Anda di halaman 1dari 19

“KUTIPAN”

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen pembimbing : Irfani Husnawiyah,S.Pd

PENYUSUN

Ali Sodikin (22032480)


Herlambang Dewa Aji .W (22032494)
Rusita Mardiana Sari (22032518)
Viktor Andy Wijaya (22032521)
Eni Susilowati (21832109)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)


MALANG PROGRAM D3 PEREKAM MEDIS DAN
INFORMASI KESEHATAN 2020

MALANG

DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul "Kutipan" ini dapat diselesaikan.

Makalah ini merupakan materi yang disajikan sebagai panduan pembuatan kutipan dan

diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk kita semua mengenai kutipan. Dengan

kemampuan yang sangat terbatas dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam

pengetikan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini memberikan

informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan

bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
2.2 Definisi dan Jenis Kutipan...........................................................................................................3
2.2.1 Definisi Kutipan..................................................................................................................3
2.2.2 Jenis Kutipan......................................................................................................................3
2.3 Teknik Mengutip dalam Kutipan.................................................................................................4
2.3.1 Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya..........................................................................4
2.3.2 Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya.........................................................6
2.4 Kiat-kiat Mengutip Sebuah Kutipan..........................................................................................11
2.4.1   Menerangkan Kutipan.....................................................................................................11
2.4.2    Memperkuat Gagasan dengan Kutipan..........................................................................12
2.4.3    Menyimpulkan Beberapa Kutipan..................................................................................13
2.4.4 Membandingkan Beberapa Kutipan................................................................................13
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................15
3.1 Simpulan...................................................................................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kita pun dituntut untuk

selalu memngembangkan dan mempublikasikan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah satu bentuk pengembangan

tersebut ialah dengan cara membuat karya tulis ilmiah, buku since, dan lain sebagainya. Dalam

pembuatan karya ilmiah maupun buku-buku since tentu tidak akan lepas dari yang namanya

sumber rujukan. Sumber rujukan dalam hal ini adalah teori–teori dari berbagai sumber baik

diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya

yang mendukung argumen kita dalam pembuatan karya tulis tersebut. Dalam pengambilan

informasi tersebut tentu keterangan dari sumber tersebut harus dicantumkan dalam karya tulis

kita. Pencatuman tersebut biasa disebut kutipan.

Sungguh ironis jika sampai saat ini masih banyak para terpelajar yang kadang masih

salah dalam melakukan kutipan. Karena pentingnya mengutip dengan cara yang benar, maka atas

keprihatinan akan hal inilah yang   mendorong kami untuk membuat makalah mengenai kutipan.

Dengan adanya makalah ini diharapkan bahwa nantinya dalam pembuatan karya tulis mahasiswa

dan para terpelajar lainnya dalam mengutip bisa mengutip dengan cara yang benar berdasarkan

sumber rujukan yang diambil.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.         Apa definisi dan jenis dalam kutipan?

2.         Bagaimana teknik mengutip dalam kutipan?

3.         Bagaimana kiat-kiat mengutip sebuah kutipan?

1.3 Tujuan

1.         Untuk mengetahui definisi dan jenis kutipan.

2.         Untuk mengetahui teknik mengutip dalam kutipan yang benar.

3.         Untuk mengetahui kiat-kiat mengutip sebuah kitipan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Definisi dan Jenis Kutipan

2.2.1 Definisi Kutipan

Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat

ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan

para ahli. Oleh karena itu, kutipan didefinisikan sebagai pinjaman kalimat atau pendapat

dari seorang pengarang atau ucapan seorang pengarang yang terkenal baik dalam buku

ataupun majalah (Keraf, 1994: 179).

2.2.2 Jenis Kutipan

Kutipan digolongkan menjadi dua jenis, antara lain:

a.  Kutipan langsung

Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara

lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.

b.  Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat yang mengambil inti

sarinya saja.

Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan langsung dan

tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan cara

mengutipnya, kutipan langsung secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan

rujukan, sedangkan kutipan tidak langsung hanya mengambil pokok pikiran atau

inti sarinya saja.

3
2.3 Teknik Mengutip dalam Kutipan

Teknik mengutip digolongkan menjadi teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan

ternik mengutip berdasarkan penulisan sumbernya.

2.3.1 Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya

a.       Kutipan Langsung

Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang

masing-masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks

yang tidak lebih dari 4 baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.

1)      Kutipan terintegarasi dengan teks.

2)      Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip.

3)      Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis

2 atau 1,5 spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi,

maka ditulis 1 spasi.

4)      Mencantumkan sumber referensi.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.

Pembelajaran sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh

Dimyati dan Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan

kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar

secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.“

4
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan sebagai berikut.

1)      Kutipan dipisahkan dari teks utama.

2)      Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip.

3)      Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.

Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung adalah teknik

menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan seringkali justru gagasan yang ingin

dikutip terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis semua teks tersebut tentu dapat

menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan membuat halaman lebih banyak. Untuk

menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik (...)

pada bagian yang akan dihilangkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:

Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrahman (2009:34)

adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri sendiri. Seorang dikatakan telah

mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”

Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut, maka dilakukan

penghilangan seperti ini:

Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut Aunurrahman (2009:34)

adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti.”

b.        Kutipan Tak Langsung

Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal

ini bisa dilihat dari teknis penulisannya berikut.

5
1)      Terintegarasi dengan teks utama.

2)      Tidak diapit oleh tanda kutip.

3)      Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1

spasi, begitupun jika 1,5 atau 2 spasi.

4)      Mencantumkan sumber kutipan.

Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka terlihat perbedaannya. Perhatikan

contoh berikut.

Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan (figure of thought) merupakan teknik

pengungkapan bahasa, penggaya bahasa  yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah

kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna yang tersirat.”

2.3.2 Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya

a.       Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)

Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan digunakan pada

artikel atau karangan yang dimuat di koran ataupun majalah yang tidak

memungkinkan penulisan rujukan dengan pola catatan kaki. Semua itu dilakukan

karena body note memudahkan dalam proses tata letak baik pada koran, majalah

maupun buku. Hal ini karena body note memiliki pola pengutipan yang terintegrasi

dengan teks.

Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama pengarang,

tahun terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis nama akhirnya saja

dan ditulis tanpa gelar. Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit yang ada

pada katalog buku yang lazim ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman yang

6
ditulis di sini adalah halaman teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman

karangan kita sendiri.

Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan tanda kurung

dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan titik dua.

Adapun, jika nama di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi nama

ditambah koma, untuk kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda dengan titik

dua. Perhatiakan contoh berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008; 5).

Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan bisa

diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung pada bagaimana

penulis menetapkan sumber kutipan tersebut.

b.      Catatan Kaki (Foot Note)

Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti

pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga beberapa

peneitian ilmiah yang menggunakan catatan kaki daam menyampaikan sumber

rujukannya.

Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk

mngetahui secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang penulis.

Hal ini dikarenakan, unsur yang ada dicacatan kaki menyerupai unsur dalam

daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan nomer petunjuk dan halaman.

Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya sebagai berikut.

1)   Nomer petunjuk

Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab

7
yang menggantung diatas dan berurutan secara berkesinambungan.

Dalam perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan bab sehingga

nomor petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga

yang nomor petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.

2)   Nama pengarang

Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan

gelar yang tidak dicantumkan.

3)   Judul karangan

Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak

miring dan jika bersumber dari majalah, koran, atau internet maka

diapit dengan tanda kutip.

4)   Data kepustakaan

Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun

terbit. Ketiga hal itu berada didalam tanda kurung dengan nama kota

diawal yang diikuti dengan titik dua untuk kemudian ditulis nama

penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit dengan nama

penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan sumber

yang berasal dari jurnal, majalah atau koran yang dalam catatan kaki

ini nama jurnal, majalah, atau koran tersebut dicetak miring diikuti

oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal yang disampaikan

adalah nama laman ( website) diikuti tanggal pengaksessan.

8
5)   Halaman

diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini

dengan hlm. Atau hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi

yang dirujuk. Setelah itu, barulah kemudian diakhiri dengan tanda

titik.

1)   Contoh dari buku

1. Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,

(Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 5.

2)   Contoh non buku

1. Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut

Para Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari 2013.

2. Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12 Desember 2013.

Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari internet adalah

nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika tetap ingin dijadikan sebagai

sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup ditulis dengan istilah anonim.

Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan mencantumkan seluruh unsur

catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber kutipan yang dikutip lebih dari sekali. Maka,

kutipan-kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan istilah ibid.,loc. Cit, dan op. Cit.

Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat yang sama. Penulisan

ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal dari sumber rujukan yang sama tanpa

dijeda oleh kutipan lain

9
Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman tersebut berbeda. Jika

halamannya sama, maka cukup ditulis dengan Ibid. Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki

arti pada karya yang telah dikutip. Sedangkan Loc. Cit. Berarti pada tempat yang telah dikutip.

Dengan demikian jelas secara harfiah bahwa Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang berasal

dari buku dengan sumber yang sama, akan tetapi akan dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc. Cit.

Digunakan jika ada kutipan yang sama dan berasal dari bukan buku yakni bisa jurnal, majalah,

koran, maupun internet, akan tetapi telah dijeda oleh kutipan lain.

Perhatikan contoh berikut:

1. Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:

Alfabeta,2009) hlm. 17.

2. Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and  (CIRC)”diunduh dari

http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.

3.   
Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.

4.    
Kiranawati, Loc. Cit.

Dari contoh tersebut, nomor 3 merupakan rujukan yang bersumber dari buku dan

merujuk pada buku Isjoni. Nama dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus ada agar tidak tertukar

dengan rujukan lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan kedua puluh lima, maka jika

dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu pembaca akan kebingungan. Adapun Loc. Cit.

Mengapa tidak ada halamannya, ini disebabkan karena memangdalam internet tidak ada jumlah

halaman. Hal yang sama bisa saja terjadi pada Op. Cit. Jika halaman yang dirujuk ternyata sama

dengan kutipan sebelumnya.

10
2.4 Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan

Membuat karangan bukan hanya menyampaikan beberapa pendapat ahli untuk

kemudian digabungkan antara satu pendapat dengan pendapat lain. Hal ini bila dilakukan,

maka karya tersebut akan terlihat dangkal, Sebab, dengan demikian apa bedanya dengan guru

yang menugaskan siswanya untung mengkliping? Hal inilah yang sering terjadi pada

mahasiswa yang sedang menyusun skripsinya atau menulis pemula.

Karangan yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat ahli

mengenai suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi berdasarkan cara

pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog intelektual anatara sumber

rujukan dengan penulis. Berikut ini akan disampaikan beberapa kiat yang akan dijabarkan

sebagai berikut.

2.4.1   Menerangkan Kutipan

Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk membahas kembali

kutipan yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan mengkaaitkan

antara kutipan dengan pembahasan yang dibahasnya. Perhatikan contoh berikut.

Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian

bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara

anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol

vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Dari pendapat ini jelas bahwa bahasa

merupakan alat komunikasi primer yang ditandai dengan bunyi dan itu hanya

dihasilkan oleh alat ucap manusia, bukan hewan. Adapun bunyi itu bersifat

11
arbitrer. Artinya tidak ada hubungan antara bhasa dengan benda yang

disimbolkannya.

2.4.2    Memperkuat Gagasan dengan Kutipan

Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya

dalam memperkuat gagasan ini, kutioan diletakkan setelah pendapat penulis.

Sehingga kutipan tersebut seakan-akan menjadi dall pembenaran atas pendapat

penulis. Sebagai contoh, perhatika paragraf ini:

Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Manusia akan mengalami

kesulitan dalam berkomunikasi tanpa adanya bhasa. Dapat dilihat bagi mereka

yang tunarungu dan wicara. Mereka hanya bisa menggerakkan tangan untuk

memberikan bahasanya. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan

alat primer untuk berkomunikasi. Hal ini senada dengan pendapat Keraf dalam

Smarapradhipa (2005:1), yang memberikan pengertian bahasa menjadi dua.

Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota

masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,

bahasa adalah sistem komunikasi yang perpergunakan simol-simbol vokal (bunyi

ujaran) yang bersifat arbitrer.

2.4.3    Menyimpulkan Beberapa Kutipan

Dalam menyimpulkan beberapa kutipan, syarat utamanya adalah kutipan-

kutipan tersebut harus satu satu konsep atau sederajat sehigga

memungkinkanpenyampulan. Hal ini terjadi pada penjabaran mengenai definisi

12
yang biasanya tidak cukup dengan satu kutipan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan

contoh berikut:

Pengertian bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), dibagi

menjadi dua. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi

antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-

simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Adapun menurut Santoso

(1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia

secara sadar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat

komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan alat ucap

manusia yang dilakukan secara sadar dengan simbol-simbol yang bersifat

arbitrer.

2.4.4 Membandingkan Beberapa Kutipan

Untuk membandingkan beberapa kutipan sebetulnya hampir sama dengan

menyimpulkan yakni konsep sama. Namun dalam membandingkan beberapa

kutipan ini, dari kesamaan  tersebut penulis dituntut untuk mengidentifikasikan

perbedaan yang ada antara satu kutipan dengan kutipan lain. Jadi yang

dibandingkan adalah persamaan dan perbedaan. Perhatikan contoh berikut:

Pengertian bahasa menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian

bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Hal ini sedikit

berbeda dengan yang disampaikan oleh Wibowo (2001:3), yang menyampaikan

definisi bahasa sebagai sebagai sistem simbol bunyi yang bermakna dan

13
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional,

yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk

melahirkan perasa bunyi yang yang dihasilkan oleh perasaan dan pikiran.

Pendapat Wibowo senada dengan Keraf dalam Smarapradhipa

(2005:1), yang memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama

menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa

simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah

sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran)

yang bersifat arbitrer.

14
BAB III
SIMPULAN

3.1 Simpulan

Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat

ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan para

ahli. Kutipan dibagi menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Teknik mengutip

dalam kutipan diantaranya teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan teknik mengutip

berdasarkan penulisan sunbernya yang didalamnya terdapat body note dan foot note. Kiat-kiat

dalam mengutip diantaranya menerangkan kutipan, memperkuat gagasan dengan kutipan,

menyimpulkan beberapa kutipan, dan membandingkan beberapa kutipan.

3.2 Saran

Mengutip adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperkuat suatu gagasan. Tentunya

dalam mengutip terdapat aturan-aturan didalamnya sehingga tidak bisa sembarangan dalam

mengutip sebuah pendapat orang lain. Jadi, perlu pengetahuan dan pemahaman yang khusus

dalam membuat kutipan dan menerapkannya ketika membuat makalah, skripsi dan sebagainya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi

dan Umum). Jakarta: PT Grasindo.

16

Anda mungkin juga menyukai