: sekolah umum, madrasah, pesantren, sekolah luar biasa.

2. Remaja di luar sekolah: karang taruna, saka bakti husada, palang merah remaja,
panti yatim piatu/rehabilitasi, kelompok belajar mengajar, organisasi remaja,
rumah singgah, kelompok keagamaan.

3. Remaja putri sebagai calon ibu dan remaja hamil tanpa mempermasalahkan
status pernikahan.

4. Remaja yang rentan terhadap penularan HIV, remaja yang sudah terinfeksi
HIV, remaja yang terkena dampak HIV dan AIDS, remaja yang menjadi
yatim/piatu karena AIDS

5. Remaja berkebutuhan khusus, yang meliputi kelompok remaja sebagai berikut:


Korban kekerasan, korban traficking, korban eksploitasi seksual Penyandang
cacat, di lembaga pemasyarakatan (LAPAS), anak jalanan, dan remaja pekerja
Di daerah konflik (pengungsian), dan di daerah terpencil

a. Batasan remaja
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara
masa kanak – kanak dan dewasa.. Menurut WHO, remaja adalah
anak yang berusia antara 10-19 tahun. Terdiri dari : 
1. Masa remaja awal yaitu 10 – 14 tahun.
2. Masa remaja pertengahan yaitu 14 – 17 tahun.
3. Masa remaja akhir yaitu 17 – 19 tahun.
Sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia (SKRRI, 2007) remaja adalah laki-laki dan
perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-
24 tahun.
b. Citra diri seorang remaja
Tiap orang mempunyai pandangan tentang apa, siapa dan
bagaimana dirinya sendiri. Ketiga hal tersebut menyatu sehingga
setiap orang memiliki gambaran tentag dirinya sendiri disebut citra
diri.Pada usia remaja citra diri yang terbentuk selama masa kanak –
kanak tidak cocok lagi dengan masa remaja dikarenakan remaja
mengalami perubahan jasmaniah yang cepat dan mendadak. Citra
diri pada masa remaja merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku remaja.
c. Perkembangan remaja
1) Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik remaja mempunyai 3 ciri khas:
 Adanya dorongan tumbuh yang kuat.
 Adanya pertumbuhan dan perkembangan kelenjar
hormon seks
 Meningkatnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga
menghasilkan kekuatan fisik yang besar.
2) Perkembangan psikososial ( kejiwaan )
a) Perkembangan psikososial remaja awal
 Cemas terhadap penampilan badan atau fisik
 Perubahan hormonal
 Menyatakan kebebasan dan merasa seorang
individu, tidak hanya sebagai seorang anggota
keluarga
 Perilaku memberontak dan melawan
 Kawan menjadi lebih penting
 Perasaan memiliki teman sebaya.
b) Perkembangan psikososial remaja pertengahan
 Lebih mampu berkompromi
 Belajar berfikir secara independen dan
membuat keputusan sendiri
 Terus menerus bereksperimen untuk
mendapatkan citra diri yang dirasakan nyaman
 Merasa perlu mengumpu;kan pengalaman baru,
mengujinya walaupun beresiko
 Tidak lagi terfokus pada diri sendiri
 Membangun norma dan mengembangkan
moralitas
 Mulai membutuhkan lebih banyak teman
 Mulai membina hubungan dengan lawan jenis
 Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu
tentang banyak hal
 Berkembang kemampuan intrlrktual khusus
 Mengembangkan minat yang besar dalam
bidang seni dan olah raga
 Senang berpetualang dan ingin bepergian
sevara mandiri
c) Perkembangan psikososial remaja akhir
 Ideal
 Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan
hubungan diluar keluarga
 Harus belajar untuk mencapai kemandirian
dalam bidang finansial dan emosional
 Lebih mampu membuat hubungan yang stabil
dengan lawan jenis
 Merasa sebagai orang dewasa yang esetara
dengan anggota keluarga lain
 Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang
mandiri
3) Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja
a) Lingkungan keluarga
 Pola asuh keluarga
 Kondisi keluarga
 Pendidikan moral dalam keluarga
 Dalam mendidik orang tua harus bersikap
konsisten, terbuka, bijaksana, bersahabat,
ramah tegas dan dapat memberi rasa aman.
b) Lingkungan sekolah
 Suasana sekolah Kedisiplinan, kebiasaan
belajar, pengendalian diri
 Bimbingan guru
 Lingkungan teman sebaya
4) Lingkungan masyarakat
 Sosial budaya
 Media masa

4. KARAKTERISTIK PKPR
Karakteristik PKPR merujuk WHO ( 2003) memerlukan :
1) Kebijakan yang peduli remaja
Kebijakan peduli remaja bertujuan untuk :
 Memenuhi hak remaja
 Tidak membatasi pelayanan karena kecacatan, etnik, usia dan
status
 Memberikan perhatian pada keadilan dan kesetaraan gender.
 Menjamin privasi dan kerahasiaan.
 Mempromosikan kemandirian remaja
 Menjamin biaya yang terjangkau / gratis.
2) Prosedur pelayanan yang peduli remaja
 Pendaptaran dan pengambilan kartu yang mudah dan dijamin
kerahasiaanya.
 Waktu tunggu yang pendek
Dapat berkunjung sewaktu waktu dengan atau tanpa perjanjian.
3) Petugas khusus yang peduli remaja
Petugas yang melayani PKPR di Puskesmas PKPR bisa seorang dokter,
bidan atau perawat yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan
sabar, ramah, siap menampung segala permasalahan remaja serta siap
berdiskusi (memberikan konseling).
Petugas khusus yang peduli remaja harus memenuhi kriteria:
 Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi, penuh pengertian,
bersahabat, memiliki kompetensi teknis dalam memberikan
pelayanan khusus kepada remaja, mempunyai ketrampilan
komunikasi interpersonal dan konseling.
 Mempunyai motivasi untuk menolong dan bekerjasama dengan
remaja.
 Tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar tidak
menyenangkan atau merendahkan.
 Dapat dipercaya dan dapat menjaga kerahasiaan.
 Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.
 Dapat/mudah ditemui pada kunjungan ulang.
 Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak
membeda-bedakan.
 Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga
remaja dapat memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi
maalahnya atau memenuhi kebutuhannya.
4) Petugas pendukung yang peduli remaja
 Menunjukan sikap menghargai dan tidak membedakan.
 Mempunyai kompetensi sesuai dengan bidangnya.
 Mempunyai motivasi untuk menolong dan memberikan dukungan
pada remaja.
5) Fasilitas kesehatan yang peduli remaja
 Lingkungan yang aman berarti bebas dari ancaman dan tekanan
sehingga menimbulkan rasa tenang dan remaja tidak segan
berkunjung kembali.
 Lokasi pelayanan yang nyaman dan mudah dicapai.
 Fasilitas yang baik menjamin privasi dan kerahasiaan.
 Jam kerja yang nyaman menyesuaikan dengan waktu luang remaja
 Tidak ada stigma misalnya kedatangan remaja ke puskesmas
semula dianggap pasti memiliki masalah seksual atau
penyalahgunaan NAPZA.
6) Partisifasi atau keterlibatan keluarga
 Remaja mendapat informasi yang jelas tentang adanya pelayanan,
cara mendapatkan pelayanan, kemudia memanfaatkan dan
mendukung pelaksanaannya.
 Remaja perlu dilibatkan secara aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi pelayanan.
7) Keterlibatan masyarakat
Perlu dilakukan dialog dengan masyarakat tentang PKPR sehingga
masyarakat :
 Mengetahui keberadaan PKPR dan menghargai nilainya.
 Mendukung kegiatannya dan membantu meningkatkan
mutumpelayanannya.
8) Berbasis masyarakat, menjangkau ke luar gedung,serta mengupayakan
pelayanan sebaya.
Pelayanan sebaya adalah KIE untuk konseling remaja dan rujukannya
oleh teman sebayanya yang terlatih menjadi pendidik sebaya ( peer
aducator ) dan konselor sebaya ( peer counselor )
9) Pelayanan harus sesuai dan komprehensif
 Meliputi kebutuhan tumbuh kembang, dan kesehatan fisik ,
psikologis dan social.
 Menyediakan paket komprehensif dan rujukan ke pelayanan terkait
remaja lainya.
 Menyederhanakan proses pelayanan dan menghilangkan prosedur
yang tidak penting.
10) Pelayanan yang efektif
 Dipandu oleh pedoman dan prosedur tetap penatalaksanaan yang
sudah teruji.
 Memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk melaksanakan
pelayanan.
 Mempunyai system jaminan mutu untuk pelayanannya.
11) Pelayanan yang efisien
Mempunyai system informasi manajemen termasuk informasi tentang
biaya dan mempunyai system agar informasi itu dapat dimanfaatkan.

5.STRATEGI PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PKPR


1. Penggalangan kemitraan dengan membangun kerjasama atau jejaring
kerja.Penggalangan kemitraan didahului dengan advokasi kebijakan public
sehingga PKPR di puskesmas dapat pula di promosikan oleh pihak lain,
selanjutnya dikenal dan di dukung oleh masyarakat.
2. Pemenuhan sarana dan prasarana dilaksanakan secara bertahap.
3. Penyertaan remaja secara aktif
Dengan di keterlibatan remaja informasi pelayanan dapat cepat meluas.
5. Penentuan biaya pelayanan serendah mungkin bahkan kalau mungkin
gratis.
6. Dilaksanakannya kegiatan minimal.
Pemberian KIE, pelaksanaan konseling serta pelayanan klinis medis
termasuk laboratorium dan rujukan, dilaksanakan sejak awal dan
bersamaan.
7. Ketepatan penentuan prioritas sasaran.
Sasaran ini misalnya remaja sekolah, remaja jalanan, karang taruna,
buruh pabrik, PSK remaja dan sebagainya.
8. Ketepatan pengembangan jenis kegiatan
9. Perluasan kegiatan PKPR ditentukan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan setempat serta sesuai dengan kemampuan puskesmas.
10. Pelembagaan monitoring dan evaluasi internal.
Monitoring dan evaluasi secara periodic yang dilakukan oleh tim jaminan
mutu puskesmas merupakan bagian dari upaya peningkatan akses dan
kualitas PKPR.

6.LANGKAH – LANGKAH PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN


PKPR
1. Identifikasi masalah
a. Gambaran remaja di wilayah kerja
 Jumlah remaja, pendidikan , pekerjaan
 Perilaku beresiko: seks pranikah, rokok, tawuran dan
kekerasan
 Masalah kesehatan: kehamilan remaja, gizi, HIV / AIDS,
penyalahgunaan NAPZA.
b. Identifikasi pandangan remaja tentang sikap dan tata nilai
berhubungan dengan prilaku beresiko, masalah kesehatan yang ingin
diketahui dan pelayanan yang dikehendaki.
c. Jenis upaya kesehatan remaja yang ada
d. Identifikasi kebuttuhan sarana dan prasarana termasuk buku – buku
pedoman.
e. Metode kajian dengan mengambil data sekunder dari berbagai
sumber, pemerintah dan swasta, dan wawancara dengan sasaran
langsung atau tidak langsung ( orang tua, guru, pengurus asrama, dll ).
2. Advokasi kebijakan public
Kebijakan public adalah pernyataan kebijakan dari penguasa dengan
tujuan mengarahkan dan mengendalikan institusi, masyarakat atau
individu. Dengan advokasi diharapkan mendapat dukungan sehingga
dapat mempercepat keberhasilan pembentukan dan pelaksanaan PKPR.
Contoh :
a. Dukungan pemerintah daerah dan pengadaan dana untuk
pelaksanaan PKPR antara lain pengadaan poster, pengadaan ruang
konseling, biaya rujuakan, kegiatan dirumah singgah dan lain –
lain.
b. Penggalian potensi masyarakat dan pendanaan
c. Pembentukan jejaring khusus melalui peran politis unttuk
memperkuat system rujukan berupa :
 Rujukan social antara lain penyaluran pelatihan
keterampilan remaja pasca rehabilitasi NAPZA atau
mempersiapkan remaja pra nikah.
 Rujukan medis bagi remaja yang membutuhkan
 Rujukan pranata hokum diperlukan untuk kasus tindakan
kekerasan.
3. Persiapan pelaksanaan PKPR di puskesmas
a. Sosialisasi internal
b. Penunjukan petugas
c. Pembentukan tim
Timterdiri dari dokter, para medis ( bidan dan perawat ), petugas
UKS, petugas penyuluhan, petugas gizi dan petugas lain yang
dibutuhkan.
d. Pelatihan formal petugas PKPR
e. Penentuan jenis kegiatan, pelayanan, serta sasaran
Selain kegiatan KIE, konseling dan pelayanan klinis medis dapat pula
dilakukan perluasan kegiatan seperti :
 Penyediaan pelayanan hot line di puskesmas
 Penanganan anak jalanan di wilayah puskesmas
 Revitalisasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di sekolah lanjuta
 Pemenuhan sarana dan prasarana
Pemenuhan sarana dan prasarana selain memberikan
kenyamanan, menjaga privasi, serta menjamin kerahasiaan juga
memudahkan untuk pemberi layanan.
 Penentuan prosedur pelayanan
Penentuan biaya layanan, jam buka, penentuan desain, proses
pemberian dan penyimpanan kartu, register dan catatan ( status )
medis / konseling, penentuan alur pelayanan.
4. Sosialisasi eksternal
Dapat dilakukan dalam setiap kesempatan dan waktu baik forum  resmi
maupun tidak resmi, ditempat remaja berada, melalui leaflet, selebara,
atau ceramah.. Perlibatan pers dapat mempercepat sosialosasi.
5. Pelaksanaan PKPR
Pelaksanaan PKPR penting segera dilaksanakan meskipun sarana dan
prasarana belum lengkap.
7.ALUR DAN LANGKAH PELAKSANAAN PKPR
Klien datang ( kiriman atau sendiri ) daftar melalui loket langsung diregister di
rung konseling.
a. Anamnesa
 Identitas
 Apa yang sudah diketahui
 Tentang KRR
Perubahan fisik dan fsikis, masalah yang mungkin timbul dan
cara menghadapinya.
 Tentang prilaku hidup sehat pada remaja
Pemeliharaan kesehatan( gizi, personal hygiene), hal – hal yang
perlu dihindari ( napza, seks bebas ), pergaulan sehat antara laki –
laki dan perempuan.
 Tentang persiapan berkeluarga
Kehamilan, KB, HIV / AIDS
b. Pemeriksaan fisik
 Tanda tanda anemi, KEK
 Tanda – tanda kekerasan terhadap perempuan.
c. Pelayanan konseling
Bila tidak perlu pelayanan medis klien dipulangkan , konseling lanjutan
bila perlu.
Bila perlu pelayanan medis:
 Pemeriksaan infeksi saluran reproduksi
 Kehamilan, perkosaan
 Pasca keguguran, kontrasepsi
 konseling lanjutan bila perlu

8.JENIS KEGIATAN DALAM PKPR


1. Pemberian informasi dan edukasi
 Dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung secara
perorangan atau kelompok
 Dilaksanakan oleh guru, pendidik sebaya yang terlatih
mengunakan materi dari puskesmas
 Menggunakan metode ceramah Tanya jawab, FGS ( focus group
discussion ), diskusi interaktif yang dilengkapi dengan alat bantu
media cetak atau elektronik.
 Menggunakan bahasa yang sesuai denga sasaran dan mudah di
mengerti.
2. Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukan
3. Konseling
a. Pengertian
 Konseling adalah Suatu hubungan saling membantu antara dua
orang: konselor dan klien (dalam situasi saling tatap muka)
memutuskan bekerja sama dalam upaya membantu klien menolong
dirinyasendiriuntuk;
- Menyelesaikan masalah2 tertentu dalam hidupnya
- Lebih dapat mengerti dirinya
- Lebih dapat menyesuaikan dirinya
 Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan
seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
memecahkan perasaan yang terlibat didalamnya dengan didasari
saling menghormati dan saling menghargai.
b. Ciri – ciri konseling
 Interaksi dinamis yang bersifat langsung dan timbal balik
 Menghargai kemampuan dan potensi yang ada pada klien
 Berorientasi pada pemecahan masalah, mendorong perubahan
prilaku dan pemenuhan kebutuhan klien
 Bersifat pribadi namun profesional
c. Tujuan konseling
 Memberikan keterampilan, pengetahuan dan jangkauan kepada
berbagai sumber daya
 Membantu klien menanggapi masalah2 dalam kehidupan klien
d. Proses konseling
 Sebaiknya jangan hanya diberikan sekali, sebenarnya
merupakan proses jangka panjang
 Konseling dapat diberikan secara individual,maupun kelompok
 Memakai pendekatan humanistik, yaitu individu mempunyai
kebebasan untuk memilih / menentukan yang dianggapnya
terbaik bagi dirinya sendiri
e. 6 langkah kunci konseling
1. Great ( berikan salam )
2. Ask ( tanyakan )
3. Tell ( berikan informasi )
4. Help ( bantu )
5. Explaining ( jelaskan )
6. Return ( kunjungan )
7. Sifat – sifat yang diperlukan dari konselor
a. Menerima
b. Terbuka
c. Memiliki minat dan kesanggupan untuk membantu orang lain
d. Sabar dan adil, emosi stabil, tenang dan simpatik
e. Supel, ramah, menyenangkan , perhatian terhadap orang lain
f. Memiliki keberanian menghadapi masalah
g. Memahami batas – batas lkemampuan yang ada pada dirinya
h. Mampu mengenal dan memahami klien

4. Pendidikan keterampilan hidup sehat ( PKHS )


PKHS merupakan kemampuan psikologis seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari – hari secara
efektif. PKHS dapat diberikan secara berkelompok dimana saja disekolah,
puskesmas, rumah singgah, sanggar, dll.
Kompetensi psikososial ( PKHS ) memiliki 10 aspek yaitu :
a. Pengambilan keputusan
b. Pemecahan masalah
c. Berfikir kreatif
d. Berfikir kritis
e. Komunikasi efektif
f. Hubungan interpersonal
g. Kesadaran diri
h. Empati
i. engendalikan emosi
j. Mengatasi stress
PKHS dapat dilaksanakan dalam bentuk bermain peran, drama,
diskusi, dll.
5. Pelatihan pendidik dan konselor sebaya
Keuntungan melatih remaja menjadi kader kesehatan remaja ( pendidik
sebaya ) yaitu pendidik sebaya akan berperan sebagai agen perubah
sebayanya untuk berprilaku sehat, sebagai agen promotor keberadaan
PKPR, dan sebagai kelompok yang siap membantu dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi PKPR. Pendidik sebaya dapat diberikan
pelatihan tambahan untuk memperdalam keterampilan interpersonal
relationship dan konseling sehingga dapat berperan sebagai konselor
remaja.
6. Pelayanan rujukan
Rujukan kasus ke pelayanan medis yang lebih tinggi, rujukan social, dan
rujukan pranatta hukum.
9.MONITORING DAN EVALUASI
1. Melalui monitoring petugas akan dibantu menemukan masalah secara dini
sehingga koreksi yang akan dilakukan  tidak akan memerlukan waktu yang
banyak dan mempercepat tercapainya PKPR yang berkualitas. Tahapan
melakukan monitoring adalah :
a. Memutuskan informasi apa yang akan dikumpulkan
b. Mengumpulkan data dan menganalisanya
c. Memberikan umpan balik hasil monitoring.
2. Standar dan indicator terpilih yang diperlukan untuk mengevaluasi kualitas
dan akses PKPR:
a. Kualitas
 Kompetensi petugas
 Sarana institusi
 Kepuasan klien
 Kelengkapan jaringan pelyanan rujukan
b. Akses
 Jumlah pelaksanaan KIE dan konseling kasus lama dan kasus
baru, jumlah kunjungan klien, didalam gedung dan di luar
gedung.
 Prakuensi petugas puskesmas berperan sebagai narasumber
atau fasilitator kegiatan remaja.
 Jumlah kader ( pendidik / konselor ) sebaya yang dilatih
puskesmas
 Jumlah rujukan masuk dari masyarakat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak
untuk menjadi dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang tetapi
secara psikis/kejiwaan belum matang. Beberapa sifat remaja yang menyebabkan
tingginya resiko antara lain: rasa keingintahuan yang besar tetapi kurang
mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-hal baru untuk mencari jati diri.

Bila tidak diberikan informasi/pelayanan remaja yang tepat dan benar,


maka perilaku remaja sering mengarah kepada perilaku yang beresiko, seperti:
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya),
perilaku yang menyebabkan mudah terkena infeksi HIV/AIDS, Infeksi menular
seksual (IMS), masalah gizi (anemia/kurang darah, kurang energi kronik (KEK),
obesitas/kegemukan) dan perilaku seksual yang tidak sesuai dengan norma-norma
yang berlaku.

Sejak tahun 2003, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat
dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera
remaja diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR)
DAFTAR PUSTAKA

Tim pembina UKS Propinsi Jawa Barat, 2007, Pedoman pelaksanaan UKS untuk guru
di jawa barat.
Anthony Yeo, konseling suatu pendekatan pemecahan masalah, 1995
Depkes RI, direktorat kesga, materi pelatihan pelayanan kesehatan peduli remaja, 2003
Depkes Ri, Pedoman Standar Nasioanal Pelayanan Kesehatan peduli Remaja
(PKPR),2014
Depkes RI dan Kesejahteraan Sosial, Direktorat Promosi Kesehatan, Konseling kesehatan
dalam pemberdayaan keluarga Panduaan pelatihan konseling bagi petugas kota /
kabupaten, 2001
Humris W. Edith, Sp Kj, RSCM, Konseling Kesehatan remaja, 2004

2019. Jurnal Promkes. Open Access under CC BY-NC-SA License


Received: 28-05-2018, Accepted: 30-06-2018, Published Online

Anda mungkin juga menyukai