Anda di halaman 1dari 2

Rapat Lean:

Usaha untuk memperkecil waste dan maximum value.

a. Current Construction di PP
b. Lean Assessment
- Major
- Minor

1. Lean Assesment valid?

2.

3. Standarisasi karya ilmiah sbg knowledge yg baru? Baseline menangkap waste di project.

Melihat readiness diukur berdasarkan dilakukan, bukan berarti menerapkan melakukan, apakah
praktek yang di lakukan apakah mendekati lean? Jika sudah terbiasa maka akan lebih mudah
untuk adopt, ternyata dari prinsip2 makro sudah baik, yang bicara tentang mikro mengendalikan
produksi itu yang relative masih tidak tau. Kebanyakan kontraktor memanage proyek, bukan
memanage produksi. Yang sudah menerapkan, makro, mikro, indikasi siap perubahan2.

Nah kalau posisi disitu , bagus project2 yang dilakukan ini untuk melihat kekonsistenan, itu perlu
dilihat konsistennya, jika itu konsisten artinya sudah mandarah daging di organisasi atau best
praktis yang di percaya.

Tetapi belum sejauh mana mengimplementasikan lean construction, seperti apa


perkembangannya, membahas kondisi, apakah prosedur yang di lakukan PT PP, jika ada
perbedaannya, missal ada proyek yang lebih baik dari aspek mikro, dengan begitu bisa di lihat,
kalau Gedung tipikalnya banyak, jika memang pengen itu ke lean, improvementnya di
upgradenya gimana, mengecek work instruction missal – pengurangan waktu siklus, introduksi
pengurangan waktu siklus, work instruction di address pada mandor ke pekerja. Upgrade ting
masih piloting. Katakanlah ada yang bagus 5 aspek, tapi yg mikro masih ada yg belum,
bagaiaman secara perusahaan atau divisi meng address itu, membuat ini bisa terlaksana, (is uke
3), perusahaan mau moving toward (terkait organisasi, SDM, rework dan punismesnt,
transformasi divisi untuk menerapkan). Coba di lakukan seperti apa. Biasanya menilai maturity
model, dari divisi, mulai dari Gedung saja dulu baru PP. Lalu membuat roadmap, pengembangan
SOP, training, program. Bagaimana mengidentifikasi waste kemudian mencatatnya kemudian
menjadi suatu prosedur. Jadi akan masuk menajadi yang lebih detil dari yang di proyek, mungkin
dari situ, apa yang harus di masukan di proyek yang ada hubungan dengan waste, pembelian
material sampai di lokasi berapa, masukin ke workshop atau gudnag, yang diinstall berapa dan
sisa berpa, untuk per item harus ada (paling gampang), ornag kerja 8 jam 1 hari, kontribusi
untuk pekerjaan apa (pencatan untuk apa),crane ada jadwalnya dalam 1 hari membantu
pekerjaan a dan b, menjadi bagian mengidentifikasi waste. Masuk yang sangat detil. Operasinya
sendiri, disitu bisa di identifikasi idleness2 di untuk mengidentifikasi waste, jika ada datanya, ada
upaya untuk pre planning itu untuk mengidentifikasi value flow mapping, perlu waktu untuk
mengidentifikasi. Menggunakan modelnya Roza, lebih ke hulu, sekarang beberapa perusahaan
langsung ke maturity, menilai maturitynya seperti apa, bukan hanya di operasion saja, karena
sudah komit mau jalan, yang di buat oleh Rina akan di gunakan terus. No 1 dan no 2 bisa di
bantu oleh mahasiswa.

Kriteria hasil brainstorming, masuk ke dalam waste transportation, masih self assestment,
mengidentifikasi untuk item berapa persen. Melakukan assesmentnya tiap bulan, di email, lalu
dilakukan validasi berdasarkan document record, para manajemen melaporkan rekapnya, coba
mengidentifikasi 9 proyek, kebanyakan appartement, sifatnya management review sehingga
pihak managementnya langsung menggalinya, Deffect. Memberikan reward dan punishment,
memang relative cendrung sama, fluktuatif tidak begitu berbeda, melakukan assessment tapi
belum bisa menyimpulkan, apa yang bisa di improve.

Sebenarnya salah satu waste identification apakah biaya sudah meningkat belum, ada factor
perubahan kontrak, karena sifatnya lebih praktis, jadi mengukurnya dengan biaya, biasanya
meminta konfirmasi Kembali kenapa biayanya bertambah atau berkurang, apakah karena
culturenya sendiri yang tidak melaksanakan lean construction.

LPS  sejauh mana, boleh tidak melakukan lookahead, prosedur mestinya tidak mengekang,
melihat 6 minggu ke depan. Harusnya tidak ada bolehkah atau tidak harusnya menjadi yang
logical, bukan sekedar melaksanakan Teknik baru, kalau memang mau ke arah sana, check
efektifitas LPS itu, missal ada project yang tidak jalan, kenapa, biasanya hubungannya bisa kea
rah culture, kea rah sana justru yang lebih menggerakan.

Assesment  mesti hati-hati menggunakannya, menerapakan prinsip-prinsip lean, tapi belum


menerapkan lean, sudah ada upaya yang mengarah kesana. Upaya 89% dapat gold, apakah
benar wastenya berkurang? Kuncinya lihat pada System administrasi transaksi , untuk
mengurangi biaya terbuang, indikatornya uang.

Gimana caranya Rina membuka kesempatan, sesuai kebutuhan PT.PP. Sejauh mana efektifitas.

Membantu penelitian dan pengembangan bisa mengurangi nilai pajak.

Anda mungkin juga menyukai