Anda di halaman 1dari 6

I.

Tanggal Praktikum :

II. Judul Praktikum : Hewan Permukaan Tanah (Serangga permukaan

tanah Diurnal dan Nocturnal)

III. Tujuan Praktikum :

Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu mengamati

jenis serangga yang hidup di permukaan tanah baik yang diurnal maupun yag

nokturnal.

IV. Dasar Teori :

Hewan tanah merupakan salah satu unsur penting dalam tanah. Berbicara

tentang hewan tanah berarti berbicara tentang ekologi hewan tanah. Oleh karena itu,

konsep ekologi hewan tanah berperan demikian penting tidak hanya pada masa lalu,

namun juga pada masa sekarang dan masa yang akan datang. (Husamah, 2017, p.5).

Secara umum kunjungan serangga pada bunga lebih banyak pada siang hari

dengan kisaran suhu di daerah Gadut 29-35oC dan di daerah Surian 24-26oC. Hal ini

disebabkan aktifitas serangga umumnya tinggi pada siang hari dan cuaca cerah.

Aktifitas serangga untuk mencari pakan dimulai pada pagi hari sampai sore hari

dengan aktifitas tertinggi pada siang hari (Nada, 2012, p.10).

Rendahnya kunjungan serangga diduga karena rendahnya keragaman

serangga di daerah temperate. Daerah temperate merupakan daerah ynag memiliki

empat musim sehingga hanya beberapa serangga yang mampu untuk bertahan hidup,

sedangkan di Indonesia mempunyai dua musim dan keragaman serangga yang cukup

tinggi (Weni, 2013, p.96).


Kumbang boktor sengon tergolong serangga nokturnal, yaitu serangga yang

aktif pada malam hari. Kumbang keluar dari liang gerekannya sekitar pukul 18.00-

22.00. Kumbang ini tertarik pada cahaya lampu. Jika di dalam hutan dipasangi lampu

neon 10 watt, kumbang boktor biasanya akan mendatanginya (Dadan, 2012, p.76).

Ordo yang berperan sebagai predator yang ditemukan terbanyak di

perkebunan kakao adalah dari Famili Anthocoridae (kepik perompak kecil).

Anthocoridae mudah ditangkap karena pergerakannya yang pasif, berbentuk bulat

telur memanjang, agak gepeng dan memakan berbagai jenis serangga-serangga kecil

dan telur-telur serangga (Putra, 2011, p.22).

V. Alat dan Bahan :

a. Alat

1. Pelubang tanah

b. Bahan

1. Gelas bekas aqua

2. Karton atau plastik

3. Formalin

4. Gula

5. Serangga

VI. Cara Kerja :

1. Dibuat lubang sedalam dan sebesar gelas aqua.

2. Dimasukkan campuran gula dengan formalin ke dalam gelas aqua.


3. Ditanamkan gelas aqua yang berisi larutan gula-formalin ke dalam lubang

dan sejajarkan mulut gelas dengan permukaan tanah.

4. Ditutup lubang yang tersisa dengan tanah bekas galian.

5. Pada bagian atas diberikan karton atau plastik, untuk menghindari

masuknya air jika terjadi hujan.

6. Dibiarkan dalam waktu tertentu (satu hari).

7. Pada waktu ini dilakukan pencatatan tentang suhu tanah dan suhu

lingkungan, pH tanah, tumbuhan dan tekstur tanah.

8. Diamati apa yang terjadi dan dilakukan identifikasi hewan yang

diperoleh.

9. Dicatat dalam tabel pengamatan

X. Daftar Pustaka

Husamah, dkk, 2010. Ekologi Hewan Tanah. Universitas Muhammadiah Malang.


Khairiah, Nada. 2012. Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga Pacar Air (Impatiens
balsamina Linn. : Balsaminaceae). Jurnal Biologi Universitas Andalas, 1:1,
9-14.
Mulyana, Dadan. 2012. Untung Besar Dari Bertanam Sengon. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Putra, I. G. A. 2011. Inventarisasi Serangga pada Perkebunan Kakao (theobroma
cacao) Laboratorium Unit Perlindungan Tanaman Desa Bedulu, Kecamatan
Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Jurnal Biologi, XIV:1, 19-24.
Yuliani, Weni. 2013. Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga Nerium oleander
Linn. (Apocynaceae) in Pauh Subdistrict Padang. Jurnal Biologi Universitas
Andalas, 2:2, 96-102.

Anda mungkin juga menyukai