521 1108 1 SM PDF
521 1108 1 SM PDF
1, Juni 2016
99
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
100
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
dengan menghasilkan sebuah prototip atau tujuan, dan mengarahkan langkah menuju
model dari inovasi yang dapat dialami dan tujuan guna mencapai kesuksesan, dan (4)
sangat dapat diaplikasikan dalam sebuah ketika dilanda masalah dan kesulitan,
peran kerja, grup atau organisasi secara individu dapat menyeimbangkan dan
keseluruhan (Kanter, 1988 dalam Janssen, bangun kembali untuk mencapai
2000). Bagi organisasi yang membutuhkan kesuksesan (Luthans, Youssef & Avilio,
perilaku kerja inovatif pada karyawannya, 2007). Alasan penggabungan empat
tentunya penting untuk mempelajari faktor- konstruk yaitu efficacy, optimism, hope, dan
faktor yang berperan di dalamnya sehingga resiliency menjadi satu konstruk
dapat memunculkan perilaku tersebut. psychological capital adalah sudah
Faktor internal yang berasal dari karyawan terbuktinya bahwa banyak sumber daya
secara individu dipelajari memiliki peran psikologis dan personalyang saling
paling penting sebagai faktor perilaku kerja berhubungan satu sama lain, dimana ketika
inovatif (West & Farr, 1989; Ramamoorthy individu memiliki satu sumber daya yang
et al., 2005; Dörner, 2012). West dan Farr tinggi, seringkali akan tinggi pula pada
(1989) memiliki keyakinan bahwa terdapat sumber daya yang lain, sehingga dapat
banyak hal yang dapat dipelajari dari fokus dikatakan bahwa sumber daya tesebut
terhadap perilaku inovatif pada individu. bereaksi secara harmoni (Cozzarelli, 1993).
Salah satu aspek individual yang sangat Peretz, Binyamin dan Carmeli (2011)
membantu munculnya perilaku inovatif menyarankan bahwa kondisi positive
pada individu dapat dipelajari melalui psychological, seperti konsep psychological
perspektif psikologis yang merupakan capital dalam ruang lingkup kerja dapat
faktor internal (West & Farr, 1989). meningkatkan motivasi karyawan yang
Luthans, Youssef, dan Avolio (2007) dapat menanamkan keterikatan pada
mengajukan sebuah konsep baru yang perilaku kerja inovatif.
menarik dan menekankan pada perspektif Teori mengenai psychological capital
psikologis yaitu psychological capital, menunjukkan bahwa sumber positif
berasal dari manusia dan dapat psikologis dari efficacy, hope, resiliency,
diinvestasikan dan dikembangkan untuk dan optimism tidak dapat bertindak
unggul dalam kompetisi yang berkelanjutan maksimal apabila diteliti secara terpisah,
melalui diri individu. Hal ini didasari sebaliknya mereka menyediakan dukungan
anggapan bahwa saat ini, untuk mengelola untuk satu sama lain melalui mekanisme
organisasi secara efektif dibutuhkan bersama yang mendasari, sehingga mereka
paradigma baru dimana keunggulan dan harus dipelajari secara kolektif (Luthans,
manfaat dari kompetitif yang berkelanjutan Avolio, Avey, & Norman, 2007). Oleh
tidak bisa lagi didasarkan pada sumber daya karena itu, peneliti memutuskan untuk
tradisional atau langka, seperti fisik, meneliti hubungan psychological capital
keuangan, dan teknologi, melainkan fokus sebagai konstruk kesatuan dan perilaku
terhadap sumber daya manusia yang kerja inovatif. Meskipun diketahui bahwa
dimiliki (Luthams, Youssef, & Avolio, akan lebih baik ketika psychological capital
2007). Psychological capital merupakan diteliti secara kesatuan, hubungan tiap
suatu keadaan psikologis yang positif pada komponen di dalamnya juga dapat diteliti
individu yang berkontribusi pada kemajuan untuk mengetahui komponen mana yang
dirinya dan terdiri dari beberapa komponen: memiliki hubungan paling kuat terhadap
(1) memiliki kepercayaan diri untuk perilaku kerja inovatif, sehingga dapat
menghadapi dan memberikan usaha yang dilakukan pengembangan terkait komponen
diperlukan untuk menyelesaikan pada tugas psychological capital mengikuti masing-
yang menantang, (2) memiliki atribusi masing cara pengembangannya yang
positif untuk kesuksesan masa kini dan dikembangkan oleh Luthans, Youssef, dan
masa mendatang, (3) tekun dalam mencapai Avolio (2007). Hal ini didukung oleh
101
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
102
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
103
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
104
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
ukur IWB Scale, masing-masing itemdiisi dengan memilih satu di antara enam skala
Likert type, yaitu skala 1 untuk dengan persentase sebesar 60.6% (241
“belum pernah sama sekali”, skala 2 untuk orang), sedangkan pada aspek usia,
“sudah mulai sesekali”, skala 3 untuk responden penelitian sebagian besar berada
“mulai agak sering”, skala 4 untuk “agak pada rentang usia 25-44 tahun dengan
sering”, skala 5 untuk “hampir selalu”, dan persentase 77.4% (308 orang). Pada aspek
skala 6 untuk “selalu menampilkan”. Pada pendidikan, sebagian besar responden telah
awalnya, skala Likert berdasarkan IWB menempuh pendidikan pada tingkat sarjana
Scale oleh Janssen (2000) terdiri dari 7 dengan persenrase 70.6% (281 orang). Jika
pilihan jawaban yang mengacu kepada dilihat dari aspek responden yang
frekuensi tidak pernah hingga selalu, berhubungan dengan perusahaan XYZ,
namun peneliti melakukan modifikasi sebagian besar responden penelitian berada
jumlah skala menjadi 1 hingga 6 untuk pada tingkat jabatan staff dengan persentase
menghindari jawaban tengah pada 65.6% (261 orang) dan berasal dari
responden. departemen bisnis dengan persentase 34.7%
Teknik statistik yang digunakan (138 orang). Lebih lanjut lagi, jika dilihat
untuk melakukan pengolahan data antara dari lamanya bekerja, sebagian besar
lain teknik statistik deskriptif, pearson responden penelitian telah bekerja di
correlation, T-test dan ANOVA (Analysis peruahaan XYZ dalam rentang waktu lebih
of Variance). dari 10 tahun dengan persentase 53.3%
(212 orang).
ANALISIS & HASIL Pada variabel penelitian, diperoleh
Responden dalam penelitian ini rata-rata skor total perilaku kerja inovatif
adalah karyawan perusahaan XYZ yang pada responden penelitian sebesar 29.71
terbagi atas tujuh departemen dan berada dengan skor terendah yaitu 10 dan skor
pada layer 3, 4, dan 5 yang diklasifikasikan tertinggi yaitu 54.Pada psychological
berdasarkan tingkah managerial dan staff. capital, diperoleh mean rata-rata skor total
Total responden dalam penelitian ini psychological capital pada responden
sebanyak 398 orang responden. Pada aspek penelitian sebesar 52.67 dengan skor
jenis kelamin, responden penelitian terendah yaitu 37 dan skor tertinggi yaitu
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki 71.
Tabel 1. Hasil Uji Korelasi antara Psychological Capital dengan Perilaku Kerja Inovatif
Variabel r Sig (p)
psychological capital
dan perilaku kerja inovatif .448 .000*
*p <0.01 level, (two-tailed)
Tabel 2. Hubungan Tiap Komponen Psychological Capital terhadap Perilaku Kerja inovatif
Komponen r Sig (p)
Self efficacy .444 .000*
Hope .283 .000*
Resiliecy .252 .000*
Optimism .197 .000*
105
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
Teknik statistik Independent Sampel p < 0.01. Berdasarkan aspek demografis ini,
T-test menunjukan bahwa terdapat responden yang memiliki jenis kelamin
perbedaan rata-rata yang signifikan pada laki-laki memiliki rata-rata skor total
perilaku kerja inovatifjika ditinjau perilaku kerja inovatif yang paling tinggi
berdasarkan jenis kelamin, t (397) = 4.848, (M=31.51). Teknik statistik
106
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
ANOVAmenunjukan bahwa terdapat rata skor total perilaku kerja inovatif yang
perbedaan rata-rata yang signifikan pada paling tinggi (M=31.99). Teknik statistik
perilaku kerja inovatifjika ditinjau ANOVAmenunjukan bahwa terdapat
berdasarkan pendidikan, F (2,395) = 5.575, perbedaan rata-rata yang signifikan pada
p < 0.05. Berdasarkan aspek demografis ini, perilaku kerja inovatifjika ditinjau
responden yang memiliki tingkat berdasarkan departemen, F (6,391) = 2.792,
pendidikan akhir magister memiliki rata- p < 0.05. Berdasarkan aspek demografis ini,
rata skor total perilaku kerja inovatif yang responden yang berada pada departemen
paling tinggi (M=33.17). Teknik statistik bisnis memiliki rata-rata skor total perilaku
independent sampel T-test menunjukan kerja inovatif yang paling tinggi (M=29.21).
bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang Pada analisis tambahan ini, peneliti
signifikan pada perilaku kerja inovatifjika melakukan uji pos hoc untuk mengetahui
ditinjau berdasarkan aspek jabatan, t (397) kelompok mana yang memiliki perbedaan
= 3.471, p < 0.05. Berdasarkan aspek yang signifikan pada aspek yang memiliki
demografis ini, responden yang berada pada lebih dari dua kategori, yaitu pendidikan
tingkat jabatan managerial memiliki rata- dan departemen.
107
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
108
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
109
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
110
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
111
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
112
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
113