DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
1. Moh. Thoriq H. (132013143102)
2. Shintia Ekawati (132013143050)
3. Rizky Try Kurniawati (132013143051)
4. Annisa Fitriani P (132013143072)
5. Yenni Nistyasari (132013143066)
3. SASARAN
Masyarakat
4. MATERI
a. Pengertian penyakit ginjal
b. Minuman yang dapat menyebabkan penyakit ginjal
c. Dampak penyakit ginjal
5. METODE
Diskusi / Tanya Jawab
6. MEDIA
1) Video edukasi
2) leaflet
7. Struktur Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Hakim Zulkarnain, S.Kep.,Ns., MSN
2. Penyaji : Rizky Try Kurniawati
8. KEGIATAN PENYULUHAN
4 1 menit Evaluasi:
Memberikan kesempatan pada Memberikan
masyarakat untuk pertanyaan
menyampaikan pertanyaan dan Menjawab pertanyaan
menjawab pada kolom
komentar
Evaluasi dilakukan secara
bertahap (dapat dinilai dalam
waktu 24 jam )
5 15 detik Terminasi:
Mengucapkan terimakasih. Mendengarkan
9. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Penyampaian materi dengan media video edukasi di sosial media
2. Evaluasi proses
Masyarakat antusias memutar video edukasi yang sudah di upload di sosial
media
Masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab di kolom komentar di sosial
media
3. Evaluasi hasil
Masyarakat mampu memahami tentang penyakit ginjal, minuman penyebab
penyakit ginjal, dampak penyakit ginjal
Materi
dampak :
1. minum air
Minum air yang cukup akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu ginjal yang
dapat menambah risiko terjadi PGK. Hasil penelitian ini menunjukkan kebiasaan
minum air putih <1000 ml/hari meningkatkan risiko PGK 7,69 kali dibandingkan
orang yang minum air putih ≥ 2000ml/hari. Demikian pula, penyakit batu ginjal
meningkatkan risiko PGK sebesar 3,70 kali. Keadaan dehidrasi akibat kurang minum
akan memperberat kerja ginjal apalagi jika ditambah dengan konsumsi minuman atau
obat yang bersifat diuretik seperti obat hipertensi dan minuman berkafein
2. analgetik dan obat oains
Beberapa bukti epidemiologi menunjukkan bahwa ada hubungan antara penggunaan
obat analgetik dan OAINS secara berlebihan dengan kejadian kerusakan ginjal atau
nefropati. Nefropati analgetik merupakan kerusakan nefron akibat penggunaan
analgetik. Penggunaan obat analgetik dan OAINS untuk menghilangkan rasa nyeri
dan menekan radang (bengkak) dengan mekanisme kerja menekan sintesis
prostaglandin. Akibat penghambatan sintesis prostaglandin menyebabkan
vasokonstriksi renal, menurunkan aliran darah ke ginjal, dan potensial menimbulkan
iskemia glomerular. Obat analgetik dan OAINS juga menginduksi kejadian nefritis
interstisial yang selalu diikuti dengan kerusakan ringan glomerulus dan nefropati yang
akan mempercepat progresifitas kerusakan ginjal, nekrosis papilla, dan penyakit gagal
ginjal kronik. Obat analgetika dan OAINS menyebabkan nefrosklerosis yang
berakibat iskemia glomerular sehingga menurunkan GFR kompensata dan GFR
nonkompensata atau gagal ginjal kronik yang dalam waktu lama dapat menyebabkan
gagal ginjal terminal.
3. Merokok
Efek merokok fase akut yaitu meningkatkan pacuan simpatis yang akan berakibat
pada peningkatan tekanan darah, takikardi, dan penumpukan katekolamin dalam
sirkulasi. Pada fase akut beberapa pembuluh darah juga sering mengalami
vasokonstriksi misalnya pada pembuluh darah koroner, sehingga pada perokok akut
sering diikuti dengan peningkatan tahanan pembuluh darah ginjal sehingga terjadi
penurunan laju filtrasi glomerulus dan fraksi filter
4. Minuman suplemen energi
Beberapa psikostimulan (kafein dan amfetamin) terbukti dapat mempengaruhi ginjal.
Amfetamin dapat mempersempit pembuluh darah arteri ke ginjal sehingga darah yang
menuju ke ginjal berkurang. Akibatnya, ginjal akan kekurangan asupan makanan dan
oksigen. Keadaan sel ginjal kekurangan oksigen dan makanan akan menyebabkan sel
ginjal mengalami iskemia dan memacu timbulnya reaksi inflamsi yang dapat berakhir
dengan penurunan kemampuan sel ginjal dalam menyaring darah
5. Obat herbal
Banyak jenis produk herbal yang beredar di pasaran yang belum tentu aman
dikonsumsi publik. Pengawasan terhadap obat herbal cenderung lebih longgar
daripada obat-obatan medis. Padahal dalam berbagai kasus penyelidikan banyak
ditemukan kandungan zat kimia berbahaya di dalam obat herbal yang dapat
membahayakan organ tubuh manusia, terutama ginjal. Kandungan tersebut dapat
berupa jenis logam berbahaya atau bahan kimia obat (BKO) yang mempunyai efek
memperberat dan menurunkan fungsi ginjal
Daftar Pustaka
Ariyanto, A., Hadisaputro, S., Lestariningsih, L., & Adi, M. S. (2018). Beberapa Faktor
Risiko Kejadian Penyakit Ginjal Kronik (PGK) Stadium V pada Kelompok Usia Kurang dari
50 Tahun (Studi di RSUD dr. H. Soewondo Kendal dan RSUD dr. Adhyatma, MPH
Semarang). Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 3(1), 1-6.
Delima, D., & Tjitra, E. (2017). Faktor risiko penyakit ginjal kronik: Studi kasus kontrol di
empat rumah sakit di Jakarta tahun 2014. Indonesian Bulletin of Health Research, 45(1), 17-
26.
Pranandari, R., & Supadmi, W. (2015). Faktor risiko gagal ginjal kronik di unit hemodialisis
RSUD Wates Kulon Progo. Majalah farmaseutik, 11(2), 316-320.