Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN MODIFIKASI RESEP

GABIN PANGGANG UNTUK PENDERITA DIABETES


MELITUS + GASTRITIS DI RUMKIT TK. II PUTRI
HIJAU KESDAM I/BB MEDAN

KARIYANA PASCILIA SEMBIRING


P01031216059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2019
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Gabin Panggang untuk Penderita Diabetes Melitus +


Gastritis di Rumkit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB
Medan
Nama Mahasiswa : Kariyana Pascilia Sembiring
NIM : P01031216059
Program Studi : Diploma IV Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan


Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Rumkit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan

Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes Wizni Syahputri, S.Gz


Nip. 196403121987031003

Mengetahui,
Ka. Instal Jangwat
Rumkit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan

Jonner Samosir, SE
Mayor Ckm Nrp. 11010018711275

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan laporan Modifikasi
Resep mengenai “Gabin Panggang untuk Penderita Diabetes + Gastritis di
Rumkit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan”.

Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan


dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Mayor Ckm Jonner Samosir, S.E selaku Ka. Instal Jangwat Rumkit
Tk.II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan.
2. Kapten Ckm (K) Erni Lubis, SKM selaku Kepala Urusan Gizi Rumkit
Tk.II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan.
3. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Medan dan Dosen Pembimbim praktek kerja lapangan
Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan.
4. Evylina Sartika Tambunan, SKM, S.Gz selaku pembimbing di Rumkit
Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan.
5. Sonita Sembiring, AMG, SKM, Gustimar, S.Tr. Gz, Mira, AMG.,
Ramayani, AMG., Vita Londona, AMG., dan Wizni Syahputri, S.Gz
selaku kakak – kakak pembimbing di Unit Gizi Rumkit Tk. II Putri
Hijau Kesdam I/BB Medan.
6. Seluruh staff dan pegawai di Unit Gizi Rumkit Tk. II Putri Hijau
Kesdam
I/B Medan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
didapatkan kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik guna mendukung perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.

Penulis

3
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Modifikasi ............................................................................ 2
D. Manfaat Modifikasi .......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4
A. Diabetes Melitus............................................................................. 5
B. Penatalaksanaan Diet ..................................................................... 6
C. Gastritis........................................................................................... 8
D. Penatalaksanaan Diet ..................................................................... 8
E. Modifikasi Resep........................................................................... 10
F. Sifat Organoleptik.......................................................................... 11
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................ 12
A. Lokasi dan Waktu.......................................................................... 12
B. Populasi dan Sampel .................................................................... 12
C. Resep Awal................................................................................... 12
D. Resep Modifikasi........................................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 15
A. Modifikasi Resep........................................................................... 15
B. Analisis Kandungan Gizi ............................................................... 15
C. Uji Organoleptik............................................................................. 16
BAB V KESIMPULAN ............................................................................... 20
A. Kesimpulan ................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................ 20
Lampiran .................................................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan rumah
sakit merupakan suatu rangkaian
kegiaan mulai dai perencanaan menu
menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada konsumen, dalam
rangka pencapaian status kesehatan
yang optimal melalui pemberian diet
yang tepat (Depkes RI, 2006).
Pelayanan makanan (Food service) di
rumah sakit merupakan salah satu
bentuk kegiatan pelayanan bagi pasien
yang dirawat di rumah sakit yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi pasien dalam upaya
mempercepat penyembuhan penyakit,
mencapai status gizi optimal dan dapat
memenuhi ukuran kepuasan pasien
(Depkes RI, 2003). Penyelenggaraan
makanan adalah rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu sampai
dengan pendistribusian makanan
kepada konsumen dalam rangka
pencapain status yang optimal melalui
pemberian makanan yang tepat dan
termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk
mencapai status kesehatan yang optimal
melalui pemberian makan yang tepat.
(Depkes, 2003).
Diabetes melitus merupakan
gangguan metabolisme yang secara
1
genetis dan klinis Gastritis merupakan gangguan
termasuk heterogen kesehatan yang paling sering
dengan manifestasi dijumpai di klinik, karena
berupa hilangnya diagnosisnya sering hanya
toleransi karbohidrat berdasarkan
(Price, 2006). Dalam
pengelolaan kontrol
gula darah,
perencanaan diet
merupakan salah
satu kunci utama.
Menurut Suyono
(2006), meskipun
riset dalam bidang
pengelolaan
diabetes melitus
telah mengalami
kemajuan dengan
ditemukannya
berbagai jenis
insulin dan obat-
obat mutakhir,
pengobatan yang
paling utama pada
penderita diabetes
melitus adalah
pengaturan diet
yang tepat,
terutama pada
diabetes melitus
tipe 2. Tujuan
penatalaksanaan
diet diabetes melitus
adalah mencapai
2
gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi. Gastritis biasanya diawali
oleh pola makan yang tidak teratur. Kebiasaan makan yang buruk dan
mengkomsumsi makanan yang tidak hygien merupakan faktor resiko
terjadinya gastritis (Wahyu, 2011). Gastritis terjadikarna ketidaksesuaian
lambung dengan makanan yang dimakanseperti makanan yang pedas
(cabai atau merica) ataumakanan yang memiliki kadar lemak tinggi,
sehingga produksi asam lambung tidak terkontrol (Yuliarti, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Najamuddin, dan Sirajuddin
(2012) menyatakan terdapat adanya hubungan antara ketepatan waktu
makan dan tingkat stress dengan kejadian gastritis pada mahasiswa
strata 1 FKM Universitas Hasanuddin.
Dalam pengaturan diet seimbang, cemilan merupakan salah satu
bagian untuk mencapai diet gizi seimbang. Makanan selingan atau
cemilan merupakan makanan yang dikonsumsi diantara waktu makan
utama yang biasanya dilakukan sebanyak dua kali. Makanan selingan
berfungsi untuk menambah zat gizi yang kurang pada saat mengonsumsi
makanan utama. Jumlah kalori untuk selingan biasanya berkisar 150-200
kkal. Makanan selingan tidak bias menggantikan waktu makan pagi atau
makan malam karena jumlah kalori yang rendah. Makanan selingan
biasanya diberikan pagi (selingan pagi) pukul 9-10 dan sore (selingan
sore) pulul 16-17 (Rahayu sari, 2010).
Makanan selingan yang di sajikan di Rumah Sakit Tk. II Putri Hijau
Kesdam I/BB Medan diberikan sebanyak dua kali yaitu pada jam 10.00
pagi dan jam 16.00 sore. Menu selingan dipilih untuk mewakili setiap diet
yang ada. Menu yang biasa disajikan berupa kue-kue basah, bubur kacang
hijau, bubur sumsum dan juga jus. Modifikasi resep diharapkan akan
meningkatkan rasa, aroma, tekstur dan warna sehingga dapat
meningkatkan nafsu makan pasien. Modifikasi resep dapat dilakukan
dnegan mengubah proses pengolahan, mengubah jumlah porsi,
penambahan bahan yang dapat mendukung penyembuhan penyakit
pasien.
Gabin merupakan salah satu jenis selingan makanan di siklus menu
Rumkit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan. Gabin yang biasanya hanya
di sediakan dalam bentuk roti secara umumnya pasti akan memberi rasa
bosan terhadap pasien. Adapun bentuk makanan lain dari kreakers tersbut
adalah gabin tape goreng. Modifikasi ini diharapkan akan meningkatkan
rasa, aroma, tekstur dan kenampakan, sehingga dapat meningkatkan
selera makan. Modifikasi makanan ini dilakukan dengan menghilangkan
tape pada gabin yang diketahui mengandung gas. Selain itu, proses
pemasakan makanan selingan ini di rubah dari proses penggorengan
menjadi proses pemanggangan. Dengan demikian, pasien dapat
menikmati kreakers (gabin) tidak hanya dalam bentuk roti saja, namun
biasa dalam bentuk yang lain.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana daya terima sampel terhadap pengembangan resep
“Gabin Panggang”.

C. Tujuan Modifikasi
1. Tujuan umum
Memodifikasi resep menu yang ada sehingga lebih bervariasi.
2. Tujuan khusus
a. Memperoleh resep baru
b. Menganalisa kandungan zat gizi menu
c. Mengetahui uji organoleptik yang meliputi warna, tekstur,
rasa, dan aroma modifikasi resep

D. Manfaat Modifikasi
1. Bagi Pasien
a. Menambah nafsu makan
b. Menambah variasi menu makanan
c. Menambah daya tarik untuk mengkonsumsi makanan.

2. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa
b. Menambah pengalaman mahasiswa dalam
penyelenggaraan makanan
c. Menambah kemampuan mahasiswa dalam mengolah
makanan

3. Bagi Instalasi Gizi Rumah Sakit


a. Menambah variasi menu instalasi gizi
b. Menambah bentuk pengolahan makanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Henderina, 2010). Menurut
PERKENI (2011) seseorang dapat didiagnosa diabetes melitus apabila
mempunyai gejala klasik diabetes melitus seperti poliuria, polidipsi dan
polifagi disertai dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl dan gula
darah puasa ≥126 mg/dl. Manifestasi klinis diabetes melitus ada 4 yaitu
pengeluaran urin (Poliuria), timbulnya rasa haus (Polidipsia) dan timbul
rasa lapar (Polifagia).
1. Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam
meningkat melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM
dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh
tidak sanggup untuk mengurainya dan berusaha untuk
mengeluarkannya melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih
sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan
mengandung glukosa (PERKENI, 2011).
2. Timbul Rasa Haus (Polidipsia)
Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar
glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk
meningkatkan asupan cairan (Subekti, 2009).
3. Timbul Rasa lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut
disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan
kadar glukosa dalam darah cukup tinggi (PERKENI, 2011).
4. Peyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena
tubuh terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan
energi (Subekti, 2009).
B. Penatalaksanaan Diet
1. Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit diabetes melitus adalah membantu pasien
memperbaiki kebiasaaan makan dan olahraga utnuk mendapatkan kontrol
metabolic yang lebih baik dengan cara:
1) Mempertahankan kadar gula darah supaya mendekati normala
dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik
2) Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
3) Memberi cukup energi utnuk mempertahankan atau mencapai
berat badan normal
4) Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka
pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan
dengan latihan jasmani
5) Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi
yang optimal

2. Syarat Diet
1) Energi cukup untuk mencapai dan mmpertahankan berat badan
normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan
kebutuhan untuk metabolism basal sebesar 25-30 kkal/kg BB
nprmal, ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan
khusus.
2) Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi
total
3) Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi
total, dalam bentuk <10% dari kebutuhan energi total berasal
dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh dan sisanya dari
lemak tidak jenuh tunggal.
4) Kebutuhan karbohidrat adalah isa dari kebutuhan energi totsl,
yaitu 60-70%.
5) Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan, kecuali dalam jumlah sedikit sebagai bumbu.
6) Asupan serat dianjutkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat
lrut air yang terdapat didalam sayur dan buah.
7) Paseien diabetes dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang
sehat,yaitu 3000 mg/hari
8) Cukup vitamin dan mineral.

3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian


Berikut jenis diet diabetes melitus didasarkan dengan jumlah
kalorinya:
Jenis Diet Energi Protein Lemak (gr) Karbohidrat (gr)
(kkal) (gr)
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51,2 36,5 235
IV 1700 55,5 36,5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396

4. Bahan Makanan yang dianjurkan


Bahan makananyang dianjurkan untuk diabtes melitus adalah
sebagai berikut:
1) Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mie, kentang,
singkong, dan sagu
2) Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu
skim, tempe, tahu, dan kacang-kacangan
3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang
mudah dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara
dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar.
5. Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan
1) Mengandung banyakk gula sederhana, seperti: gula pasie, gula
jawa, sirup, jam, jeli-jeli, dodol, cake, kue-kue manis dan makanan
siap saji
2) Mengandung banyak lemak.
3) Mengandung banyak natrium, seperti : ikan asin, telur asin, dan
lainnya.

C. Gastritis
Gastritis merupakan salah satu masalah saluran pencernaan yang
paling sering terjadi dan paling sering dijumpai di klinik karena
diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan
histopatologi (Kemenkes, 2012). Gastritis dianggap sebagai suatu hal yang
remeh namun gastritis merupakan awal dari suatu penyakit yang dapat
mengganggu kualitas hidup seseorang. Gastritis biasanya diawali dengan
pola makan yang tidak baik dan tidak teratur sehingga lambung menjadi
sensitif di saat asam lambung meningkat. Peningkatan asam lambung
diluar batas normal akan menyebabkan terjadinya iritasi dan kerusakan
pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan jika peningkatan asam
lambung ini dibiarkan saja maka kerusakan lapisan lambung atau penyakit
gastritis akan semakin parah.

D. Penatalaksanaan Diet
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet
lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan,
esofagus ringan, serta tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan
diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien.
Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah
2.080 kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.
1. Cara Mengatur Diet:
1) Kurangi makanan pedas, asam, mengandung gas
terlalu panas dan dingin
2) Sumber karbohidrat : nasi keras, ketan, bulgur,jagung, cantel,
ubi talas
3) Makan harus teratur, lambung tidak boleh kosong lebih dari
3 jam
4) Makan dalam porsi kecil tetapi sedikit dan frekuensi sering.
Dianjurkan 6 kali atau lebih dalam sehari
5) Makan secara perlahan dengan cara yang santai
6) Cara memasak sebaiknya direbus, dikukus, ditim,
atau dibakar
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Hindari merokok (perokok pasif)
2) Hindari stress
3) Hati-hati memberikan obat/suplemen yang bersifat asam dan
merangsang keluarnya asam lambung : vitamin C, Zat besai,
asam salisilat, acetosal, kortikosteroid dan obat-obat anti
rematik.
Daftar Bahan Makanan berdasarkan URT
Bahan makanan Berat (g) URT
Beras 90 3,5 gls bubur
Roti 40 2 iris
Maizena 20 4 sdm
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 100 2 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Sayuran 250 2,5 gls
Buah 200 2 ptg sdg papaya
Margarine 35 3,5 sdm
Gula pasir 65 6,5 sdm
Susu 300 1,5 gls
Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan


Sumber Beras dibubur atau ditim; Beras ketan, beras tumbuk, roti
karbohidrat kentang dipure; macaroni whole wheat, jagung; ubi, singkong,
direbus; roti dipanggang; tales; cake, dodol, dan berbagai
biscuit; krekers; mi, bihun, kue yang terlalu manis dan
tepung-tepungan dibuat beremak tinggi.
pudding atau bubur.
Sumber protein Daging sapi empuk, hati, ikan, Daging, ikan ,ayam yang diawet,
hewani ayam digiling atau dicincang digoreng; daging babi; telur
dan direbus, disemur, ditim, diceplok atau digoreng.
dipanggang; telur ayam direbus,
didadar, ditim, diceplok air dan
dicampur dalam makanan;
susu.
Sumber protein Tahu, tempe disrebus ditim, Tahu, tempe digoreng; kacang
nabati ditumis; kacang hijau direbus, tanah, kacang merah, kacang polo.
dan dihaluskan.
Sayuran Sayuran yang tidak banyak Sayuran mentah, sayuran berserat
serat dan tidak menimbulkan tinggi dan menimbulkan gas seperti
gas dimasak; bayam, bir, labu daun singkong, kacang panjang, kol,
siam, labu kuning, wortel, tomat lobak, sawi, dan asparagus.
direbus dan ditumis.
Buah Papaya, pisang, jeruk manis, Buah yang tinggi serat atau dapat
sari buah; pir dan peach dalam menimbulkan gas seperti jambu biji,
kaleng. nanas, apel, kedondong, durian,
nangka; buah yang dikeringkan.
Lemak Margarin dan mentega; minyak Lemak hewan, santan kental.
untuk menumis dan santan
encer
Minuman Sirup, the Minuman yang mengandung soda
dan alkohol, kopi, ice cream.
Sumber : Almatsier, Penuntun Diet

E. Modifikasi Resep
Modifikasi resep gabin tape goreng menjadi gabin panggang adalah
salah satu alternatif untuk menemukan variasi lain dengan bahan dasar
gabin atau kreakers. Pemilihan modifikasi ini didasarkan atas jenis penyakit
komplikasi yang terjadi. Dalam modifikasi resep gabin tape goreng menjadi

10
gabin panggang, bahan yang dihilangkan adalah tape yang mengandung
gas dan sangat berkontradiksi dengan penyakit gastritis. Selain dari isian
bahan tape yang dihilangkan, proses pemasakan dari proses
penggorengan menjadi pemanggangan juga memberi keunggulan dari
resep ini, karena untuk proses penggorengan sangat tidak dianjurkan
untuk seorang yang mengalami gastritis. Untuk bahan kreakers sebagai
bahan dasarnya tidaklah diubah karena, kreakers merupakan salah satu
makanan alternative yang disediakan oleh kebanyakan rumah sakit untuk
selingan seorang penderita diabetes melitus.

F. Sifat Organoleptik
Sifat mutu organoleptik adalah sifat mutu produk yang hanya dapat
diukur atau dinilai dengan uji atau penilaian organoleptik. Sifat organoleptik
merupakan hasil reakri fisiopsikologis berupa tanggapan atau kesan
pribadi seorang panelis atau penguji mutu (Soekarto, 1985). Tujuan dari
pengenalan sifat organoleptik pangan ini adalah mengenal sifat-sifat
organoleptik beberapa produk yang berperan dalam analisis bahan dan
melatih panca indera untuk mengenali jenis-jenis rangsangan (Rahayu,
1998).
Menurut Soekarto (1985), sifat-sifat mutu organoleptik sering
dijadikan mutu ialah:
1) Visual, meliputi warna, kekeruhan, kilap, bening dan sebagainya.
2) Bau, meliputi wangi, busuk, tengik, apek, spesifik, dan lain-lain.
3) Rasa, meliputi rasa dasar (asam, manis, pahit, asin pedas, dingin, lezat).
4) Tekstur, meliputi lengket, halus, kasar, kental, elastis, lentur, kenyal,
dan lain-lain.
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Lokasi dan Waktu
Lokasi : Rumkit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan
Waktu : 27 September 2019
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam modifikasi resep ini adalah pekerja Rumah Sakit Tk. II
Putri Hijau dan sampel dalam modifikasi resep ini adalah seluruh ahli gizi
dan tenaga kerja dibagian Instalasi Gizi Rumah Sakit Tk. II Putri Hijau
Kesdam I/BB Medan.
C. Resep Awal
a) Nama Resep
Gabin Tape Goreng (10 Porsi)
Bahan :
Tape ubi 300 gram
Kreakers 20 keping
Susu Kental Manis 6 sdm
Gula pasir 10 gram

Alat :
Sendok
Wajan
Mangkok
Timbangan
Kompor

Cara Mengolah :
1. Buang sumbu pada tape singkong, lalu lumatkan
2. Campur semua bahan" ke dalam tape singkong yg sudah di
lumatkan tadi, lalu aduk hingga merata
3. Ambil satu keping gabin (yg ada gula nya yg di dalam) lalu beri
adonan tape singkong tadi (jangan terlalu banyak, dan juga
jangan terlalu sedikit, kira" saja) lalu tutup dg satu keping gabin
lagi, dan rapihkan/ratakan lakukan sampai adonan tape
singkong habis.
4. Panaskan minyak goreng, minyak di perlukan agak banyak, lalu
goreng gabin tape dengan api kecil, jangan di bolak balik, cukup
sekali balik saja agar minyak tidak meresap banyak. Gabin Tape
siap di hidangkan

b) Harga Gabin Tape Goreng per satu resep


No. Bahan Berat Harga
1. Kreakers 270 g Rp. 7000
2. Tape Ubi 300 g Rp. 1000
4. SKM 30 gr Rp. 1000
5. Gula 10 gr Rp. 500
5. Minyak Goreng Secukupnya Rp. 2000
Total Rp. 11.500
Harga untuk 10 porsi = Rp. 11.500
Untuk 1 porsi = Rp. 1.150

c) Kandungan Gizi
Energi = 221,9 kkal
Karbohidrat = 39,6 g
Protein = 1,9 g
Lemak =7g

D. Resep Modifikasi
a) Nama Resep
“Gabin Tape Panggang” (10 porsi)
Bahan :
Kreakers 10 keping
Telur 5 butir
Susu 400 ml
Vanili secukupnya
Garam secukupnya
Alat :
Cara Membuat :
1. Pecahkan kreaker menjadi bagian kasar
2. Campurkan telur, susu, vanili, gula dan garam. Aduk hingga
tercampur rata
3. Tuang campuran bahan ke aluminium foil
4. Taburkan pecahan kreaker diatasnya.
5. Kukus hingga matang

b) Harga Gabin Panggang per Satuan Resep


No. Bahan Berat Harga
1. Kreakers 135 g Rp. 3500
2. Telur 300 g Rp. 7500
4. Susu 400 ml Rp. 10.000
5. Aluminium foil 10 buah Rp. 15.000
Total Rp. 37.000
Harga untuk 10 porsi = Rp. 37.000
Harga satu porsi = Rp. 3.700

c) Kandungan Gizi
Energi = 142,2 kkal
Karbohidrat = 10,8 g
Protein = 4,2 g
Lemak = 9,4 g
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Modifikasi Resep
Modifikasi resep ini berawal dari gabin tape goreng yang dimodifikasi
menjadi gabin panggang. Modifikasi yang dilakukan adalah pada proses
pemasakan dan penghilangan bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk
penyakit Gastritis.

Perubahan proses pemasakan dari cara menggoreng menjadi


memanggang sangat dianjurkan untuk penderita Diabetes Melitus +
Gastritis. Hal ini dikarenakan sumbangan kalori dari minyak dan sulitnya
dicerna oleh lambung makanan dengan proses penggorengan. Selain dari
proses penggorengan, penghilangan salah satu bahan makanan juga di
lakukan pada modifikasi ini. Bahan makanan yang dihilangkan adalah tape,
yang mengandung alcohol yang tidak baik untuk penderita gastritis.
B. Analisis Kandungan Gizi
Dari proses modifikasi, terdapat perubahan dari nilai gizi. Berikut
perbandingan nilai gizi sebelum dan sesudah dilakukannya modifikasi
resep:
Tabel Kandungan Gizi Modifikasi Resep
Resep Awal Resep Modifikasi
Energi = 221,9 kkal Energi = 142,2 kkal
Karbohidrat = 39,6 g Karbohidrat = 10,8 g
Protein = 1,9 g Protein = 4,2 g
Lemak =7g Lemak = 9,4 g
Berdasarkan tabel diatas, jumlah energi yang tercipta dari resep
makanan yang sudah di modifikasi jauh lebih rendah, namun proteinnya
jauh lebih tinggi. Sehingga resep makanan yang sudah di modifikasi ini
baik untuk penderita Diabetes + Gastritis.
C. Uji Organoleptik
Uji panelis atau uji organoleptic merupakan uji yang didasarkan pada
proses pengindraan dan penilaian mutu makanan secara fisik meliputi
warna, aroma, tekstur dan rasa. Hasil uji panelis “Gabin Panggang” adalah
sebagai berikut:
1. Warna
Warna merupakan salah satu yang dinilai pada saat uji organoleptic
yang menggunakan indra penglihatan. Penampakan warna yang menarik
dapat merangsang nafsu makan seseorang. Distribusi frekuesnsi uji warna
pada “Gabin Panggang” dapat dilihat sebagai berikut:

Warna Gabin Panggang


Sangat Menarik Menarik Biasa Saja

11% 10%

79%

Berdasarkan diagram pie diatas, sebesar 79% panelis mengakatakan


bahwa warna dari gabin panggang menarik dan hanya sebesar 10%
panelis mengatakan bahwa warna gabin panggang kurang menarik. Gabin
panggang berwarna kecoklatan dengan garnish kismis diatasnya. Warna
ini menarik dihidangkan menjadi snack untuk penderita Diabetes +
Gastritis.
2. Aroma
Aroma merupakan salah satu aspek penilaian pada saat uji
organoleptik yang menggunakan indra pembauan yang dapat merangsang
selera makan. Distribusi frekuensi uji aroma pada “Gabin Panggang” dapat
dilihat sebagai berikut:

Aroma Gabin Panggang


Suka Biasa Saja Kurang Suka Tidak Suka

5%

32%

63%

Berdasarkan diagram pie diatas, sebesar 63% panelis menyukai


aroma dari gabin panggang dan hanya 5% panelis saja yang kurang
menyukai aroma dari gabin panggang. Aroma gabin panggang diperoleh
dari susu dan telur yang dipanggang secara bersamaan dan dicampur
dengan kreaker. Perpaduan susu dan telur ini memberi aroma khas pada
gabin panggang ini.
3. Tekstur
Tekstur merupakan salah satu aspek yang perlu dinilai pada saat uji
organoleptik. Distribusi frekuensi pada aspek tekstur “Gabin Panggang”
dapat dilihat pada gambar berikut:
Tekstur Gabin Panggang
Suka Biasa Saja Kurang Suka Tidak Suka

16%
21%

63%

Berdasarkan diagram pie diatas, sebesar 63% panelis menyukai


tekstur dari gabin panggang dan hanya 16% panelis saja yang
menganggap tekstur gabin panggang biasa aja. Tekstur gabin panggang
adalah lembek padat dan mudah digigit. Tekstur ini tercipta akibat
penggumpalan telur dan susu yang sudah dipanggang.
4. Rasa
Rasa merupakan salah satu aspek yang perlu dinilai pada saat uji
organoleptik. Distribusi frekuensi pada aspek rasa “Gabin Panggang” dapat
dilihat pada gambar berikut:

Rasa Gabin Panggang


Enak Biasa Saja Kurang Enak

16%
26%

58%
Berdasarkan diagram pie diatas, sebesar 58% panelis menyukai rasa
dari gabin panggang dan sebesar 16% panelis menganggap rasa gabin
panggang kurang enak. Karena gabin panggang dibuat untuk penderita
diabetes jadi untuk rasa gabin panggang tidaklah begitu manis karena tidak
menggunakan gula. Rasa gabin panggang ini adalah rasa dari susu dan
kreakers tanpa rasa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Modifikasi resep dilakukan dengan
merubah proses pemasakan dari
menggoreng menjadi memanggang. Hal
ini bertujuan untuk mengurai jumlah
kalori dari minyak dan tidak merangsang
dilambung. Selain proses pemasakan,
menghilangkan bahan makanan tape
yang mengandung gas sangat baik untuk
seseorang yang menderita Gastritis.
2. Berdasarkan perhitungan kandungan gizi,
resep yang sudah dimodifikasi memiliki
jumlah energi yang lebih rendah (142,2
kkal) dibanding resep yang belum
dimodifikasi (221,9). Namun, dari jumlah
proteinnya, pada resep yang sudah di
modifikasi, kandungan proteinnya jauh
lebih tinggi (4,2 g) dibanding resep yang
belum dimodifikasi (1,9 g).
3. Dari empat aspek penilaian, prevalensi
tertinggi dapat dilihat dari segi warna
gabin panggang yaitu sebesar 79%
menyukai warna gabin panggang. Dan
prevalensi terendah dapat dilihat dari
warna yaitu sebesar 5% yang kurang
menyukai aroma gabin panggang
B. Saran
Untuk unit gizi, perlu dilakukan
pengembangan resep “Gabin
Panggang” untuk pemberian snack pada
pasien penderita Diabetes Melitus
+ Gastritis.

20
Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi


Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
2. Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi
Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
3. Hartati, Sri. Hubungan Pola Makan dengan Resiko Gastritis pada
Mahasiswa yang Menjalani Sistem KBK. JOM PSIK Vol. 1 No. 2. Riau
4. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2011
5. Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. PT Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta
Lampiran 1 Mater Tabel Resep Gabin Panggang

No. Nama Panelis Warna Tekstur Rasa Aroma


1 001 Biasa Saja Suka Biasa Saja Biasa Saja
2 002 Menarik Suka Enak Suka
3 003 Menarik Sangat Suka Sangat Enak Suka
4 004 Menarik Biasa Saja Biasa Saja Biasa Saja
5 005 Sangat Menarik Sangat Suka Sangat Enak Sangat Suka
6 006 Menarik Sangat Suka Sangat Enak Suka
7 007 Menarik Sangat Suka Enak Suka
8 008 Sangat Menarik Suka Enak Suka
9 009 Menarik Suka Enak Suka
10 010 Menarik Suka Enak Suka
11 011 Menarik Suka Enak Suka
12 012 Biasa Saja Suka Enak Suka
13 013 Menarik Biasa Saja Biasa Saja Suka
14 014 Menarik Menarik Menarik Menarik
15 015 Menarik Menarik Menarik Menarik
16 016 Menarik Suka Biasa Saja Biasa Saja
17 017 Menarik Biasa Saja Enak Biasa Saja
18 018 Menarik Suka Biasa Saja Biasa Saja
19 019 Menarik Suka Enak Biasa Saja

22
Lampiran 3 Dokumentasi

23
LAPORAN SIKLUS MENU 5 HARI

SIKLUS MENU 5 HARI UNTUK PENYAKIT DIABETES


MELITUS + GINJAL (DIET DIABETES MELITUS
NEFROPATI)

KARIYANA PASCILIA SEMBIRING


P01031216059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2019

24
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Siklus Menu 5 Hari untuk Penyakit Diabetes Melitus


+ Ginjal (Diet Diabetes Melitus Nefropati)
Nama Mahasiswa : Kariyana Pascilia Sembiring
NIM : P01031216059
Program Studi : Diploma IV Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan


Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Rumkit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan

Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes Wizni Syahputri, S.Gz


Nip. 196403121987031003

Mengetahui,
Ka. Instal Jangwat
Rumkit Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan

Jonner Samosir, SE
Mayor Ckm Nrp. 11010018711275

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan laporan “Siklus
Menu 5 Hari untuk Penyakit Diabetes Melitus + Ginjal (Diet Diabetes
Melitus Nefropati)”.

Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan


dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Mayor Ckm Jonner Samosir, S.E selaku Ka. Instal Jangwat Rumkit
Tk.II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan.
2. Kapten Ckm (K) Erni Lubis, SKM selaku Kepala Urusan Gizi Rumkit
Tk.II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan.
3. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Medan dan Dosen Pembimbing praktek kerja lapangan
Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan.
4. Evylina Sartika Tambunan, SKM, S.Gz selaku pembimbing di Rumkit
Tk. II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan.
5. Sonita Sembiring, AMG, SKM, Gustimar, S.Tr. Gz, Mira, AMG.,
Ramayani, AMG., Vita Londona, AMG., dan Wizni Syahputri, S.Gz
selaku kakak – kakak pembimbing di Unit Gizi Rumkit Tk. II Putri
Hijau Kesdam I/BB Medan.
6. Seluruh staff dan pegawai di Unit Gizi Rumkit Tk. II Putri Hijau
Kesdam
I/B Medan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
didapatkan kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik guna mendukung perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.

Penulis

iii
Menu Hari Pertama
Kebutuhan Zat Gizi
Berat
Waktu Nama Hidangan Bahan (g) Energi Protein Ha Lemak
(Kkal) (g) (g) (g)
07.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Ikan bumbu kuning Kembung 45 50,4 9,6 0 1
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Bening wortel +
Labu Siam Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Labu Siam 50 10 0,4 2,2 0,4
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Melon Melon 100 47,1 0,2 12,1 0,1
10.00 Kroket Kentang Kentang 75 69,7 1,5 16,2 0,1
Minyak 5 43,1 0 0 5
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
13.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Telur Orak-Arik Telur 45 69,8 5,7 0,5 4,8
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
Sawi Tumis Sawi 75 11,3 1,7 1,6 0,2
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
Pir Pir 100 59 0,2 15,3 0,4
16.00 Bakwan Sayur Tepung Terigu 25 91 2,6 19,1 0,3
Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Bawang putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
19.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Ikan Pepes Nila 65 54,5 11,8 0 0,5
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Tumis Wortel Labu
Siam Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Labu Siam 50 10 0,4 2,2 0,4
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Semangka Semangka 100 32 0,6 7,2 0,4

1
Menu Hari Kedua
Kebutuhan Zat Gizi
Berat
Waktu Nama Hidangan Bahan Energi Protein Ha Lemak
(g)
(Kkal) (g) (g) (g)
07.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Sop ayam Daging Ayam 45 128,2 12,1 0 8,5
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Tumis sawi Sawi 75 11,3 1,7 1,6 0,2
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
10.00 Risole Sayur Tepung Terigu 25 91 2,6 19,1 0,3
Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Labu siam 50 10 0,4 2,2 0,4
Telur 30 46,5 3,8 0,3 3,2
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
13.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Omelet Telur Telur 45 69,8 5,7 0,5 4,8
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
Tumis jipang +
wortel Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Labu Siam 50 10 0,4 2,2 0,4
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
Semangka Semangka 100 32 0,6 7,2 0,4
16.00 Kreakers Kreakers 10 44,7 0,8 7,4 1,4
19.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Ikan Asam Manis Ikan Kembung 45 50,4 9,6 0 1
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang putih 5 4,4 0,1 1 0
Tomat 50 10,5 0,4 2,3 0,2
Minyak 5 43,1 0 0 5
Sawi + Wortel Tumis Sawi 75 11,3 1,7 1,6 0,2
Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Minyak 5 43,1 0 0 5
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Melon Melon 100 47,1 0,2 12,1 0,1

2
Menu Hari Ketiga
Kebutuhan Zat Gizi
Berat
Waktu Nama Hidangan Bahan Energi Protein Ha Lemak
(g)
(Kkal) (g) (g) (g)
07.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Sop Telur Puyuh Telur puyuh 25 46,2 3,2 0,4 3,5
Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Labu Siam 50 10 0,4 2,2 0,4
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Tumis sawi + udang Sawi 75 11,3 1,7 1,6 0,2
Udang 35 27,7 5,8 0 0,3
Minyak 5 43,1 0 0 5
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Kreakers Selai
10.00 Kacang Kreakers 10 44,7 0,8 7,4 1,4
Kacang Tanah 50 4,3 0,5 4 0,3
Minyak 50 10 0,4 2,2 0,4
13.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Ayam Gulai Daging Ayam 45 128,2 12,1 0 8,5
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Santan Cair 50 53,1 0,5 2,3 5,1
Minyak 5 43,1 0 0 5
Terong tumis Terong 15 4,2 0,1 1 0
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
Pepaya Pepaya 100 48 0,2 12,4 0
16.00 kroket kentang Kentang 75 69,7 1,5 16,2 0,1
Telur 30 46,5 3,8 0,3 3,2
Bawang putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
19.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Ayam Kalasan Daging Ayam 45 128,2 12,1 0 8,5
Lengkuas 5 6,9 0,6 1,3 0,1
Bawang merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
Sop Gambas + wortel Gambas 50 10 0,4 2,2 0,4
Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
Melon Melon 100 47,1 0,2 12,1 0,1

3
Menu Hari Keempat
Kebutuhan Zat Gizi
Berat
Waktu Nama Hidangan Bahan Energi Protein Ha Lemak
(g)
(Kkal) (g) (g) (g)
07.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Telur puyuh bumbu
kuning Telur puyuh 25 46,2 3,2 0,4 3,5
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Kunyit 5 16,3 0,6 2,9 0,7
Gambas + Jagung pipil Gambas 50 10 0,4 2,2 0,4
Jagung 25 27 0,8 6,3 0,3
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Cabai Merah 5 1,4 0,1 0,3 0
10.00 Buah selai kacang Melon 100 47,1 0,2 12,1 0,1
Semangka 50 4,3 0,5 4 0,3
Pir 50 10 0,4 2,2 0,4
Kacang Tanah 50 4,3 0,5 4 0,3
Minyak 5 2,2 0,1 0,5 0
13.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Ikan rica-rica Ikan kembung 45 50,4 9,6 0 1
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Cabai Merah 5 1,4 0,1 0,3 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
Bening Sawi + Wortel Sawi 75 11,3 1,7 1,6 0,2
Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Minyak 5 43,1 0 0 5
Pir Pir 100 59 0,2 15,3 0,4
16.00 Agar-Agar Jagung Agar-agar 3 0 0 0 0
Jagung 25 27 0,8 6,3 0,3
19.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9 0,2
Ikan Nila Steam Ikan Nila 65 54,5 11,8 0 0,5
Kunyit 5 16,3 0,6 2,9 0,7
Bawang merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Bening Gambas + Wortel Gambas 50 10 0,4 2,2 0,4
Wortel 50 4,3 0,5 4 0,3
Bawang Merah 5 2,2 0,1 0,5 0
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1 0
Semangka Semangka 100 32 0,6 7,2 0,4

4
Menu Hari Kelima
Kebutuhan Zat Gizi
Berat
Waktu Nama Hidangan Bahan Energi Protein Ha Lem
(g)
(Kkal) (g) (g) (g
07.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9
Ayam panggang Daging Ayam 45 128,2 12,1 0
Bawang
Merah 5 2,2 0,1 0,5
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1
Kunyit 5 16,3 0,6 2,9
Bening Sawi Sawi 75 11,3 1,7 1,6
Bawang
Merah 5 2,2 0,1 0,5
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1
10.00 Roti tawar selai kacang Roti tawar 10 27,4 0,9 5,2
Kacang Tanah 50 4,3 0,5 4
Minyak 5 2,2 0,1 0,5
13.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9
Nila Panggang Nila 65 54,5 11,8 0
Bawang
Merah 5 2,2 0,1 0,5
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1
Kunyit 5 16,3 0,6 2,9
Sayur Asam Terong 15 4,2 0,1 1
Wortel 50 4,3 0,5 4
Labu Siam 50 10 0,4 2,2
Bawang
Merah 5 2,2 0,1 0,5
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1
Minyak 5 43,1 0 0
Mangga Pepaya 100 38,8 0,8 0
16.00 Nugget Ikan Ikan Kembung 3 0 0 0
Tepung Terigu 25 91 2,6 19,1
Telur 25 16,25 0,125 4,25 0,0
Minyak 5 43,1 0 0
19.00 Nasi Beras 25 90,2 1,7 19,9
Bola-bola ikan kembung Ikan Kembung 65 54,5 11,8 0
Tepung terigu 5 16,3 0,6 2,9
Bawang putih 50 10 0,4 2,2
Tumis Gambas dan
wortel Gambas 50 10 0,4 2,2 0,
Wortel 50 4,3 0,5 4
Bawang
merah 5 2,2 0,1 0,5
Bawang Putih 5 4,4 0,1 1
Semangka Semangka 100 32 0,6 7,2

5
6

Anda mungkin juga menyukai