Jenis hutan utama Indonesia berkisar dari hutan dataran rendah yang selalu
hijau di Sumatera dan Kalimantan hingga hutan musim dan padang rumput sabana
di Nusa Tenggara dan daerah pegunungan di Papua. Indonesia juga memiliki hutan
bakau terluas di dunia, diperkirakan mencapai 4,25 juta hektar pada awal 1990-an.
Nilai keanekaragaman hayati untuk memberikan solusi alternatif bagi kebutuhan
dasar manusia (pangan, kesehatan dan energi) belum dieksplorasi.
Indonesia adalah rumah bagi beberapa hutan tropis terindah di dunia. Secara
luas, mereka menempati urutan ketiga di belakang Brasil dan Republik Demokratik
Kongo (sebelumnya Zaire), dan kekayaan biologis mereka unik. Jenis hutan utama
Indonesia berkisar dari hutan dipterokarpa dataran rendah yang selalu hijau di
Sumatera dan Kalimantan hingga hutan monsun musiman dan padang rumput
sabana di Nusa Tenggara dan di hutan dataran rendah dipterocarp dan daerah
pegunungan di Papua. Indonesia juga memiliki hutan bakau terluas di dunia,
diperkirakan mencapai 4,25 juta hektar pada awal 1990-an.
Pekerjaan yang dijalankan oleh Komisi Sumber Daya Genetik untuk Pangan
dan Pertanian (CGRFA) berkolaborasi dengan CBD dan CGIAR dalam pengkajian
sumber daya genetik tumbuhan, hewan, dan hutan, dan inisiatif untuk konservasi
dan penggunaan berkelanjutan keanekaragaman hayati tanah termasuk pencarian
baru alternatif pangan di luar kepentingan FAO dalam dua-tiga dekade terakhir.
FAO seharusnya tidak membatasi pekerjaan mereka dalam menetapkan standar
dan kerangka kerja global untuk pengumpulan, penyimpanan, pengawetan, dan
pemanfaatan berkelanjutan sumber daya genetik tetapi harus diperluas pada
penjinakan satwa liar sebagai pangan alternatif.
Perlu diketahui bahwa kajian cepat terhadap jenis tumbuhan berbunga yang
dilakukan oleh RCB-LIPI dan WWF-Indonesia pada tahun 2003, mengungkapkan
bahwa dalam luasan 0,20 ha hutan di Kompleks TessoNilo, hutan dataran rendah
di Provinsi Riau, Sumatera, 215 jenis berbunga tanaman dicatat. Ini merupakan
rekor baru keanekaragaman tumbuhan tertinggi di dunia setelah dibandingkan
dengan 1.800 petak percobaan di seluruh dunia. Penilaian ekonomi terhadap
sekitar 300 jenis tumbuhan ditemukan pada lahan percobaan seluas 2 ha di hutan
dataran rendah di Provinsi Jambi, Sumatera, ditemukan sedikitnya 51 jenis satwa
liar merupakan buah-buahan yang dapat dimakan, 21 jenis dimanfaatkan
masyarakat sebagai sayuran, dan 6 jenis tumbuhan. digunakan sebagai bumbu
dapur. Jenis-jenis tersebut tidak pernah dibudidayakan melainkan dikumpulkan
oleh masyarakat setempat. Data ini menunjukkan bahwa hutan harus menjadi benih
dan stok pangan bagi peradaban manusia di masa depan.
Sekian terimakasih