Laporan Praktikum Gerak Lurus PDF
Laporan Praktikum Gerak Lurus PDF
Astuti, Indri Dwi Salsabila, Sarima, Olivia Putri Utami, Sunarto Arif Sura
Abstrak. Telah dilakukan percobaan yang berjudul Gerak Lurus dengan tujuan agar mahasiswa
mampu menentukan besar jarak dan perpindahan, besar kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata,
hubungan antara jarak dan waktu tempuh (t) benda yang melakukan gerak lurus beraturan, serta
memahami gerak lurus beraturan. Alat yang digunakan adalah meteran, stopwatch, penggaris,
tabung GLB dan statif. Kegiatan pertama menggunakan 3 objek yang bergerak dengan kecepatan
yang berbeda-beda. Orang pertama berjalan dengan lambat, orang kedua lebih cepat dari orang
pertama dan orang ketiga akan bergerak sangat cepat. Kegiatan kedua berupa pengukuran
kecepatan gelembung untuk melintasi titik A, B, dan C. Hasil dari percobaan ini adalah kecepatan
atau kelajuan berbanding lurus dengan jarak tempuh benda dan berbanding terbalik dengan waktu
tempuhnya.
KATA KUNCI: jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menentukan besar jarak dan perpindahan?
2. Bagaimana cara menentukan besar kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata?
3. Bagaimana hubungan antara jarak dan waktu tempuh (t) benda yang
melakukan gerak lurus beraturan (GLB)?
4. Apa yang dimaksud dengan gerak lurus beraturan (GLB)?
TUJUAN
1. Untuk menentukan besar jarak dan perpindahan
2. Untuk menentukan besar kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata
3. Untuk mengetahui hubungan antara jarak dan waktu tempuh (t) benda yang
melakukan gerak lurus beraturan (GLB)
4. Untuk memahami gerak lurus beraturan (GLB)
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah kedudukan terhada titik
acuan. Benda yang bergerak akan melalui suatu lintasan dengan panjang tertentu
dalam waktu tertentu. Panjang total lintasan yang dilalui disebut jarak, sedangkan
besar perubahan posisi benda dari posisi awal ke posisi akhir disebut
perpindahan. Jarak adalah besar scalar, sedangkan perpindahan adalah besaran
vektor.
Benda dikatakan bergerak lurus beraturan (GLB) jika benda tersebut bergerak
pada lintasan yang lurus dan bergerak dengan kecepatan tetap atau tidak ada
perubahan kecepatan terhadap waktu, sehingga percepatannya nol. Kecepatan
didefenisikan sebagai perunahan posisi setiap saat atau dalam bentuk matematis
∆
dituliskan; ⃗=
Sedangkan kelajuan adalah besar jarak tempuh persatuan waktu atau dalam
bentuk matematis dituliskan
v=
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
Variabel manipulasi : jarak
Variabel respon : perpindahan, waktu tempuh
Variabel kontrol : panjang lintasan
Kegiatan 2
Variabel manipulasi : ketinggian
Variabel respon : waktu tempuh
Variabel kontrol : jarak tempuh
Definisi Variabel
Kegiatan 1
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh objek (orang pertama,
orang kedua, orang ketiga) yang melakukan pergerakan dari titik A ke B;
A ke B ke C; A ke B ke C ke B; A ke B ke C ke B ke A.
Pepindahan adalah perubahan posisi objek (orang pertama, orang kedua,
orang ketiga) yang ditinjau dari posisi awal dan posisi akhirnya.
Waktu tempuh adalah waktu yang diperlukan oleh objek untuk menempuh
lintasan dari titik A ke B; A ke B ke C; A ke B ke C ke B; A ke B ke C ke
B ke A.
Panjang lintasan adalah ukuran lintasan yang ditandai dengan titik A, B, C.
Kegiatan 2
Ketinggian adalah jarak dasar meja dengan tabung GLB yang digantung
pada statif.
Waktu tempuh adalah waktu yang diperlukan gelembung untuk
menempuh lintasan dari titik 0 ke A; 0 ke B; 0 ke C; 0 ke D
Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh gelembung dari
titik 0 ke A; 0 ke B; 0 ke C; 0 ke D
Prosedur Kerja
Kegiatan 1
1. Membuat 3 titik yaitu A,B,C yang dapat membentuk segitiga siku-siku
2. Mengukur panjang lintasan setiap antara 2 titik tersebut dengan
menggunakan meteran yang tersedia.
3. Menyiapkan 3 orang teman sebagai objek yang akan bergerak dengan
kecepatan yang berbeda.
4. Orang pertama berdiri di titik A lalu berjalan menuju titik B. secara
bersamaan mengukur waktu untuk menempuh lintasan dari titik A ke titik
B. melakukan hal yang sama untuk lintasan dari A ke B ke C.
5. Melakukan setiap kegiatan 4 sebanyak 3 kali untuk setiap orang.
6. Melanjutkan untuk orang kedua dan ketiga kemudian mencatat hasilnya
dalam table hasil pengamatan.
Kegiatan 2
1. Mengambil tabung GLB dan statif untuk menggantung salah satu ujung
tabung
2. Menandai minimal 4 titik sebagai titik A, B, C, dan D pada tabung(
mengupayakan memiliki selang yang sama)
3. Menentukan ukuran panjang lintasan dari dasar tabung (0 cm) ke titik A,
titik B, ke titik C, dan ke titik D.
4. Menggantung salah satu ujung tabung pada statif pada ketinggian tertentu,
memulai dari ketinggian sekitar 5 cm dari dasar.
5. Mengangkat ujung tabung yang satunya, agar gelumbung dalam tabung
berada di ujung yang terangkat.
6. Menurunkan ujung tadi sampai di dasar sehingga gelembung akan
bergerak ke atas, mengukur waktu yang diperlukan gelembung untuk
sampai di titik A(memulai menyalakan stopwatch ketika gelembung tepat
melintasi pada posisi 0 cm pada tabung), melakukan 3 kali penukuran
untuk setiap jarak tempuh.
7. Mengulangi langkah 4,5,6 dengan jarak tempuh 7 cm (dari 0 ke titik B, ke
C , dan ke titik D) kemudian mencatat hasil pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1 :
Menentukan besar kecepatan ,kelajuan rata –rata setiap orang pada setiap
lintasan ,dan analisis kesalahannya.
Menetukan vektor posisi dari setiap titik A, B, dan C dengan mengambil
kerangka acuan di sebuah titik di luar segitiga untuk menentukan besar
perpindahan dari setiap lintasan yang dilalui dengan mengunakan analisis
vektor.
Tabel 1.1 Hasil pengukuran jarak, perpindahan dan waktu tempuh
Waktu
No Lintasan Jarak (m) Perpindahan (m)
Tempuh (s)
|2,7400 ± 0,0005| |2,7400 ± 0,0005| |12,8 ± 0,1|
1 A ke B |2,7400 ± 0,0005| |2,7400 ± 0,0005| |6,2 ± 0,1|
|2,7400 ± 0,0005| |2,7400 ± 0,0005| |3,2 ± 0,1|
|6,6200 ± 0,0005| |2,7400 ± 0,0005| |19,5 ± 0,1|
A ke B
2 |6,6200 ± 0,0005| |2,7400 ± 0,0005| |10,6 ± 0,1|
ke C
|6,6200 ± 0,0005| |2,7400 ± 0,0005| |6,0 ± 0,1|
Tabel 1.2. Hasil pengukuran jarak tempuh dan waktu tempuh pada gerak
lurus beraturan
No Ketinggian Jarak Tempuh (cm) Waktu Tempuh (s)
1. |1,7 ± 0,1|
|11,00 ± 0,05| |1,8 ± 0,1|
|1,7 ± 0,1|
|3,7 ± 0,1|
|22,00 ± 0,05| |3,8 ± 0,1|
|3,8 ± 0,1|
|5,00 ± 0,05|
|5,8 ± 0,1|
|33,00 ± 0,05| |5,8 ± 0,1|
|5,7 ± 0,1|
|7,6 ± 0,1|
|44,00 ± 0,05| |7,7 ± 0,1|
|7,6 ± 0,1|
2. |1,5 ± 0,1|
|11,00 ± 0,05| |1,5 ± 0,1|
|1,5 ± 0,1|
|3,2 ± 0,1|
|22,00 ± 0,05| |3,2 ± 0,1|
|3,1 ± 0,1|
|7,00 ± 0,05|
|4,6 ± 0,1|
|33,00 ± 0,05| |4,7 ± 0,1|
|4,6 ± 0,1|
|6,2 ± 0,1|
|44,00 ± 0,05| |6,2 ± 0,1|
|6,2 ± 0,1|
Analisis Data
Kegiatan 1
A. Kecepatan
δv δv δ(∆xt-1 ) δ(∆xt-1 )
∆v⃗ = ∆∆x + ∆t = ∆∆x + ∆t
δ∆x δt δ∆t δt
=| ∆∆ | + |∆ ∆ |
∆∆ ∆ ∆
= + ⃗
∆ ∆
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
∆⃗
= × 100%
⃗
= ⃗ ± ∆⃗
Orang pertama
∆ ,
⃗= = ,
= 0,2140 m/s
, ,
∆v1 = | ,
+ ,
| 0,2140 m/s
∆ ,
v2 = = ,
= 0,1405 m/s
, ,
∆v =| + | 0,1405 m/s
, ,
∆ ,
v3= = ,
= 0,1096 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,1096 m/s
∆ ,
v4= = ,
= 0 m/s
AB = 1- log KR
= 1- log 1
= 1- (0)
= 1 ( 1 angka penting)
=| ±∆ |=| , ± , | m/s
Orang kedua
∆ ,
v1= = ,
= 0,4419 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,4419 m/s
∆ ,
v3= = ,
= 0,1442 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,1442 m/s
∆ ,
v4= = ,
= 0 m/s
Kecepatan rata-rata orang kedua:
, , ,
= = 0,2108 m/s
AB = 1- log KR
= 1- log 1,09
= 1- (0,03)
= 0,97 ( 1 angka penting)
=| ± ∆ | = | , ± , | m/s
Orang ketiga
∆ ,
v1= = ,
= 0,8562 m/s
, ,
∆ v1 = | ,
+ ,
| 0,8562 m/s
∆ ,
v2= = ,
= 0,4567 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,4567 m/s
∆ ,
v3= = ,
= 0,2740 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,2740 m/s
∆ ,
v4= = ,
= 0 m/s
AB = 1- log KR
= 1- log 1,15
= 1- (0,06)
= 0,96 ( 1 angka penting)
=| ±∆ |=| , ± , | m/s
B. Kelajuan
∂v ∂v
∆v = ∆x + ∆t
∂x ∂t
∂(x.t-1 ) ∂(x.t-1 )
= ∂x
∆v + ∂t
∆t
= ± ∆
Orang pertama
,
v1= = ,
= 0,2140 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,2140 m/s
,
v2= = ,
= 0,3394 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,3394 m/s
,
v4= = ,
= 0,4012 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,4012 m/s
AB = 1- Log KR
= 1- log 0,37
= 1- (-0,43)
= 1,43( 1 angka penting)
=| ±∆ |=| , ± , | m/s
Orang kedua
,
v1= = ,
= 0,4419 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,4419 m/s
,
v2= = ,
= 0,6245 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,6245 m/s
,
v3= = ,
= 0,5526 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,5526 m/s
,
v4 = = ,
= 0,5756 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,5756 m/s
AB = 1- log KR
= 1- log 0,19
= 1- (-0,72)
= 1,72 ( 1 angka penting)
=| ±∆ |=| , ± , | m/s
Orang ketiga :
,
v1 = = ,
= 0,8562 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 0,8562 m/s
,
v2= = ,
= 1,1033 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 1,1033 m/s
,
v3= = ,
= 1,0500 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 1,0500 m/s
,
v4= = ,
= 1,0184 m/s
, ,
∆v =| ,
+ ,
| 1,0184 m/s
AB = 1- log KR
= 1- log 0,15
= 1- (-0,82)
= 1,82 ( 1 angka penting)
=| ± ∆ | = | ± | m/s
3,88 m 2,74 m
î
2,74 m
B A
A ke B = posisi B – posisi A
= ( 0 î + 0 ĵ) – (2,74 î + 0 ĵ )
= - 2,74 î
A ke B ke C = posisi C- posisi A
= (2,74 î + 2,74 ĵ ) - ( 2,74 î + 0 ĵ)
= 2,74 ĵ
A ke B ke C ke B = posisi B – posisi A
= ( 0 î + 0 ĵ)- ( 2,74 î + 0 ĵ)
= - 2,74 î + ĵ
A ke B ke C ke B ke A = posisi A - posisi A
= ( 2,74 î + 0 ĵ) - ( 2,74 î + 0 ĵ)
=0
Kegiatan 2 :
a. Menetukan besar kecepatan pada setiap data yang diperoleh beserta analisis
ketidakpastiannya.
Ketinggian 5 cm
a) Kecepatan
Lintasan 0-A
+ +
̅=
3
1,7 + 1,8 + 1,7
=
3
= 1,73
∆
⃗=
11,00
=
1,73
= 6,35 /
δ1 = 1,7-1,73 s =0,03 s
δ2 =|1,8-1,73|s =0,07 s
δ3 =|1,7-1,73|s =0,03 s
δmax =0,15 s
Lintasan 0-B
+ +
̅=
3
3,7 + 3,8 + 3,8
=
3
= 3,76
∆
⃗=
22,00
=
3,76
= 5,85 /
δ1 =|3,7-3,76|s =0,06 s
δ2 =|3,8-3,76|s =0,04 s
δ3 =|3,8-3,76|s =0,06 s
δmax =0,06 s
Lintasan 0-C
+ +
̅=
3
5,8 + 5,8 + 5,7
=
3
= 5,76
∆
⃗=
33,00
=
5,76
= 5,72 /
δ1 =|5,8 − 5,76|s =0,04 s
δ2 =|5,8 − 5,76|s =0,04 s
δ3 =|5,7 − 5,76|s =0,06 s
δmax =0,06 s
Lintasan 0-D
+ +
̅=
3
7,6 + 7,7 + 7,6
=
3
= 7,63
∆
⃗=
44,00
=
7,63
= 5,76 /
b) Analisis kesalahan
δv δv δ(∆xt-1 ) δ(∆xt-1 )
∆v⃗ = ∆∆x + ∆t = ∆∆x + ∆t
δ∆x δt δ∆t δt
=| ∆∆ | + |∆ ∆ |
∆∆ ∆ ∆
= + ⃗
∆ ∆
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
∆⃗
= × 100%
⃗
= ⃗ ± ∆⃗
Lintasan 0-A
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
0,05 0,1
= + 6,35 /
11 1,73
= |0,38|cm/s
∆⃗
= × 100%
⃗
0,38 /
= × 100%
6,35 /
= 5,98%
= ⃗ ± ∆⃗
= ⌈6,3 ± 0,38⌉ /
Lintasan 0-B
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
0,05 〴 0,1
= + 5,85 /
22 3,76
= |0,16|cm/s
∆⃗
= × 100%
⃗
0,16 /
= × 100%
5,85 /
= 2,73%
= ⃗ ± ∆⃗
= ⌈5,85 ± 0,160⌉ /
Lintasan 0-C
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
0,05 0,1
= + 5,72 /
33 5,76
= |0,10|cm/s
∆⃗
= × 100%
⃗
0,10 /
= × 100%
5,72 /
= 1,74 %
= ⃗ ± ∆⃗
= ⌈5,72 ± 0,100⌉ /
Lintasan 0-D
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
0,05 0,1
= + 5,76 /
44 7,63
= |0,08|cm/s
∆⃗
= × 100%
⃗
0,08 /
= × 100%
5,76 /
= 1,4%
= ⃗ ± ∆⃗
= ⌈5,76 ± 0,080⌉ /
Ketinggian 7 cm
a) Kecepatan
Lintasan 0-A
+ +
̅=
3
1,5 + 1,5 + 1,5
=
3
= 1,5
∆
⃗=
11,00
=
1,5
= 7,33 /
δ1 =|1,5-1,5|s =0,0 s
δ2 =|1,5-1,5|s =0,0 s
δ3 =|1,5-1,5|s =0,0 s
δmax =0,5 s
Lintasan 0-B
+ +
̅=
3
3,2 + 3,2 + 3,1
=
3
= 3,16
∆
⃗=
22,00
=
3,16
= 6,96 /
δ1 =|3,2-3,16|s =0,04 s
δ2 =|3,2-3,16|s =0,04 s
δ3 =|3,1-3,16|s =0,06 s
δmax =0,06 s
Lintasan 0-C
+ +
̅=
3
4,6 + 4,7 + 4,6
=
3
= 4,63
∆
⃗=
33,00
=
4,63
= 7,12 /
δ1 =|4,6-4,63|s =0,03 s
δ2 =|4,7-4,63|s =0,07 s
δ3 =|4,6-4,63|s =0,03 s
δmax =0,07 s
Lintasan 0-D
+ +
̅=
3
6,2 + 6,2 + 6,1
=
3
= 6,16
∆
⃗=
44,00
=
6,16
= 7,14 /
δ1 =|6,2-6,16|s =0,04 s
δ2 =|6,2-6,16|s =0,04 s
δ3 =|6,1-6,16|s =0,06 s
δmax =0,06 s
b) Analisis kesalahan
δv δv δ(∆xt-1 ) δ(∆xt-1 )
∆v⃗= ∆∆x + ∆t = ∆∆x + ∆t
δ∆x δt δ∆t δt
=| ∆∆ | + |∆ ∆ |
∆∆ ∆ ∆
= + ⃗
∆ ∆
∆∆í ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
∆⃗
= × 100%
⃗
= ⃗ ± ∆⃗
Lintasan 0-A
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
0,05 0,1
= + 7,33 /
11 1
= |0,51|cm/s
∆⃗
= × 100%
⃗
0,51 /
= × 100%
7,33 /
= 6,95%
= ⃗ ± ∆⃗
= ⌈7,3 ± 0,51⌉ /
Lintasan 0-B
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
0,05 0,1
= + 6,96 /
22 3,16
= |0,22|cm/s
∆⃗
= × 100%
⃗
0,22 /
= × 100%
6,96 /
= 3,16%
= ⃗ ± ∆⃗
= ⌈6,96 ± 0,220⌉ /
Lintasan 0-C
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
0,05 0,1
= + 7,12 /
33 7,12
= |0,10|cm/s
∆⃗
= × 100%
⃗
0,10 /
= × 100%
7,12 /
= 1,5 %
= ⃗ ± ∆⃗
= ⌈7,12 ± 0,100⌉ /
Lintasan 0-D
∆∆ ∆
∆⃗ = + ⃗
∆
0,05 0,1
= + 7,14 /
44 6,16
= |0,12|cm/s
∆⃗
= × 100%
⃗
0,12 /
= × 100%
7,14 /
= 1,7%
= ⃗ ± ∆⃗
= ⌈7,14 ± 0,120⌉ /
b. Plot grafik hubungan antara perpindahan dan waktu tempuh pada setiap
ketinggian,dan menentukan besar kecepatan dari grafik.
Analisis grafik
Ketinggian 5 cm
50
y = 5.581x + 1.154
Perpindahan (cm)
40
R² = 0.999
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10
Waktu (s)
∆
⃗= = = 5.58 /
Ketinggian 7 cm
50
45 y = 7.115x + 0.016
40 R² = 0.999
Perpindahan (Cm)
35
30
25
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu (s)
= +
= 7,115 + 0,016
= 0,999
∆
⃗= = = 7,11 /
= × 100% = 0,999 × 100% = 99,9%
= 100% − DK = 100% − 99,9% = 0,1% (4 AP)
∆⃗
=
⃗
∆⃗ = . ⃗ = 0,1 × 7,11 / = 0,711 /
⃗ = [ ⃗ ± ∆ ⃗]
⃗ = [ 7,1100 ± 0,7110] /
PEMBAHASAN
Kegiatan 1
Pada kegiatan pertama, kami melakukan pengukuran jarak, perpindahan
dan waktu tempuh untuk mencari nilai kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata
pada pada 3 objek yang melakukan gerak dengan kecepatan dan kelajuan yang
berbeda. Orang pertama bergerak dengan lambat, orang kedua bergerak dengan
lebih cepat dan orang ketiga bergerak dengan sangat cepat. Berikut adalah tabel
hasil percobaan kelajuan dan kecepatan pada masing-masing objek.
Kegiatan 2
Pada kegiatan kedua, kami melakukan pengukuran jarak dan waktu
tempuh gelembung pada tabung GLB untuk menghitung perbedaan kecepatan
gelembung pada ketinggian 5 cm dan 7 cm. Hasil yang diperoleh adalah
gelembung bergerak lebih cepat pada ketinggian 7 cm dibandingkan pada
ketinggian 5 cm. Adapun kelajuan yang didapat pada jarak tempuh dan ketinggian
yang berbeda memiliki kelajuan yang konstan. Hal ini dibuktikan pada grafik
yang menunjukkan garis lurus yang artinya gelembung tersebut mengalami GLB.
Simpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum tentang Gerak Lurus adalah:
Besar jarak ditentukan dengan cara menghitung panjang total lintasan yang
dilalui oleh objek yang bergerak;
Besar perpindahan ditentukan dengan memerhatikan posisi awal dan posisi
akhir benda.
Kecepatan rata-rata diperoleh dengan membandingkan antara perpindahan
∆x dan selang waktu ∆t.
Kelajuan rata-rata diperoleh dengan membandingkan antara jarak total
yang ditempuh benda dengan waktu total yang diperlukannya.
Semakin besar kecepatan suatu benda maka semakin besar pula jarak
yang ditempuhnya. Begitupula sebaliknya.
Semakin besar kecepatan suatu benda maka waktu yang diperlukan untuk
menempuh suatu lintasan menjadi semakin kecil. Begitupula sebaliknya.
Semakin besar jarak yang ditempuh oleh benda maka waktu yang
diperlukan untuk menempuh lintasan semakin besar. Begitupula
sebaliknya.
Benda dikatakan mengalami gerak lurus beraturan apabila tidak
mengalami percepatan atau kecepatannya konstan.
Sangat sulit menjadikan manusia sebagai objek yang bergerak lurus
beraturan karena manusia tidak dapat mengatur kecepatannya menjadi
konstan karena kecepatan gerak yang dirasakan hanya bersifat dugaan.
Diskusi
Untuk praktikan selanjutnya agar kecepatan jalannya dikonstankan atau
mendekati konstan sehingga bisa mendapatkan data yang lebih baik dan
kesalahan relatifnya tidak melebihi 10%.
DAFTAR RUJUKAN
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid
1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.