Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

ALINYEMEN HORIZONTAL

Disusun oleh :

SALMA (16100061.P)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH

BENGKULU

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karuniaNya yang masih memberikan saya kesehatan serta kekuatan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah perencanaan geometrik jalan “Alinyemen Horizontal”.

Makalah ini disusun memenuhi tugas mata kuliah Prencanaan Geometrik Jalan.
Dalam tugas makalah ini, saya membahas atau menjelaskan bagaimana teknik perencanaan
jalan pada alinyemen horizontal.

Saya berharap dari hasil deskripsi makalah yang berjudul “Alinyemen Horizontal”
ini dapat membantu para pembaca mengetahui teori tentang apa saja teknik yang cocok
digunakan pada setiap jalan.

Saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf jika dalam tugas yang saya susun ini
terjadi kesalahan dalam hal berkata – kata maupun menjelaskan materi yang di bahas
dalam makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam tugas saya ini masih belum sempurna
dan masih perlu di tingkatkan lagi. Oleh karena itu, saya sangat memerlukan saran dan
kritik Anda.

2
DAFTAR ISI

Judul................................................................................................................................ 1

Kata Pengantar................................................................................................................ 2

Daftar Isi......................................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................. 4

1.1....................................................................................................................................Latar
Belakang................................................................................................................... 4
1.2....................................................................................................................................Rum
usan Masalah............................................................................................................. 4
1.3....................................................................................................................................Tuju
an............................................................................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................. 5

2.1. Pengertian Perencanaan Geometrik Jalan................................................................ 5


2.2. Tujuan Geometrik Jalan........................................................................................... 6
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Geometrik Jalan Raya................ 6
2.4. Tinjauan Alinyemen Horizontal Secara Keseluruhan.............................................. 10

BAB III : PENUTUP...................................................................................................... 13

3.1. Kesimpulan.............................................................................................................. 13
3.2. Saran........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1....................................................................................................................................Lata
r Belakang
Dengan melihat besarnya jumlah kecelakaan yang ada di Indonesia keselamatan
jalan harus dipandang secara komprehensif dari semua aspek perencanaan, pekerjaan
pembuatan suatu jalan. Perencanaan Geometrik jalan merupakan salah satu persyaratan
dari perencanaan jalan yang merupakan rancangan arah dan visualisasi dari trase jalan
agar jalan memenuhi persyaratan selamat, aman, nyaman, efisien. Tidak selalu
persyaratan itu bisa terpenuhi karena adanya faktor – faktor yang harus menjadi bahan
pertimbangan antara lain keadaan lokasi, topografi, geologis, tata guna lahan dan
lingkungan. Semua faktor ini bisa berpengaruh terhadap penetapan trase jalan karena
akan mempengaruhi penetapan Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal dan
penampang melintang sebagai bentuk efisiensi dalam batas persyaratan yang berlaku.
Berbagai penelitian tentang pengaruh geometrik terhadap keamanan berkendara
telah dilakukan di beberapa Negara namun menghasilkan kesimpulan yang berbeda
sehingga mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh hubungan geometri jalan
dan keamanan berkendara beserta karakteristiknya yang terjadi di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


Kecelakaan bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi.
Geometrik bisa menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Sejauh mana pengaruh
keadaan geometrik jalan  terhadap terjadinya kecelakaan, maka untuk kepentingan
penanggulangannya diperlukan adanya suatu pola yang dapat menggambarkan
karakteristik suatu jalan raya. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
 Apa pengertian perencanaan geometrik jalan ?
 Apa pengertian alinyemen horizontal ?
 Bagaimana tinjauan alinyemen horizontal ?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, adapun tujuan dari
makalah ini, yaitu mengetahui pengertian dari perencanaan geometrik jalan, pengertian
dari alinyemen horizontal serta tinjauan dari alinyemen horizontal.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perencanaan Geometrik Jalan
Perencanaan geometrik merupakan bagian dari perencanaan jalan. Perencanaan
geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan yang bersangkut paut dengan dimensi
nyata dari bentuk fisik dari suatu jalan beserta bagian-bagiannya, masing-masing
disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu lintas untuk memperoleh modal
layanan transfortasi yang mengakses hingga ke rumah-rumah. keseluruhan. Di tinjau
secara keseluruhan perencanaan geometri harus dapat menjamin keselamatan dari
pemakai jalan. Untuk dapat menghasilkan suatu rencana jalan yang baik dan
mendekati keadaan yang sebenarnya di perlukan suatau data dasar yang baik pula.
Perencanaan geometri jalan juga merupakan bagian dari perencanaan jalan yang di
titik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar
dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimal pada arus lalu-lintas. Jadi, tujuan
dari perencanaan geometri jalan adalah menghasilkan infrastruktur yang aman dan
efisien pelayanan lalu lintas serta memaksimalkan biaya pelaksanaan ruang bentuk
dan ukuran jalan dapat dikatakan baik apabila dapat memberikan rasa aman dan
nyaman kepada pemakai jalan. Melalui perencanaan geometrik ini perencana berusaha
menciptakan sesuatu hubungan yang baik antara waktu dan ruang sehubungan dengan
kendaraan yang bersangkutan, sehingga dapat menghasilkan efisiensi keamanan serta
kenyamananyang paling optimal dalam pertimbangan ekonomi yang paling layak.
Perencanaan geometrik pada umumnya menyangkut aspek perencanaan jalan seperti
lebar, tikungan, landai, jarak pandang dan juga kombinasi dari bagian-bagian tersebut.
Perencanaan geometrik ini berhubungan erat dengan arus lalu lintas, sedangkan
perencanaan konstruksi jalan lebih bersangkut paut dengan beban lalu lintas tersebut.
Dilihat dari sudut tahapan pembangunan, perencanaan geometrik merupakan fase
lanjutan dari over all plan yang selanjutnya di ikuti oleh fase pembangunan.
Sedangkan tujuan akhirnya adalah menyediakan jalan standar tertinggi dan sesuai
dengan fungsinya.

5
2.2. Tujuan Geometrik Jalan
Tujuannya adalah untuk mendesain suatu penampang jalan yang memadai untuk
keperluan lalu lintas, tidak saja memperhatikan keamanan dan ekonomisnya biaya,
tetapi juga nilai strukturalnya. Kita harus lebih teliti dalam memilih lokasi
perencanaan geometrik sehingga suatu jalan menjadi nyaman dan aman akan
stabilitas.
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Geometrik Jalan Raya
Di dalam proses perencanaan geometrik, semua langkah yang akan di ambil oleh
seorang perencana akan banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor penting  yang harus
di pertimbangkan dengan sebaik-baiknya.
2.3.1. Lalu Lintas
Masalah lalu lintas meliputi :
a. Volume atau Jumlah Lalu Lintas
Untuk volume lalu lintas ini, harus diketahui sebelumnya jumlah lalu lintas
perhari, pertahun serta arah dan tujuan lalu lintas, sehingga di perlukan juga
penyelidikan lapangan terhadap semua jenis kendaraan untuk mendapat data
LHR. Volume lalu lintas menyatakan jumlah lalu lintas perhari dalam satu
tahun untuk kedua jurusan, yang disebut juga lalu lintas harian rata-rata
(LHR). LHR dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). Satuan
mobil penumpang adalah jumlah mobil yang di gantikan tempatnya oleh
kendaraan lain dalam kondisi jalan, lalu lintas dan pengawasan yang berlaku.
LHR ini memerlukan penyelidikan lapangan selama 24 jam selama satu
tahun dan di laksanakan tiap tahun dengan mencatat tiap jenis kendaraan.
Sifat lalu lintas meliputi lambat dan cepatnya kendaraan bersangkutan,
sedangkan komposisi lalu lintas mengganbarkan jenis kendaraan yang
melaluinya.
b. Sifat dan Komposisi Lalu Lintas
Sifat lalu lintas meliputi cepat dan lambatnya kendaraan yang bersangkutan,
sedangkan komposisi lalu lintas menggambarkan jenis kendaraan yang
melaluinya. Dalam penggunaannya hanya di pakai kendaraan bermotor saja
yang dibagi dalam 2 kelompok
 Kendaraan penumpang (P), termasuk jenis mobil penumpang dan truk
ringan seperti pick up dengan ukuran dan sifat operasinya sesuai/serupa
dengan mobil penumpang.
6
 Kendaraan truk (T), termasuk truk tunggal, truk gandengan (berat kotor
3,5 ton) dan kendaraan bis.
Demikian pula untuk sifat-sifat kendaraan dari berbagai macam ukuran
yang mempergunakan jalan akan mempengaruhi perencanaan geometrik,
sehingga perlu memeriksa semua type dan kelas jalannya.
Adapun kelas umum dari kendaraan yang biasa dipakai adalah :
 Kelas kendaraan penumpang
 Kelas kendaraan truk
Adapun sifat-sifat dari kendaraan meliputi :
 Beratnya
 Dimensi (ukuran)
 Sifat operasi (cepat atau lambat)
c. Kecepatan Rencana Lalu Lintas
Kecepatan rencana adalah kecepatan maksimum yang diizinkan di sepanjang
bagian tertentu pada jalan raya tersebut, jika kondisi yang beragam tersebut
menguntungkan dan terjaga oleh keistimewaan perencanaan jalan, dalam arti
tidak menimbulkan bahaya, inilah yang digunakan untuk perencanaan
geometrik. Suatu kecepatan rencana haruslah sesuai dengan tipe jalan dan
sifat lapangan. Kecepatan rencana merupakan faktor utama untuk
menentukan elemen-elemen geometrik jalan raya.
Dipandang dari segi mengemudi, kecepatan rencana dinyatakan sebagai
kecepatan yang memungkinkan seorang pengemudi berketrampilan sedang
dapat mengemudi dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca cerah, lalu
lintas lengang tanpa pengaruh lain yang serius.
Kecepatan yang digunakan oleh pengemudi tergantung dari :
 Pengemudi dan kendaraan yang bersangkutan
 Sifat fisik jalan.
 Cuaca
 Adanya gangguan dari kendaraan lain.
Kecepatan rencana adalah kecepatan untuk menentukan elemen-elemen
geometrik jalan raya, seperti jari–jari lengkung, super elevasi dan jarak
pandang langsung yang bersangkutan dengannya. Penampang seperti lebar
jalan atau jumlah jalur mempengaruhi kecepatan. Oleh karena itu
penampang dan kecepatan rencana harus direncanakan secara bersama.
7
Dipandang dari segi pengemudi, kecepatan rencana dinyatakan sebagai
kecepatan yang memungkinkan seorang pengemudi untuk mengemudikan
kendaraan dengan aman dan nyaman dalam kondisi keadaan cerah, lalu
lintas lengang dan tanpa pengaruh lain yang serius.
Dipandang dari kondisi lingkungan pada umumnya peran jalan raya dan
karakteristik fisik kendaraan yang menggunakan jalan raya, kecepatan
rencana maksimum 80 km/jam adalah layak bagi jalan raya tanpa
pengawasan jalan masuk. Kecepatan rencana minimum 30km/jam
merupakan volume lalu lintas rencana rendah. Kecepatan rencana 80–30
km/jam cocok untuk jalan kelas 1–5, untuk kondisi kelas 5 cocok untuk lalu
lintas yang cukup rendah dan kondisi medan curam.
2.3.2. Keadaan Topografi
Topografi merupakan faktor-faktor penting dalam menentukan lokasi jalan
dan pada umumnya mempengaruhi alinemen sebagai standar perencanaan
geometrik seperti landai jalan, jarak pandang, penampang melintang dan lain-
lain. Untuk memperkecil biaya pembangunan jalan maka standart perencanaan
geometrik perlu sekali disesuaikan dengan topografi dan keadaan fisik serta
penggunaan daerah yang dilaluinya. Misalnya keadaan tanah dasar yang kurang
baik dapat memaksa perencana untuk memindahkan trase atau mengadakan
timbunan yang tinggi (elevated high way) dan hal ini juga dapat terjadi bila
terdapat tanah dasar dengan permukaan air tanah yang tinggi. Berdasarkan hal
ini jenis medan dibagi menjadi 3 golongan umum berdasarkan besarnya
kelerengan melintang dalam arah kurang lebih tegak lurus sumbu jalan.
Klasifikasi medan dan besarnya kelerengan melintang
Golongan medan
 Datar (D)                                             : 0 sampai 9,9 %
 Bukit (B)                                             : 10 sampai 24,9 %
 Gunung (G) lereng melintang             : 25 % keatas
Adapun pengaruh medan meliputi hal-hal seperti :
 Tikungan, jari-jari tikungan dan pelebaran perkerasan diambil
sedemikian rupa sehinggaterjamin keamanan jalannya kendaraan dan
pandangan bebas yang cukup luas.
 Tanjakan, adanya tanjakan yang cukup curam dapat mempengaruhi
kecepatan kendaraan dan tenaga tariknya tidak cukup, makanya berta

8
muatan kendaraan harus dikurangi yang berarti mengurangi kapasitas
angkut dan sangat merugikan. Karena itu di usahakan supaya tanjakan
dibuat landai.
 Bentuk penampang melintang jalan.
 Trase.
2.3.3. Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan berarti kecepatan arus kendaraan maksimum layak
diperkirakan akan melintasi suatu titik atau ruas jalan atau daerah manfaat jalan
atau selama jangka waktu tertentu pada kondisi jalur lalu lintas, pengawasan dan
lingkungan ideal, dinyatakan dalam banyaknya kendaraan per jam. Kapasitas
jalan terbagi atas tiga golongan :
a. Kapasitas dasar (ideal capacity), yaitu kapasitas jalan dalam kondisi ideal,
yang meliputi :
 Lalu lintas mempunyai ukuran standart
   Lebar perkerasan ideal : 3,6 m
   Lebar bahu : 1.3 m dan tak ada penghalang
 Jumlah tikungan dan tanjakan sedikit.
b. Kapasitas rencana (design capacity), yaitu kapasitas jalan untuk perencanaan
yang dinyatakan sebagai jumlah kendaraan yang melalui suatu tempat dalam
satu satuan waktu (jam).
c. Kapasitas mungkin (possible capacity), yaitu jumlah kendaraan yang melalui
titik pada suatu tempat dalam satuan waktu dengan memperhatikan
percepatan atau perlambatan yang terjadi pada jalan tersebut.
2.3.4. Faktor Keamanan
Karena pada jalan raya kita berhadapan dengan manusia dan kendaraan, tentu
saja perencanaan geometrik jalan raya ditunjukkan terhadap efisiensi, keamanan
dan kenyamanan. Faktor kecepatan kendaraan merupakan faktor keamanan
sehingga dalam perencanaan harus diberikan suatu penampang batas kecepatan
untuk mendapatkan keamanan yang tinggi.
2.3.5. Analisa Untung Rugi
Analisa ini diperlukan untuk membuat trase jalan (garis tujuan) yang didasarkan
atas :
 Biaya pembangunan

9
 Biaya pemeliharan
 Biaya operasi jalan yang menyangkut bahan bakar,bahan pelumas
ataupun pemeliharaan kendaraan yang bersangkutan.
Dengan adanya analisa inilah suatu trase dibuat sependek mungkin dan
diusahakan lurus. Bila segi pembiayaan terbatas maka jalan diusahakan
mengikuti permukaan tanah asli sehingga tidak banyak galian dan timbunan.
Bila dilihat dari segi kemampuan kendaraan, maka :
 Perlu pembatas dari segi kemampuan kendaraan yang lewat.
   Pembangunan disesuaikan dengan klasifikasi lalu lintas (volume dan
kapasitas).

2.4. Tinjauan Alinyemen Horizontal Secara Keseluruhan


Ditinjau secara keseluruhan, penetapan alinyemen horizontal harus dapat menjamin
keselamatan maupun kenyamanan bagi pemakai jalan. Untuk mencapai tujuan ini
antara lain perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Sedapatnya mungkin menghindari broken back, artinya tikungan searah yang
hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.
 Pada bagian yang relatif lurus dan panjang, jangan sampai terdapat tikungan
yang tajam yang akan mengejutkan pengemudi.
 Kalau tidak sangat terpaksa jangan sampai menggunakan radius minimum,
sebab jalan tersebut akan sulit mengikuti perkembangan-perkembangan
mendatang.
 Dalam hal kita terpaksa menghadapi tikungan dengan lengkung majemuk harus
diusahakan agar R1 > 1,5 R2.
 Pada tikungan berbentuk S maka panjang bagian tangen diantara kedua tikungan
harus cukup untuk memberikan rounding pada ujung-ujung tepi perkerasan.

 Menetapkan kecepatan rencana (design speed)


Untuk menetapkan alinyemen horizontal pada suatu rute, section ataupun
segment dari suatu jalan, perlu diketahui terlebih dahulu ‘Topography” yang
akan dilalui oleh trase jalan yang akan di design. Keadaan topograpi tersebut
kemudian akan dijadikan dasar dalam menetapkan besarnya kecepatan rencana
dari jalan yang akan direncanakan, setelah kelas jalan tersebut ditentukan.

10
 Macam-macam kurva dalam alinyemen horizontal
Bentuk kurva dalam alinyemen horizontal terdiri atas :
 Full Circle – FC (Lengkung Penuh) yaitu, Lengkung yang hanya terdiri dari
bagian lengkung tanpa adanya peralihan. Yang dimaksud disini adalah hanya
ada satu jari2 lingkaran pada lengkung tersebut. (lihat perbedaan dengan
SCS)

 Spiral-Circle-Spiral – SCS yaitu, Lengkung terdiri atas bagian lengkungan


(Circle) dengan bagian peralihan (Spiral) untuk menghubungkan dengan
bagian yang lurus FC. Dua bagian lengkung di kanan-kiri FC itulah yg
disebut Spiral. (lihat perbedaan dengan FC).

11
 Spiral-Spiral – SS yaitu, Lengkung yg hanya terdiri dari spiral-spiral saja
tanpa adanya circle. Ini merupakan model SCS tanpa circle. Lengkung ini
biasanya terdapat di tikungan dengan kecepatan sangat tinggi. (lihat
perbedaan dengan SCS)

12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perencanaan geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan yang bersangkut
paut dengan dimensi nyata dari bentuk fisik dari suatu jalan beserta bagian-bagiannya,
masing-masing disesuaikan dengan tuntutan serta sifat-sifat lalu lintas untuk
memperoleh modal layanan transfortasi yang mengakses hingga ke rumah-rumah.
Pada umumnya teknik perencanaan alinyemen horizontal dibagi atas tiga bagian
penting, yaitu : Full Circle – FC (Lengkung Penuh), Spiral-Circle-Spiral – SCS, dan
Spiral-Spiral – SS.

3.2. Saran
Dari hasil penuyusunan makalah ini saya menyarankan agar setiap peyusunan
makalah dilandasi dengan berbagai macam materi yang dapat mendukung materi
pokok yang akan kita cari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga, Peraturan Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar
Kota No 038/T/BM/1997.
Sukirman, S., (1994), Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova, Bandung.
Fachrurrozy.(2001), Keselamatan Lalu Lintas ( Traffic Safety ), Universitas Gadjah
Mada,Yogyakarta.
Hamirhan Saodang ., (2004), Geometrik Jalan, Nova, Bandung.
Diposkan oleh Yudi Wahyudin di 05.09

14

Anda mungkin juga menyukai