Anda di halaman 1dari 46

Juwita Kartika

1102014139

SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan invaginasi
2.1. Memahami dan menjelaskan definisi invaginasi
2.2. Memahami dan menjelaskan epidemiologi invaginasi
2.3. Memahami dan menjelaskan etiologi invaginasi
2.4. Memahami dan menjelaskan klasifikasi invaginasi
2.5. Memahami dan menjelaskan patofisiologi invaginasi
2.6. Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis invaginasi
2.7. Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding invaginasi
2.8. Memahami dan menjelaskan tatalaksana invaginasi
2.9. Memahami dan menjelaskan komplikasi invaginasi
2.10. Memahami dan menjelaskan pencegahan invaginasi
2.11. Memahami dan menjelaskan prognosis invaginasi

1
Juwita Kartika
1102014139

1. Memahami dan menjelaskan invaginasi


1.2 Memahami dan menjelaskan definisi invaginasi
Intussusception adalah masuknya salah satu bagian ke bagian yang lain atau
invaginatio dari salah satu bagian usus kedalam lumen dan bergabung dengan bagian
tersebut. Biasanya bagian proksimal masuk ke distal, jarang terjadi sebaliknya. Bagian
usus yang masuk (menginvaginasi) disebut intussusceptum dan bagian yang menerima
intussusceptum (diinvaginasi) disebut intussuscipiens. Sinonim dari intussusception
adalah telescoping usus dan invaginasi usus. Intussusception diklasifikasikan
berdasarkan lokasi dari traktus alimentary yaitu: ileoocolic, cecocolic, enteroenteric,
duodenogastric, dan gastroesophageal.

Intussusception merupakan salah satu penyebab spesifik dari obstruksi usus.


Obstruksi usus disebabkan oleh adanya objek dalam lumen, intramural thickening atau
stenosis dan tekanan extramural. Penyebab yang spesifik yang lain antara lain : benda
asing, volvulus. torsio usus, terkurungnya usus besar karena hernia (termasuk semua
tipe hernia abdominal, hernia diafragmatika), adhesi (post trauma atau post operasi),
abses, granuloma atau hematoma, malformasi congenital (stenosis atau atresia) dan
neoplasia usus. Obstruksi bisa terjadi proksimal atau distal. Obstruksi proximal dan
komplit, biasanya akut dan menunjukkan gejala klinis yang berat seperti dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit dan shock. Dapat juga memicu muntah yang tetap,
kurangnya sekresi lambung (asam hidroklorat) serta alkalosis metabolis sedangkan
obstruksi distal disebabkan oleh beberapa tingkatan asidosis metabolis. Obstruksi
distal dan tidak komplit biasanya dengan gejala klinis yang kurang jelas.

2
Juwita Kartika
1102014139

1.2. Memahami dan menjelaskan epidemiologi invaginasi


Berdasarkan penelitian O’Ryan et al, dari kasus intususepsi di RS Santiago
tahun 2000-2001 ditemukan bahwa insidens invaginasi pada pasien berusia kurang
dari 12 bulan sebanyak 55 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk usia 0-24
bulan sebanyak 35 per 100.000 kelahiran hidup. Insiden puncaknya pada umur 4-
9 bulan terjadi perubahan diet makanan dari cair ke padat, perubahan pola makan
bulan, Hampir 70% terjadi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun dimana laki-laki
lebih sering dari wanita perbandingan 4:1 kemungkinan karena peristaltic lebih kuat.
1.3. Memahami dan menjelaskan etiologi invaginasi
Terbagi dua:  
1. Idiophatic
2. Kausal
I. Idiophatic
Menurut kepustakaan 90 – 95 % invaginasi pada anak dibawah umur satu tahun tidak
dijumpai penyebab yang spesifik sehingga digolongkan sebagai “infatile idiphatic
intussusceptions”. Pada waktu operasi hanya ditemukan penebalan dari dinding ileum
terminal berupa hyperplasia jaringan follikel submukosa yang diduga sebagai akibat
infeksi virus. Penebalan ini merupakan titik awal (lead point) terjadinya invaginasi.
II. Kausal
Pada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dua tahun) adanya kelainan usus
sebagai penyebab invaginasi seperti : inverted Meckel’s diverticulum, polip usus,
leiomioma, leiosarkoma, hemangioma, blue rubber blep nevi, lymphoma, duplikasi
usus. Gross mendapatkan titik awal invaginasi berupa : divertikulum Meckel,
polip,duplikasi usus dan lymphoma pada 42 kasus dari 702 kasus invaginasi anak.
Ein’s dan Raffensperger, pada pengamatannya mendapatkan “Specific leading points”
berupa eosinophilik, granuloma dari ileum, papillary lymphoid hyperplasia dari ileum
hemangioma dan perdarahan submukosa karena hemophilia atau Henoch’s purpura.

Lymphosarcoma sering dijumpai sebagai penyebab invaginasi pada anak yang


berusia diatas enam tahun. Invaginasi dapat juga terjadi setelah laparotomi, yang
biasanya timbul setelah dua minggu pasca bedah, hal ini terjadi akibat gangguan
peristaltik usus, disebabkan manipulasi usus yang kasar dan lama, diseksi
retroperitoneal yang luas dan hipoksia lokal.

3
Juwita Kartika
1102014139

A. Faktor – faktor yang dihubungkan dengan terjadinya invaginasi


Penyakit ini sering terjadi pada umur 3 – 12 bulan, di mana pada saat itu terjadi
perubahan diet makanan dari cair ke padat, perubahan pemberian makanan ini
dicurigai sebagai penyebab terjadi invaginasi. Invaginasi kadang – kadang terjadi
setelah / selama enteritis akut, sehingga dicurigaiakibat peningkatan peristaltik usus.
Gastroenteritis akut yang dijumpai pada bayi, ternyata kuman rota virus adalah agen
penyebabnya, pengamatan 30 kasus invaginasi bayi ditemukan virus ini dalam
fesesnya sebanyak 37 %. Pada beberapa penelitian terakhir ini didapati peninggian
insidens adenovirus dalam feses penderita invaginasi. 

1.4. Memahami dan menjelaskan klasifikasi invaginasi


Jenis intususepsi dapat dibagi menurut lokasinya pada bagian usus mana yang
terlibat, pada ileum dikenal sebagai jenis ileo-ileal.Pada kolon dikenal dengan jenis
colo-colica dan sekitar ileo-caecal disebut ileocaecal, jenis-jenis yang disebutkan di
atas dikenal dengan intususepsi tunggal dimana dindingnya terdiri dari tiga lapisan.
Jika dijumpai dinding yang terdiri dari lima lapisan, hal ini sering pada keadaan yang
lebih lanjut disebut jenis intususepsi ganda, sebagai contoh adalah jenis ileo-ileo-
colica atau colo-colica. Suwandi J.Wijayanto E. di Semarang selama 3 tahun (1981-
1983) pada pengamatannya mendapatkan jenis intususepsi sebagai berikut: Ileo-ileal
25%, ileo-colica 22,5%, ileo-ileo-colica 50% dan colo-colica 22,5%.

4
Juwita Kartika
1102014139

1.5. Memahami dan menjelaskan patofisiologi invaginasi


Proses terjadinya invaginasi dimulai dengan hiperplastik usus bagian proksimal yang
lebih mobil menyebabkan usus masuk kedalam lumen usus distal
berkontraksi terjadi edema mengakibatkan perlekatan yang tidak
dapat kembali normal sehingga terjadi invaginasi.

Proses selanjutnya adalah proses obstruksi usus strangulasi. Proses strangulasi tersirat
oleh adanya rasa sakit dan perdarahan per rektal. Serangan rasa sakit mula-mula hilang
timbul kemudian menetap dan sering disertai rangsangan muntah. Darah yang keluar
melalui anal merupakan darah segar yang bercampur lendir. Proses obstruksi usus
sebenarnya sudah mulai sejak invaginasi terjadi tetapi penampilan klinik obstruksi
memerlukan waktu. Umumnya setelah 10-12 jam sampai menjelang 24 jam gejala-
gejala seperti abdomen kembung dan muntah hijau atau fekal telah terjadi.

Berbagai variasi etiologi yang mengakibatkan terjadinya intususepsi pada dewasa


pada intinya adalah gangguan motilitas usus terdiri dari dua komponen yaitu satu
bagian usus yang bergerak bebas dan satu bagian usus lainya yang terfiksir/atau
kurang bebas dibandingkan bagian lainnya, karena arah peristaltik adalah dari oral
keanal sehingga bagian yang masuk kelumen usus adalah yang arah oral atau
proksimal, keadaan lainnya karena suatu disritmik peristaltik usus, pada keadaan
khusus dapat terjadi sebaliknya yang disebut retrograd intususepsi pada pasien pasca
5
Juwita Kartika
1102014139

gastrojejunostomi . Akibat adanya segmen usus yang masuk kesegmen usus lainnya
akan menyebabkan dinding usus yang terjepit sehingga akan mengakibatkan aliran
darah menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan nekrosis dinding usus
Perubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai intususeptum.
Intususepien biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada intususeptum
ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari intususepien, dan
juga karena terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan tertariknya
mesenterium. Edema dan pembengkakan dapat terjadi.
Pembengkakan dapt sedemikian besarnya sehingga menghambat reduksi.
Adanya bendungan menimbulkan perembesan (ozing) lendir dan darah ke dalam
lumen. Ulserasi pada dindidng usus dapat terjadi. Sebagai akibat strangulasi tidak
jarang terjadi gangren. Gangren dapat berakibat lepasnya bagian yang mengalami
prolaps. Pembengkakan dari intisuseptum umumnya menutup lumen usus. Akan tetapi
tidak jarang pula lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit kadang-kadang tidak
terjadi pada intususepsi. Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus
(obstruksi) baik partiil maupun total dan strangulasi. Hiperperistaltik usus bagian
proksimal yang lebih mobil menyebabkan usus tersebut masuk ke lumen usus distal.
Usus bagian distal yang menerima (intussucipient) ini kemudian berkontraksi, terjadi
edema. Akibatnya terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadi
invaginasi.

6
Juwita Kartika
1102014139

1.6. Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis invaginasi


 Manifestasi klinis berupa trias, yaitu sakit perut (85%) yang timbul mendadak,
periodik, dan anak menekuk kaki (drawing up the leg).
 Muntah (60%) dan feses bercampur darah (currant-jelly stool), baik occult atau
darah segar.
 Perut terlihat membuncit, terjadi peningkatan suara usus, teraba massa
berbentuk sosis.

Anak atau bayi yang semula sehat dan biasanya dengan keadaan gizi yang baik,
tiba-tiba menangis kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke atas, penderita
tampak seperti kejang dan pucat menahan sakit, serangan nyeri perut seperti ini
berlangsung dalam beberapa menit. Di luar serangan, anak/bayi kelihatan seperti
normal kembali. Pada waktu itu sudah terjadi proses intususepsi. Serangan nyeri perut
datangnya berulang-ulang dengan jarak waktu 15-20 menit dengan lama serangan 2-3
menit. Pada umumnya selama serangan nyeri perut itu diikuti dengan muntah berisi
cairan dan makanan yang ada di lambung.
Sesudah beberapa kali serangan dan setiap kalinya memerlukan tenaga, maka
di luar serangan si penderita terlihat lelah dan lesu dan tertidur sampai datang serangan
kembali. Proses intususepsi pada mulanya belum terjadi gangguan pasase isi usus
secara total, anak masih dapat defekasi berupa feses biasa, kemudian feses bercampur
darah segar dan lendir, kemudian defekasi hanya berupa darah segar bercampur lendir
tanpa feses. BAB darah dan lendir (red currant jelly stool) baru dijumpai sesudah 6-8
jam serangan sakit yang pertama kali, kadang-kadang sesudah 12 jam. BAB darah
lendir ini bervariasi jumlahnya dari kasus per kasus, ada juga yang dijumpai hanya
pada saat melakukan colok dubur.
Karena sumbatan belum total, perut belum kembung dan tidak tegang, dengan
demikian mudah teraba gumpalan usus yang terlibat intususepsi sebagai suatu massa
tumor berbentuk curved sausage di dalam perut di bagian kanan atas, kanan bawah,
atas tengah atau kiri bawah. Tumor lebih mudah teraba pada waktu terdapat peristaltik,
sedangkan pada perut bagian kanan bawah teraba kosong yang disebut dance’s sign.
Hal ini akibat caecum dan kolon naik ke atas, ikut proses intususepsi.
Sesudah 18-24 jam serangan sakit yang pertama, usus yang tadinya tersumbat
partial berubah menjadi sumbatan total, diikuti proses oedem yang semakin
bertambah, sehingga pada pasien dijumpai tanda-tanda obstruksi, seperti perut
kembung dengan gambaran peristaltik usus yang jelas, muntah warna hijau dan
dehidrasi.
Oleh karena perut kembung maka massa tumor tidak dapat diraba lagi dan
defekasi hanya berupa darah dan lendir. Apabila keadaan ini berlanjut terus akan
dijumpai muntah feses, dengan demam tinggi, asidosis, toksis dan terganggunya aliran
7
Juwita Kartika
1102014139

pembuluh darah arteri. Pada segmen yang terlibat menyebabkan nekrosis usus,
gangren, perforasi, peritonitis umum, shock dan kematian.
Pada pemeriksaan colok dubur didapati:
Tonus sphincter melemah, mungkin invaginat dapat diraba berupa massa
seperti portio bila jari ditarik, keluar darah bercampur lendir.
Perlu perhatian bahwa untuk penderita malnutrisi, gejala-gejala intususepsi
tidak khas. Tanda-tanda obstruksi usus baru timbul dalam beberapa hari. Pada
penderita ini tidak jelas tanda adanya sakit berat. Pada defekasi tidak ada darah.
Intususepsi dapat mengalami prolaps melewati anus. Hal ini mungkin disebabkan pada
pasien malnutrisi, memiliki tonus yang melemah, sehingga obstruksi tidak cepat
timbul.
Rasa sakit adalah gejala yang paling khas dan hampir selalu ada. Dengan
adanya seranganrasa sakit/kholik yang makin bertambah dan mencapai puncaknya,
dan kemudian menghilang samasekali, diagnosis hampir dapat ditegakkan. Rasa sakit
berhubungan dengan passase dari intususepsi.Diantara satu serangan dengan serangan
berikutnya, bayi atau orang dewasa dapat sama sekali bebasdari gejala.Selain dari rasa
sakit gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah muntah, keluarnya
darahmelalui rektum, dan terdapatnya masa lunak memanjang seperti sosis (sausage
shape mass) dimana biasanya perut kuadran kanan bawah teraba seakan kosong
(dance’s sign). Beratnya gejala muntahtergantung pada letak usus yang terkena.
Semakin tinggi letak obstruksi, semakin berat gejala muntah.Hemathocezia
disebabkan oleh kembalinya aliran darah dari usus yang mengalami
intususepsi.Terdapatnya sedikit darah adalah khas, sedangkan perdarahan yang banyak
biasanya tidak ditemukan.
Gambaran klinis intususepsi dewasa umumnya sama seperti keadaan obstruksi
usus pada umumnya, yang dapat mulai timbul setelah 24 jam setelah terjadinya
intususepsi berupanyeri perut dan terjadinya distensi setelah lebih 24 jam ke dua
disertai keadaan klinis lainnyayang hampir sama gambarannya seperti intususepsi
pada anak-anak. Pada orang dewasa seringditemukan perjalanan penyakit yang jauh
lebih panjang, dan kegagalan yang berulang-ulangdalam usaha menegakkan diagnosis
dengan pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan- pemeriksaan lain. Adanya gejala
obstruksi usus yang berulang, harus dipikirkan kemungkinanintususepsi. Kegagalan
untuk memperkuat diagnosis dengan pemeriksaan radiologis seringkalimenyebabkan
tidak ditegakkanya diagnosis. Pemeriksaan radiologis sering tidak
berhasilmengkonfirmasikan diagnosis karena tidak terdapat intususepsi pada saat
dilakukan pemeriksaan. Intussusepsi yang terjadi beberapa saat sebelumnya telah
tereduksi spontan.Dengan demikian diagnosis intussusepsi harus dipikirkan pada
kasus orang dewasa dengan serangan obstruksi usus yang berulang, meskipun
pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan- pemeriksaan lain tidak memberikan hasil
yang positif.

8
Juwita Kartika
1102014139

1.7. Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding invaginasi


Anamnesis

Untuk menegakkan diagnosa invaginasi didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan


fisik, laboratorium dan radiologi. Gejala klinis yang menonjol dari invaginasi adalah
suatu trias gejala yang terdiri dari :

1. Nyeri perut yang datangnya secara tiba – tiba, nyeri bersifat serang –serangan.,
nyeri menghilang selama 10 – 20 menit, kemudian timbul lagi serangan baru.

2. Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian kanan atas, kanan
bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas.

3. Buang air besar campur darah dan lendir

TRIAS INVAGINASI :

1. Anak mendadak kesakitan episodic, menangis dan mengankat kaki (Craping


pain), bila lanjut sakitnya kontinyu
2. Muntah warna hijau (cairan lambung)
3. Defekasi feses campur lendir (kerusakan mukosa) atau darah (lapisan dalam) à
currant jelly stool

Obstruksi usus ada 2 :


1. Mekanis   à  kaliber usus tertutup
2. Fungsional  à kaliber usus terbuka  akibat peristaltik hilang

Pemeriksaan Fisik :
 Obstruksi mekanis ditandai darm steifung dan darm counter.
 Teraba massa seperti sosis di daerah subcostal yang terjadi spontan
 Nyeri tekan (+)
 Dancen sign (+)  à Sensai kekosongan padakuadran kanan bawah karena
masuknya sekum pada kolon ascenden
 RT  :  pseudoportio(+), lender darah (+)  à Sensasi seperti portio vagina akibat
invaginasi usus yang lama

Bila penderita terlambat memeriksakan diri, maka sukar untuk meraba adanya tumor,
oleh karena itu untuk kepentingan diagnosis harus berpegang kepada gejala trias
9
Juwita Kartika
1102014139

invaginasi. Mengingat invaginasi sering terjadi pada anak berumur di bawah satu
tahun, sedangkan penyakit disentri umumnya terjadi pada anak – anak yang mulai
berjalan dan mulai bermain sendiri maka apabila ada pasien datang berumur di bawah
satu tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga anak menjadi rewel sepanjang
hari / malam, ada muntah, buang air besar campur darah dan lendir maka pikirkanlah
kemungkinan invaginasi.

Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan peningjkatan jumlah leukosit (leukositosis >
10.000/mm3

Pemeriksaan Radiologi

Photo polos abdomen : didapatkan distribusi udara didalam usus tidak merata, usus
terdesak ke kiri atas, bila telah lanjut terlihat tanda – tanda obstruksi usus dengan
gambaran “air fluid level”. Dapat terlihat “ free air “ bilah terjadi perforasi.

Barium enema : dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk diagnosis
dikerjakan bila gejala – gejala klinik meragukan, pada barium enema akan tampak
gambaran cupping, coiled spring appearance.

Foto abdomen 3 posisi


Tanda obstruksi (+) : Distensi, Air fluid level, Hering bone (gambaran plika circularis
usus).

Colon In loop berfungsi sebagai :

 Diagnosis : cupping sign, letak invaginasi


 Terapi : Reposisi dengan tekanan tinggi, bila belum ada tanda2 obstruksi dan
kejadian < 24 jam

10
Juwita Kartika
1102014139

Gambar : cupping sign pada colon in loop

Reposisi dianggap berhasil bila setelah rectal tube ditarik dari anus barium keluar
bersama feses dan udara

Pada orang dewasa diagnosis preoperatif keadaan intususepsi sangatlah sulit,


meskipun pada umumnya diagnoasis preoperatifnya adalah obstruksi usus tanpa dapat
memastikan kausanya adalah intususepsi, pemerikasaan fisik saja tidaklah cukup
sehingga diagnosis memerlukan pemeriksaan penunjang yaitu dengan radiologi
(barium enema, ultra sonography dan computed tomography), meskipun umumnya
diagnosisnya didapat saat melakukan pembedahan.

11
Juwita Kartika
1102014139

Gambar : CT Scan abdomen pada pasien invaginasi (target sign)

12
Juwita Kartika
1102014139
Gambar : Coil spring appearance pada invaginasi Gambar : Pseudokidney pada USG
abdomen

Gambar : USG abdomen pada pasien invaginasi

Untuk menegakkan diagnosis intususepsi didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan


fisik, laboratorium dan radiologi.

Gejala klinis yang menonjol dari intususepsi adalah suatu trias gejala yang terdiri
dari(1-5,7,13) :

1. Nyeri perut yang datangnya secara tiba-tiba, nyeri bersifat hilang timbul.
Nyeri menghilang selama 10-20 menit, kemudian timbul lagi serangan
baru.

2. Teraba massa tumor di perut bentuk curved sausage pada bagian kanan


atas, kanan bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas.

13
Juwita Kartika
1102014139

3. Buang air besar campur darah dan lendir yang disebut red currant jelly
stool.

Bila penderita terlambat memeriksakan diri, maka sukar untuk meraba adanya
tumor, oleh karena itu untuk kepentingan diagnosis harus berpegang kepada gejala
trias intususepsi. Mengingat intususepsi sering terjadi pada anak berumur di bawah
satu tahun, sedangkan penyakit disentri umumnya terjadi pada anak-anak yang mulai
berjalan dan mulai bermain sendiri maka apabila ada pasien datang berumur di bawah
satu tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga anak menjadi rewel sepanjang
hari/malam, ada muntah, buang air besar campur darah dan lendir maka pikirkanlah
kemungkinan intususepsi(13).

The Brighton Collaboration Intussuseption Working Group mendirikan sebuah


diagnosis klinis menggunakan campuran dari kriteria minor dan mayor. Strasifikasi ini
membantu untuk membuat keputusan berdasarkan tiga level dari pembuktian untuk
membuktikan apakah kasus tersebut adalah intususepsi(2).

Kriteria Mayor

1. Adanya bukti dari obstruksi usus berupa adanya riwayat muntah hijau,
diikuti dengan distensi abdomen dan bising usus yang abnormal atau tidak
ada sama sekali.

2. Adanya gambaran dari invaginasi usus, dimana setidaknya tercakup hal-hal


berikut ini: massa abdomen, massa rectum atau prolaps rectum, terlihat
pada gambaran foto abdomen, USG maupun CT Scan.

3. Bukti adanya gangguan vaskularisasi usus dengan manifestasi perdarahan


rectum atau gambaran feses red currant jelly pada pemeriksaan Rectal
Toucher.

Kriteria Minor

1. Bayi laki-laki kurang dari 1 tahun

2. Nyeri abdomen

14
Juwita Kartika
1102014139

3. Muntah

4. Lethargy

5. Pucat

6. Syok hipovolemi

7. Foto abdomen yang menunjukkan abnormalitas tidak spesifik

  Berikut ini adalah pengelompokkan berdasarkan tingkat pembuktian, yaitu :

Level 1 – Definite (ditemukannya satu kriteria di bawah ini)

- Kriteria Pembedahan – Invaginasi usus yang ditemukan saat pembedahan

- Kriteria Radiologi – Air enema atau liquid contrast enema menunjukkan


invaginasi dengan manifestasi spesifik yang bisa dibuktikan dapat direduksi
oleh enema tersebut.

- Kriteria Autopsi – Invagination dari usus

Level 2 – Probable (salah satu kriteria di bawah)

- Dua kriteria mayor

- Satu kriteria mayor dan tiga kriteria minor

Level 3 – Possible

- Empat atau lebih kriteria minor

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium

Meskipun hasil laboratorium tidak spesifik untuk menegakkan diagnosis


intususepsi, sebagai proses dari progresivitas, akan didapatkan abnormalitas elektrolit
yang berhubungan dengan dehidrasi, anemia dan atau peningkatan jumlah leukosit
(leukositosis >10.000/mm3).
15
Juwita Kartika
1102014139

Pemeriksaan Radiologi

Foto polos abdomen

Didapatkan distribusi udara di dalam usus tidak merata, usus terdesak ke kiri atas, bila
telah lanjut terlihat tanda-tanda obstruksi usus dengan gambaran air fluid level. Dapat
terlihat free air bila terjadi perforasi

Literatur lain menyebutkan bahwa foto polos hanya memiliki akurasi


diagnostik 45% untuk menegakkan diagnosis intususepsi sehingga penggunaannya
tidak diindikasikan jika ada fasilitas USG(4). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Hooker et al tahun 2008 dalam Radiographic Evaluation of Intussusception, tampilan
foto polos abdomen dengan posisi left side down decubitus meningkatkan kemampuan
untuk diagnosis atau menyingkirkan intususepsi.

16
Juwita Kartika
1102014139

Barium enema

Dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk diagnosis dikerjakan bila gejala-
gejala klinik meragukan. Pada barium enema akan tampak gambaran cupping, coiled

17
Juwita Kartika
1102014139

springappearance(13).

Ultrasonografi Abdomen

Pada tampilan transversal USG, tampak konfigurasi usus berbentuk ‘target’


atau ‘donat’ yang terdiri dari dua cincin echogenisitas rendah yang dipisahkan oleh
cincin hiperekoik, tidak ada gerakan pada donat tersebut dan ketebalan tepi lebih dari
0,6 cm. Ketebalan tepi luar lebih dari 1,6 cm menunjukkan perlunya intervensi
pembedahan. Pada tampilan logitudinal tampak pseudokidney sign yang timbul
sebagai tumpukan lapisan hipoekoik dan hiperekoik(2,3,4,6).

Pemeriksaan USG selain sebagai diagnostik, juga dapat digunakan untuk


membantu mendiferensiasikan tipe dari intususepsi. Park et al (2007) melaporkan
bahwa intususepsi transien dari usus kecil lebih sering terlokalisir pada kuadran kanan
bawah atau region periumbilikal, memiliki diameter anteroposterior yang lebih kecil
(1,38 cm vs 2,53 cm), memiliki garis luar yang lebih tipis (0,26 cm vs 0,53 cm), dan
tidak memiliki nodus limfatikus, dimana berbanding terbalik dengan intususepsi
ileocolic(2).

Sebuah studi oleh Munden et al (2007) mendukung penemuan ini, dengan


diameter anteroposterior rata-rata adalah 1,5 cm pada intususepsi ileoileal dan 3,7 cm

18
Juwita Kartika
1102014139

pada intususepsi ileocolic dan panjang rata-ratanya berkisar 2,5 cm dan 8,2 cm secara
respektif(2).

19
Juwita Kartika
1102014139

CT Scan
Intususepsi yang digambarkan pada CT scan merupakan gambaran klasik seperti pada
USG yaitu target sign. Intususepsi temporer dari usus halus dapat terlihat pada CT
maupun USG, dimana sebagian besar kasus ini secara klinis tidak signifikan(2).

 Diagnosis Banding

1. Gastroenteritis, bila diikuti dengan intususepsi dapat ditandai jika


dijumpai perubahan rasa sakit, muntah dan perdarahan.

2. Divertikulum Meckel, dengan perdarahan, biasanya tidak ada rasa


nyeri.

3. Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah, serta


adanya obstipasi, bila disentri berat disertai adanya nyeri di perut,
tenesmus dan demam.

4. Enterokolitis, tidak dijumpai adanya nyeri di perut yang hebat.

20
Juwita Kartika
1102014139

5. Prolapsus recti atau Rectal prolaps, dimana biasanya terjadi berulang


kali dan pada colok dubur didapati hubungan antara mukosa dengan
kulit perianal, sedangkan pada intususepsi didapati adanya celah.

1.8. Memahami dan menjelaskan Tatalaksana invaginasi


Dasar pengobatan adalah :

1. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit.


2. Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang nasogastrik.
3. Antibiotika.
4. Laparotomi eksplorasi.

Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya pertolongan


diberikan, jika pertolongan kurang dari 24 jam dari serangan pertama, maka akan
memberikan prognosa yang lebih baik.

Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak mencakup
tindakan :

Reduksi hidrostatik

Metode ini dengan cara memasukkan barium melalui anus menggunakan


kateter dengan tekanan tertentu. Tingkat keberhasilan 50-78%. Kontra indikasi barium
enema adalah terdapatnya peritonitis, ruptur usus, sepsis dan terdapat gangren pada
usus. Pertama kali keberhasilannya dikemukakan oleh Ladd tahun 1913 dan diulang
keberhasilannya oleh Hirschprung tahun 1976.

21
Juwita Kartika
1102014139

Reduksi pneumostatik

Reposisi dengan tekanan udara makin sering digunakan karena lebih aman dan
hasilnya lebih baik dari pada reposisi dengan barium enema. Tekanan udara maksimal
110 mmHg untu anak, dan 80 mmHg untuk infant. Tingkat keberhasilan 75-94%.
Reduksi dilakukan dengan bantuan ultra sonografi.

Reduksi manual (milking) dan reseksi usus

Pasien dengan keadaan tidak stabil, didapatkan peningkatan suhu, angka


lekosit, mengalami gejala berkepanjangan atau ditemukan sudah lanjut yang ditandai
dengan distensi abdomen, feces berdarah, gangguan sistema usus yang berat sampai
timbul shock atau peritonitis, pasien segera dipersiapkan untuk suatu operasi.
Laparotomi dengan incisi transversal abdominal kuadran kanan bawah merupakan
tindakan operasi invaginasi. Tindakan selama operasi tergantung kepada penemuan
keadaan usus, reposisi manual dengan milking harus dilakukan dengan halus dan
sabar, juga bergantung kepada ketrampilan dan pengalaman operator. Reseksi usus
dilakukan apabila pada kasus yang tidak berhasil direduksi dengan cara manual, bila
viabilitas usus diragukan atau ditemukan kelainan patologis sebagai penyebab
invaginasi. Setelah usus direseksi dilakukan anastomose “end to end” apabila hal ini
memungkinkan, bila tidak mungkin maka dilakukan exteriorisasi atau enterostomi.

22
Juwita Kartika
1102014139

Terapi intususepsi pada orang dewasa adalah pembedahan. Diagnosis pada saat
pembedahan tidak sulit dibuat. Pada intususepsi yang mengenai kolon sangat besar
kemungkinan penyebabnya adalah suatu keganasan, oleh karena itu ahli bedah
dianjurkan untuk segera melakukan reseksi, dengan tidak usah melakukan usaha
reduksi. Pada intususepsi dari usus halus harus dilakukan usaha reduksi dengan hati-
hati. Jika ditemukan kelainan telah mengalami nekrose, reduksi tidak perlu dikerjakan
dan reseksi segera dilakukan (Ellis, 1990). Pada kasus-kasus yang idiopatik, tidak ada
yang perlu dilakukan selain reduksi (Aston dan Machleder, 1975 cit Ellis, 1990).
Tumor benigna harus diangkat secara lokal, tapi jika ada keragu-raguan mengenai
keganasan, reseksi yang cukup harus dikerjakan.

1.9. Memahami dan menjelaskan komplikasi invaginasi


Intususepsi dapat menyebabkan terjadinya obstruksi usus. Komplikasi lain
yang dapat terjadi adalah dehidrasi dan aspirasi dari emesis yang terjadi. Iskemia dan
nekrosis usus dapat menyebabkan perforasi dan sepsis. Nekrosis yang signifikan pada
usus dapat menyebabkan komplikasi yang berhubungan dengan “short bowel
syndrome”. Meskipun diterapi dengan reduksi operatif maupun radiografik, striktur
dapat muncul dalam 4-8 minggu pada usus yang terlibat.

1.10. Memahami dan menjelaskan pencegahan invaginasi


Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan ialah dengan tidak memberikan
makanan padat selain asi pada bayi dibawah 6 bulan karena sistem pencernaan dan
daya tahan tubuh bayi belum sempurna. Vaksin rotavirus generasi lama diketahui
dapat menimbulkan intususepsi pada bayi/anak yang mendapatkannya. Akibatnya

23
Juwita Kartika
1102014139

pemakaian vaksin ini kemudian dilarang. Vaksin rotavirus generasi yang baru telah
diantisipasi untuk tidak menyebabkan hal yang sama sebelum dipakai secara massal
pada bayi dan anak. Tidak ada obat atau cara untuk mencegah terjadinya intususepsi
yang diketahui sampai saat ini.
 tidak melakukan pijat perut sembarangan tanpa indikasi yang jelas
 tidak memberikan obat diare secara sembarangan
 tidak memberikan makanan yang tidak sesuai pada anak usia kurang dari 1 tahun

1.11. Memahami dan menjelaskan prognosis invaginasi


Kematian disebabkan oleh intususepsi idiopatik akut pada bayi dan anak-anak
sekarang jarang di negara maju. Sebaliknya, kematian terkait dengan intususepsi tetap
tinggi di beberapa negara berkembang. Pasien di negara berkembang cenderung untuk
datang ke pusat kesehatan terlambat, yaitu lebih dari 24 jam setelah timbulnya gejala,
dan memiliki tingkat intervensi bedah, reseksi usus dan mortalitas lebih tinggi.
Mortalitas secara signifikan lebih tinggi (lebih dari sepuluh kali lipat dalam
kebanyakan studi) pada bayi yang ditangani 48 jam setelah timbulnya gejala daripada
bayi yang ditangani dalam waktu 24 jam setelah onset pertama. Angka rekurensi dari
intususepsi untuk reduksi nonoperatif dan operatif masing-masing rata-rata 5% dan 1-
4%.

DAFTAR PUSTAKA

International Child Health Review Collaboration.2016. http://www.ichrc.org/943-


obstruksi-usus-pada-bayi-dan-anak.Diaksespadatanggal 27/09/2016

Medicastore.2016.
http://medicastore.com/penyakit/494/Obstruksi_Sumbatan_Usus.html.Diaksespadatan
ggal 27/09/2016

PasaribuN. 2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter
%20II.pdf. Diaksespadatanggal 27/09/2016

Syamsuhidayat, R dan Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed.2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2004. p 617, 626-628, 646.
M. Kliegman, Robert. Nelson Text Book of Pediatric-18th Ed. USA : Saunders El
sevier. 2007. p 1569-1570
M. Towsend Jr, Courtney. Sabiston Text Book of Surgery 18th Ed. USA : Saunders El
sevier. 2007. p 551, 569 (e-book).
Pengarang : bedah UGM, tanggal 8 januari 2009 http://www.bedahugm.net/Bedah-
Anak/Invaginasi.html diakses tanggal 20 mei 2009.
24
Juwita Kartika
1102014139

Pengarang : Amy fackler, tanggal 22 agustus 2006


Rasad, Syahriar. Radiologi Diagnostik edisi kedua. Jakarta : Balai penerbit
FKUI.2008. p 245-253, p 256-258, p 415-416

2. Memahami dan menjelaskan 0bstruksi Intestinal


Definisi Obstruksi Usus

Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna

tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang

disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan,

atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose

23
segmen usus tersebut.

Tipe obstruksi usus terdiri dari :

Mekanis (Ileus Obstruktif)

Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik.

Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat

25
Juwita Kartika
1102014139

karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma

stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses.

Neurogonik/fungsional (Ileus Paralitik)

Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan

peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi usus. Contohnya

amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan

11
neurologis seperti penyakit Parkinson.

26
Juwita Kartika
1102014139

Definisi Ileus Obstruktif

Ileus Obstruktif disebut juga Ileus Mekanis (Ileus Dinamik).15 Suatu

penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik baik

sebahagian maupun total. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata

11,30,31
atau kronis akibat karsinoma yang melingkari.

Klasifikasi Ileus Obstruktif

Menurut sifat sumbatannya


32
Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2 tingkatan :

a) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam

lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus

dan neoplasma

b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai

oklusi pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan

volvulus.

Menurut letak sumbatannya


33
Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 2 :

c) Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus

d) Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar

Menurut etiologinya

Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3 : 34

27
Juwita Kartika
1102014139

28
Juwita Kartika
1102014139

a) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi

(postoperative), hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma

(karsinoma), dan abses intraabdominal.

b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena

kelainan kongenital (malrotasi), inflamasi (Chron’s disease,

diverticulitis), neoplasma, traumatik, dan intususepsi.

c) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di

dalam usus, misalnya benda asing, batu empedu.

Patofisiologi Ileus Obstruktif

Perubahan patofisiologi utama pada ileus obstruktif dapat di lihat pada bagan

1. Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas

(70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang

menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8

liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi

dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan

usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan

elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang

mengakibatkan syok—hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi

jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan

penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal

peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat

29
Juwita Kartika
1102014139

nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan

sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.23

Segera setelah timbulnya ileus obstruktif pada ileus obstruktif sederhana,

distensi timbul tepat di proksimal dan menyebabkan muntah refleks. Setelah mereda,

peristaltik melawan obstruksi dalam usaha mendorong isi usus melewatinya yang

menyebabkan nyeri episodik kram dengan masa relatif tanpa nyeri di antara episode.

Gelombang peristaltik lebih sering timbul setiap 3 sampai 5 menit di dalam jejunum

dan setiap 10 menit di didalam ileum. Aktivitas peristaltik mendorong udara dan

cairan melalui gelung usus, yang menyebabkan gambaran auskultasi khas terdengar

dalam ileus obstruktif. Dengan berlanjutnya obstruksi, maka aktivitas peristaltik

menjadi lebih jarang dan akhirnya tidak ada.27

Jika ileus obstruktif kontinu dan tidak diterapi, maka kemudian timbul muntah

dan mulainya tergantung atas tingkat obstruksi. Ileus obstruktif usus halus

menyebabkan muntahnya lebih dini dengan distensi usus relatif sedikit, disertai

kehilangan air, natrium, klorida dan kalium, kehilangan asam lambung dengan

konsentrasi ion hidrogennya yang tinggi menyebabkan alkalosis metabolik. Berbeda

pada ileus obstruktif usus besar, muntah bisa muncul lebih lambat (jika ada). Bila

timbul, biasanya kehilangan isotonik dengan plasma. Kehilangan cairan ekstrasel

tersebut menyebabkan penurunan volume intravascular, hemokonsentrasi dan

oliguria atau anuria. Jika terapi tidak diberikan dalam perjalanan klinik, maka dapat

27
timbul azotemia, penurunan curah jantung, hipotensi dan syok.

Pada ileus obstruktif strangulata yang melibatkan terancamnya sirkulasi pada

usus mencakup volvulus, pita lekat, hernia dan distensi. Disamping cairan dan gas

30
Juwita Kartika
1102014139

31
Juwita Kartika
1102014139

yang mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan strangulasi ada juga

gerakan darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding usus. Plasma bisa juga

dieksudasi dari sisi serosa dinding usus ke dalam cavitas peritonealis. Mukosa usus

yang normalnya bertindak sebagai sawar (penghambat) bagi penyerapan bakteri dan

produk toksiknya, merupakan bagian dinding usus yang paling sensitif terhadap

perubahan dalam aliran darah. Dengan strangulasi yang memanjang maka timbul

iskemik dan sawar rusak. Bakteri (bersama dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa

masuk melalui dinding usus ke dalam cavitas peritonealis.27

Disamping itu, kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam lumen usus

cepat menimbulkan syok. Jika kejadian ini tidak dinilai dini, maka dapat

27
menyebabkan kematian.

Ileus obstruktif gelung tertutup timbul bila jalan masuk dan jalan keluar suatu

gelung usus tersumbat. Jenis ileus obstruktif ini lebih bahaya dibandingkan ileus

obstruksi yang lainnya, karena ia berlanjut ke strangulasi dengan cepat sebelum

terbukti tanda klinis dan gejala ileus obstruktif. Penyebab ileus obstruktif gelung

tertutup mencakup pita lekat melintasi suatu gelung usus, volvulus atau distensi

sederhana. Pada keadaan terakhir ini, sekresi ke dalam gelung tertutup dapat

menyebabkan peningkatan cepat tekanan intalumen, yang menyebabkan obstruksi

27
aliran keluar ke vena.

Ileus obstruktif kolon biasanya kurang akut (kecuali bagi volvulus)

dibandingkan ileus obstruksi usus halus. Karena kolon bukan organ pensekresi cairan

dan hanya menerima sekitar 500 ml cairan tiap hari melalui valva ileocaecalis, maka

tidak timbul penumpukan cairan yang cepat. Sehingga dehidrasi cepat bukan suatu

32
Juwita Kartika
1102014139

33
Juwita Kartika
1102014139

bagian sindroma yang berhubungan dengan ileus obstruksi kolon. Bahaya paling

mendesak karena obstruksi itu karena distensi. Jika valva ileocaecalis inkompeten

maka kolon terdistensi dapat didekompresi ke dalam usus halus. Tetapi jika valva ini

kompeten, maka kolon terobstruksi membentuk gelung tertutup dan distensi kontinu

menyebabkan ruptura pada tempat berdiameter terlebar, biasanya di sekum. Hal

didasarkan atas hukum Laplace, yang mendefinisikan tegangan di dalam dinding

organ tubular pada tekanan tertentu apapun berhubungan langsung dengan diameter

tabung itu. Sehingga karena diameter kolon melebar di dalam sekum, maka area ini

27
yang biasanya pecah pertama.

34
Juwita Kartika
1102014139
Ileus Obstruktif

Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen


sebelah proksimal dari letak obstruksi

Distensi

Kehilangan H2O dan


Proliferasi bakteri elektrolit
Tekanan intralumen
yang berlangsung
cepat

Volume ECF
Iskemia dinding usus

Kehilangan cairan
menuju ruang
peritoneum

Pelepasan bakteri dari toksin


dari usus yang nekrotik ke
dalam peritoneum dan
sirkulasi sistematik

Peritoni
tis Syok
Hipovolemik
septike
mia

35
Juwita Kartika
1102014139
23
Bagan 1. Patofisiologi Ileus Obstruktif

36
Juwita Kartika
1102014139

Faktor Risiko Ileus Obstruktif

Obstruksi usus yang sering ditemukan, tergantung pada umur pasien (Tabel

1). Pada bayi/neonatus obstruksi usus disebabkan atresia ani, atresia pada usus halus ,

dan penyakit Hirschsprung. Obstruksi pada anak-anak sering disebabkan oleh

intususepsi, penyakit Hirschsprung dan hernia strangulasi inguinalis kongenital. Pada

orang dewasa, obstruksi usus sering disebabkan tumor di dalam usus, perlengketan

dinding usus, hernia strangulasi pada kanalis inguinalis, femoralis ataupun

umbilikalis dan penyakit Crohn. Obstruksi pada pasien umur lanjut sering disebabkan

karsinoma usus besar, divertikel, hernia strangulasi, tinja membatu, perlengketan

dinding usus dan volvulus.32

32
Penyebab Obstruksi Menurut Kelompok Umur

Kelompok umur Penyakit


Bayi/neonates Atresia, Volvulus, penyakit Hirschsprung
Intususepsi, hernia strangulasi inguinalis, kelainan
Anak-anak
kongenital, penyakit Hirschsprung
Neoplasma usus besar, adhesi, hernia strangulasi
Dewasa inguinalis, femoralis dan umblikalis, dan penyakit
Hirschsprung
Karsinoma usus besar, penyakit divertikulum kolon, hernia
Orang tua
strangulasi, fecalith (tinja membatu), adhesi dan volvulus

Perlengketan/Adhesi

Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. 12 Adhesi adalah pita-

pita jaringan fibrosa yang sering menyebabkan obstruksi usus halus pasca bedah

setelah operasi abdomen. Risiko terjadinya adhesi menimbulkan gejala obstruksi

pada anak belum diteliti dengan baik, tetapi sering terjadi pada 2-3% penderita

37
Juwita Kartika
1102014139

setelah operasi abdomen. Sebagian besar obstruksi disertai oleh adhesi dan dapat

35
terjadi setiap waktu setelah minggu kedua pasca bedah. Adhesi dapat berupa

perlengketan yang bentuk tunggal maupun multiple (perlengketan yang lebih dari

satu) yang setempat maupun luas. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dalam

bentuk pita. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase

usus pulih kembali.

Adhesi yang kambuhan akan menjadi masalah besar. Setelah berulang tiga

kali, risiko kambuh akan menjadi 50%. Pada kasus seperti ini, diadakan pendekatan

konservatif sebab walaupun pembedahan akan menberikan pasase, kemungkinan

12
besar obstruksi usus akibat adhesi akan kambuh dalam waktu singkat.

Hernia Inkarserata

Bila terdapat suatu defek pada dinding rongga perut, maka akibat tekanan

intraabdominal yang meninggi, suatu alat tubuh dapat terdorong keluar melalui

defek itu. Misalnya : sebagian lambung dapat terdesak keluar ke rongga perut

melalui suatu defek pada diafragma masuk ke dalam rongga dada. Hernia yang tidak

tampak dari luar disebut “internal hernia”. Ditemukan lebih banyak “ekterna hernia”,

yaitu yang tampak dari luar seperti hernia umbilical, hernia inguinal, dan hernia

femoral.

Jika liang hernia cukup besar maka isi usus dapat didorong masuk lagi dan

disebut reponibel, jika tidak dapat masuk lagi disebut incarcerata. Pada keadaan ini

terjadi bendungan pembuluh-pembuluh darah yang disebut dengan strangulasi.

Akibat gangguan sirkulasi darah akan terjadi kematian jaringan setempat yang

38
Juwita Kartika
1102014139

39
Juwita Kartika
1102014139

disebut infark. Hernia yang menunjukkan strangulasi pembuluh darah dan tanda-

tanda incarcerata akan menimbulkan gejala-gejala ileus.33

Pankreas anulare

Pankreas anulare menyebabkan obstruksi usus halus di duodenum bagian

duodenum bagian kedua. Gejala dan tanda sama seperti pada atresia atau malrotasi

usus. Pankreas anulare merupakan kelainan kongenital yang jarang ditemukan.

Penyakit ini disebabkan oleh kelainan pada perkembangan bakal pankreas sehingga

tonjolan dorsal dan ventral melingkari duodenum bagian kedua akibat tidak

lengkapnya pergeseran bagian ventral. Keadaan ini menyebabkan obstruksi

duodenum dan kadang disertai atresia juga. Penyakit ini pada awalnya sering tidak

ditemukan gejala dan baru ditemukan pada saat dewasa.

Invaginasi

Disebut juga “intussusceptio”. Biasanya pada anak, bagian oral (proksimal)

usus menerobos masuk ke dalam rongga bagian anal (distal) seperti suatu teleskop.

Ada beberapa jenis bergantung pada lokasinya :

d.1. enterika : usus halus masuk ke dalam usus halus

d.2. entero-colics : ileum masuk ke dalam coecum atau colon, jenis ini paling

sering ditemukan

d.3. colica : usus besar masuk ke dalam usus besar

d.4. prolapsus ani : rektum keluar melalui anus

Bagian dalam disebut intussusceptium, sedang bagian luar yang

melingkarinya intussusceptum. Mesentrium yang mengandung pembuluh darah

intussusceptium akan ikut tertarik dan pembuluh darah akan terjepit hingga terjadi

40
Juwita Kartika
1102014139

41
Juwita Kartika
1102014139

gejala-gejala ileus. Penyebab terjadinya pada anak-anak adalah ketidakseimbangan

kontraksi otot usus-usus, adanya jaringan limfoid yang berlebihan (terutama sekitar

perbatasan bagian ileo-cekal) dan antiperistaltik kolon melawan peristaltik ileum.

Pada orang dewasa disebabkan karena adanya dinding tumor yang

menonjol/bertangkai (polip) dan oleh gerakan peristaltik didorong ke bagian distal

dan dalam gerakan ini dinding usus ikut tertarik.33

Volvulus

Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan. Disebut pula dengan torsi dan

merupakan pemutaran usus dengan mesenterium sebagai poros. Usus melilit/memutar

sampai 180-360 derajat. Volvulus dapat disebabkan oleh mesentrium yang terlalu

panjang, yang merupakan kelainan kongenital pada usus halus, pada obstisipasi yang

menahun, terutama pada sigmoid, pada hernia inkarcerata, usus dalam kantong hernia

menunjukkan tanda-tanda torsi; pada tumor dalam dinding usus atau tumor dalam

mesentrium. Akibat volvulus terjadi gejala-gejala strangulasi pembuluh darah dengan

infark dan gejala-gejala ileus.

Kelainan kongenital

Setiap cacat bawaan pada usus berupa stenosis atau atresia dari sebagian

saluran cerna akan menyebabkan obstruksi setelah bayi mulai menyusui. Kelainan-

kelainan ini disebabkan oleh tidak sempurnanya kanalisasi saluran pencernaan dalam

perkembangan embrional dan keadaan ini dapat terjadi pada usus dimana saja. Atresi

ialah buntu sama sekali dengan tanda-tanda obstruksi total sedangkan stenosis hanya

12
merupakan penyempitan dengan gejala-gejala obstruksi yang tidak total.

42
Juwita Kartika
1102014139

Atresia usus

Gangguan pasase usus yang kongenital dapat berbentuk stenosis dan

atresia, yang dapat disebabkan oleh kegagalan rekanalisasi pada waktu janin

berusia 6-7 minggu. Kelainan bawaan ini dapat juga disebabkan oleh gangguan

aliran darah lokal pada sebahagian dinding usus akibat desakan, invaginasi,

volvulus, jepitan, atau perforasi usus masa janin. Daerah usus yang tersering

mengalaminya adalah usus halus. Stenosis dapat juga terjadi karena penekanan,

27
misalnya oleh pankreas anulare dan dapat berupa atresia.

Radang kronik

Setiap radang kronik, terutama morbus Crohn, dapat menyebabkan

obstruksi karena udem, hipertrofi, dan fibrosis yang biasanya terjadi pada penyakit

12
kronik.

2Askariasis

Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum.

Obstruksi usus oleh cacing askariasis paling sering ditemukan pada anak karena

hygiene kurang sehingga infestasi cacing terjadi berulang-ulang dan usus halus

pada anak-anak lebih sempit daripada usus halus orang dewasa sedangkan ukuran

cacing sama besar. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat

yang terdiri dari sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati akibat

pemberian obat cacing.12

Tumor

Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia

43
Juwita Kartika
1102014139

menimbulkan invaginasi. Kebanyakan tumor jinak di usus halus tidak

menimbulkan gangguan yang berarti selama hidup. Kadang-kadang gejalanya

tidak jelas atau tidak khas, sehingga kelainan tidak terdeteksi kecuali apabila ada

penyulit. Tumor usus

halus dapat menimbulkan komplikasi, pendarahan, dan obstruksi. Obstruksi dapat


12
disebabkan oleh tumornya sendiri ataupun secara tidak langsung oleh invaginasi.

Tumpukan sisa makanan

Obstruksi usus halus akibat bahan makanan ditemukan pada orang yang

pernah mengalami operasi pengangkatan sebagian atau penuh dari perut

(gastrektomi). Obstruksi biasanya terjadi pada daerah anastomosis. Obstruksi lain,

yang jarang ditemukan, dapat terjadi setelah makan banyak sekali buah-buahan yang

mengandung banyak serat yang menyebabkan obstruksi di ileum terminal, seperti

serat buah jeruk atau biji banyak yang ditelan sekaligus dengan buah tertentu yang

12
berinti.

Divertikulum meckel

Divertikulum meckel adalah sisa dari kantung telur embrional yang juga

disebut ductus omphalo-mesentricus yang dalam kehidupan fetal menghubungkan

pusat (umbilicus) dengan usus. Pada orang dewasa terletak pada ileum lebih kurang

100 cm proksimal perbatasan ileo-cekal, sedangkan pada anak-anak lebih kurang 40

cm. Jika hubungan antara umblikus dan usus (ductus omphalo-mesentricus) tidak

menghilang, dapat terjadi fistula pada pusat yang mengeluarkan isi usus. Bila hanya

sebagian yang menghilang dan ditengah-tengah tetap, maka akan dapat terbentuk

suatu kista. Bila tidak menghilang sempurna, maka sisanya menyerupai tali yang

padat, yang dapat mengakibatkan terbelitnya usus pada tali itu (strangulasi).35,36
44
Juwita Kartika
1102014139

Penyakit Hirschsprung

Penyakit Hirschsprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah yang

paling sering terjadi pada neonatus. Penyakit Hirschsprung terjadi akibat tidak adanya

45
sel ganglion pada dinding usus atau terjadinya kelainan inervasi usus, yang dimulai dari anus dan

meluas ke proksimal. Gejala-gejala klinis penyakit Hirschsprung biasanya mulai pada saat lahir

dengan terlambatnya pengeluaran tinja (mekonium). Kegagalan mengeluarkan tinja

menyebabkan dilatasi bagian proksimal usus besar dan perut menjadi kembung. Karena usus

besar melebar, tekanan di dalam lumen meningkat, mengakibatkan aliran darah menurun dan

perintang mukosa terganggu Statis memungkinkan proliferasi bakteri, sehingga dapat

menyebabkan enterokolitis (Clostridium difficile dan Staphlococcos aureus) dengan disertai

sepsis dan tanda-tanda obstruksi usus besar.35

Bezoar

Istilah bezoar merupakan suatu akumulasi benda-benda asing eksogen di

35,42
dalam lambung atau usus yang merupakan penyebab ileus obstruktif pada usus halus. Bezoar

dibedakan menurut komposisinya. Laktobezoar mengandung kasein atau kalsium yang tinggi.

Laktobezoar ditemukan pada bayi-bayi prematur yang mengkonsumsi susu formula bayi yang

kaya kasein/kalsium. Phytobezoar adalah jenis yang paling umum dari bezoar yang merupakan

akumulasi serat sayur-sayuran dan buah-buahan yang tidak dapat dicerna. Phytobezoar terdiri

42
dari selulosa, tanin, dan lignin yang di cerna pada saat mengkonsumsi makanan.

Anda mungkin juga menyukai