DISUSUN OLEH:
BRAINIA LOGI ANSHARI P27820820010
HERU NURMANSAH P27820820023
LELA ANDIKA SARI P27820820028
RAHMA AMALIA SYAFITRI P27820820044
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
2020/ 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas karunia-Nya
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
“Prinsip Dan Konsep Keselamatan Pasien Serta Pengaruh Faktor Lingkungan Dan
Manusia Pada Keselamatan” ditulis dengan tujuan untuk memberikan wawasan
pada semua pembaca.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dosen selaku
pembimbing dan semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya
makalah ini.
Kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat untuk penulis dan pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
kepada pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
sering disebabkan oleh kesalahan manusia terkait dengan risiko dalam hal
keselamatan, dan hal ini disebabkan oleh kegagalan sistem di mana individu
jatuh namun juga seluruh konsep keselamatan pasien serta mungkin adanya
1
pengaruh faktor lingkungan dan manusia pada keselamatan pasien. Oleh sebab
itu, makalah ini membahas tentang konsep keselamatan pasien serta pengaruh
1.3 TUJUAN
pasien
1.4 MANFAAT
pasien
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
(harm) yang seharusnya tidak terjadi atau potensial cedera akibat dari
Keselamatan Pasien, yaitu suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
dan perbaikan dari hasil yang buruk atau injury yang berasal dari proses
3
perawatan kesehatan. Definisi ini membawa beberapa cara untuk
masyarakat.
KTD
Dalam upaya pencapaian tujuan keselamatan pasien ini, setiap rumah sakit
sebagai berikut:
4
d. Dievaluasi melalui akreditasi rumah sakit.
masyarakat.
keselamatan pasien.
5
2.1.4 Standart Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
6
menganalisis secara intensif kejadian tidak diharapkan, dan melakukan
Sakit”.
7
2) Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
pasien.
dalam, dan (2) failure to rescue, yang didefinisikan sebagai kematian pasien
8
yaitu pneumonia, renjatan atau henti jantung, perdarahan saluran
bedah.
sering dialami oleh pasien adalah ulkus dekubitus, infeksi yang diperoleh di
rumah sakit dan pasien jatuh. Sedangkan Stanton dan Rutherford (2004)
pasien sebagai akibat dari kurangnya peran perawat (nurse sensitive patient
rescue.
pada saat ini secara terus menerus dikembangkan. Banyak lembaga yang
Joint Commision, 2007 dalam Montalvo, 2007). Mulai tahun 2007, WHO
9
names). (2) Pastikan Identifikasi pasien, (3) Komunikasi secara benar saat
serah terima pasien, (4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang
benar, (5) Kendalikan cairan elektrolit pekat, (6) Pastikan akurasi pemberian
obat pada pengalihan pelayanan, (7) Hindari salah cateter dan salah
sambung gelamng, (8) Gunakan alat injeksi sekali pakai, dan (9) Tingkatkan
kelainan sensori, atau akibat situasi yang lain. Adapun maksud dari
10
setiap kegiatan pelayanan ke pasien. Pertama untuk identifikasi
dan cepat. Adapun elemen penilaian untuk sasaran ini adalah sebagai
berikut :
11
diskoring dengan menggunakan protap penilaian skor jatuh yang
sudah ada)
yang dilakukan secara efektif, akurat , tepat waktu, lengkap, jelas, dan
dibaca ulang
12
adalah akurat. Kebijakan atau prosedur pengidentifikasian juga
Elemen penilaian pada sasaran II ini terdiri dari beberapa hal sebagai
berikut:
tanda tangan.
13
kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
kamar operasi, serta pemberian label secara benar pada elektrolit dan
hati.
berikut :
instansi pelayanan.
14
4. Sasaran IV : Mengurangi Risiko Salah Lokasi, Salah Pasien, Dan
dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak adekuat antara
15
atas satu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus
tanda spidol skin marker pada sisi operasi (Surgical Site Marking)
yang tepat dengan cara yang jelas dimengerti dan melibatkan pasien
16
5. Sasaran V : Mengurangi Risiko Infeksi
sebagai berikut.
17
a. Memberikan tanggal dengan menggunakan spidol atau tinta yang
risiko pasien dari cedera karena jatuh. Jumlah kasus jatuh cukup
berikut:
rumah sakit.
risiko jatuh.
18
2.2 Pengaruh Faktor Lingkungan dan Manusia pada Keselamatan Pasien
1. Pencahayaan / penerangan
ruang. Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan
2. Kebisingan
Salah satu bntuk polusi adalah kebisingan (noise) yang tidak dikehendaki
yaitu :
ketulian ( deafiness)
19
3. Suhu udara
20%untuk kndisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Tubuh manusia bias
Sirkulasi udara akan menggantikan udara kotor engan udara yang bersih.
5. Bau-bauan
Pemakaian air conditioning yang tepat adalah salah satu cara yang dapat
20
digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu sekitar
6. Getaran mekanis
mekanik yang sebagian dari getaran tersebut sampai ke bagian tubuh dan
getaran ini ditentukan oleh intesitas , frekuensi getaran dan lamanya getaran
memaksimalkan ksehatan.
tempat kerja, tugas yang dibebankan untuk individu tersebut, dan tempat
kejadiannya.
21
3. Hubungan antara Human Factor dengan Keselamatan Pasien
Dua actor dengan dampak paling banyak adala kelelahan dan stress. Ada
22
BAB 3
SKENARIO KASUS
3.1 KASUS
satu Rumah Sakit daerah madura mengalami jatuh dari ranjang yang
turun ranjang untuk pindah. Sedetik kemudian pasien yang sudah lansia itu
patah karena terjatuh dari ranjang dan sudah menegur oknum perawat
23
Pasien Resiko Jatuh dengan benar. Hal ini membuktikan adanya factor
klien.
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan dan sikap perawat
masih berfungsi atau tidak, rumah sakit memiliki gelang identitas untuk
pasien dengan riskan jatuh, adanya label (segitiga kuning) pada bed untuk
pasien riskan jatuh dan bel pemanggil di dekat bed pasien. Semua fasilitas
24
para perawat pelaksana untuk bekerja dengan tanggung jawab, teliti dan
menghindari stress perawat yang berhujung pada sikap malas, teledor dan
tidak profesionalitas.
pasien khususnya pada poin mencegah resiko pasien jatuh maka perlu
Morse Fall Scale (MFS) merupakan salah satu instrumen yang dapat
ruangan, pasien pernah terjadi jatuh dan apabila ada perubahan kondisi
pasien
yang beresiko jatuh. Apabila nilai MFS ≥ 25 gelang resiko ini harus
25
Label segitiga kuning merupakan tanda untuk mengidenditifikasi
tempat tidur, supaya semua perawat dan keluarga tahu pasien tersebut
Meja adalah sarana yang diperlukan pasien guna menaruh barang atau
keperluan yang sering kali dibutuhkan pasien agar pasien merasa lebih
gerak.
pasien. Dari tempat tidur pasien bias berisiko jatuh, maka untuk
pasien. Dari tempat tidur pasien bias berisiko jatuh, terutama bila
keluarga pasien.
26
BAB 4
4.1 KESIMPULAN
standart keselamatan pasien belum berjalan dengan baik dari segi faktor
memindahkan pasien ke antar kasur (bed) juga menjadi salah satu faktor
dalam resiko pasien jatuh. Seharusnya dari pihak rumah sakit maupun dari
berikut:
sakit.
4.2 SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Pelaporan Insiden.
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-1684375/pasien-jatuh-dari-ranjang-
. Nuryanti, & Taufiqurrahman. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Faktor Manusia
Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja Karyawan Pada Pt. Putri Midai Bangkinang
Kabupaten Kampar. 2(1), 1–15.
Partinah. (2017). Patient Safety Project Penurunan Kejadian Pasien Jatuh Terkait
Implementasi Standar Operasional Prosedur Resiko Jatuh Di Rawat Inap Gedung
A RS Khusus Bedah Karima Utama Surakarta. 1–9.
28