IDENTITAS
Nama : Ny.D Jenis kelamin: perempuan Usia: 30 tahun
Agama : Islam Status perkawinan: menikah Pendidikan:
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Sumber informasi: keluarga Alamat:
Tanggal masuk: 20 Februari 2019 Diagnosis medis:
Pneumothorax
PRIMARY SURVEY
TRIAGE √
Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital sign pada pasien bila tidak segera
P2 Ditangani atau mendapatkan perawatan yang tepat dlam jangka singkat/tertentu
Kesadaran : composmentis GCS: E=4; Klasifikasi kasus
M=6; V=4,
Alert Pain√ Trauma
Verbal: pasien dapat berkomunikasi Unrespon Non Trauma√
dengan baik
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. H.
Abdoel Moeoek Bandar Lampung pada
tanggal 20 Februari 2019. pasien datang
dengan keluhan utama sesak nafas
progresif selama 4 hari sebelum masuk
rumah sakit. Saat ini pasien sedang
dalam siklus menstruasi dan keluhan
muncul 1-2 hari sebelum menstruasi hari
pertama.
AIRWAY
Jalan napas:
Paten√
Tidak paten
Obstruksi:
Lidah Spasme Cairan Benda Asing
Suara napas:
Snoring Stridor√ Gurgling Normal
Keluhan lain:
pasien mengeluh sesak nafas selama 4
hari
BREATHING
Gerakan dada:
Simetris√ Asimetris
Irama napas:
Normal Cepat√ Dangkal
Sesak napas:
Ada√ Tidak ada
Pola napas:
Teratur√
Tidak teratur:
apneu Cheyne Kussmaul ortopnea√
Stokes
Retraksi dada:
Ada√ Tidak ada
Napas cuping hidung:
Ada Tidak ada√
Bentuk dada:
Akral:
Hangat dingin√
Sianosis:
Tidak√ Ya: Siaosis Sianosis sentral
perifef
Turgor kulit:
Baik√ Buruk Lainnya
Tekanan
darah:90/70mmhg
endometriosis.
DISSABILITY
Fraktur: Tidak ada√ Ada:
Lokasi:
Paralisis: Tidak ada√ Ada:
Lokasi
GCS: E=4; M=6; V=4
Kesadaran:
CM√ Apatis Somnolen Sopor Koma
Ekstrimitas: superior
dan inferior akral
teraba dingin.
Keluhan lain:
EXPOSURE
Deformitas: Tidak√ Ada Lokasi:
Contusion: Tidak√ Ada Lokasi:
Abrasi: Tidak√ Ada Lokasi:
Penetrasi: Tidak√ Ada Lokasi:
Laseasi: Tidak√ Ada Lokasi:
Edema: Tidak√ Ada Lokasi:
Kedalaman luka: Tidak Ada Lokasi:
Keluhan nyeri Tidak Ada√ Lokasi:
waktu menstruasi.
Keluhan sesak nafas
dan nyeri dada sering
berulang dan akan
membaik sesaat setelah
siklus menstruasinya
berakhir.
SECONDARY SURVEY
Pemeriksaan fisik (head to toe)
Kepala: simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka, rambut Panjang dan bersih
Leher: tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid.
Dada: terdapat otot bantu nafas, terasa sesak nafas, tidak ada luka, gerakan dada tidak simetris,
hemithorax kanan tertinggal dengan fremitus taktil menurun, perkusi hipersonor dan auskultasi
suara nafas berkurang pada hemithorax kanan.
Neurologis:
Riwayat penyakit
sebelumnya: Pasien
memiliki riwayat
pemasangan water seal
drainased (WSD)
sebanyak dua kali
sebelumnya dengan
keluhan yang sama.
Setelah pemasangan
WSD pasien mengaku
keluhan sesak nafas
berkurang. Setiap
memasuki siklus
menstruasi, pasien
selalu konsumsi obat
pereda nyeri yaitu
dexketoprofen
sebanyak 3-4 kali
dalam sehari. Pasien
juga memiliki riwayat
penyakit endometriosis
pada keluarga.
Kimia klinik
Glukosa darah
Kultur urin
Rontgen
Evaluasi foto thorax
pada tanggal 19
Februari 2019
menunjukkan adanya
area lusen tanpa
corakan paru yang
cukup luas bagian
hemithorax kanan,
terdapat gambaran
pleura line dengan
kesan pneumothorax
kanan (gambar 1).
USG:
dada dan batuk kering Agen Biologis diharapkan maslah dapat teratasi meliputi lokasi, karakteristik, onsert/durasi,
pada saat memasuki dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya dan
waktu menstruasi
faktor pencetus.
Do: pasien sedang 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
Kontrol Nyeri
dalam siklus ketidaknyamanan terutama pada mereka yang
menstruasi, tidak dapat berkomunikasi secara efektif
- Menggunakan tindakan
Pernafasan 28x/menit,
takipneu. dengan pengurangan nyeri tanpa 3. Pastikan perawatan analgesik bagi pasien
denyut nadi 83x/menit analgesic dilakukan dengan pemamtauan yang ketat
dan saturasi oksigen - Menggunakan analgesik yang 4. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien
92%. di rekomendasikan mengenai nyeri
- Melaporkan perubahan
terhadap gejala nyeri pada 5. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap
profesional Kesehatan kualitas hidup pasien (misalnya: tidur, nafsu
makan, performa kerja, perasaaan, pengertian,
Tingkat nyeri hubungan, tanggung jawab peran)
6. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti
- Nyeri yang dilaporkan penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan
berkurang
dan antisipasi akan ketidaknyamanan akibat
- Ekspresi nyeri pada wajah
tidak ada prosedur.
- bisa beristirahat 7. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
- tidak ada Ketegangan otot 8. Ajarkan teknik non farmakologis
9. Berikan penurun nyeri yang optimal dengan
resepan analgesik dari dokter.
Manajemen lingkungan: kenyamanan
hipersonor dan
auskultasi suara nafas
berkurang pada
hemithorax kanan.
adanya area lusen
tanpa corakan paru
yang cukup luas
bagian hemithorax
kanan, terdapat
gambaran pleura line
dengan kesan
pneumothorax kanan
(gambar 1).
kolaps paru sebesar
56%, sehingga
diputuskan untuk
mengambil tindakan
pemasangan WSD.
IMPLEMENTASI EVALUASI
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI
Dx : Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan S: Setelah pemasangan WSD pasien mengaku keluhan sesak nafas
ekspansi paru berkurang.
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi O: Tampak adanya undulasi dan bubble pada WSD pasien terutama pada
saat ekspirasi.
b. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun
atau tidak ada dan adanya suara nafas tambahan A: Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan
c. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernafas ekspansi paru
Catat pergerakan dada, catat ketidaksemetrisan, penggunakan Masalah teratasi Sebagian
otot-otot bantu nafas
P:
d. Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok atau mengi a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
e. Monitor pola nafas (misalnya, brakipneu, takipneu, b. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun
hiperventilasi, kusmaul, pernafasan 1:1) atau tidak ada dan adanya suara nafas tambahan
f. Monitor saturasi oksigen c. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernafas
g. Mengkaji vital sign
Catat pergerakan dada, catat ketidaksemetrisan, penggunakan
h. Mengkaji KU Pasien otot-otot bantu nafas
i. pemasangan WSD. d. Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok atau mengi
j. Memberikan terapi salbutamol 0,5 mg, teofilin 6 mg, glyceryl e. Monitor pola nafas (misalnya, brakipneu, takipneu,
guaiacolate 1 tablet (100 mg), cetirizine 10 mg diberikan ½ tablet, hiperventilasi, kusmaul, pernafasan 1:1)
metylprednisolon 1 mg. 3x 1 f. Monitor saturasi oksigen
g. Mengkaji vital sign
h. Mengkaji KU Pasien
i. tindakan lebih lanjut berupa tindakan operatif, yaitu video-assited
thoracoscopic surgery (VATS).
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI
Dx : Nyeri Akut berhubungan Dengan Agen Biologis S: Setelah pemasangan WSD pasien mengaku keluhan sesak nafas
berkurang.
1. melaakukan pengkajian yang komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, onsert/durasi, frekuensi, kualitas, O: Tampak adanya undulasi dan bubble pada WSD pasien terutama pada
saat ekspirasi.
intensitas atau beratnya dan faktor pencetus.
2. mengObservasi adanya petunjuk nonverbal mengenai A: Nyeri Akut berhubungan Dengan Agen Biologis
ketidaknyamanan Masalah teratasi Sebagian
3. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri,
P:
berapa lama nyeri akan dirasakan dan antisipasi akan
1. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
ketidaknyamanan akibat prosedur.
2. Ajarkan teknik non farmakologis
4. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
3. Berikan penurun nyeri yang optimal dengan resepan analgesik
5. Ajarkan teknik non farmakologis dari dokter.
6. Memberikan terapi salbutamol 0,5 mg, teofilin 6 mg, glyceryl 4. menciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
guaiacolate 1 tablet (100 mg), cetirizine 10 mg diberikan ½ tablet, 5. Posisikan pasien untuk memfasilitasi kenyamanan
metylprednisolon 1 mg. 3x 1
Manajemen lingkungan: kenyamanan
Dx: Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif S: Setelah pemasangan WSD pasien mengaku keluhan sesak nafas
berkurang.
1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal O: Tampak adanya undulasi dan bubble pada WSD pasien terutama pada
2. Monitor kerentanan terhadap infeksi saat ekspirasi.
3. Batasi jumlah pengunjung, yang sesuai.
4. Hindari kontak dekat dengan hewan peliharaan dan penjamu A: Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
dengan imunitas yang membahayakan.
P:
5. Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area edema 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
6. Periksa kulit dan selaput lender untuk adanya kemerahan, 2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
kehangatan ekstrim, atau drainase. 3. Batasi jumlah pengunjung, yang sesuai.
7. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup. 4. Hindari kontak dekat dengan hewan peliharaan dan penjamu
8. Anjurkan asupan cairan yang tepat. dengan imunitas yang membahayakan.
9. Memberikan terapi salbutamol 0,5 mg, teofilin 6 mg, glyceryl 5. Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area edema
guaiacolate 1 tablet (100 mg), cetirizine 10 mg diberikan ½ tablet,
6. Periksa kulit dan selaput lender untuk adanya kemerahan,
metylprednisolon 1 mg. 3x 1
kehangatan ekstrim, atau drainase.
10. Anjurkan istirahat
7. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup.
8. Anjurkan asupan cairan yang tepat.
9. Anjurkan istirahat
10. tindakan lebih lanjut berupa tindakan operatif, yaitu video-assited
thoracoscopic surgery (VATS).