Anda di halaman 1dari 26

MODUL KETERAMPILAN KLINIK

BLOK 6.6

NYERI PAYUDARA

Penyusun:
Dr. dr. Wahyu Siswandari, M.Si Med, Sp.PK
dr. Vitasari Indriani, Sp.PK., M.M., M.Si.Med
dr. Tisna Sendy Pratama, M.Si

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan YME, salah satu modul
penunjang blok 6.6 telah disusun. Modul ini digunakan sebagai panduan kegiatan skill
lab materi nyeri payudara. Blok 6.6 merupakan blok terakhir pada semester enam atau
pada tahun ketiga pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal soedirman
Purwokerto.
Dengan modul ini, diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan
dan keterampilan klinik untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan nyeri
payudara secara terstruktur dan komprehensif. Setelah belajar skill lab materi nyeri
payudara, diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi ataupun tatalaksana yang
tepat pada berbagai kasus dengan keluhan utama nyeri payudara.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan modul ini. Modul ini masih jauh dari sempurna sehingga
saran dan kritik yang membangun kami harapkan dari semua pihak.

Penyusun
DAFRTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFRTAR ISI...................................................................................................................3
1. TUJUAN PEMBELAJARAN....................................................................................4
A. Tujuan Umum........................................................................................................4
B. Tujuan Khusus.......................................................................................................4
2. PENDAHULUAN......................................................................................................4
3. DASAR TEORI.........................................................................................................5
a. ANAMNESIS........................................................................................................5
(a) Cyclical mastalgia...........................................................................................5
(b) Non-Cyclical mastalgia..................................................................................6
(c) Penyebab lain.................................................................................................7
2) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)........................................................................8
3) Riwayat Kesehatan Keluarga..............................................................................8
4) Riwayat Sosial dan Ekonomi..............................................................................9
b. PEMERIKSAAN FISIK PAYUDARA (MAMMAE)................................................9
1) Inspeksi..............................................................................................................9
2) Manuver kontraksi muskulus pektoralis...........................................................14
3) Palpasi..............................................................................................................15
c. PEMERIKSAAN FISIK AXILLA DAN SUPRAKLAVIKULA.........................17
d. PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DIUSULKAN.....................................20
4. RUBRIK PENILAIAN...........................................................................................21
5. CONTOH KASUS...................................................................................................25
a. ANAMNESIS......................................................................................................25
b. PEMERIKSAAN FISIK.......................................................................................26
c. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING.....................................................26
d. PENATALAKSANAAN.....................................................................................26
i. Farmakologi.........................................................................................................26
ii. Nonfarmakologi...................................................................................................26
REFERENSI....................................................................................................................26
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik
untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan nyeri payudara atau
mastalgia secara terstruktur dan komprehensif .

B. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik
untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus secara terstruktur dan
komprehensif, yang meliputi :
1) Cyclical mastalgia
2) Non-Cyclical mastalgia
3) Penyebab lain

2. PENDAHULUAN
Diantara bermacam-macam keluhan yang terkait dengan payudara,
mastalgia atau nyeri payudara adalah keluhan yang paling banyak untuk berobat
ke dokter umum ataupun dokter bedah. Kebanyakan kasus hanya berupa nyeri
ringan, namun juga dapat nyeri yang berat sehingga mengganggu seksual, sosial,
tidur, dan kondisi fisiknya. Mastalgia dapat berupa nyeri difuse (melkibatkan
satu atau kedua payudara) ataupun terlokalisasi yang seringkali berkaitan dengan
nodulatritas dari jaringan payudara.
Tercatat 50-60% dari permasalahan payudara yang paling sering dalam
pelayanan dokter umum adalah mastalgia dan 14% dirujuk ke pelayanan tingkat
lanjut. Usia pasien untuk mastalgia berkisar 30-50 tahun. Mastalgia bukan
merupakan faktor risiko untuk kanker payudara, namun dapat merupakan salah
satu gejala dari penyakit tersebut. Hanya 1 dari 200 wanita dengan mastalgia
ditemukan menderita kanker payudara.
Terdapat dua kecenderungan kekhawatiran pasien dengan mastalgia yaitu
kemungkinan akan kanker payudara dan ketakutan akan keparahan nyerinya
dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Penatalaksanaan mastalgia harus
meliputi intervensi terhadap gejala simtomatik dan konseling yang meringankan
kecemasan pasien. Mastalgia harus dievaluasi seperti tanda dan gejala lain pada
payudara (massa, nodul, discharge putting, dll). adalah salah satu dari
permasalah payudara yang paling sering. Keluhan tersebut dialami oleh 70%
wanita dalam hidupnya. Nyeri payudara seringkali dianggap normal daripada
merupakan suatu penyakit. Wanita dapat mengalami derajat nyeri yang
bervariasi dari ringan hingga sedang bahkan berat. Keluhan tersebut dapat
menyerang salah satu ataupun kedua payudara. Diperkirakan 15% dari wanita
yang mengalami nyeri berat membutuhkan terapi. Secara umum nyeri payudara
payudarari jarang sebagai manifestasi dari kanker.

3. DASAR TEORI
a. ANAMNESIS
Pada kasus nyeri payudara anamnesis diarahkan untuk menggali informasi
dan mengarahkan diagnosis ke arah clyclical mastalgia, non clyclical
mastalgia, dan nyeri penyebab lain. Ciri dari masing-masing jenis nyeri
payudara tersebut adalah sebagai berikut:
(a) Cyclical mastalgia
Nyeri payudara siklik seringkali terkait siklus menstruasi dan oleh
karena pengaruh regulasi oleh hormon-hormon yang terlibat dalam
siklus tersebut. Karakteristik nyeri tersebut antara lain :

 Biasanya muncul 1-2 minggu sebelum siklus perdarahan


menstruasi dan berkurang setelah onset perdarahan menstruasi.
Nyeri tersebut muncul dikarenakan ploriferasi jaringan glandular
payudara normal yang diregulasi oleh hormone ovulasi saat fase
luteal akhir.
 Lebih sering pada wanita berusia 30-40 tahun
 Nyeri biasanya bilaretal dan difus. Mungkin akan terasa lebih
nyeri pada salah satu payudara dan biasanya pada kuadran
superolateral. Selain itu nyeri dapat menjalar hingga ke
ekstremitas atas.
(b) Non-Cyclical mastalgia
Nyeri pada mastalgia nonsiklik tidak berpola seperti pada mastalgia
siklik dan tidak terkait siklus menstruasi. Biasanya merupakan nyeri
unilateral dan fokal serta terlokaliosasi pada salah satu payudara.
Nyeri dapat bersifat kontinyu ataupun intermiten serta dapat juga
dirasakan sepanjang siklus menstruasi seperti yang terlihat pada
Gambar 1.

Gambar 1 Perbedaan onset nyeri mastalgia siklik dan non siklik

Beberapa kemungkinan penyebab mastalgia non siklik antara lain :

- Kista
- Mastitis periduktal
- Peregangan ligament Cooper
- Nekrosis lemak traumatic
- Mondor’s disease
- Mastopati diabetic
- Neoplasia
Pasien lebih mudah untuk melokalisasi nyeri, sering kali sub
alveolar / medial, dan dapat bilateral. Nyeri dideskripsikan
sebagai tertindih, nyeri tumpul, nyeri dalam, atau seperti
cubitan.
(c) Penyebab lain
Nyeri payudara dapat berhubungan dengan kehamilan, kontrasepsi
oral, terapi sulih hormone, obat-obatan (psychotropic,
spironolactone, digoxin), payudara pendulum yang besar dengan
peregangan ligament, mastitis, merokok (nikotin meningkatkan
kadar epinefrin dan stimulasi efeknya pada cyclic AMP),
hidradenitis supuratif, tromboplebitis, trauma, dan sebelum operasi
payudara.

Nyeri extra payudara

Kadangkala nyeri payudara tidak terkait langsung dengan payudara.


Hal tersebut dapat dikarenakan nyeri alih dinding dada
(costochondritis), spasme pektoralis mayor, atau nyeri alih dari
jantung (iskemik miokard), ulkus peptikum, esophagus, paru-paru,
dan kantung empedu.

Seorang dokter harus mengidentifikasi karakteristik nyeri seperti


durasi, lokasi (unilateral/bilateral), onses (khususnya kaitannya
dengan siklus menstruasi, progresi, kualitas, kuantitias, penjalaran,
faktor yang memperberat atau yang memperingan, dan faktor yang
berhubungan seperti eritema ataupun demam.

Dokter juga harus mempertimbangkan apakah nyeri ini berpengaruh


terhadap kehidupan sosial, seksual, dan ikatan ibu-anak. Selain aspek
klinis, sangat penting untuk mempertimbangkan aspek personal
pasien seperti: pendapat tentang penyakitnya, kekhawatirannya, dan
harapannya datang berobat. Kehilangan dari fungsi aktivitas sehari-
hari harus dicatat.

Beberapa keluhan terkait mammae dan ketiak yang sebaiknya


ditanyakan untuk identifikasi jenis dan penyebab mastalgia antara
lain:

a. Benjolan di mammae, kecepatan tumbuhnya


b. Rasa sakit yang berhubungan dengan menstruasi
c. Cairan keluar dari puting, berdarah atau tidak
d. Puting retraksi, meninggi atau melipat
e. Perubahan kulit di mammae, borok atau ulserasi
f. Benjolan dan rasa sakit di ketiak
g. Edema lengan
Selain itu perlu ditannyakan beberapa hal untuk keluhan-keluhan
yang berhubungan dengan metastase, yaitu: sakit tulang, sakit
punggung, batuk, sesak nafas, dan kelelahan. Riwayat reproduksi
selanjutnya digali lebih dalam meliputi:

a. Usia menarche
b. Frekuensi menstruasi, lama menstruasi, teratur atau tidak
c. Jumlah kehamilan, anak, laki-laki atau perempuan, abortus
d. Riwayat menyusui, lamanya menyusui
e. Usia menopause, sudah berapa lama menopause
f. Penting: anamnesis keluarga lengkap
2) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Menanyakan kepada pasien apakah pernah sakit serupa sebelumnya.
Mencari penyakit yang relevan dengan penyakit sekarang dan riwayat
penyakit kronik termasuk riwayat biopsi atau operasi mammae atau tempat
lain. Selain itu juga perlu ditanyakan pemakaian obat-obatan, hormon,
termasuk pil KB dan lama pemakaiannya.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menanyakan untuk mencari adakah penyakit yang sekarang diderita
berkaitan dengan riwayat sakit pada keluarga, baik itu yang bersifat
diturunkan maupun ditularkan. Sehubungan dengan penyakit kanker lain
peril ditanyakan tentang riwayat Ca ovarium, Ca rekti, dan sarcoma
jaringan lunak pada keluarga sedarah (ibu, adik, kakak, bibi, dll).
4) Riwayat Sosial dan Ekonomi
Menanyakan status sosial pasien seperti pendidikan, pekerjaan,
pernikahan, kebiasaan pasien, aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi
kesehatan dan kepercayaan.
b. PEMERIKSAAN FISIK PAYUDARA (MAMMAE)
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan payudara adalah
sarung tangan, tempat tidur/bed, dan penerangan. Sangat penting pada saat
pemeriksaan supaya penderita dalam keadaan senyaman mungkin, kita
jelaskankan maksud dan tujuan pemeriksaan, tangan pemeriksa dan kamar
dalam keadaan hangat dengan kamar periksa mempunyai penerangan yang
cukup. Bila dokter pria, saat melakukan pemeriksaan sebaiknya ditemani
paramedis wanita.
1) Inspeksi
Penderita diminta untuk membuka pakaian sampai ke pinggang.
Pemeriksaan dilakukan dengan posisi penderita duduk menghadap dokter
dengan kedua lengan penderita di samping tubuh, dan di pinggang, dan
atau dengan menunduk (jika mammae berbentuk pendular dan besar).

a. Lengan di samping tubuh b. Lengan di atas kepala

c. Lengan di pinggang d. Sedikit membungkuk ke depan


Gambar 2. Posisi pasien saat inspeksi
i. Perhatikan apakah kedua mammae simetris. Bandingkan bentuk
atau kontur dari kedua mammae, ukuran dan isi dari kedua mammae.
Letak papilla mammae juga dibandingkan dari kedua mammae, jika
didapatkan kelaianan akan menyebabkan papilla mammae tidak
simetris.
Gambar 3 Payudara asimetris
ii. Dilihat adakah nodul pada kulit yang berbentuk seperti papula yang
dapat merupakan nodul satelit pada keganasan. Bila ada, dilihat
bagaimana bentuknya, berapa jumlahnya, dimana letaknya, warnanya.

Gambar 4 Multiple Nodul dan Papul bervariasi


iii. Adakah perubahan warna? Perubahan warna kemerahan
menunjukkan adanya peningkatan aliran darah sekunder yang
disebabkan oleh inflamasi, keganasan. Keganasan bila segmen atas
ditemukan dilatasi dari vena.
Gmbar 5 Kemerahan
iv. Adakah luka/borok. Erosi pada aerola atau puting mammae biasanya
akan tertutup oleh krusta sehingga bila krusta diangkat baru akan
terlihat kulit yang mengalami erosi. Erosi pada aerola karena kelainan
kulit biasanya melibatkan kedua sisi sedangkan pada keganasan atau
Paget’s disease biasanya hanya satu sisi.

Gambar 6 Paget’s disease (erosi aerola-papila mammae)


v. Adakah bengkak pada kulit? Bengkak bisa karena infeksi, sumbatan
saluran limfe, infiltrasi keganasan di limfe. Sumbatan karena mekanis
atau limfedema akan memberikan gambaran peau d’orange/orange peel/
pig skin.

Gambar 7 peau d’orange


vi. Adakah kulit yang tertarik (dimpling). Dimpling merupakan
petunjuk ke arah keganasan, bekas trauma, sikatriks pasca operasi atau
bekas infeksi sebelumnya. Lebih mudah dilihat jika penderita
mengangkat tangan di atas kepala.

Gambar 8 Skin Dimpling

vii. Adakah nipple discharge atau keluar cairan dari papilla mammae.
Palpasi papila mammae, tekan papila dan areola mammae sekitar
dengan ibu jari dan telunjuk, perhatikan adakah pengeluaran discharge.
Jika dijumpai discharge, atau riwayat mengeluarkan discharge, coba
cari asalnya dengan menekan areola mammae dengan ibu jari dan
telunjuk dan pada sebelah radial sekitar papila mammae. Perhatikan
adakah discharge yang keluar dari salah satu duktus papila mammae.
Apakah terlihat seperti air susu, jernih, kuning, hijau, kecoklatan, atau
berdara dengan kekentalannya. Discharge yang muncul dengan
penekanan dan berwarna seperti air susu lebih sering bukan potensi
patologis. Perlu lebih diwaspadai discharge yang muncul pada satu titik
pada salah satu payudara daripada muncul pada kedua payudara.
Gambar 9 Discharge
viii. Retraksi papilla mammae adalah petanda pertumbuhan tumor ganas
yang telah menginfiltrasi duktus laktiferus yang menjadi retraksi dan
fibrosis. Retraksi dapat terjadi secara kongenital, biasanya bilateral.

Gambar 10 Retraksi papilla mammae


Gambar 11 Gejala keganasan pada payudara
2) Manuver kontraksi muskulus pektoralis
Digunakan untuk mengetahui hubungan nodul dengan muskulus
pektoralis. Dilakukan dengan cara penderita duduk dengan tangan
diletakkan di pinggang dan tangan menekan pinggang, sehingga muskulus
pektoralis akan berkontraksi. Bila pada payudara terdapat benjolan atau
ada area yang terfiksasi maka ini akan tampak lebih jelas. Manuver ini
juga dapat untuk membedakan apakah benjolan pada payudara tersebut
terfiksasi atau dapat bergerak (mobile). Massa yang terfiksasi akan lebih
sulit untuk digerakkan pada saat muskulus pektoralis dikontraksikan.
Setelah dilakukan inspeksi pada seluruh payudara, aksila dan
supraklavikula, kemudian kita lakukan palpasi.

3) Palpasi
Palpasi mammae dilakukan dan diinterpretasikan dengan hati-hati.
Kondisi yang mempengaruhi tejadinya kelainan/ pembesaran a.l: kelenjar
susu yang berlobulasi, lemak subkutan, menjelang menstruasi, saat hamil,
atau adanya benjolan.
Palpasi dilakukan pada kedua mammae, dengan memulai palpasi
pada sisi yang sehat terlebih dahulu agar tidak terlewat bila ada kelainan
yang lain. Prosedur yang direkomendasikan yaitu pemeriksaan dimulai
dari lateral atas dari tiap mammae, melingkar searah jarum jam ke arah
dalam sampai ke tengah, dilakukan dengan tekanan yang ringan.
Palpasi pada posisi penderita duduk dan terlentang:
- Posisi terlentang bahu dinaikkan sedikit dengan mengganjal punggung
atas dengan bantal.
- Pemeriksaan dilakukan dengan lembut menggunakan seluruh jari
mendatar pada satu tangan. Saat memeriksa bagian medial, tangan
diletakkan di belakang kepala, bila memeriksa bagian lateral tangan
penderita diletakkan di samping badan.

Gambar 12. Palpasi mammae pada posisi berbaring, tangan pasien di bawah
kepala dan di samping badan

Bila didapatkan discharge dari puting, lakukan pijatan pada payudara ke


arah puting secara lembut, agar dapat diketahui dan dari duktus mana
discharge tersebut berasal. Bila didapatkan discharge hemoragis,
dilakukan pemeriksaan sitologis.

Gambar 13. Palpasi untuk menentukan: massa mobile/terfiksasi; discharge di


papila
- Posisi duduk.
Pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan mammae di antara kedua
tangan pemeriksa. Teknik ini untuk mendeteksi lesi pada subareola atau
daerah puting, karena duktus laktiferus akan berkumpul di sekitar puting.
Bila terdapat massa di bawah puting kemungkinan tidak akan teraba bila
penderita berbaring. Saat penderita duduk, mammae diletakkan di antara
kedua tangan maka massa di bawah putting sangat mungkin teraba.
Untuk menentukan massa pada mammae mobile atau terfiksasi, dinilai
menggunakan satu tangan. Satu tangan menekan massa perlahan-lahan,
bila massa dapat digerakkan atau berkapsul maka massa akan
menggelincir menjauh dan menghilang, bila tekanan dihilangkan maka
massa akan kembali.

Gambar 14. Teknik palpasi (Sumber: www.breastexams.net).

c. PEMERIKSAAN FISIK AXILLA DAN SUPRAKLAVIKULA


Pemeriksaan aksila dan supraklavikula pada posisi duduk . Pemeriksaan aksila
dilakukan dengan melemaskan fasia aksilaris dengan cara lengan penderita
ditahan/ disangga dengan tangan pemeriksa. Dilakukan palpasi dari bagian
lateral atas thoraks sampai dengan apeks dari aksila.
a. Inspeksi
Inspeksi kulit aksila, perhatikan adakah rash, infeksi, ulkus, benjolan.
b. Palpasi
Letakkan jari-jari tangan kanan di bawah aksila kiri, rapatkan untuk
mencapai sejauh mungkin apek fossa aksilaris. Mintalah lengan kiri
penderita rileks, dan topang lengannya dengan tangan/lengan kiri
pemeriksa. Kemudian tekan jari-jari pemeriksa ke dinding dada, coba
cari nnll grup aksila sentralis yang terletak di tengah dinding dada dari
aksila. Angkat lengan penderita lebih jauh, raba dan cari nnll grup aksila
lateral yang terletak di lengan atas dekat pangkal humerus, kemudian
raba dan cari nnll grup pectoral yang terletak di tepi lateral m. pektoralis
mayor, serta raba dan cari nnll grup subskapular yang terletak di tepi
depan m. latisimus dorsi. Nnll. aksila sering dapat diraba, biasanya
lunak, kecil dan tidak nyeri.

Gambar 15. Pemeriksaan kelenjar aksila dengan menahan lengan penderita


Pemeriksaan dilanjutkan dengan meraba nnll grup infraklavikular dan
supraklavikular. Pemeriksaan limfonodi supraklavikularis dilakukan
dengan pemeriksa berdiri di belakang penderita. Perhatikan dan catat,
adakah pembesaran nnll, perubahan konsistensi, bentuk dan adakah nyeri
tekan.

Gambar 16. Pemeriksaan limfonodi supraklavikularis dari belakang penderita


Bila didapatkan nodul/lesi pada pemeriksaan palpasi mammae, maka hal-
hal yang perlu dilaporkan adalah :
1. Letak nodul/lesi yang dilaporkan sesuai dengan kuadran mammae.
2. Jumlah nodul : apakah nodul tunggal atau multiple, bagaimana
hubungan antar nodul (soliter atau menyatu).
3. Sensitivitas : apakah nodul nyeri bila ditekan.
4. Konsistensi nodul : keras seperti batu, kenyal, lunak atau kistik.
5. Fiksasi pada dinding dada, apakah melekat pada dinding dada atau
dapat digerakkan dari dinding dada.
6. Fiksasi pada kulit, apakah nodul menginfiltrasi atau bahkan
menembus kulit.
7. Adakah perubahan warna kulit.
8. Adakah perubahan suhu kulit di atas nodul dibandingkan suhu kulit
di daerah sekitarnya.
9. Apakah disertai adanya nodul pada limfonodi aksila dan
supraklavikularis. Nodul pada kelenjar aksila dan supraklavikularis
juga harus dilaporkan secara rinci sesuai dengan nodul pada
payudara.

Tanda dan gejala hasil pemeriksaan fisik dapat menunjukkan bentuk lesi
mammae:
Tabel 3. Tanda hasil pemeriksaan fisik
Tanda atau Gejala Dasar Patologis
Benjolan :
- Difus Fibrosis, hiperplasia eptel dan kista pada
perubahan fibrokistik
- Soliter Neoplasma atau kista soliter
- Mobile Neoplasma jinak (biasanya FAM)
- Melekat Neoplasma Invasif (karsinoma)
Gambaran Kulit:
- Edema (peau d’orange) Gangguan aliran limfe akibat karsinoma
- Berkerut atau berlekatan Invasi kulit akibat karsinoma

- Eritema Aliran darah meningkat akibat radang


atau tumor
Papila Mamma :
- Discharge Mirip ASI atau darah
- Retraksi Terkait karsinoma invasif

- Eritema dan bersisik Penyakit paget papila mammae atau


ekzema
Nyeri Mammae:
- Siklik Penyakit jinak mammae
- Pada palpasi Lesi radang
Pembesaran Kelenjar Aksila Metastasis karsinoma mammae
Nyeri Tulang atau Fraktur Metastasis Karsinoma mammae atau
berhubungan dengan hiperkalsemia

d. PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DIUSULKAN


Pada wanita berusia di bawah 35 tahun, pemeriksaan Ultrasonografi
bertarget (Targeted Ultrasound) direkomendasikan pada massa payudara.
Pada usia diatas 35 tahun direkomendasikan pemeriksaan ultrasonografi
dan mamografi khususnya pada individu dengan risiko tinggi. Jika
ditemukan massa pada palpasi dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan
radiologi yang direkomedasikan berdasarkan usia dan merujuk ke
spesialis bedah umum. Kebanyakan dari kista dan massa padat
merupakan tumor jinak sehingga jarang sekali diperlukan investigasi
lebih lanjut, namun massa dengan ciri keganasan pada pemeriksaan
radiologi akan membutuhkan aspirasi jarum halus / fine needle
aspiration cytology (FNAC) atau biopsi untuk pemeriksaan histopatologi.
Pada gambar 17 dapat dilihat algoritma untuk pendekatan pasien dengan
mastalgia.
Gambar 17. Algoritma mastalgia

4. RUBRIK PENILAIAN
N KOMPETENSI 0 1 2 3 BOBOT
O

1 Anamnesis Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2


tidak mampu mampu mampu
memfasilitasi memfasilitasi memfasilitasi memfasilitasi
pasien untuk pasien untuk pasien untuk pasien untuk
menceritakan menceritakan menceritakan menceritakan
kesakitannya. kesakitannya kesakitannya kesakitannya
dengan menggali dengan menggali dengan menggali
1-3 dari 7 4-6 dari 7 seluruh
pertanyaan pertanyaan pertanyaan
berikut: berikut: berikut:
1. Keluhan utama 1.Keluhan utama 1. Keluhan utama
dan riwayat dan riwayat dan riwayat
penyakit penyakit penyakit
sekarang sekarang sekarang
2. Faktor pemicu 2.Faktor pemicu 2. Faktor pemicu
3. Faktor yang 3.Faktor yang 3. Faktor yang
memperberat memperberat memperberat
4. Faktor yang 4.Faktor yang 4. Faktor yang
memperingan memperingan memperingan
5. Riwayat 5.Riwayat 5. Riwayat
penyakit penyakit penyakit dahulu
dahulu dahulu 6. Riwayat
6. Riwayat 6.Riwayat pengobatan
pengobatan pengobatan 7. Riwayat
7. Riwayat 7.Riwayat keluarga dan
keluarga dan keluarga dan sosial
sosial sosial
2 Pemeriksaan Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2
Fisik tidak melakukan melakukan cuci melakukan cuci
melakukan pemeriksaan fisik tangan sebelum tangan sebelum
pemeriksaan sesuai masalah dan setelah dan setelah
fisik yang klinik pasien, pemeriksaan, pemeriksaan,
sesuai dengan namun tidak melakukan melakukan
masalah klinik melakukan cuci pemeriksaan pemeriksaan fisik
pasien tangan sebelum fisik sesuai sesuai masalah
dan atau setelah masalah klinik klinik pasien
pelakukan pasien dengan dengan
pemeriksaan fisik menggunakan menerapkan
Atau teknik prinsip sebagai
Peserta ujian pemeriksaan berikut:
melakukan cuci yang benar ● Menggunakan
tangan sebelum tetapi tidak teknik
dan setelah runut pemeriksaan yang
pemeriksaan, benar
melakukan ● Sistematik/runut
pemeriksaan fisik
sesuai masalah
klinik pasien
dengan
menggunakan
teknik
pemeriksaan
yang tidak
benar
3 Pemeriksaan Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2
Fisik Khusus tidak dapat dapat dapat dapat
menentukan menentukan menentukan menentukan
pemeriksaan sebagian atau sebagian seluruh
fisik khusus seluruh pemeriksaan pemeriksaan
yang pemeriksaan fisik khusus fisik khusus yang
diperlukan fisik khusus yang dibutuhkan dibutuhkan dan
yang dibutuhkan dan melakukan melakukan
tetapi tidak interpretasi interpretasi yang
dapat yang tepat tepat
melakukan
interpretasi
yang tepat
4 Pemeriksaan Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2
Penunjang tidak dapat dapat dapat dapat
menentukan menentukan menentukan menentukan
pemeriksaan sebagian atau sebagian seluruh
penunjang seluruh pemeriksaan pemeriksaan
yang pemeriksaan penunjang yang penunjang yang
diperlukan penunjang yang dibutuhkan dan dibutuhkan dan
dibutuhkan tetapi melakukan melakukan
tidak dapat interpretasi interpretasi yang
melakukan yang tepat tepat
interpretasi
yang tepat

5 Diagnosis dan Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2
diagnosis tidak dapat mampu mampu mampu
banding menentukan menentukan menentukan menentukan
diagnosis dan diagnosis, tetapi diagnosis dan diagnosis dan
diagnosis tidak dapat satu diagnosis dua diagnosis
banding menentukan banding banding dengan
diagnosis tepat
bandingnya (atau
sebaliknya)
6 Tatalaksana Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2
memilih obat memilih obat memilih obat memilih obat
yang tidak dengan dengan tepat dengan tepat
tepat menerapkan sesuai seluruh sesuai seluruh
Atau beberapa prinsip berikut: prinsip berikut:
Peserta ujian prinsip berikut: 1. Tepat indikasi 1. Tepat indikasi
tidak dapat 1. Tepat indikasi 2. Tepat dosis 2. Tepat dosis
memilih obat2. Tepat dosis 3. Tepat sediaan 3. Tepat sediaan
3. Tepat sediaan 4. Tepat cara 4. Tepat cara
4. Tepat cara pemberian pemberian
pemberian 5. Tepat harga 5. Tepat harga
TETAPI tidak DAN
menuliskan resep● menuliskan resep
dengan lengkap dengan lengkap
dan benar.

7 Komunikasi dan Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2
Edukasi sama sekali menunjukkan menunjukkan menunjukkan
tidak kemampuan kemampuan kemampuan
melakukan 4 berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi
prinsip dengan dengan dengan
komunikasi menerapkan menerapkan 2-3 menerapkan
salah satu dari 4 prinsip seluruh prinsip
prinsip berikut: berikut: berikut:
1. mampu 1.mampu 1. mampu
membina membina membina
hubungan baik hubungan baik hubungan baik
dengan pasien dengan pasien dengan pasien
secara verbal secara verbal secara verbal
non verbal non verbal non verbal
(ramah, (ramah, (ramah,
terbuka, kontak terbuka, terbuka, kontak
mata, salam, kontak mata, mata, salam,
empati dan salam, empati empati dan
hubungan dan hubungan hubungan
komunikasi komunikasi komunikasi dua
dua arah, dua arah, arah, respon)
respon) respon) 2. mampu
2. mampu 2.mampu memberikan
memberikan memberikan kesempatan
kesempatan kesempatan pasien untuk
pasien untuk pasien untuk bercerita dan
bercerita dan bercerita dan mengarahkan
mengarahkan mengarahkan cerita
cerita cerita 3. mampu untuk
3. mampu untuk 3.mampu untuk melibatkan
melibatkan melibatkan pasien dalam
pasien dalam pasien dalam membuat
membuat membuat keputusan
keputusan keputusan klinik,
klinik, klinik, pemeriksaan
pemeriksaan pemeriksaan klinik.
klinik. klinik. 4. mampu
4. mampu 4.mampu memberikan
memberikan memberikan penyuluhan
penyuluhan penyuluhan yang isinya
yang isinya yang isinya sesuai dengan
sesuai dengan sesuai dengan masalah pasien
masalah masalah
pasien pasien

8 Perilaku Peserta ujian Meminta izin Meminta izin Meminta izin 2


profesional tidak meminta secara lisan dan secara lisan dan secara lisan dan
izin secara 1-2 poin berikut : 3-4 poin berikut: melakukan di
lisan dan sama 1. melakukan 1.melakukan bawah ini secara
sekali tidak setiap tindakan setiap tindakan lengkap:
melakukan dengan berhati- dengan berhati- 1. melakukan
poin berikut: hati dan teliti hati dan teliti setiap tindakan
1. melakukan sehingga tidak sehingga tidak dengan berhati-
setiap membahayaka membahayakan hati dan teliti
tindakan n pasien dan pasien dan diri sehingga tidak
dengan diri payudarari payudarari membahayakan
berhati-hati 2. memperhatikan 2.memperhatikan pasien dan diri
dan teliti kenyamanan kenyamanan payudarari
sehingga pasien pasien 2. memperhatika
tidak 3. melakukan 3.melakukan n kenyamanan
membahaya tindakan sesuai tindakan sesuai pasien
kan pasien prioritas prioritas 3. melakukan
dan diri 4. menunjukan 4.menunjukan tindakan sesuai
payudarari rasa hormat rasa hormat prioritas
2. memperhati kepada pasien kepada pasien 4. menunjukan
kan 5. mengetahui 5.mengetahui rasa hormat
kenyamanan keterbatasan keterbatasan kepada pasien
pasien dengan dengan 5. mengetahui
3. melakukan merujuk atau merujuk atau keterbatasan
tindakan melakukan melakukan dengan merujuk
sesuai konsultasi bila konsultasi bila atau melakukan
prioritas diperlukan diperlukan konsultasi bila
4. menunjukan diperlukan
rasa hormat
kepada
pasien
5. mengetahui
keterbatasan
dengan
merujuk atau
melakukan
konsultasi
bila
diperlukan

5. CONTOH KASUS
a. ANAMNESIS
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang sendirian ke Puskesmas
dengan nyeri pada kedua payudaranya sejak 2 bulan ini. Keluhan muncul
terutama sebelum haid dan akan berkurang diakhir haid. Nyeri bersifat
tumpul pada bagian dalam payudara, tidak menjalar, terus menerus, tidak
disertai dengan benjolan, keluarnya cairan dari putting, kelainan puting,
perubahan kulit, ataupun bengkak. Pasien menggunakan alat kontrasepsi
dalam Rahim sudah 4 tahun ini. Sebelumnya pasien pernah mengalami
keluhan serupa pada usia 1 tahun yang lalu. Ibu dan saudara perempuan
kandung pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Pasien
merupakan ibu dari 2 orang anak dan memiliki siklus menstruasi yang
teratur.

b. PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik payudara didapatkan nyeri tekan (-), benjolan (-),
cairan yang keluar pada penekanan (-), perubahan warna kulit (-),
retraksi kulit (-), edema (-),

Pada pemeriksaan axila dan leher massa (-),

c. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING


Diagnosis Kerja: Mastalgia siklik

Diagnosis Banding: Mastalgia non siklik

d. PENATALAKSANAAN
i. Farmakologi
 diclofenac 2% dalam dalam pluronic lethicin organogel
(PLO)
 Tamoxifen 10 mg daily atau danazol 200 mg/ hari

ii. Nonfarmakologi
 biji / benih dari bunga flax (Linium Usistatissinum) 25
gram/hari (contoh: dalam muffin)
 Relaksasi: mendengarkan musik relaksasi
 Edukasi tentang penyakit dan penggunaan bra penyokong
yang sesuai ukuran (bra olahraga membantu perbaikan
nyeri)

REFERENSI
Panduan Nasional Penanganan Kanker Payudara. Kementrian kesehatan Republik

Indonesia. Komite Nasional Penanganan Kanker. 2015

Adam, B dan Mc Glynn, 1980, Physical Diagnosis, EGC, Jakarta.


Anonim, 1996, Surgical Diagnosis, American Institute for Preventive Medicine.

Cabot dan Adams, 1961, Physical Diagnosis, Williams & Wilkins Co, Maryland

Dunphy dan Botsford, 1980, Physical Examination of the Surgical Patient, W.B
Saunders Co,London.

Fadjari, H., 2012. Pendekatan Diagnosis Benjolan di Payudara. CDK-192 39 (4): 308-
310. Available from:
http://www.kalbemed.com/Portals/6/40_192Praktis_Pendekatan%20Diagnosis
%20Benjolan%20di%20Payudara.pdf [accessed May 17, 2013]

Fentiman dan Hamed, 1997, Atlas of Breast Examination, BMJ Publishing Group.

London.

Kumar, V., Cotran R. S., Robbins S. L., 2007. Buku Ajar Patologi Vol. 2. Ed. 7.

Jakarta: EGC, 788-802.

Price, A. S., Wilson M. L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC

Sjamsuhidajat R, de Jong W., 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Underwood, J.C.E., 1996. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: EGC, 258- 263.

Rosolowich V, Saettler E, Szuck B. 20065. Mastalgia. JOGC No. 170: 49-57.

Sudhakar B dan David KV. 2016. Mastalgia - Clinical Approach and Management for a
Family Physician. CMI 14:3, 23-26.

Zeren S, Bayhan S, dan Koçak C. 2016. Clinical Approach to Patents with Mastalgia in
Breast Disease Outpatent Clinic. JCEI 2016; 7 (1): 23-28

Anda mungkin juga menyukai