presentasi klinis yang mendukung dan adanya paling tidak bukti imunologis yang relevan.
Anamnesis
Keluhan akibat SLE dapat sangat beragam, dari yang ringan hingga yang berat. Pasien dapat datang
dengan berbagai keluhan tidak spesifik seperti:
Gejala awal seperti kelelahan, demam, nyeri sendi, penurunan berat badan
Selain itu apabila ditemuka trias demam, nyeri sendi dan ruam pada wanita usia produktif maka perlu
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke arah SLE. Pada saat anamnesis apabila memang ditemukan
adanya gejala SLE maka perlu ditanyakan mengenai riwayat keluarga dengan penyakit autoimun.[2,5]
Pemeriksaan Fisik
Karena manifestasinya yang sangat bervariasi, pemeriksaan fisik pada pasien dengan kecurigaan SLE
perlu dilakukan secara lengkap dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dalam penegakkan diagnosis,
terdapat beberapa kriteria yang digunakan. Salah satu yang paling lama dan paling sering digunakan
adalah kriteria klasifikasi American College of Rheumatology (ACR) modifikasi tahun 1997.[10]
Berdasarkan kriteria ini, pasien dinyatakan menderita SLE apabila memiliki 4 dari 11 kriteria (Tabel 1).
Kriteria klasifikasi ACR modifikasi tahun 1997 ini memiliki sensitivitas 86% dan spesifisitas 94%.[4]
Tabel 1. Kriteria Klasifikasi SLE berdasarkan ACR modifikasi tahun 1997
1. Ruam malar Eritema yang menetap, rata atau menonjol, pada daerah malar dan cenderung
tidak melibatkan lipat nasolabial
2. Ruam diskoid Plak eritema menonjol dengan keratotik dan sumbatan folikular. Pada SLE lanjut
dapat ditemukan parut atrofik
3. Fotosensitivitas Ruam kulit yang diakibatkan reaksi abnormal terhadap sinar matahari
5. Artritis Artritis non erosif yang melibatkan dua atau lebih sendi perifer, ditandai oleh nyeri
tekan, bengkak atau efusi.
6. Serositis
- Pleuritis
Riwayat nyeri pleuritik atau pleuritic friction rub yang didengar oleh dokter pemeriksa atau terdapat
bukti efusi pleura.
- Perikarditis
Terbukti dengan rekaman EKG atau pericardial friction rub atau terdapat bukti efusi perikardium.
7. Gangguan renal Proteinuria menetap >0.5 gram per hari atau >3+ bila tidak dilakukan
pemeriksaan kuantitatif, atau
Silinder seluler dapat berupa silinder eritrosit, hemoglobin, granular, tubular atau campuran
8. Gangguan neurologi Kejang yang bukan disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan
metabolik, atau
10. Gangguan imunologik Anti-DNA: antibodi terhadap native DNA dengan titer yang abnormal,
atau
11. Antibodi antinuclear (ANA) positif Titer abnormal dari antibodi anti-nuklear berdasarkan
pemeriksaan imunofluoresensi atau pemeriksaan setingkat pada setiap kurun waktu perjalan penyakit
tanpa keterlibatan obat yang diketahui berhubungan dengan sindroma lupus yang diinduksi obat.
Walaupun kriteria klasifikasi ACR untuk SLE sudah lama digunakan, berbagai studi menunjukkan
terdapat kecenderungan pasien yang hanya memenuhi kriteria klinis tanpa didukung adanya bukti
kelainan imunologis tetap dianggap mengalami SLE. Sebaliknya terkadang penyakit didiagnosis
berdasarkan adanya autoantibodi dan kelainan hematologi saja tanpa mempertimbangkan tampilan
klinisnya.[1,4]
Oleh sebab itu Systemic Lupus International Collaborating Clinics (SLICC) pada tahun 2012 membuat
kriteria klasifikasi alternatif untuk membantu dalam diagnosis SLE. Dalam kriteria ini pasien
diklasifikasikan sebagai SLE bila memiliki 4 dari 17 kriteria (Tabel 2) yang paling tidak diantaranya
terdapat 1 kriteria klinis dan 1 kriteria imunologis. Selain itu kriteria ini juga memasukkan nefritis lupus
yang telah terbukti berdasarkan biopsi didukung dengan adanya ANA atau anti-dsDNA sebagai dasar
diagnosis SLE tanpa memerlukan adanya kriteria lainnya.[11] Kriteria SLICC memiliki sensitivitas 97% dan
spesifisitas 84% dan penggunaannya sudah diterima oleh European Medicines Agency, US Food and
Drug Administration and NHS Inggris.[1]
Kriteria Klinis
1. Lupus kulit akut ruam malar, lupus bulosa, toxic epidermal necrolysis, ruam makulopapular,
ruam fotosensitif, lesi bentuk psoriasis nonindurasi dan arat lesi polisiklik anular.
2. Lupus kulit kronis ruam diskoid terlokalisir maupun generalisata, hipertrofi, verukosa,
mengenai mukosa, liken planus
3. Ulkus mulut ulkus mulut di palatum, bukal, lidah atau ulkus nasal
5. Sinovitis mengenai 2 sendi atau lebih, dicirikan dengan pembengkakan atau efusi atau
nyeri dan kekakuan sendi pada pagi hari
6. Serositis
nyeri pleuritis >1hari atau pleuritic friction rube atau bukti efusi pleura atau nyeri pericardial >1 hari,
efusi pericardium yang terbukti dari rekaman EKG atau pericardial friction rub.
7. Renal protein:kreatinin rasio atau protein urin 24 jam setara dengan 500mg protein/24 jam
atau adanya siliner sel darah merah
8. Neurologi
kejang, psikosis, mononeuritis multipleks, myelitis, neuropati perifer atau kranial, acute confusional
state
9. Anemia Hemolitik
10.
11.
Kriteria imunologi
Diagnosis Banding
Beberapa penyakit yang memiliki gambaran klinis atau hasil beberapa tes laboratorium yang mirip yaitu:
Sindroma Sjogren
Vaskulitis
Rheumatoid arthritis
Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk keperluan diagnosis dan monitoring SLE yaitu:
EKG
Pemeriksaan tambahan lain seperti echocardiografi, CT-Scan, MRI, dan biopsi renal disesuaikan dengan
kondisi klinis pasien.[2,5]