FILSAFAT ILMU
DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun
historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan
ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola
pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya
rasiolah yang dominan.
Perubahan dari pola pikir mite-mite kerasio membawa implikasi yang tidak kecil.
Alam dengan segala gejalanya, yang selama itu ditakuti kemudian didekati dan bahkan bisa
dikuasai. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-
teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun pada
manusia sendiri.
Maret, 2007
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL-------------------------------------------------------------------------------i
PRAKATA ------------------------------------------------------------------------------------------1
DAFTAR ISI BUKU-------------------------------------------------------------------------------2
DAFTAR ISI RESUME---------------------------------------------------------------------------6
Bagian Pertama:
PENGENALAN FILSAFAT ILMU
Bagian Kedua:
MASALAH ILMU PENGETAHUAN
2
C. Keseragaman Dalam Pengelompokan Ilmu Pengetahuan--------------------------20
D. Susunan Ilmu Pengetahuan------------------------------------------------------------21
E. Ilmu dan Teknologi----------------------------------------------------------------------22
F. Wujud Ilmu-------------------------------------------------------------------------------22
Bagian Ketiga:
PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
3
BAB X ETIKA KEILMUWAN-----------------------------------------------------------33
A. Pengantar--------------------------------------------------------------------------33
B. Antara Etika, Moral, Norma, dan Kesusilaan---------------------------------33
C. Problema Etika Ilmu Pengetahuan---------------------------------------------33
D. Ilmu: Bebas Nilai atau Tidak Bebas Nilai------------------------------------33
E. Pendekatan Ontologis------------------------------------------------------------33
F. Pendekatan Epistemologi--------------------------------------------------------34
G. Pendekatan Aksiologi------------------------------------------------------------34
H. Sikap Ilmiah yang harus dimiliki Ilmuwan-----------------------------------34
DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------------------------------------36
4
BAB I
Pengantar Ilmu Filsafat
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat yang dalam bahasa Arab falsafah yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah philosiphy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri
atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom)
sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan.
B. Objek Filsafat
1. Objek Material filsafat
Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau
hal yang di selidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa
saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.
Menurut Drs. H.A.Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang
ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu
yang ada itu di bagi dua, yaitu :
a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang
ada pada umumnya.
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan
tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi).
2. Objek Formal filsafat
Yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot.
Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut
pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari
manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.
5
C. Metode Filsafat
Sebenarnya jumlah metode filsafat hampir sama banyaknya dengan defenisi dari para ahli
dan filsuf sendiri karena metode ini adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai hakikat
sesuai dengan corak pandangan filsuf itu sendiri. Penjelasan secara singkat metode-metode
filsafat yang khas adlah sebagai berikut:
1. Metode Kritis : Socrates dan Plato
Metode ini bersifat analisis istilah dan pendapat atau aturan-aturan yang di kemukakan
orang. Merupakan hermeneutika, yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan
pertentangan. Dengan jalan bertanya (berdialog), membedakan, membersihkan,
menyisihkan dan menolak yang akhirnya di temukan hakikat.
2. Metode Intuitif : Plotinus dan bergson
Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-simbol di usahakan
membersihkan intelektual (bersama dengan pencucian moral), sehingga tercapai suatu
penerangan pemikiran. Sedangkan bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran dan
proses perubahan, tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.
3. Metode Skolastik : Aristoteles, thomas aquinas, filsafat abad pertengahan.
Metode ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi atau
prindip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik kesimpulan-kesimpulan.
4. Metode Geometris : rene descartes dan pengikutnya
Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat
sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain), dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan
secara matematis segala pengertian lainnya.
5. Metode Empiris : Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume
Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide-ide )
dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi) dan kemudian di susun
bersama secara geometris.
6. Metode Transendental : Immanuel Kant dan Neo skolastik
Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis di selidiki
syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.
7. Metode fenomenologis : Husserl, Eksistensialisme
6
Yakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction), refleksi atau fenomin
dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni. Fenomelogi adalah suatu
aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang
membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan menurut
Husserl ada tiga macam reduksi yaitu:
a. reduksi fenomologis, kita harus menyaring pengalaman-pengalaman kita agar
mendapat fenomena semurni-murninya.
b. Reduksi eidetis.
c. Reduksi transendental
8. Metode Dialektis : Hegel dan Mark
Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri menurut triade tesis, antitetis,
sistesis di capai hakikat kenyataan. Dialektis itu di ungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu
dua pengertian yang bertentangan kemudian di damaikan (tesis-antitesis-sintesis).
9. Metode Non-positivistis
Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan
seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).
10. Metode analitika bahasa : Wittgenstein
Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya ucapan-
ucapan filosofis. Metode ini di nilai cukup netral sebab tidak sama sekali mengendalikan
salah satu filsafat. Keistimewaannya adalah semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di
dasarkan kepada penelitian bahasa yang logis.
D. Ciri-ciri Filsafat
Menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri Suprapto ciri filsafat adalah menyeluruh, mendasar
dan spekulatif. Sedangkan Sunoto menyebutkan ciri-cirinya adalah deskriptif, kritis atau
analitik, evaluatif atau normatif, spekulatif dan sistematik.
7
a. Keheranan
b. Kesangsian
c. Kesadaran akan keterbatasan
2. Peranan filsafat
- Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan
kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan
hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Keadaan tersebut
berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi
yang begitu sakral yang selama itu tidak boleh digugat. Kendati pendobrakan itu
membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa
filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.
- Pembebas
Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh
dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara
itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula
filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara berpikiryang mistis dan mitis.
- Pembimbing
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik mitis denganmembimbing
manusiauntuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik
dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih luas dan mendalam.
F. Kegunaan filsafat
Pada umumnya dapat dikatakan bahawa dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang
mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam
wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami berbagai
pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya.
Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur yakni secara sistematis dan historis.
8
G. Pembagian ( cabang-cabang) filsafat
Pembagian secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok, yakni filsafat sistematis
dan sejarah filsafat. Filsafat sistematis bertujuan dalam pembentukan dan pemberian
landasan pemikiran. Didalamnya meliputi logika, metodelogi, Epistemologi, filsafat ilmu,
etika, estetika metafisika, teologi (filsafat ketuhanan), filsafat manusia, dan kelompok
filsafat khusus seperti filsafat sejarah, hukum, komunikasi dan lain-lain.
Adapun sejarah filsafat adalah bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat sepanjang
masa. Sejak zaman kuno hingga zaman modern, bagian ini meliputi sejarah filsafat yunani
(barat), india, cina dan sejarah filsafat islam.
Berikut ini pengertian ari cabang-cabang filsafat yang utama:
- Logika, adala cabang filsafat yang menyelildiki lurus tidaknya pemikran kita.
Lapamngan dalam logika adlah asa-asas yang menentukan pemikiran yang lurus,
tepat dan sehat. Dengan mempelajari logika diharapkan dapat menerapkan asas
bernalar sehingga dapat menaarik kesimpulan dengan tepat.
- Epistemologi, adlah bagian filasfat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetauan, sumber pengetahuan, asla mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode
dan kesahihan pengetahuan.
- Etika, adlah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan baik buruk.
- Estetika, adlah cabang filsafat yang membicarakan tentang keindahan
- Metafisika, adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada atau
membicarakan sesuatu di sebalik yang tampak. Persoalan metafisis di bedakan
menjadi tiga yaitu ontologi, kosmologi dan antropologi.
9
BAB II
FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI)
A. Pengertian Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata Yunani, eoisteme dan logos. Episteme biasa diartikan
pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata, atau teori. Secara etimologi
dapat diartikan teori pengetahuan yang benar.
B. Arti pengetahuan
Pengetahuan adlah suatu istilah yang digunakan untuk menuturkan apabila seseorang
mengenal tentang sesuatu. suatu hal yang menjadi Pengetahuannya adalah selalu terdiri atas
unsur yang mengetahui dan diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin
diketahuinya itu.oleh karna itu Pengetahuan selalu menuutut adanya subjek yang
mempunyai kesdaran untuk mengetahui tentang sesuatu objek dan objek yang merupakan
sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya.jadi bisa dikatakan Pengetahuan
adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu,atau segala perbuatan manusia untuk
memahami suatu objek yang dihadapinya,atau asil usaha manusia untuk memahami suatu
objek.
10
D. Jenis-jenis pengetahuan
Pengetahuan menurut Soejono Soemargono (1983) dapat dibagi atas :
1. Pengetahuan non-ilmiah.
2. Pengetahuan ilmiah
11
Penyelesaian pertentangan antara rasionalisme danempirisme hnedak diselesaikan
oleh umanuel kant dengan kritismenya.
d. Positivisme
Positivisme berpangkal dari apa yang telah di ketahui, yanng faktual dan yang
positif.
2. Metode ilmiah
Menurut soejono soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada dua
macam,yaitu sebagai berikut
a. Metode ilmiah yang bersifat umum
Metode ilmiah yang bersifat umum masih dapat dibagi dua,yaitu metode analitiko-
sintesis dan metode nono deduksi
b. Metode penyelidikan ilmiah
Metode penyelidikan dibagi menjadi dua,yaitu metode penyelidikan yang berbentuk
daur atau metode siklus empiris dan metode vertikal yang berbentuk garis lempang
atau metode linier.
3. Sarana berpikir ilmiah
Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga yakni;
a. Bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan atau pendapat-
pendapat.
b. Bahasa logika dan matematika, merupakan dua pengetahuan yang selalu berhubungan
erat, yang keduanya sebagai sarana berpikir deduktif. Baik logika maupun matematika
lebihh mementingkan bentuk logis pernyataan-pernyataannya mempunyai sifat yang
jelas.
c. Logika dan statistika, mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk konsep
yang berlaku umum.
12
BAB III
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
13
4. Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang
berkaitan dengan penyerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas.
14
BAB IV
APA ITU ILMU PENGETAHUAN
15
idiografis yakni ilmu-ilmu budaya yang objeknya bersifat individual yang terjadi
sekali untuk di pahami dan di mengerti menurut keunikannya.
- Ilmu deduktif dan induktif
Deduktif adalah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan
yang umum yang abstrak menyimpulkan hal yang bersifat khusus dan individual.
Contoh : ilmu deduktif matematika sedangkan ilmu induktif adalah bertolak
belakang dari ilmu deduktif yakni dari khusus menjadi umum dan abstrak.
- Naturwissenschaften dan geisteswissenschaften
- Ilmu-ilmu empiris secara lebih khusus
16
b. penjelasan probabilistik
c. penjelasan finalistik
d. penjelasan historis atau genetik
e. penjelasan fungsional
untuk ramalan
F. Wujud Ilmu
Pemahaman yang tertib tentang ilmu adalah pemapara menurut tiga ciri pokok sebagai
rangkaian kegiatan manusia atau proses, sebagai tat tertib tindakan pikiran atau prosedur,
dan sebagai keseluruhan hasil yang dicapai atau produk.
17
BAB V
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
A. Pengantar
Pemikiran filsafat banyak dipengaruhi oleh lingkungan.namun pada dasarnya filsafat
baik dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara
periodesasi filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan
masa kini. Periodesasi filsafat cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman
neokonfusionisme dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-
sutra dan sekolastik. Dalam filsafat india yang penting adalah bagaimana manusia bisa
berteman dengan dunia bukan untuk menguasai dunia. Adapun filsafat islam hanya ada 2
periode yaitu: periode mutakalimin dan filsafat islam.
Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berlangsung secara
mendadak melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara periode yang
menampilkan ciri khas tertentu.
18
a. stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut
logos. Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari.
b. epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom.
c. skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai
kebenaran
d. eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat
dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
e. neoPlatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato.
E. Zaman Renaissance
Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi
kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran
19
yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan
atas campur tangan Illahi.
F. Zaman Modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance.
20
BAB VI
PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI
A. Pengantar
Metodologi merupakan hal yang mengkaji perurutan langkah-langkah yang ditempuh
supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi pengetahuan yang ilmiah. Untuk memahami
perinsip-perinsip metode filsafat perlu dibahas pengertian metodologi, unsur-unsur
metodologi, dan beberapa pandangan tentang prinsip metodologi bagi para filsuf.
B. Pengertian Metodologi
Metodologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang metode-metode.
Metode ialah cara bertindak menurut aturan tertentu.
C. Unsur-Unsur Metodelogi
Menurut anton Baker dan ahmad charris zubair adalah
1. Interpretasi
(menafsirkan)
2. Induksi dan
deduksi
3. Koherensi
intern
4. Holistis
5. Kesinambunga
n historis
6. Idealisasi
21
7. Komperasi
8. Heuristika
9. Analogi
10. Deskripsi
BAB VII
PENEMUAN KEBENARAN
22
B. Definisi kebenaran
Hal kebenaran sesungguhnya memang merupakan tema sentral dalam filsafat ilmu.
Problematik mengenai kebenaran, sebenarnya seperti halnya problematik tentang
pengetahuan, merupakan masalah-maslah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya
dalam filsafat ilmu.
C. Jenis-jenis kebenaran
Telaah dalam filsafat ilmu membawa orang kepada kebenaran di bagi dalam tiga jenis
menurut A.M.W.Pranarka (1987) yaitu:
1. Kebenaran epistemologikal
2. Kebenaran ontologikal
3. Kebenaran semantikal
D. Sifat Kebenaran
Menurut Abbas hamami mintaredja (1983), kata kebenaran dapat di gunakan sebagai
suatu kata benda konkrit maupun abstrak. Jika subjek hendak menuturkan kebenaran
artinya proposisi yang benar.
23
Teori ini berpandangan bahwa suatu proposisi bernilai kebenaran apabila
berkesesuaian dengan dunia kenyataan. Kebenaran demikian dapat dibuktikan
secara langsung pada dunia kenyataan.
3. Teori Kebenaran Inherensi (inherent theory of truth)
Kadang-kadang teori ini disebut juga teori pragmatis. Pandangannya adalah suatu
proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan
atau bermanfaat.
4. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti (semantic theory of truth)
Teori kebenaran semantik dianut oleh paham filsafat analitika bahasa yang
dikembangkan paska filsafat bertrand Russell sebagai tokoh pemula dari filsafat
Analitika Bahasa.
5. Teori Kebenaran Sintaktis
Teori berkembang diantara filsuf analisis bahasa, terutama yang begitu ketat
terhadap pemakaian gramatika.
6. Teori Kebenaran Nondeskripsi
Teori ini dikembangkan oleh penganut filsafat fungsionalisme. Karena pada
dasarnya suatu statemen atau pernyataan akan mempunyai nilai benar yang amat
tergantung pada peran dan fungsi dari pernyataan itu.
7. Teori Kebenaran Logik Yang Berlebihan (logical superfluity of truth)
Teori ini dikembangkan oleh kaum positivistik yang diawali oleh Ayer. Pada
dasarnya menurut teori kebenaran ini, problema kebenaran hanya merupakan
kekacauan bahsa saja dan hal ini mengakibatkan suatu pemborosan, karena pada
dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logis yang
sama yang masing-masing saling melingkupinya.
24
BAB VIII
DEFINISI DAN PENALARAN
Dalam penalaran ada dua proposisi pokok yang dinalar, yakni proposisi kategoris dan
proposisi majemuk.
A. Definisi
Definisi terdiri atas dua bagian, yakni bagian pangkal disebut defeniendum yang berisi
istilah yang harus diberi penjelasan, dan bagian pembatas disebut disebut definiens yang
berisi uraian mengenai arti dari bagian pangkal.
1. Macam-macam Definisi
a. Definisi nominalis ialah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain lebih umum
dimengerti.
b. Definisi Realis
Ialah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh suatu term.
c. Definisi Praktis
Ialah penjelasan tentang hal sesuatu ditinjau dari segi penggunaan dan tujuan yang
sederhana.
2. Syarat-Syarat Definisi
a. sebuah definisi harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari apa yang didefinisikan.
b. sebuah definisi harus merupakan suatu kesetaraan arti dengan yang didefinisikan.
c. sebuah definisi harus menghindarkan pernyataan yang memuat term yang
didefinisikan.
25
d. sebuah definisi harus sedapat mungkin dinyatakan secara rumusan positif.
e. sebuah definisi harus dinyatakan secara singkat dan jelas terlepas dari rumusan yang
kabur atau bahsa kiasan.
B. Penalaran
1. Prinsip-prinsip Penalaran
Prinsip Identitas
Prinsip Kontradiksi
Prinsip Eksklusif.
2. Penalaran Proposisi
Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi.
Penalaran ada dua:
Penalaran Langsung
Penalaran tidak langsung
C. Silogisme Kategoris
Silogisme adalah proses menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar
penyimpulan, satu menjadi kesimpulan.
D. Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk adalah pernyataan yang terdiri atas dua bagian yang dapat dinilai
benar atau salah.
26
F. Sesat Pikir
Sesat pikir dapat terjadi ketika menyimpulkan sesuatu lebih luas daripada dasarnya
(latinus hos).
BAB IX
HUBUNGAN DAN PERANAN ILMU PENGETAHUAN TERHADAP
PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
A. Ilmu Masyarakat
Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah
manusia sekarang tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan. Kebutuhan manusia yang
paling sederhana pun sekarang memerlukan ilmu.
27
Istilah kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
E. Strategi Kebudayaan
Strategi kebudayaan merupakan upaya bagaimana menangani kebudayaan khususnya
di Indonesia yang beragam budaya.
BAB X
ETIKA KEILMUAN
A. Pengantar
Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, sedangkan moral pada
dasarnya adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia.
28
Bebas nilai atau tidak bebas nilai yang dimaksudkan adalah tuntunan setiap kegiatan
ilmiah agar didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri.
E. Pendekatan Ontologis
Ontologis adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Secara
ontologis ilmu membatasi lingkup penelaah keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang
berada dalam jangkauan pengalaman manusia.
F. Pendekatan Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber,
metode, struktur, dan validitas atau kebenaran pengetahuan.
G. Pendekatan Akseologis
Aksiologis adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum
29
BAB XI
STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU DI INDONESIA
A. Pengantar
Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, sehingga Pancasila mempunyai
fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
B. Pengertian Paradigma
Paradigma menurut Thomas S. Kuhn adalah suatu asumsi dasar dan asumsi teoritis
yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi suatu sumber hukum,
metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri,
serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
30
D. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya
sebagaimana yang dunyatakan dalam pembukaan UUD 1945.
31