Dosen pengampu:
Prof.Dr.M. Baharudin, M.Hum
Disusun oleh:
Syahrul Kurniawan 1831010105
Dwi Pratiwi 1831010119
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dagobert D. Runes, Dictionary Of Philosophy (New Jersey: Littefield, 1977),. H. 317, dikutip oleh
M. Baharudin, Paham Muktazilah Di Indonesia dan Implikasinya pada perkembangan Pemikiran Teologi
Islam (Falsafah Kalam) (Bandar Lampung: PUSIKAMLA, 2012), h17
2
M. Masyhur Amin, Teologi Pembangunan Paradigma Baru Pemikiran Islam, (Yogyakarta:
LKPSM NU DIY. 1989). h. 45
2
Pembangunan, dalam perjalanan historisnya pembangunan merupakan
persoalan kebutuhan manusia (Human Needs) yang teramat penting artinya bagi
proses kehidupan manusia baik secara individual, masyarakat ataupun sebagai
bangsa yang sedang berkiprah menuju kemajuan. Karena hakekat pembangunan
secara substansial adalah proses perubahan ke arah terwujudnya suatu kemajuan,
yaitu kondisi seperti yang dirumuskan oleh Kilpatrick sebagai “evolution toward
an improved state of society, so that life therein is made better” (suatu evolusi
kearah keadaan masyarakat, sehingga hidup di dalam masyarakat tersebut menjadi
lebih baik).3
Menurut H.M Mastury, bahwasanya pembangunan adalah gagasan untuk
mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan, pembangungan adalah gagasan yang
dilahirkan dalam bentuk usaha untuk mengarahkan dan melaksanakan pembinaan,
pengembangan serta pembangunan bangsa dalam rangka menuju tercapainya
citacita bangsa.4
3
Masyhur Amin, Loc.Cit.
4
Ibid. h. 71
5
Ibid. h. 6
6
Nico Syukur Dister, S.J., “Pengantar Teologi” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992), cet. Ke-2, h.
33, dikutip oleh Kusnadiningrat, Op.Cit. h. 24
Dalam agama Kristen, dari mana istilah teologi berasal, terdapat berbagai
cabang teologi salah satunya Teologi dasar, yaitu dasar teologi tumbuh dan
3
berkembang dalam sejarah umat manusia dimana pada konteks Kristen adalah
sejarah Israel dan gereja. Kedua Tafsir Kitab Suci, yaitu muncul para tafsir kitab
suci dikarenakan untuk memperkuat iman umat kristiani.
Teologi pembangunan dapat diartikan sebagai ajaran Kristen mengenai
suatu proses perubahan secara sadar yang dilakukan oleh manusia, baik secara
pribadi maupun komunitas sebagai ciptaan Allah dalam penatalayanan ciptaan
Allah secara utuh bagi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan ciptaan dengan
melihat kepada Allah sebagai sumber utama pembangunan.7
7
Laukapitang, Yunus D. A.2016. Teologi Pembangunan Berbasis Pengembangan Masyarakat
Shalom pada Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Kupang Nusa Tenggara Timur. Vol. 14, No. 2. Hlm. 248.
8
Setiadi, Dian. 2019. Pemberdayaan Masyarakat Miskin dalam Perspektif Teologi Pembangunan.
Hlm 86.
9
Departemen Agama RI, Al-qur‟an dan Terjemahanya (Jakarta: PT Intermesa, 1974), h. 270.
4
Di Negara yang sedang berkembang khususnya Indonesia, berteologi
seperti ini berarti suatu sikap untuk membebaskan sesama umat manusia dari
kemiskinan dan budaya kemiskinan. Dengan kata lain agama dan pemimpin
agama dituntut sebagai manifestasi ketinggian kadar keimanan mereka untuk
terlibat langsung membangun kehidupan materil yang lebih baik bagi umatnya.
Agama telah menjadi variabel independen dalam menyusun dan membentuk
persepsi dan pemikiran manusia untuk memperlakukan diri dan dunia
sekelilingnya. Inilah esensi dari fungsi baru yang dituntut oleh umat terhadap
agama dan pemimpin keagamaan di jaman modern ini. Tuntutan ini pula yang
merupakan dasar dari Teologi Pembangunan.
Hubungan antara teologi dan pembangunan pada dasarnya menyangkut
bagaimana posisi atau kedudukan teologi dalam proses pembangunan, yaitu dalam
berbagai aktivitas yang mengarah kepada kemajuan atau peningkatan kualitas
manusia itu, atau bagaimana dan sejauh mana peran yang dapat diambil teologi
sehingga mampu memberikan kontribusi kualitatif dalam upaya pembangunan.10
Untuk itu perlu adanya teologi yang relevan dengan pembangunan, sebuah
teologi yang mempunyai kemampuan memberi kejelasan, dan makna mendalam
yang relevan dengan pembangunan, sehingga pembangunan itu sendiri sesuai
dengan sifat manusiawi seutuhnya yang multi-dimensional, serta sudah barang
tentu tidak kontradiktif dengan kehendak Tuhan yang menciptakan seluruh alam
semesta.
10
Setiadi, Dian. 2019. Pemberdayaan Masyarakat Miskin dalam Perspektif Teologi Pembangunan. Hlm 86.
5
BAB III
PENUTUP
6
DAFTAR PUSTAKA