a. Current Construction di PP
b. Lean Assessment
- Major
- Minor
2.
3. Standarisasi karya ilmiah sbg knowledge yg baru? Baseline menangkap waste di project.
Melihat readiness diukur berdasarkan dilakukan, bukan berarti menerapkan melakukan, apakah
praktek yang di lakukan apakah mendekati lean? Jika sudah terbiasa maka akan lebih mudah
untuk adopt, ternyata dari prinsip2 makro sudah baik, yang bicara tentang mikro mengendalikan
produksi itu yang relative masih tidak tau. Kebanyakan kontraktor memanage proyek, bukan
memanage produksi. Yang sudah menerapkan, makro, mikro, indikasi siap perubahan2.
Nah kalau posisi disitu , bagus project2 yang dilakukan ini untuk melihat kekonsistenan, itu perlu
dilihat konsistennya, jika itu konsisten artinya sudah mandarah daging di organisasi atau best
praktis yang di percaya.
Kriteria hasil brainstorming, masuk ke dalam waste transportation, masih self assestment,
mengidentifikasi untuk item berapa persen. Melakukan assesmentnya tiap bulan, di email, lalu
dilakukan validasi berdasarkan document record, para manajemen melaporkan rekapnya, coba
mengidentifikasi 9 proyek, kebanyakan appartement, sifatnya management review sehingga
pihak managementnya langsung menggalinya, Deffect. Memberikan reward dan punishment,
memang relative cendrung sama, fluktuatif tidak begitu berbeda, melakukan assessment tapi
belum bisa menyimpulkan, apa yang bisa di improve.
Sebenarnya salah satu waste identification apakah biaya sudah meningkat belum, ada factor
perubahan kontrak, karena sifatnya lebih praktis, jadi mengukurnya dengan biaya, biasanya
meminta konfirmasi Kembali kenapa biayanya bertambah atau berkurang, apakah karena
culturenya sendiri yang tidak melaksanakan lean construction.
LPS sejauh mana, boleh tidak melakukan lookahead, prosedur mestinya tidak mengekang,
melihat 6 minggu ke depan. Harusnya tidak ada bolehkah atau tidak harusnya menjadi yang
logical, bukan sekedar melaksanakan Teknik baru, kalau memang mau ke arah sana, check
efektifitas LPS itu, missal ada project yang tidak jalan, kenapa, biasanya hubungannya bisa kea
rah culture, kea rah sana justru yang lebih menggerakan.
Gimana caranya Rina membuka kesempatan, sesuai kebutuhan PT.PP. Sejauh mana efektifitas.