Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

Keperawatan Medikal Bedah

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien Dengan Gastritis Erosif

Disusun Oleh:
HESTI KARMILA
(P0 5120420 012)

Mengetahui

Clinical Teacher Clinical Instructure

(Ns.Andhyta ratna,M.Kep,Sp.Kep.M.B) ( )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Penatalaksanaan

T.A. 2020/2022 1. Fungsipenunjang


Pemeriksaan
Terapi Koservatif Ginjal
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
1. Pemeriksaan darah lengkap
- 1.
Observasi balance Ekskresi
cairan metabolisme
2. Pemeriksaan kimia klinik
- 2. odema
Observasi adanya Regulasi keseimbangan
3. Pemeriksaan urine lengkap
- cairan
Batasi cairan yang masuk dan elektrolit
4. Pemeriksaan EKG
2. 3. Regulasi osmolalitas
Terapi Simtomatik
5. Pemeriksaan USG
- cairanalkali
Pemberian terapi obat/terapi
3. Terapi Pengganti6. Regulasi
4. Pemeriksaantekanan
Radiologi darah

- Hemodialisa 5. Regulasi keseimbangan


- Transplantasi Ginjalasam basaGinjal
atau Cangkok
6. Produksi eritropoitin
KONSEP MAP GASTRITIS EROSIF
Etiologi :
Gastritis erosif atau ukserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana terjadi erosi
1. Pemakaian obat anti inflamasi nonsteroid atau ulserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem pembuluh darah
(OAINS) seperti aspirin, ibuprofen, piroxicam. lambung atau duodenum (Sylvia, 2005)
2. Alkohol
3. Merokok
4. Stres
5. Inflamasi lambung Helicobakter pylor
Autoantibodi OAINS Alcohol Stress
6. Autoantibodi
7. Inflamasi lambung oleh Helicobakter pylor
(Sylvia, 2005) Infeksi mukosa Meningkatkan produksi Merangsang
Atrofi sel parietal Menghambat aktifitas hipotalamus
lambung (antrum) asam lambung
dan sekresi asam oksigenasi mukosa
Komplikasi : dan IF menurun Pengaktifan
Gastrin Mengikis mukosa
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas Menghambat lambung N. Vagus
2. Peptic ulcer meningkat
Menghambat Sekresi gastrin prostaglandin
3. Atrofi lambung kobalamin meningkat Melepaskan asetil kolin
4. Kanker lambung Sekresi asam normal
atau meningkat Perlindungan mukosa yg bekerja pada sel-sel
( Mubin 2006)  Hipertrofi sel kelenjar korpus fundus
Defisiensi menurun
Merusak mukosa pembentukan
kobalamin
Penatalaksanaan : lambung gastrin
Gastritis Erosif
a. Untuk pencegahan Anemia pernisiosa
1. Makan secara teratur (jangka panjang) Karsinoid
2. Hindari alcohol Gastritis
3. Jangan merokok kronik tipe
4. Olah raga secara teratur B Gastritis kronik
5. Kendalikan setres tipe B
6. Kurangi penggunaan obat NSAID
b. Terapi H. Pilori
c. Terapi terhadap asam lambung Peningkatan asam lambung
Antasida , Penghambat asam, Penghambat pompa proton,
Cytoprotective agents. ( Mubin 2006)  Pemberian antasida Asam lambung menurun
Inflamasi mukosa lambung

Endoskopi
Merangsang pusat muntah Erosive dan ulserasi Distensi gaster Iritasi sampai
(farmasio retikularis) mukosa usus
DAFTAR PUSTAKA Hemoragik
Everen N. vagus Dx. Nyeri Erosi mukosa usus
Mansjoer, Arif, (2001). Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi III, Jilid I. Jakarta : Penerbit Media Anemia Hematemesis dan melena
Aesculapius, FKUI NOC : Perilaku mengendalikan Peristaltic meningkat
Anoreksia Mual muntah nyeri
Mubin .(2006). Panduan Praktis Ilmu Penyakit Syok hipovolemik
Dalam: Diagnosis Dan Terapi . Jakarta: NIC : Penatalaksanaan nyeri Diare
EGC Dx. Perubahan nutrisi
Dx. Kekurangan volume cairan Pemeriksaan Penunjang :
Sylvia, A Price. (2005) . Patofisiologi Konsep Klinis kurang dari kebutuhan
Manifestasi Klinis : a. Pemeriksaan darah
Proses-Proses Keperawatan. Edisi 6.
NOC : Status gizi : Asupan NOC : Status nutrisi : Asupan a. Anoreksia b. Pemeriksaan fases
Jakarta : EGC
makanan dan cairan makanan dan cairan b. Mual c. Endoskopi saluran cerna
Wilkinson,Judith M .(2011). Buku Saku Diagnosis
c. Muntah bagian atas
Keperawatan NIC Dan NOC. Jakarta:EGC NIC : pengelolaan hipovolemia
NIC : Pengelolaan nutrisi d. Nyeri epigastrum d. Biopsy mukosa lambung
e. Kembung e. Pemeriksaan gastrokopi
f. Nausea ( Mubin 2006) 
g. Keluhan-keluhan anemia
(Mansj
oer,2001)
PERENCANAAN

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO Tanda dan Gejalah RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
1 Nyeri Akut Gejala dan Tanda Mayor Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
Pengalaman sensorik Subjektif keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi:
atau emosional yang  Mengeluh nyeri pasien diharapkan: 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Mengobservasi tingkat
berkaitan dengan Objektif SLKI : Tingkat Nyeri durasi, frekuensi, kualitas, nyeri pasien
kerusakan jaringan  Tampak meringis  Dipertahankan kelevel 3 intensitas nyeri
actual atau  Bersikap protektif (mis. waspada, posisi  Ditingkatkan kelevel 4 2. Identifikasi skala nyeri 2. Menentuka skala nyeri
fungsional, dengan mengindari nyeri)  1 = Memburuk 3. Identifikasi respons nyeri non 3. Melihat respon nyeri
onset mendadak atau  Gelisah  2 = Cukup Memburuk verbal pasien dari tindakan
lambat dan  Frekuensi nadi meningkat  3 = Sedang pasien
berintensitas ringan 4. Identifikasi faktor yang 4. Melihat apa yan membuat
 Sulit tidur  4 = Cukup Membaik
hingga berat yang memperberat dan memperingan nyeri pasien bertambah
Gejala dan Tanda Minor  5 = Membaik
berlangsung kurang nyeri atau berkurang
Subjektif Dengan kriteria hasil:
dari 3 bulan. 5. Identifikasi pengetahuan dan 5. Menanyakan apa yang
 (Tidak tersedia) 1. Frekuensi nadi [4]
keyakinan tentang nyeri pasien ketahui tentan
Objektif 2. Pola nafas [4]
Kondisi Klinis nyerinya
 Tekanan darah meningkat 3. Keluhan nyeri [4]
Terkait 6. Identifikasi pengaruh nyeri pada 6. Apakah ada pengaruh
 Pola napas berubah 4. Meringis [4]
 Kondisi kualitas hidup dalam hidup pasien
 Nafsu makan berubah 5. Gelisah [4]
pembedahan dikarenakan nyerinya
 Proses berpikir terganggu 6. Kesulitan tidur [4]
 Cedera traumatis 7. Monitor efek samping 7. Melihat efek penggunaan
 Menarik diri
 Infeksi penggunaan analgetik obat penurun nyeri pasien
 Berfokus pada diri sendriri Terapeutik
 Sindrom koroner
 Diaforesis 8. Berikan teknik non farmakologi 8. Mengurangi skala nyeri
akut
 Glaukoma untuk mengurangi rasa nyeri pasien
9. Kontrol lingkungan yang 9. Mengurangi faktor resiko
memperberat rasa nyeri nyeri pasien
10. Fasilitasi istirahat dan tidur 10. Memberikan kenyamanan
kepada pasien
11. Pertimbangkan jenis dan sumber 11. Membantu pasien dalam
nyeri dalam pemilihan strategi menurunkan nyerinya
meredakan nyeri
Edukasi
12. Jelaskan penyebab, periode, dan 12. Memberitahukan apa yang
Diagnosa Perencanaan Keperawatan pemicu nyeri membuat pasie nyeri
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
13. Jelaskan strategi meredakan 13. Menjelaskan cara
Perfusi Perifer Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi
nyeri meredakan nyerinya
Tidak Efektif Observasi:
D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam 14. Ajarkan teknik perifernon 14. Mengurangi nyeri pasien
Periksa sirkulasi
diharapkan perfusi perifer meningkat  farmakologis
Identifikasiuntuk
factor risiko gangguan
mengurangi dengan teknik non
Pengertian : Kriteria Hasil: sirkulasi
rasa nyeri farmakologi
Penurunan Meningka Cukup Sedang Cukup Menuru Kolaborasi
Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
sirkulasi darah t Meningk Menuru n
at n 15. Kolaborasi pemberian analgetik, 15. Mengurangi nyeri pasien
pada level kapiler
yang dapat 1 Warna kulit pucat jika perlu
mengganggu   1 2 3 4 5
metabolism tubuh 2 Edema perifer
1 2 3 4 5
NO DIAGNOSA 3 Kelemahan otot PERENCANAAN
Tanda Memburu
dan Gejalah Cukup Sedan Cukup Membai RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL
k Membur g Membai k
3 Defisit Nutrisi Mayor Setelah dilakukan tindakan Manajemen gangguan makan
uk k
Objektif
4 keperawatan selama 3 x 24 jam 16. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan 16. Melihat
Pengisian kapiler output input
Mengalami Asupan 1
 Berat banadan 2 diharapkan:
pasien 3 4 5
cairan serta kebutuhan kalori makanan klien
nutrisi tidak cukup 5menurun
Akral
minimal SLKI : Status Nutrisi 17. Timbang berat badan secara rutin 17. Mengukur berat badan klien
1 2 3 4 5
 6 Turgor Kulit
1 2 3 4 5
untuk memenuhi 10% di bawah  Dipertahankan kelevel 3 18. Diskusikan perilaku makan dan jumlah 18. Meminimalkan pergerakan
kebutuhan rentang ideal  Ditingkatkan kelevel 4 aktivitas fisik (termasuk olahrga ) yang klien untuk mencegah
metabolisme. Minor  1 = Menurun sesuai keluarnya energi berlebih
Subjektif  2 = Cukup Menurun 19. Modifikasi lembar observasi berdasarkan 19. Melakukan pengkajian
 Cepat kenyang  3 = Sedang pengukuran Stewart melalui lembar pengukuran
setelah makan Stewart
 4 = Cukup Meningkat
 Kram/nyeri abdomen 20. Lakukan kontak perilaku (mis. Target berat 20. Menentukan kebutuhan
 5 = Meningkat
 Nafsu makan badan, tanggung jawab perilaku) asupan makanan klien
Dengan kriteria hasil:
menurun 21. Dampingi kemampuan untuk pengamatan 21. Melihat keadaaan klien
7. Porsi makanan yang
Objektif perilaku memuntahkan kembali makanan apabila ada respon
dihabiskan
 Bising usus hiperaktif memuntahkan makanan
8. Berat Badan atau IMT
 Otot pengunyah 22. Berikan penguatan positif terhadap 22. Memotivasi klien agar lebih
9. Frekuensi makan
lemah keberhasilan target dan perubahan perilaku semangat dalam diet nya
10.Nafsu makan
 Otot menelan lemah 23. Rencanakan program pengobatan untuk 23. Memberikan jadwal atau
11.Perasaan cepat kenyang
perawatan dirumah (mis. medis, konseling) program yang bisa dilakukan
 Membran mukosa
dirumah
lemah
24. Anjurkan membuat catatan harian tentang 24. Membantu klien menunjukan
 Sariawan
perasaan dan situasi pemicu pengeluaran perasaan saat terjadi sesuatu
 Serum albumin
makanan (mis. pengeluaran yang disengaja, di dirinya
menurun
muntah, aktivitas berlebihan)
 Rambut rontok
25. Ajarkan pengaturan diet yang tepat 25. Membantu klien dalam
berlebihan
melakukan diet
 Diare
26. Ajarkan keterampilan koping untuk 26. Memotifasi klien agar dapat
penyelesaian maslah perilaku makan makan makanan
27. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target 27. Membantu dalam
berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan meningkatkan kebutuhan
makanan nutrisi klien
Evidence Based Practice

Diagnosa Nama Penulis dan


No. Judul Evidence Base Practice (EBP) Hasil Penelitian
Keperawatan Tahun Penerbitan

1 Nyeri Akut Pengaruh Teknik Relaksasi Gusti Ayu Putu Teknik Relaksasi Benson Hasil penelitian menunjukkan
Benson Terhadap Intensitas Jayanti, I Gusti Ayu bahwa uji wilcoxon diperoleh
P. Sampel penelitian ini
Nyeri Pada Pasien Pasca Ratih Agustini, Ni nilai p=0,000 maka dapat
Operasi Seksio Sesarea Di Komang sebanyak 15 orang disimpulkan bahwa pemberian
Rumah Sakit Umum Puri Purwaningsih, (2020) teknik relaksasi benson efektif
I. Teknik Relaksasi Benson
Raharja Denpasar menurunkan intensitas nyeri pada
C. Tidak ada intervensi pasien pasca operasi seksio
sesarea. Hasil penelitian ini sesuai
pembanding
dengan pendapat Yusliana (2015)
O. Menurunkan intensitas bahwa relaksasi benson
merupakan teknik relaksasi
nyeri
pernapasan dengan melibatkan
keyakinan yang mengakibatkan
penurunan terhadap konsumsi
oksigen oleh tubuh dan otototot
tubuh menjadi rileks sehingga
menimbulkan perasaan tenang dan
nyaman.
2 Nyeri Akut Pengaruh Teknik Relaksasi Pengaruh Teknik Teknik Relaksasi Guided Hasil uji Mann-Whitney diperoleh
Guided Imagery Terhadap Relaksasi Guided p-value sebesar 0,004 < 0,05
Imagery
Penurunan Nyeri Pada Imagery Terhadap Intensitas nyeri post operasi TURP
Pasien Pasca Operasi Penurunan Nyeri Pada P. Sampel penelitian ini pada pasien BPH sebelum
Fraktur Di Rsud Dr. Pasien Pasca Operasi dilakukan mobilisasi dini di RS
sebanyak 15 orang
Moewardi Surakarta Fraktur Di Rsud Dr. PKU Muhammadiyah Bantul pada
Moewardi Surakarta, I. Teknik Relaksasi Guided kelompok intervensi sebagian
(2018) besar pada skala 3 (nyeri ringan)
Imagery
(40%), setelah dilakukan
C. Tidak ada intervensi mobilisasi dini di RS PKU
Muhammadiyah Bantul pada
pembanding
kelompok intervensi sebagian
O. Menurunkan intensitas besar pada skala 1 (nyeri ringan)
(53,3%).
nyeri

Anda mungkin juga menyukai