PENGANTAR SOSIOLOGI
“ TEORI – TEORI SOSIOLOGI KLASIK ”
1. DENNY SAPUTRA
2. ATMA SULFITA
3. MUHAMMAD ILBAR
4. RENI ANGGRAINI
DOSEN PEMBIMBING :
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB 2 PEMBAHASAN 2
A. Teori Sosiologi Klasik 2
B. Teori-Teori Sosiologi Klasik 2
1. Auguste Comte (1798-1857) 2
2. Emile Durkeim (1859-1917) 3
3. Karl Marx (1818-1883) 4
4. Herbert Spencer (1820-1903) 6
5. Max Weber (1864-1920) 6
BAB 3 PENUTUP 8
A. KESIMPULAN 8
B. SARAN 8
DAFTAR PUSTAKA 9
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik
dalam gejala sosial maupun natural yang ingin diteliti. Teori merupakan
sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan yang
menghadirkan suatu tinjauan secara sistematis atas fenomena yang ada dengan
menunjukan secara spesifik hubungan-hubungan antara variabel-variabel yang
terkait,dengan tujuan memberikan eksplanasi dan prediksi atas fenonema
tersebut. Dalam hal ini teori sosiologi klasik diartikan sebagai suatu hasil
pemikiran berupa teori yang digunakan sebagai alat penganalisa fenomena
sosial pada masa menjelang abad ke-20. Teori-teori tersebut lahir dari para
tokoh-tokoh terkenal pada masa itu seperti Emile Durkhem, Max Weber, Karl
Mark, Georg Simmel dan lain-lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas ,rumusan masalah yang akan ditinjau
diantaranya :
1. Bagaimana teori sosiologi klasik itu muncul ?
2. Apa saja teori yang ditemukan para tokoh-tokoh sosiologi klasik ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui munculnya teori sosiologi
2. Mengetahui apa saja teori-teori yang ditemukan oleh para tokoh-tokoh
sosiologi klasik.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Ini didasari pada gagasannya tentang Teori Tiga Tahap
Perkembangan Masyarakat, yaitu bahwa masyarakat berkembang
secara evolusioner dari tahap teologis (percaya terhadap kekuatan
dewa), melalui tahap metafisik (percaya pada kekuatan abstrak),
hingga tahap positivistik (percaya terhadapat ilmu sains).
Pandangan evolusioner ini mengasumsikan bahwa masyarakat,
seperti halnya organisme, berkembang dari sederhana menjadi rumit.
Dengan demikian, melalui sosiologi diharapkan mampu mempercepat
positivism yang membawa ketertiban pada kehidupan sosial.
3
sosial). Dua tahun kemudian melalui Suicide (1897), Durkheim
berusaha membuktikan bahwa ada pengaruh antara sebab-sebab sosial
(fakta sosial) dengan pola-pola bunuh diri. Dalam karya itu
disimpulkan ada 4 macam tipe bunuh diri, yakni bunuh diri egoistic
(masalah pribadi), altruistic (untuk kelompok), anomik (ketiadaan
kelompok/norma), dan fatalistic (akibat tekanan kelompok).
Berdasarkan hal itu Durkheim berpendapat bahwa faktor derajat
keterikatan manusia pada kelompoknya (integrasi sosial) sebagai
faktor kunci untuk melakukan bunuh diri.
Melalui karya-karyanya, Durkheim selalu berpijak pada fungsi
kolektif sebagai bentuk aktivitas sosial, fakta sosial, dan kesatuan
moral. Durkheim mewakili kutub structural dari perdebatan struktural
melawan tindakan sosial atau perdebatan konsesus melawan konflik
yang berlangsung sepanjang sejarah sosiologi.
4
Proposisi utama Marx mengatakan bahwa kapitalisme adalah
bentuk organisasi sosial yang didasarkan pada eksploitasi buruh oleh
para pemilik modal. Kelas borjuis kapitalis mengambil keuntungan
dari para pekerja dan kaum proletar.
Mereka secara agresif mengembangkan dan membangun teknologi
produksi. Dengan demikian kapitalisme menciptakan sebuah system
yang mendunia.
Sosiologi Marxis tentang kapitalisme menyatakan bahwa produksi
komuditas mau tak mau membawa system sosial yang secara
keseluruhan merefleksikan pengejaran keuntungan ini. Nilai-nilai
produksi merasuk ke semua bidang kehidupan. Segala sesuatunya,
penginapan, penyediaan informasi, rumah sakit, bahkan sekolah kini
menjadi bisniss yang menguntungkan. Tingkat keuntungannya
menentukan berapa banyak staf dan tingkat layanan yang diberikan.
Inilah yang dimaksud Marx bahwa infrastruktur ekonom menentukan
suprastruktur (kebudayaan, politik, hukum, dan ideologi).
Pendekatan Sosiologi Marxis menyimpulkan mengenai ide
pembaruan sosial yang telah terbukti sebagai ide yang hebat pada abad
XX, sebagai berikut;
1) Semua masyarakat dibangun atas dasar konflik
2) Penggerak dasar semua perubahan sosial adalah ekonomi
3) Masyarakat harus dilihat sebagai totalitas yang di dalamnya
ekonomi adalah faktor dominan
4) Perubahan dan perkembangan sejarah tidaklah acak, tetapi
dapat dilihat dari hubungan manusia dengan organisasi
ekonomi
5) Individu dibentuk oleh masyarakat, tetapi dapat mengubah
masyarakat melalui tindakan rasional yang didasarkan atas
premis-premis ilmiah.
6) Bekerja dalam masyarakat kapitalis mengakibatkan
keterasingan.
5
7) Dengan berdiri di luar masyarakat, melalui kritik, manusia
dapat memahami dan mengubah posisi sejarah mereka. Melalui
kritik ilmiah dan aksi revolusioner, masyarakat dapat dibangun
kembali.
6
karyanya, Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, Weber
menyatakan bahwa kebangkitan pandangan religius tertentu dalam hal
ini Protestanisme yang membawa masyarakat pada perkembangan
kapitalisme. Kaum Protestan dengan tradisi Kalvinis menyimpulkan
bahwa kesuksesan finansial merupakan tanda utama bahwa Tuhan
berada di pihak mereka. Untuk mendapatkan tanda ini, mereka
menjalani kehidupan yang hemat, menabung dan menginvestasikan
surplusnya agar mendapat modal lebih banyak lagi.
Pandangan lain yang disampaikan Weber adalah tentang
bagaimana perilaku individu dapat mempengaruhi masyarakat secara
luas. Inilah yang disebut sebagai memahami Tindakan Sosial. Menurut
Weber, tindakan sosial dapat dipahami dengan memahami niat, ide,
nilai, dan kepercayaan sebagai motivasi sosial. Pendekatan ini disebut
verstehen (pemahaman).
Weber juga mengkaji tentang rasionalisasi. Menurut Weber,
peradaban Barat adalah semangat Barat yang rasional dalam sikap
hidup. Rasional menjelma menjadi operasional (berpikir sistemik
langkah demi langkah). Rasionalisasi adalah proses yang menjadikan
setiap bagian kecil masyarakat teroganisir, professional, dan birokratis.
7
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori-teori sosiologi klasik muncul pada periode ini ditandai
dengan munculnya aliran Sosiologi Perancis dengan tokoh-tokohnya yaitu
Saint-Simon, Auguste Comte, dan Emile Durkeim.
Tokoh-tokoh yang mengemukakan teori sosiologi klasik
diantaranya Auguste Comte pada tahun 1798-1857, Emile Durkheim
1859-1917, Karl Marx pada tahun 1818-1883, Herbert Spencer pada tahun
1820-1903, Max Weber pada tahun 1864-1920 .
B. SARAN
Dari penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Sindung, Haryanto. 2015. Sosiologi Agama Dari Klasik Hingga Postmodern (hlm
55-68). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.