Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCA PANEN

PERCOBAAN 1
PENENTUAN POLA RESPIRASI

OLEH:
Cantika Pradina
1911122024
B/THP

Dosen Pengampu Praktikum:


Felga Zulfia Rasdiana, S.TP, M.Si

Asisten Praktikum:
Tri Nia Rahmatika

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian


Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Andalas
2020
PERCOBAAN 1

Penentuan Pola Respirasi

Prinsip Percobaan

Respirasi pada buah-buahan dapat diukur berdasarkan jumlah CO2 yang diproduksi.
Prinsip kerja dari peralatan yang digunakan adalah penggunaan larutan alkali untuk mengikat
gas CO2 yang diproduksi oleh buah-buahan. Selanjutnya jumlah CO2 yang dihasilkan
tersebut akan ditentukan dengan cara titrasi menggunakan asam.

Tujuan Praktikum :

Tujuan Umum : Dapat memahami aktifitas fisiologi bahan hasil pertanian dan mampu
mengukur laju respirasi pada buah/sayur.

Tujuan khusus : 1. Mampu membandingkan laju respirasi dari jenis buah/sayur yang berbeda
sehingga dapat digunakan untuk menentukan umur simpan produk.

2. Mampu menentukan pola respirasi jenis buah klimaterik dan non


klimaterik

3. Mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan laju


respirasi dan dapat menggambarkan kurva laju respirasi.

Alat dan Bahan :

Alat:

1. Desikator atau toples besar tempat buah-buahan yang diuji.


2. Erlenmeyer atau botol kaca yang berisi larutan Ca(OH)2 jenuh dan NaOH
0.05 N
3. Seperangkat peralatan titrasi

Bahan :

1. larutan Ca(OH)2 jenuh


2. NaOH 0.05 N
3. HCL 0,05 H
4. Indikator fenolftalin 1%
Sampel yang diuji : berbagai jenis dan karakteristik buah, diantaranya : Pisang,
Tomat, Jeruk, dan Mentimun.

Prosedur Kerja
Sampel buah Jeruk, Pisang, Tomat, dan
Mentimun

Timbang sampel sebelum dimasukkan ke


dalam desikator

Sebelum melewati contoh buah, udara terlebih dahulu


dilewatkan dalam Clarutan Ca(OH)2 pada erlenmeyer A
untuk mengikat CO2 sisa yang mungkin masih ada

Udara yg keluar dari erlenmeyer A dianggap telah bebas dari


CO2 dan kemudian dilewatkan kedalam desikator B atau
tabung besar yang berisi contoh buah.

Udara yang keluar dari wadah B ditampung dalam erlenmeyer C


yang berisi 50 ml NaOH 0,05 N yang berfungsi untuk mengikat gas
CO2 yang diproduksi oleh buah sebagai hasil respirasi

Pengukuran jumlah gas CO2 yang terikat oleh larutan NaOH 0,05 N dalam tabung C
dilakukan setelah respirasi berlangsung selama 1 jam untuk pengamatan hari 1 dan
pengamatan berikutnya dilakukan pada hari ke 3, 5, dan 7.

Larutan NaOH 0,05 N yang sudah mengikat CO2 tersebut di titrasi


dengan HCL 0,05 N menggunakan indikator fenolftalin 1%

Lakukan cara yang sama untuk koreksi

Gambarkan kurva laju respirasi dan kurva


perubahan berat masing-masing sampel

Tentukan mana yang tergolong klimakterik dan


mana yang non klimakterik kklimakterik

Hasil
Ca (OH)2 Sampel NaOH 0.05 N

Gambar 1. Skema rangkaian alat percobaan

Gambar 2. Contoh rangkaian alat percobaan


Hasil Pengamatan
Date: 29 Okt 20

Sign : 5 Nov 20

Tabel 1. Hasil pengamatan pengukuran laju respirasi

Komoditi/ Berat Berat Pengamatan ml HCL ml HCL Laju


sampel Sampel sampel hari ke- (blanko) (sampel) respirasi
(gram) (kg) (mg
CO2/kg/jam)
186,50 0,1865 1 1 0,7 3,5388
185,64 0,18564 3 1 0,3 8,29563
Jeruk
185,53 0,18553 5 1 0,2 9,48633
184,99 0,18499 7 1 0,1 10,70328
181,07 0,18107 1 1 0,75 3,03749
180,84 0,18084 3 1 0,2 9,73236
Pisang
179,79 0,17979 5 1 0,1 11,01284
178,89 0,17889 7 1 0,3 8,60864
183,56 0,18356 1 1 0,8 2,39704
183,17 0,18317 3 1 0,4 7,20642
Tomat
182,73 0,18273 5 1 0,15 10,23368
182,10 0,1821 7 1 0,15 10,26908
178,67 0,17867 1 1 0,7 3,69396
178,15 0,17815 3 1 0,2 9,87931
Mentimun
177,74 0,17774 5 1 0,1 11,13987
177,67 0,17767 7 1 0,15 10,52513

Hasil Perhitungan

Rumus menghitung laju respirasi yaitu:

Laju Respirasi (mg CO2/kg/jam) =

1. Jeruk

- Hari ke-1 = = 3,5388 mgCO2/kg/jam


- Hari ke-3 = = 8,29563 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-5 = = 9,48633 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-7 = = 10,70328 mgCO2/kg/jam

2. Pisang

- Hari ke-1 = = 3,03749 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-3 = = 9,73236 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-5 = = 11,01284 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-7 = = 8,60864 mgCO2/kg/jam

3. Tomat

- Hari ke-1 = = 2,39704 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-3 = = 7,20642 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-5 = = 10,23368 mgCO2/kg/jam


- Hari ke-7 = = 10,26908 mgCO2/kg/jam

4. Mentimun

- Hari ke-1 = = 3,69396 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-3 = = 9,87931 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-5 = = 11,13987 mgCO2/kg/jam

- Hari ke-7 = = 10,52513 mgCO2/kg/jam

Kurva Perubahan Berat

Kurva 1 : Perubahan Berat sampel


Kurva Laju Respirasi
Kurva 2: perubahan laju respirasi

Pembahasan

Buah-buahan memiliki karakteristik sebagai makhluk hidup yang masih mengadakan


reaksi metabolisme setelah dipanen. Respirasi adalah suatu proses yang melibatkan
terjadinya penyerapan oksigen (O2) dan pengeluaran karbondioksida (CO2) serta energi yang
digunakan untuk mempertahankan reaksi metabolisme dan reaksi lainnya yang terjadi di
dalam jaringan.

Praktikum kali ini mengenai pola laju respirasi yang terjadi pada buah klimaterik dan
non klimaterik. Buah klimaterik yaitu buah yang laju respirasinya meningkat dengan tajam
selama periode pematangan dan pada awal senescene, lalu akan menurun lagi setelah fase
senescene. Buah non klimaterik adalah buah yang tidak mengalami perubahan laju respirasi
pada akhir pematangan buah. Dari sampel yang digunakan dalam percobaan ini dapat
diketahui yang merupakan buah klimaterik adalah tomat dan pisang, sedangkan buah non
klimaterik adalah jeruk dan mentimun. Pada tabel 2 dapat diamati bahwa buah klimaterik
pada awalnya memproduksi co2 tetap konstan dalam waktu tertentu , tetapi kemudian dengan
tiba-tiba meningkat pada suatu puncak yakni pada hari ke-5, lalu kembali menurun setelah
proses pemasakan tersebut selesai pada hari ke-7. Sedangkan pada buah non klimaterik kurva
relatif konstan, tidak ada kenaikan yang mendadak dan juga penurunan laju respirasi.

Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa buah klimaterik proses pemasakannya
berlangsung lebih cepat dengan adanya perubahan laju respirasi secara mendadak. Sedangkan
buah non klimaterik proses pemasakannya berlangsung lebih lambat tanpa terjadinya
perubahan secara mendadak. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap umur simpan buah.
Semakin cepat laju respirasi maka umur simpan akan semakin berkurang. Artinya buah
klimaterik akan lebih cepat busuk daripada buah non klimaterik.

Susut bobot atau berat pada buah-buahan merupakan salah satu parameter yang dapat
digunakan untuk melihat kuantitas buah setelah dipanen. Berdasarkan hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa semakin hari bobot buah semakin berkurang. Berkurangnya volume atau berat
buah-buahan pascapanen tersebut berkaitan erat dengan proses respirasi yang terus
berlangsung. Selama melangsungkan proses respirasi buah-buahan banyak kehilangan
komponen penyusunnya seperti zat pati, asam-asam organik dan lain sebagainya. Hal ini
dikarenakan komponen-komponen tersebut dirombak menjadi komponen yang lebih
sederhana dan didapatkan untuk melangsungkan proses kehidupan. komponen yang hilang
tersebut tidak dapat digantikan lagi karena buah sudah tidak mendapat pasokan nutrisi lagi,
sehingga terjadilah susut bobot pada buah yang sudah dipanen. Hal ini dapat dibuktikan pada
data yang didapatkan, semakin besar laju respirasinya maka bobotnya juga semakin
berkurang. Dari tabel 1 juga dapat dilihat bahwa buah klimaterik bobotnya lebih cepat
menyusut dari pada non klimaterik.

Kesimpulan

Respirasi adalah suatu proses yang melibatkan terjadinya penyerapan oksigen (O2)
dan pengeluaran karbondioksida (CO2) serta energi yang digunakan untuk mempertahankan
reaksi metabolisme dan reaksi lainnya yang terjadi di dalam jaringan. Buah klimaterik yaitu
buah yang laju respirasinya meningkat dengan tajam selama periode pematangan dan pada
awal senescene, lalu akan menurun lagi setelah fase senescene. Buah non klimaterik adalah
buah yang tidak mengalami perubahan laju respirasi pada akhir pematangan buah. Yang
merupakan buah klimaterik adalah tomat dan pisang, sedangkan buah non klimaterik adalah
jeruk dan mentimun. Semakin cepat laju respirasi maka umur simpan akan semakin
berkurang. Artinya buah klimaterik akan lebih cepat busuk daripada buah non klimaterik.
Proses perombakan karbohidrat selama respirasi menyebabkan susutnya bobot buah setelah
dipanen.
Daftar Pustaka
Ir.I Made S.Utama, M. (2011). Penanganan Pascapanen Buah dan Sayuran Segar. Forum
Konsultasi Teknologi (hal. 1-13). Bali: Universitas Udayana Press.
Nurjanah, S. (2002). Kajian Laju Respirasi dan Produksi Etilen sebagai Dasar Penentuan
Waktu Simpan Sayuran dan Buah-buahan. Jurnal Bionatura, 148-156.
Rahmawati, I. S., Hastuti, E. D., & Darmanti, S. (2011). Pengaruh Perlakuan Konsentrasi
Kalsium Klorida (CaCl2) dan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Asam Askorbat
Buah Tomat . Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIX, No.1, 62-70.
sudjatha, w., & wisaniyasa, n. w. (2017). Fisiologi dan teknologi pascapanen. bali: udayana
university press.

Anda mungkin juga menyukai