Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS STRATEGI SEGMENTING,

TARGETING, POSITIONING PADA PRODUK


MERCEDES-BENZ DI INDONESIA

Dosen Pengampu :

Basu Swastha Dharmmesta, Prof. Dr., M.B.A.

MARKETING MANAGEMENT

Disusun oleh :

Winda Shinta Sudharini 17/421824/PEK/23401

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017/2018
ABSTRAK

Persaingan mobil kelas mewah di Indonesia semakin ketat seiring perkembangan


zaman. Setiap perusahaan berupaya untuk berlomba-lomba menjual mobil di
pasar otomotif. Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu meningkatkan daya
saing dengan keunggulan produk yang dimilikinya. Dalam industri otomotif,
terdapat salah satu pabrikan mobil mewah paling dikenal di dunia dan tergolong
mobil tertua yang di jual di Indonesia yakni Mercedes-Benz. Mercedes-Benz
adalah sebuah perusahaan otomotif yang berasal dari Jerman yang didirikan pada
tahun 1886. Mercedes-Benz memproduksi berbagai kendaraan seperti mobil, bus,
dan truk memiiki berbagai tipe dan jajaran produk yang dikenal berteknologi dan
memiliki tingkat keamanan tinggi. Mercedes-Benz masuk ke Indonesia pada
tahun 1894 dimana Kesultanan Solo, Sunan Pakubuwono X membeli sebuah Benz
Tentwagen (Phaeton) seharga 10,000 Gulden pada waktu itu dan secara resmi
Mercedez-Benz masuk ke Indonesia pada tahun 1970 dengan berdirinya PT. Star
Motors Indonesia dan PT. German Motor Manufacturing. Di tengah persaingan di
berbagai industri otomotif kelas mewah muncul berbagai produk baru yang
memiliki konsep tak kalah dari Mercedes-Benz, namun kelebihan Mercedes-Benz
sendiri terletak pada Segmentasi produk yang menguasai pasar premium, Target
produk yang mengunggulkan kemewahan dan Posisi produk yang elegan,
berkelas, dan memiliki desain menarik sehingga mampu bersaing dengan berbagai
produk mobil kelas mewah lainnya.

Kata Kunci : Mercedes-Benz, Segementasi, Target, Posisi


BAB I
PENDAHULUAN

A. PROFIL
Persaingan mobil kelas mewah di Indonesia saat ini semakin ketat
seiring kemajuan teknologi yang semakin dinamis. Kondisi tersebut
berhubungan dengan system pasar secara mendunia atau global dengan
tingkat persaingan yang semakin ketat. Selain itu di tengah era globalisasi
saat ini, banyak produk-produk baru yang muncul untuk menarik pasar
yang memiliki potensi besar dan memperluas pangsa pasarnya. Masing-
masing produk menawarkan keunggulan yang berbeda dari pesaing-
pesaingnya. Oleh karena itu, perusahaan harus meningkatkan performa,
kualitas, inovasi, dan daya saing.

Salah satu produk otomotif yang tergolong senior, tergolong mobil


tertua yang mampu bertahan sampai saat ini dan memiliki spesifikasi
mobil terbaik secara global adalah Mercedes-Benz. Mercedes-Benz adalah
sebuah perusahaan otomotif berasal dari Jerman yang didirikan oleh Karl
Benz dan Gottlieb Daimler pada tahun 1886. Mercedes-Benz
memproduksi berbagai macam kendaraan seprti mobil, bus dan truk dan
memiliki berbagai tipe produk seperti A-Class – Hatchback, B-Class -
MPV, C-Class – Sedan, ESTATE & Coupe, CL-Class – Coupe, E-Class –
Sedan, Estate, Coupe & Cabriolet, G-Class – Cross-Cuntry Vehicle, GL-
Class – Kendaraan Off Road, M-Class – Sports Utility Vehicle (SUV), R-
Class – Luxury Tourer Vehicle (LTV), S-Class – Sedan, SL-Class-
Roadster, SLK-Class. Roadster, SLS AMG – Coupe, Viano – Multi
Purpose Vehicle (MPV). Berbagai tipe produk Mercedes-Benz memiliki
spesifikasi dan keunggulan masing-masing.

Mercedes-Benz melakukan segmentasi pada segmen pasar


premium yakni menargetkan produknya pada pelanggan / customer yang
berpendapatan tinggi diatas Rp 100.000.000,- per bulan, berjenis kelamin
pria dengan usia 25-50 tahun, di jual di Indonesia maupun di luar dan telah
mencakup segmen pasar dunia. Target pasar Mercedes-Benz sendiri
mengunggulkan kemewahan dan memberikan image prestige dimata
konsumen. Mercedes-Benz memposisikan produknya sebagai produk
otomotif mewah terbaik di Indonesia yang memiliki bentuk elegan, desain
yang menarik, produk otomotif kelas atas yang memiliki banyak
keunggulan produk di banding merek kompetitor lainnya seperti BMW,
Volvo, Audi, Bentley. Selain itu, Mercedes-Benz selalu berkomitmen
dengan produk-produknya untuk pasar di Indonesia.

Mercedes-Benz masuk ke Indonesia pada tahun 1894 oleh


Kesultanan Solo, Sultan Pakubuwono X yang pada waktu itu membeli
Benz Phaeton. Secara resmi Mercedes-Benz masuk ke Indonesia pada
tahun 1970 dengan berdirinya PT. Star Motors Indonesia sebagai Agen
Tunggal Pemegang Merek dan PT. German Motor Manufacturing sebagai
pabrik perakitan Daimler-Benz di Indonesia. Mercedes-Benz sangat di
terima masyarakat Indonesia yang tentunya menginginkan kenyamanan
dan kemewahan serta pelanggan Mercedes-Benz di Indonesia yang di
dominasi oleh kalangan pengusaha dan pejabat.

Mercedes-Benz menjadi salah satu pabrikan otomotif mewah


dengan penjualan terbanyak di Indonesia. Terbukti Mercedes-Benz
Indonesia Group berhasil meingkatkan unit penjualan kendaraannya
sebanyak 4.722 unit, 3.386 mobil penumpang dan 1.336 kendaraan niaga
pada tahun 2017 (Republika, 2018). Mercedes-Benz secara konsisten
mempertahankan posisi sebagai segmen premium di pasar otomotif salah
satunya di Indonesia. Mercedes-Benz secara berkelanjutan mengeluarkan
produk-produknya di pasar Indonesia. Mercedes-Benz juga telah merespon
keinginan pasar terlebih pelanggan di Indonesia dan berfokus pada fitur
dan kemewahan pada produk.
Mercedes-Benz berorientasi pada faktor kualitas, keselamatan,
keamanan, desain menarik dan modern dan inovasi yang secara terus
menerus mereka lakukan membuat Mercedes-Benz sukses di kancah
global salah satunya di Indonesia. Mercedes-Benz telah berhasil
mempertahankan reputasi dalam hal kualitas dan daya saingnya terlebih
Mercedes-Benz pernah menjuarai F1 pada tahun 1954 dan 1955, tahun
2007 Mercedes-Benz memperoleh penghargaan The Safety Award dalam
What Car Awards dan pada tahun 2015 Mercedes-Benz C-Class (W205)
memperoleh penghargaan World Car of The Year Awards.

Berbagai hal secara konsisten dilakukan oleh Mercedes-Benz untuk


menjual berbagai produknya. Selain itu, Mercedes-Benz juga membangun
Public Engagement dengan cara membuat event, program gathering
dengan mengundang konsumen yang tak lain menampilkan produk-produk
baru Mercedes-Benz, test drive bagi calon konsumen maupun pelanggan
Mercedes-Benz. Ada kalanya Mercedes-Benz pernah mengalami
penurunan kualitas, namun Mercedes-Benz terus menerus melakukan
perubahan, perbaikan dan inovasi secara terus menerus sehingga hal
tersebut bisa ditepis oleh Mercedes-Benz dan mendapatkan reputasinya
kembali dengan baik. Oleh karena itu, pada bahasan makalah ini akan di
uraikan berbagai hal-hal yang lakukan dalam Segmenting, Targeting, dan
Positioning Mercedes-Benz di Indonesia.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah ini adalah :
1. Mendefinisikan Segmenting, Targeting, Positioning
2. Apa Strategi Segmenting Mercedes-Benz di Indonesia ?
3. Apa Targeting Mercedes-Benz di Indonesia ?
4. Apa Strategi Positioning Mercedes-Benz di Indonesia ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dapat disampaikan tujuan
penelitian ini adalah :
1. Memperoleh pembelajaran lebih mendalam terhadap teori-teori yang
ada
2. Mengetahui Strategi Segmenting Mercedes-Benz di Indonesia
3. Mengetahui Strategi Targeting Mercedes-Benz di Indonesia
4. Mengetahui Strategi Positioning Mercedes-Benz di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING


Segmentasi pasar merupakan suatu hal yang penting dalam
menentukan strategi pemasaran dimana dengan hal tersebut manajer
pemasaran bisa membuat suatu keputusan berkenaan dengan pasar yang di
maksud. Penting sekali memahami kebutuhan dan keinginan konsumen
agar manajer mampu merancang strategi pemasaran yang efektif.
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi beberapa segmen pasar.
“A market segment consists of a group of customers who share a similar
set of needs and wants” (Kotler, 2016).

Segmentasi pasar memetakan konsumen dari beberapa variabel


berdasarkan :
a. Geographic Segmentation
Segmentasi geografis meliputi bangsa, wilayah, negara, kabupaten,
kota. Perusahaan dapat memutuskan untuk menjalankan di dalm satu
atau beberapa area geografis, atau menjalankan di semua area tetapi
memperhatikan kepada perbedaan geografis dalam kebutuhan dan
keinginan (Widjaya, 2017).
Contoh : Mercedes-Benz dijual di berbagai wilayah di Indonesia, di
kota kecil maupun di kota besar.
b. Demographic Segmentation
Segmentasi demografis membagi pasar ke dalam segmen-segmen
berdasarkan variabel umur, siklus hidup, jenis kelamin, penghasilan,
pekerjaan, pendidikan, agama, etnis, dan generasi, kelas sosial dimana
semua itu mudah diukur. Ketika kita menggambarkan target pasar
dalam istilah non-geografis (misal, berdasarkan tipe kepribadian), kita
mungkin memerlukan tautan kembali ke karakteristik demografis
untuk memperkirakan ukuran pasar dan media yang harus kita
gunakan untuk mencapainya secara efisien (Kotler, 2016).
Contoh : Konsumen Mercedes-Benz di dominasi oleh konsumen
berjenis kelamin Pria, dengan usia 25-50 tahun, memiliki penghasilan
di atas Rp 100.000.000,-
c. Psychographic Segmentation
Segmentasi psikografis membagi pembeli ke dalam segementasi yang
berbeda seperti kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik individu
(Widjaya, 2017).
Contoh : Konsumen Mercedes-Benz di dominasi oleh kalangan ke atas
d. Behavioral Segmentation
Segmentasi ini membagi pembeli berdasarkan pengetahuan mereka,
tingkah laku, penggunaan dari barang, atau respon kepada barang
(Widjaya, 2017).
Contoh : Konsumen memilih Mercedes-Benz karena memiliki daya
tahan tinggi yang dilengkapi berbagai fitur keselamatan seperti Anti-
Lock Brakes, dan memiliki kenyamanan tinggi bagi pengemudi
Mercedes-Benz.

Segmentasi pasar harus memiliki 5 kunci kriteria untuk mencapai


segmentasi pasar yang efektif yakni segmentasi pasar harus dapat :
a. Measurable / terukur: ukuran, daya beli, dan karakteristik segmen
yang diukur.
b. Substantial / substansial: segmen cukup besar dan cukup
menguntungkan untuk dilayani.
c. Accessible / dapat diakses: segmen dapat dijangkau dan dilayani secara
efektif.
d. Differentiable / terdiferensiasi: segmen dapat dibedakan secara
konseptual dan merespon secara berbeda terhadap elemen dan program
bauran pemasaran yang berbeda.
e. Actionable / dapat ditindaklanjuti: program yang efektif dapat
diformulasikan untuk menarik dan melayani segmen (Kotler, 2016).

Target pasar adalah sekumpulan pembei yang berbagi kebutuhan


yang sama atau karakteristik dimana perusahaan putuskan layani. Target
pasar mengevaluasi setiap ketertarikan segmen dalam pasar dan memilih
satu atau lebih segmen untuk dimasuki (Widjaya, 2017). Target pasar
yakni membidik sasaran pasar yang telah kita pilih untuk kemudian di
analisis. Dalam hal ini serangkaian program pemasaran yang dilakukan
harus sesuai dengan karakteristik pasar sasaran yang dimaksud (Effendi,
2013).

Ada beberapa jenis strategi target pasar yakni :


a. Mass Marketing
Pendekatan ini diadopsi hanya untuk perusahaan-perusahaan besar saja
(Kotler, 2016). Dengan menggunakan strategi ini, perusahaan
memutuskan mengabaikan perbedaan segmen pasar dan memenuhi
keseluruhan pasar dengan satu tawaran. Maksudnya, strategi lebih
difokuskan kepada kebutuhan konsumen pada umumnya daripada
yang lain (Widjaya, 2017).
b. Multiple Segments
Banyak perusahaan melakukan serangkaian segmentasi pasar di
dasarkan pada misal kelompok demografis yang sama untuk melihat
manfaat dari sebuah produk (Kotler, 2016). Dengan menawarkan
berbagai variasi produk dan pemasaran ke dalam segmen, perusahaan
berharap untuk penjualan yang lebih tinggi dan posisi yang lebih kuat
dalam setiap segmen pasar (Widjaya, 2017).
c. Single (Niche) Marketing
Sebuah kelompok yang didefinisikan lebih sempit (Kotler, 2016).
Strategi yang hanya fokus memasarkan produknya pada satu atau
beberapa kelompok pembeli saja, sehingga pemasaran produk hanya
ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling berpotensi. Dengan
focus pada kelompok tertentu, perusahaan berusaha memberikan
produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Selain itu, perusahaan
lebih hemat biaya baik produksi, distribusi, maupun promosi, sebab
semuanya hanya fokus pada satu atau dua kelompok saja (Widjaya,
2017)
d. Individuals
Banyak perusahaan kini melakukan individualisasi dan kustomisasi
massal DAN kemungkinan di masa mendatang akan melihat inisiatif
dalam merancang produk dan merek (Kotler, 2016)

Penempatan Produk / Positioning merupakan suatu upaya dimana


perusahaan menyusun penawaran pasar pasar untuk menempatkan posisi
bersaing dengan pesaing yang dapat tertanam di benak konsumen
(Widjaya, 2017). Positioning menjelaskan posisi produk kepada
konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan competitor dan apa saja
keunggulannya (Effendi, 2013). Penempatan produk mencakup kegiatan
merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan
bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya penempatn produk
adalah tindakah merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta
kesan tertentu diingatan konsumen (Lubis, 2004) (dalam Wijaya, Sirine,
2016).

Kotler menjelaskan berberapa cara product positioning yang dapat


dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang
dituju, antara lain :
a. Penempatan Produk menurut Atribut
Penempatan ini terjadi jika perusahaan memposisikan atau
menempatkan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul
dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaanya (Wijaya,
Sirine, 2016).
b. Penempatan Produk menurut Manfaat
Penempatan produk diposisikan sebagai suatu hal yang bersifat
fungsional maupun emosional.
c. Penempatan Produk menurut Penggunaan atau Penerapan
Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan yang digunakan
sebagai unsur yang ditonjolkn dibandingkan pesaingnya (Wijaya,
Sirine, 2016).
d. Penempatan Produk menurut Pemakai
Penempatan produk yang memposisikan produk sebagai yang terbaik
untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran
lebih ditujukan kepada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti
sempit maupun luas (Wijaya, Sirine, 2016).
e. Penempatan Produk menurut Pesaing
Produk secara menyeluruh menonjolkan merek secara utuh dan
diposisikan lebih unggul daripada pesaing serta memberikan suatu
brand image tersendiri bagi suatu produk.
f. Penempatan Produk menurut Kategori Produk
Produk diposisikan dalam suatu kategori produk (Wijaya, Sirine,
2016).
g. Penempatan Produk menurut Harga atau Kualitas
Produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik (Wijaya, Sirine,
2016)

Positioning dilakukan untuk menciptakan citra baik yang


diharapkan perusahaan, maksudnya adalah keterkaitan langsung dengan
bagaimana konsumen yang berada pada segmen pasar tertentu atau
spesifikasi perusahaan dalam mempersepsikan produk perusahaan. Hal ini
juga mempengaruhi bagaimana cara agar konsumen dapat memiliki
kesamaan persepsi dengan perusahaan tentang produk yang ditawarkan
tersebut. Hasil akhir positioning adalah terciptanya proporsi nilai yang pas,
yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk membeli (Safitra, 2017).
2. STRATEGI SEGMENTING MERCEDES-BENZ DI INDONESIA
Strategi Segmentasi Pasar Mercedes-Benz di Indonesia di
kategorikan sebagai berikut ini :
a) Segmentasi Geografis
Segementasi pasar Mercedes-Benz yakni di seluruh wilayah Indonesia
baik di Kota Besar maupun di Kota Kecil dan di jual / di pasarkan di
dealer Mercedes-Benz maupun Showroom khusus yang menjual
Mercedes-Benz.
b) Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis Mercedes-Benz di Indonesia dibagi menjadi ;
 Gender : Customer Mercedes-Benz berjenis kelamin Pria
 Usia : 25-50 tahun usia produktif
 Penghasilan : di atas Rp 100.000.000,-
c) Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis konsumen Mercedes-Benz di Indonesia yakni
di bagi menjadi :
 Kelas Sosial : konsumen Mercedes-Benz mengutamakan kelas
sosial ke atas yakni para pengusaha, pejabat, eksekutif, dan
nasabah prioritas bank.
 Kepribadian : Santun, Baik, Profesional.
 Gaya Hidup : menginginkan gaya hidup yang prestige,
menginginkan design yang elegan, kenyamanan dan performa
yang sempurna, standar keamanan dan daya tahan yang tinggi.
d) Segmentasi Perilaku
Segmentasi perilaku konsumen Mercedes-Benz di Indonesia yakni
dibagi menjadi :
 Kebutuhan dan Kegunaan ; tidak semua orang membeli sebuah
produk yang sama dengan kebutuhan dan kenginan maupun
kegunaan serta manfaat dari produk itu sendiri (Kotler, 2016).
Konsumen Mercedes-Benz tidak membeli atrubut namun
membeli manfaat dengan memakai produk Mercedes-Benz
maka seseorang menjadi lebih bergengsi, di hormati, di hargai.
 Peran Keputusan ; peran keputusan ini dipengaruhi oleh
inisiator, influencer, penentu, pembeli, dan pengguna (Kotler,
2016). Inisiator, Penentu, Pembeli, dan Pengguna Mercedes-
Benz adalah konsumen Mercedes-Benz itu sendiri ditunjang
dengan influencer yakni bisa dengan promosi yang dilakukan
Mercedes-Benz di sertai marketers yang terus menerus
memberikan suatu pengaruh secara langsung maupun tidak
langsung kepada konsumen Mercedes-Benz.
 Variabel yang terkait dengan pengguna dan penggunaan yakni
dipengaruhi oleh peluang, status pengguna, tingkat
penggunaan, sikap, Loyalty Status, Buyer-Readiness Stage.
Mercedes-Benz telah memperluas produknya dalam pasar
perniagaan dimana Mercedes-Benz melakukan investasi
signifikan di pabrik Wanaherang dan peluncur lini produk Axor
yang dirakit secara local (Wibowo, 2018). Status Pengguna
dipengaruhi oleh pengguna potensial, pengguna tingkat
pertama, dan pengguna regular (Kotler 2016). Pelanggan
Mercedes-Benz sendiri bisa di kategorikan sebagai pengguna
tingkat pertama yakni bagi mereka yang baru pertama kali
mencoba dan memakai produk Mercedes-Benz; pengguna
regular yakni bagi mereka yang sudah memiliki produk
Mercedes-Benz, dan Pengguna potensial yakni mereka
pengguna Mercedes-Benz yang tidak hanya sekedar memiliki,
memakai, namun mereka yang sudah memiliki hubungan atau
terkoneksi dengan produk Mercedes-Benz itu sendiri. Tingkat
Pengunaan Mercedes-Benz sendiri dilihat dari seberapa besar
produk-produk yang laku dan terjual di pasaran. Sikap
pelanggan Mercedes-Benz sendiri dalam membeli produk
adalah mereka yang memiliki entusiasme dan positif yang
tinggi karena produk Mercedes-Benz memberikan suatu
tampilan yang Luxury sekaligus Prestige. Loyalty Status yakni
dipengaruhi oleh Hard-Core Loyals – Consumers who buy only
one brand all the time; Split Loyals – Consumers who are loyal
to two or three brands; Shifting Loyals – Consumers who shift
loyalty from one brand to another; Switchers – Consumers who
show no loyalty to any brand (Kotler, 2016). Kebanyakan
pengguna Mercedes-Benz adalah mereka yang memiliki tingkat
loyal tertinggi pada produk Mercedes-Benz. Perlu kita tahu
bahwa kontribusi Klub Mercedes-Benz di Indonesia tergolong
cukup tinggi dan mereka memiliki tingkat loyalitas terhadap
produk Mercedes-Benz sehingga mereka susah pindah ke lain
hati karena kecintaan mereka terhadap produk dan tetap
menjadi pelanggan setia Mercedes-Benz.
3. STRATEGI TARGETING MERCEDES-BENZ DI INDONESIA
Strategi Target Pasar Mercedes-Benz di Indonesia adalah para
pengusaha, pejabat, pemerintah, pebisnis, eksekutif, dan nasabah prioritas
bank yang mana mereka tetap konsisten untuk memperkenalkan produk
baru dan terus berinovasi dari tahun ke tahun. Contohnya pada tahun 2016
Mercedes-Benz Indonesia secara resmi memperkenalkan Mercedes-Benz
GLS 400 yang menjadi kendaraan kelas tertinggi dari segmen sport utility
vehicle (SUV) dengan harga terjual Rp1,719 miliar dimana produk ini
sudah di rakit di pabrik Wanaherang, Jawa Barat yang memiliki target
pasar para pemimpin perusahaan atau pemilik usaha (Widayati, 2016).

Target pasar Mercedes-Benz di Indonesia yang lain adalah


Mercedes-Benz memperluas target pasarnya di segmen bus dimana pasar
bus di Indonesia tengah menjadi satu peluang yang besar dalam pasar
perniagaan. Terlebih pemerintah Indonesia melakukan investasi
infrastruktur dalam bisnis transportasi khususnya darat. Di sisi lain,
Mercedes-Benz terus berinovasi dan mengeluarkan produk bus nya untuk
para perusahaan transportasi baik perusahaan swasta maupun negeri.

Target pasar Mercedes-Benz memang berbeda dari yang lain,


mereka mengutamakan penjualan produk pada tingkat kelas atas dan tidak
membidik pasar kelas menengah ke bawah maupun bawah. Karena
Mercedes-Benz memiliki berbagai keunggulan dalam safety, daya tahan,
dan kemewahan yang tidak banyak produk lain tawarkan. Sehingga hanya
dari tingkat kelas atas-lah yang mana memiliki penghasilan lebih dan
dijadikan perusahaan Mercedes-Benz suatu target pasar yang dibidik.
4. STRATEGI POSITIONING MERCEDES-BENZ DI INDONESIA
Mercedes-Benz merupakan mobil mewah yang terbaik di
Indonesia sebagai mobil berkelas yang tampil dengan berbagai tipe dan
varian produk yang menarik, sporty, mewah. Mercedes-Benz ini adalah
mobil garapan Jerman yang tergolong tua yang masih bisa bertahan dan
bersaing dengan mobil mewah lainnya seperti Audi, BMW, Bentley.

Mercedes-Benz sejak awal sudah bisa diterima oleh masyarakat


Indonesia sebagai mobil kelas mewah yang memiliki High Safety Riding,
memiliki fitur dan performa yang baik, daya tahan tinggi dan kualitas yang
terbaik. Produk-produk Mercedes-Benz sudah banyak di produksi oleh
perusahaan Mercedes-Benz dengan berbagai tipe, spesifikasi, dan tentunya
memiliki keunggulan masing-masing di setiap produknya dimana mereka
tetap konsisten dengan High Safety Riding-nya dan terus menerus
melakukan perbaikan dan inovasi.

Mercedes-Benz sendiri sudah bisa membangun brand image


dimata pelanggan setia maupun calon pelanggannya. Mereka
membranding produknya sebagai “Luxurios Car” atau terkenal dengan
mobil mewah yang demikian membuat para pelanggan atau calon
pelanggan Mercedes-Benz sendiri disuguhkan dengan berbagai fitur elite,
mewah yang dimiliki produk Mercedes-Benz itu sendiri, sehingga hal
tersebut yang nantinya akan mempengaruhi calon pembeli / pelanggan
untuk membeli produk Mercedes-Benz.
BAB III

KESIMPULAN

Mercedes-Benz melakukan segmentasi pasar khususnya di Indonesia yang


mencakup seluruh wilayah dari Kota Kecil sampai Kota Besar dimana target
pasarnya adalah para pengusaha, pebisnis, eksekutif, nasabah prioritas bank,
perusahaan besar, dan pemerintah Indonesia yang mempunyai penghasilan lebih.
Mercedes-benz memposisikan diri sebagai mobil mewah yang memiliki fitur dan
performa yang baik disertai high safety riding.

Mercedes-Benz memiliki keunggulan lebih dibanding pesaing sejenisnya


seperti Audi, BMW, Bentley dan meskipun tergolong mobil tua namun Mercedes-
Benz mampu bertahan di kancah global khususnya di Indonesia. Produk-produk
Mercedes-Benz sendiri telah di produksi oleh perusahaan Mercedes-Benz dimana
mereka terus berkomitmen untuk berinovasi dan melakukan perbaikan kualitas
baik untuk setiap produknya dan produk yang diunggulkan oleh Mercedes-Benz.
Selain itu, Mercedes-Benz selalu berupaya untuk memberikan apa yang
diinginkan pelanggan dan calon pelanggannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gooto.com/read/1050050/begini-strategi-mercedes-benz-
menghadapi-persaingan-pasar-niaga

https://www.gooto.com/read/817221/ini-target-pasar-mercedes-benz-gls-400-di-
indonesia

Widjaya. 2017. Analisis Segmenting, Targeting, Positioning Dan Marketing Mix


Pada PT. MURNI JAYA, Vol. 5, No. 01, 2017.

Safitra. 2017. Analisis Pengaruh Strategi Segmenting, Targeting, dan Positioning


Terhadap Keputusan Pelanggan Membeli Nu Green Tea, Vol. 6 No. 1 April 2017
ISSN : 2552-6226.

Wijaya, Sirine. 2016. Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Serta Strategi


Harga Pada Perusahaan Kecap Blekok Di Cilacap, e-ISSN : 2477-0574 ; p-ISSN :
2477-3824 Vol. 01, No. 03, September 2016

Effendi. 2013. Analisis STP (Segmenting, Targeting, Positioning) Pada Produk


“Sunlight”.

http://rahmad-budi.blogspot.com//2011/09/

http://www.bisnishack.com/2014/07/55-fakta-menarik-tentang-mercedes-
benz.html?m=1

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Mercedes-Benz

http://id.m.wikipedia.org/wiki/World_Car_of_the_Year
http://www.seoindek.com/2016/10/branding-produk-baru.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai