Anda di halaman 1dari 3

Senja Menutup Duka

Karya : John Faili


Senja menyapa pepohonan yang melambai dengan daunan hijau petang. Udara
menghempas denyut nadi hingga hingga membuat diri melayang di udara.

Hari ini aku hendak pulang ke rumah sehabis bermain voli dengan teman-temanku.
Rasanya hari ini hari yang luar biasa dan menyenangkan, sebab tim kami memenangkan
perlombaan antara sekolah.

Aku gembira sekali, tidak sia-sia aku berlatih keras setiap sore, ternyata perjuangan kami
membuahkan hasil yang cemerlang.

Pagi berganti malam tibalah aku di rumah setelah seharian mengembara di lapangan
kemenangan.

Ketika aku menginjakkan kaki pada teras rumah, tiba-tiba suara nyaring terdengar di
telingaku. Memanggil-manggil namaku. “clara.. clara.. !” katanya.

Ketika berbalik aku melihat seseorang pria menghampiriku, dan betapa terkejutnya aku.
Ternyata ia adalah Riko, kakak kelas yang kusukai.

Kami berdua bersekolah di tempat yang sama. Ia tinggal tak jauh dari rumah ku.

“Ada apa?” Tanya ku sambil tersipu malu. “Katanya kamu menang pertandingan voli
hari ini ya?” Jawabnya “Oh, iya..” Jawabku dengan semangat.

“Wah.. selamat ya, kalian hebat sekali! Ayo terus semangat pada pertandingan
berikutnya waktu kalian tak banyak” Kata pria itu

“Iya terima kasih kak, kami akan berlatih lebih keras lagi, doakan ya kak” Kataku dengan
wajah memerah. “Pasti aku akan doakan kalian tenang saja.” Katanya dengan tersenyum.
“Baiklah Aku masuk dulu ya Kak, Sudah malam” “Silakan, saya juga izin pamit ya.”
Sambil melambaikan tangannya ke arahku

Tuhan kuharap malam ini tidak berakhir dengan cepat, sebab hari ini hatiku merasa
melayang di udara bersama bintang mengarungi seisi langit pada gelap malam

Banyak kejadian yang membuatmu gembira hari ini, nilai ujian ku bagus, menang dalam
pertandingan voli dan aku mendapatkan ucapan selamat dari orang yang kusuka.. aduh..
bahagia sekali hari ini

Walaupun sebenarnya tubuhku sakit semua, mungkin akibat banyak berlatih hari-hari
ini, tapi karena kak Riko datang sakit ku seketika menghilang. Aku pun segera beranjak tidur
dan menuju kamar

Keesokan paginya Ibu membangunkan ku dengan membawakan makanan ke kamar.


“Clara.. Clara..! Ayo bangun dan mandi segera kamu kan harus pergi ke sekolah suruh ibuku”

“Iya sebentar lagi bu. Aku masih ngantuk” jawab ku. “Tidak bisa ayo bangun sekarang
lihat Jam berapa sekarang tegasnya”

Mataku akhirnya terbuka dan melihat kearah jam wecker, dan seketika aku pun
langsung pergi ke kamar mandi dan segera menyantap makanan yang dibawakan tadi

Ketika hendak keluar dari rumah, ada bunyi klakson memanggil ku, ternyata si
pengendara itu adalah kak Riko

Ia mengajak ku berangkat sekolah bersama, dan tanpa membuang waktu, aku


menerima tawarannya untuk berangkat bersama. “Hi.. hi.. senangnya” ucapku dalam hati

Sepanjang perjalanan ia membuatku tertawa geli dengan bualaannya aku merasa


terhibur dan senang bisa bersamanya hari ini.
Sesampainya di sekolah kami menyusuri lorong sekolah bersama-sama, hingga
sampailah aku di kelas dan kami pun berpisah di tempat itu.

Tika sahabat ku melihat kami dari tadi. Ia berbisik “hmmmm… ternyata sudah berhasil
dekati kak Riko ya?” tanyanya. “ah tidak! Itu hanya kebetulan kok” hindarku

“ Kalau memang iya juga tidak apa-apa” kata Tika, sambil menyenggoliku. “Hahahah
ada-ada saja kamu ini” jawabku setelah itu.

Pelajaran pun di mulai, dengan serius aku menyimak setiap apa yang di jelaskan bu guru
di depan kelas.

Bel sekolah telah berbunyi. Menandakan pelajaran hari ini telah usai. Kemudian Riko
mengajak ku pulang bersama, namun dengan terpaksa aku menolaknya. Aku harus berlatih voli
setiap pulang sekolah.

Anda mungkin juga menyukai