Anda di halaman 1dari 48

MODUL

PENGEMBANGAN PRIBADI KONSELOR

SITI TRI MUKAROMAH


NPM. 17130052

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “Modul
Pengembangan Pribadi Konselor” dengan tujuan agar dapat bermanfaat
bagi orang banyak yang membacanya. Modul ini berdasarkan dari sumber-
sumber buku-buku dan juga internet.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu proses penyelesain modul ini, terutama dosen pengampu mata
kuliah pengembangan bahan ajar Bapak Hadi Pranoto, M.Pd., yang telah
membimbing penyusun dalam pembuatan modul ini. Semoga modul ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini.
Metro, 09 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 KONSEP GENUINENES, MENGIDENTIFIKASI UNSUR-


UNSURNYA, DAN MENERAPKAN SECARA UTUH
SEBAGAI KONSELOR PROFESIONAL.................................. 1
BAB II AKUNTABILITAS BIMBINGAN DAN KONSELING........... 8
BAB III KODE ETIK KONSELOR PROFESIONAL........................... 17
BAB IV INTEGRITAS DAN STABILITAS KEPRIBADIAN
KONSELOR........................................................................... 29
BAB V PENGEMBANGAN MANAJEMEN DIRI KONSELOR ........ 34
BAB VI KEPERCAYAAN DIRI DAN INTELEKTUAL KONSELOR
PROFESIONAL........................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

KONSEP GENUINENES, MENGIDENTIFIKASI UNSUR-


UNSURNYA, DAN MENERAPKAN SECARA UTUH SEBAGAI
KONSELOR PROFESIONAL

A. Pendahuluan
Konselor merupakan seseorang yang bertugas untuk bertanggung
jawabkan memberi layanan bimbingan dan konseling kepada peserta
didik. konselor sebagai profesi yang termasuk kedalam tenaga
kependidikan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional
maupun tentang guru dan dosen.
Kualitas kepribadian seorang konselor yang merupakan faktor
yang sangat penting dalam konseling. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa kualitas kepribadian konselor yakni sebagai penentu dalam
pencapaian konseling yang efektif, konselor juga harus memahami dan
mengembangkan kompetensi untuk membantu peserta didik yang
mengalami masalah dan mengembangkan keahlian yang dimiliki peserta
didik dan juga tentunya dapat menyelesaikan masalahnya denagn
kemamdirian dan dapat memutuskan keputusan yang tepat. Salah satu
kualitas pribadi konselor itu sendiri merupakan genuinenes.

B. Rumusan Materi
1. Apakah Pengertian Genuinenes?
2. Bagaimana konsep Genuinenes?
3. Sebutkan Unsur-Unsur Genuinenes?
4. Bagaimana Mengembangkan Kepribadian Konselor?

iv
C. Tujuan Materi
1. Agar pembaca mengetahui definisi Genuinenes
2. Agar pembaca mengetahui konsep Genuinenes
3. Agar mengetahui unsur-unsur Genuinenes
4. Agar mengetahui cara mengembangkan kepribadian konselor

D. Manfaat Materi
1. Untuk mengetahui definisis Genuinenes
2. Untuk mengetahui konsep Genuinenes
3. Untuk mengetahui unsur-unsur Genuinenes
4. Untuk mengetahui cara mengembangkan kepribadian konselor

E. Pengertian Genuineness
Genuineness (keaslian) adalah kondisi inti yang kritis.Berada
pada level tertinggi, keaslian berkaitan dengan pemenuhan dan
pembebasan diri.Hal itu lah yang dicari helpee (klien), menjadi
sejati.Bagaimanapun, awalnya kita menekankan pada penampilan
heleper (konselor) yang menyenangkan dan sopan. Kita sangat berhati-
hati agar tidak membuat helpee (klien) merasa gelisah dengan apa yang
mungkin kita lakukan atau kita berikan. Kita akan menjadi lebih
sungguh-sungguh selama rangkaian pemberian bantuan.
Dalam hubungan konseling, seorang konselor harus tampil asli,
jujur, pribadi yang terintegrasi.Dia tampil bebas dan mendalam, dan
sadar atas dirinya sendiri.Konselor adalah benar-benar dirinya (s
otentik).Perilaku verbal dan nonverbalnya adalah sesuai dan terintegrasi.
Tidak menampilkan facede ( permukaan, pura-pura, palsu ) saja, tidak
formal-formalan, tidak menampilkan informasi dengan cara defensive

v
( menutup-nutupi diri ) dan membuka diri dengan jujur..Namun harus
diingat bahwa keterbukaan diri konselor dapat mengganggu hubungan
konseling manakala dia lupa diri bahwa tujuannya adalah untuk
membentuk kepercayaan klien terhadap konselor dan keterbukaan diri
klien.

F. Konsep  Genuineness
Keaslian merupakan kemampuan konselor manyatakan dirinya
secara bebas dan mendalam tanpa pura-pura, tidak bermain peran, dan
tidak mempertahankan diri. Konselor yang demikian selalu tampak
keaslian pribadinya, sehingga tidak ada pertentangan antara apa yang ia
katakan dan apa yang ia lakukan. Tingkah lakunya sederhana,lugu dan
wajar. Akhir-akhir ini minat terhadap sikap atau sifat dalam pelayanan
yang mencerminkan hidup kerohanian/spiritual semakin popular,
walaupun pelayanan tersebut sendiri tidak berciri rohani atau spiritual.
Terdapat keinginan untuk mencapai suatu keadaan tentram.
Dalam post terakhir sudah saya mengangkat pentingnya dan arti dari
“kehadiran” dalam upaya pendampingan.  Dalam post ini saya ingin
mengembangkan ide ini dengan menyebutkan buku tulisan Gregory
Spencer yang baru terbit berjudul “Awakening the quiet
virtues” (Downer’s Grove: InterVarsity Press, 2010). Terjemahan yang
paling dekat barangkali adalah: “membangungkan kebaikan (sifat/sikap
yang baik) yang tentram (sunyi).” Spencer ingin menggembalikan
ketentraman kepada kehidupan spiritual.

vi
G. Unsur-unsur Genuineness
a. Penataan fisik
Keadaan serta lingkungan yang menyenangkan dan
mendatangkan rasa indah bagikonselor dan konseli dapat membantu
proses koinseling berjalan dengan baik.
b. Proxemics
Berhubungan dengan jarak dan posisi antara konselor dan konseli
yang ideal demi terlaksananya proses konseling yang diharapkan.
c. Privacy
Sesuatu hal yang mpenting dan berkaitan dengan pengaturan fisik
adalah keleluasaan pribadi. Bila perasaan percaya konselor harus
dilindungi, perasaan aman yang berhubungan dengan keleluasaan pribadi
tidak dapat diabaikan.

H. Cara mengembangkan kepribadian konselor


a. Sikap konselor dalam menerima konseli. Konselor hendaknya
memiliki kemampuan untuk menerima klien apa adanya atas dasar
adanya penghargaan terhadap diri konseli.  Penuh pengertian
terhadap konseli. Konselor hendaknya memiliki kemampuan untuk
menunjukkan sikap penuh pengertian terhadap konseli. Pengertian
konselor yang menyangkut diri konseli adalah segala sesuatu yang
telah diungkapkan oleh konseli baik verbal maupun non verbal
b. Sifat jujur dan kesungguhan. Konselor sebaiknya bisa bersikap jujur
terhadap diri sendiri maupun terhadap konseli.  Kejujuran dan
kesungguhan konselor akan menumbuhkan saling pengertian dan
penghargaan, sehingga dapat mendorong konseli menemukan
dirinya secara jujur dengan kacamata yang lebih realistis

vii
c. Kemampuan berkomunikasi. Keterampilan utama yang harus
dimiliki konselor adalah mengkomunikasikan pemahamannya
tentang konseli. Konselor harus dapat menghidupkan proyeksinya
dengan perasaannya dan dapat ditangkap serta dimengerti oleh
konseli sebagai pernyataan yang penuh penerimaan dan pengetian.
d. Kemampuan berempati. Konselor dituntut untuk memiliki
kemampuan berempati. Sikap empati yaitu sikap menempatkan diri
pada situasi orang lain.
e. Kemampuan membina keakraban. Untuk membina hubungan yang
nyaman antara konselor dan konseli, konselor dituntut untuk
memiliki kemampuan membina keakraban. Karena keakraban itu
merupakan syarat yang sangat penting dalam hubungan konseling.
f. Sikap terbuka. Keterbukaan konslei akna terwujud apabila ada
keterbukaan konselor. Keterbukaan konselor memiliki peranan yang
penting untuk menggugah keterbukaan konseli dalam
mengemukakan masalahnya.

I. Kesimpulan
Seorang konselor yang profesional harus memilki sikap
keaslian (genuine) artinya konselor tidak berpura-puara atau meniru-niru
orang lain, namun ia menjadi dirinya sendiri, tidak memainkan peran
siapapun, bertingkah laku dengan sewajarnya sebagaimana layaknya
konselor yang baik dan benar, semua akan berjalan dengan baik dengan
apa adanya tidak ada yang dibuat-buat atau disabotase oleh orang lain
atau salah satu pihak siapapun.

viii
LATIHAN

1. Diskusikan dengan kelompok anda mengapa seorang konselor harus


memiliki sikap genuinenes (keaslian) yang ada pada diri konselor?

2. Diskusikan dengan kelompok anda, jelaskan bagaimana jika seorang


konselor keaslian dalam diri konselor tersebut berkurang, apakah dalam
proses pelayanan konselor tidak berjalan dengan lancar?

3. Bagaimana jika konselor tidak menjaga privacy dari konselinya, padahal


konselor sudah bersumpah tidak akan mengumbar-umbar masalah dari
konselinya, apakah hal tersebut dikatakan sebagai konselor profesional?

4. apakah penting konselor harus mempunyai genuinenes (keaslian) dalam


dirinya sendiri?

5. bagaimana posisi duduk yang baik seorang konselor dalam pelayanan


konseling?

ix
LEMBAR JAWABAN LATIHAN

x
BAB II
AKUNTABILITAS BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pendahuluan
Akuntabilitas program merupakan hal yang sangat penting yang
menjadi perhatian bagi seorang guru bimbingan dan konseling atau
konselor. Dalam menjalankan kegiatan konseling seorang konselor harus
memahami unjuk kerja dan hal yang akan dipertanggung jawabkan, seuai
denagn standar program BK, yang dimaksud program dipertangguung
jawabkan itu seperti konselor membuat program layanan bimbingan dan
konseling seperti SATLAN, SATKUNG dan LAPELPROG.
Dalam pelayanan BK yang baik dan benar, efektif dan efisien
dalam mengembangkan misi bimbingan dan konseling yang telah
disepakati adalah hal yang esensial, sehingga akuntabilitas atau kegiatan
yang dilakukan oleh konselor harus dipertanggung jawabkan BK dengan
dilakukan secara periodik dan sesuai dengan ketentuan atau aturan yang
berlaku, tentu saja keberadaan dari BK ini sangat penting dan pokok
yang harus diperioritaskan dalam kehidupan bermasyrakat.

B. Rumusan Materi
1. Definisi Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling?
2. Apa bentuk akuntabilitas bimbingan dan konseling?
3. Apasajakah kriteria akuntabilitas bimbingan dan konseling?
4. Sebutkan syarat akuntabilitas dan pengawasan bimbingan dan
konseling?
5. Implikasi pelaksanaan akuntabilitas dan pengawasan bimbingan dan
konseling.?

xi
C. Tujuan Materi
1. Agar pembaca dapat mengetahui akuntabilitas bimbingan dan
konseling
2. Agar pembaca dapat mengetahui bentuk akuntabilitas bimbingan dan
konseling
3. Agar pembaca mengetahui syarat akuntabilitas dan pengawasan
bimbingan dan konseling
4. Agar pembaca apa saja pelaksanaan akuntabilitas dan pengawasan
bimbingan dan konseling.

D. Manfaat Materi
1. Untuk mengetahui akuntabilitas bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui bentuk akuntabilias bimbingan dan konseling
3. Untuk mengetahui syarat akuntabilitas dan pengawasan bimbingan
dan konseling
4. Untuk mengetahui pelaksanaan akuntabilitas bimbingan dan
konseling.

E. Pengertian Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling


Apa sebenarnya makna substansial dari akuntabilitas?
Pertanyaan ini sebenarnya sulit untuk dijawab dengan terminologi
sederhana. Definisi akuntabilitas dapat berada pada  rentang yang luas di
antara berbagai ekstrem pandangan. Dari tradisional ke modern,
konservatif ke liberal, atau bahkan kapitalis ke sosialis. Terma ini
sungguh bergantung pada kondisi sosio-historik dimana konsep
akuntabilitas itu digunakan. Tapi definisi ini kemudian menjadi seragam
mengikuti arus besar demokrasi liberal, baik dilihat dari sisi ide, prinsip

xii
maupun institusi yang diperlukan di dalam membangun akuntabilitas
publik.
Akuntabilitas berasal dari bahasa inggris “accountability” berasal
dari dua kata, yaitu “account” (rekening, laporan atau catatan) dan
“ability” (kemampuan). Akuntabilitas bisa diartikan sebagai kemampuan
menunjukkan laporan atau catatan yang dapat dipertanggungjawabkan
(Suharto, 2006). J.B. Ghartey menyatakan bahwa akuntabilitas ditujukan
untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang berhubungan dengan
stewardship yaitu apa, mengapa, siapa, ke mana, yang mana, dan
bagaimana suatu pertanggungjawaban harus dilaksanakan. Sebagai
Tenaga Profesional konselor adalah penyandang profesi pendidik yang
menguasai dan mewujudkan praktik keprofesionalannya. Realisasi  dari
berbagai hal tersebut di atas terwujud di dalam kegiatan konselor dalam
rangka memberikan pelayanan kepada sasaran layanan. Pelayanan yang
dimaksudkan itu tentulah tidak dilakukan secara acak dan insidental,
melainkan memenuhi berbagai ketentuan standar profesional dalam
bidang bimbingan dan konseling.
Salah satu hal yang terkait dengan kinerja konselor secara
profesional yang berfokus pada pengembangan KES dan penanganan
KES-T peserta didik secara penuh adalah bagaimana konselor mampu
melakukan pengelolaan yang meliputi langkah Planning, Organizing,
Actuating dan Controlling pelayanan yang keseluruhannya perlu
terselenggara secara tertib. SATLAN, SATKUNG dan LAPELPROG
dan penilaian dengan fokus   AKURS dilaksanakan dengan cermat dan
konsisten yang hasil-hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara
keilmuan dan kelembagaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang di maksud
dengan akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling adalah perwujudan

xiii
kewajiban konselor/guru BK/guru pembimbing atau unit organisasi
(bimbingan dan konseling) untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
melalui media pertanggungjawaban berupa laporan akuntabilitas kinerja
secara periodik.  

F. Bentuk Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling


Yusuf (dalam Amirah Diniaty, 2012:92) mengemukakan ada
beberapa bentuk akuntabilitas dalam BK antara lain adalah akuntabilitas
program dan akuntabilitas manajemen.
a.  Akuntabilitas Program
Mengacu pada pertanggungjawaban hasil dari kegiatan-
kegiatan BK yang telah dilaksanakan. Hal ini akan bersinggungan
kuat dengan rencana program yang disusun sebelumnya dan juga
akan menampilkan akuntabilitas proses yang berhubungan dengan
proses pelaksanaan kegiatan.
b. Akuntabilitas manajemen
(yang dirinci menjadi akuntabilitas keuangan, akuntabilitas
fasilitas, akuntabilitas administratif, dan akuntabilitas Sumber Daya
Manusia).Menitikberatkan pada efesiensi dan efektifitas dalam
penggunaan dana, fasilitas, sumberdaya manusia dan sumberdaya
lainnya. Akuntabilitas ini menampilkan peranan manajer bukan
hanya dalam menerapkan peraturan yang ada, tetapi juga untuk
menerapkan proses berkelanjutan, sehingga memungkinkan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik.

G. Kriteria Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling

xiv
Kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau
penetapan sesuatu. Krumboltz, 1974 (dalam Gibson & Mitchell, 1981)
mengidentifikasi tujuh kriteria yang harus dipenuhi jika sistem
akuntabilitas adalah untuk mencapai hasil yang diinginkan. Hal tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Agar bisa merumuskan apa saja yang menjadi tanggung jawab
konselor, dan tujuh umum konseling harus disepakati oleh semua
pihak yang berkepentingan.
b. Apa yang dikerjakan dan dicapai konselor harus dinyatakan
dalam rumusan perubahan tingkah laku klien yang penting dapat
diamati.
c. Kegiatan yang di lakukan konselor harus dinyatakan sebagai
biaya bukan sebagai kerja dan capaiannya.
d. Sistem akuntabilitas harus dibangun dengan tujuan untuk
memajukan keefektifan professional dan untuk melakukan
perbaikan oleh diri sendiri,bukan untuk menunjukan kesalahan
atau menghukum kinerja yang buruk.
e. Agar laporan dapat dibuat sebenar-benarnya,laporan mengenai
kegagalan dan hasil yang tidak diketahui hendaknya tidak
dilarang.
f. Semua pengguna sistem akuntabilitas harus diikut sertakan
(diwakili) dalam merancang sisitem itu.
g. Sistem akuntabilitas itu sendiri harus dinilai dan bisa diubah.

H. Syarat Akuntabilitas dan Pengawasan Bimbingan dan Konseling


Untuk menjamin terciptanya akuntabilitas dan pengawasan yang
baik, maka dalam akuntabilitas itu sendiri wajib memiliki:

xv
a. Keterbukaan atau transparansi akuntabilitas pengawasan pendidikan.
Keterbukaan diperlukan dalam rangka menciptakan kepercayaan
timbal balik antar pemangku kepentingan melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi
yang akurat dan memadai. Ini berhubungan dengan
pertanggungjawaban untuk melaporkan, menjelaskan, dan
membuktikan kebenaran dan kebermanfaatan sebuah kegiatan atau
keputusan kepada pemangku kepentingan.
b. Responsibilitas berhubungan dengan tuntutan bagi para
konselor/guru BK/guru pembimbing untuk menjawab secara
periodik setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
bagaimana mereka menggunakan kewenangan mereka dalam
melakukan praktik layanan Bimbingan dan Konseling secara
komprehensif.
c. Konsekuensi yaitu public/klien mempunyai hak untuk mengetahui
kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak yang mereka (klien)
beri kepercayaan (konselor) tentang program pelayanan, metode
assessment, penilaian, penggunaan data (using data) dan tindak
lanjut layanan yang telah diberikan kepadanya. Kedua hal tersebut di
atas adalah ide pokok dalam membangun public trust.

I. Implikasi Pelaksanaan Akuntabilitas dan pengawasan Bimbingan


dan Konseling
Pelaksanaan akuntabilitas dan pengawasan yang baik akan
menciptakan implikasi yang positif berkenaan dengan konselor (sebagai
orang yang menjadi penyelenggara layanan) dan kelembagaan (tempat
konselor bekerja). Hal itu tercermin dalam penatalaksanaan organisasi
dan manajemen yang lebih sehat dan kompetitif.

xvi
Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling akan dapat
diimplementasikan dengan baik apabila sejak dini kondisi seperti yang
telah dikemukakan diatas (faktor penghambat) dapat diminiminalkan
dan beberapa faktor yang mendukung yang telah dikemukakan diatas
(faktor pendukung) terselenggaranya akuntabilitas dalam BK. Melalui
pelayanan hasil layanan dan penilaian proses, serta program pengawasan
keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling dipertanggung jawabkan
kepada stakeholder pelayanan bimbingan dan konseling dan konseling di
sekolah (siswa, orang tua siswa, personil sekolah, masyarakat dan
pemerintahan).

J. Kesimpulan
Akuntabilitas merupakan program yang sangat penting bagi
seorang guru pembimbing atau para konselor. Karena sebelum melakukan
berbagai kegiatan konseling, guru pembimbing atau konselor harus
memahami unjuk kerja dan hal - hal yang akan dipertanggung
jawabkannya kedepannya, sesuai dengan standar program BK,dengan
demikian diharapkan keberadaan bimbingan dan konseling mendapat
kepercayaan dari masyarakat yang lebih luas. Guru pembimbing atau
konselor sangat perlu menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan
siswa atau masyarakat. Adanya program yang dilakukan secara sistematis,
memerlukan suatu kondisi tertentu untuk dipertanggung jawabkan,
sedangkan  kondisi untuk dipertanggung jawabkan memerlukan standar
sebagai ukuran keberhasilan atau prestasi yang dicapai oleh seorang
konselor.

xvii
LATIHAN
AKUNTABILITAS BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Petunjuk Pengerjaan Soal Latihan


a) Silahkan kerjakan secara mandiri tidak boleh saling bekerja sama
b) Isikan jawaban dibagi dua, jawaban singkat padat dan jelas
c) Nama, NPM dan Identitas Mahasiswa dengan lengkap sebelum
mengerjakan tugas
d) Jawaban di tulis tangan dalam lembar kerja yang telah di sediakan
e) Total skor untuk 2 soal 100

B. Soal
1. Apa yang perlu diperhatikan agar konselor dalam mengerjakan
program yang baik ? (skor 50)
2. Jelaskan bagaimana jika konselor tidak membuat programnya?(skor
50)

xviii
LEMBAR JAWABAN LATIHAN

xix
BAB III
KODE ETIK KONSELOR PROFESIONAL

A. Pendahuluan
Kode etik konselor merupakan suatu pola, ketentuan, aturan yang
menjadi pedoman konselor dalam menjalankan tugas dan aktifitasnya.
Dalam masalah bimbingan dan konseling, kode etik sangatlah
dibutuhkan dalam konseling. Dimana ketika konselor hendak melakukan
konseling hendaknya konselor membimbing individu ke arah
pengembangan pribadinya, peran kode etik yaitu sebagai tuntutan
masukan yang diberikan masukan kepada konseli agar masukan yang di
berikan oleh konselor tidak keluar dari aturan, norma yang berlaku di
msyarakat maupun dikalangan dikalangan konselor sendiri. Konselor
profesional memberikan layanan berupa pendampingan, pengordinasian,
mengolaborasi dan memberikan layanan konsultasi yang dapat
menciptakan peluang yang serta dalam meraih kesempatan dan
kesuksesan bagi konseli.

B. Rumusan Materi
1. Apa yang dimaksud dengan kode etik konselor?
2. Sebutkan macam-macam kode etik konselor?
3. Bagaimana kode etik konselor profesional?

C. Tujuan Materi
1. Agar pembaca mengetahui kode etik konselor.
2. Agar pembaca mengetahui macam-macam kode etik konselor.
3. Agar mengetahui kode etik konselor profesional.

xx
D. Manfaat Materi
1. Untuk mengetahui kode etik konselor
2. Untuk mengetahui macam-macam kode etik konselor.
3. Untuk mengetahui kode etik konselor profesional.

E. Pegertian Kode Etik Konselor


Kode Etik adalah seperangkat standar, peraturan, pedoman, dan
nilai yang mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu
perusahaan, profesi, atau organisasi bagi para pekerja atau anggotanya,
dan interaksi antara para pekerja atau anggota dengan masyarakat. Kode
Etik konselor merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku
profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap
anggota profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia. Kode Etik konselor
Indonesia wajib dipatuhi dan diamalkan oleh pengurus dan anggota
organisasi tingkat nasional , propinsi, dan kebupaten/kota.

F. Macam Macam Kode Etik Konselor


Berdasarkan keputusan pengurus besar asosiasi bimbingan dan
konseling Indonesia (PBABKIN) nomor 010 tahun 2006 tentang
penetapan kode etikprofesi bimbingan dan konsseling, maka sebagian
dari kode etik itu adalah sebagai berikut:
1. Kualifikasi konselor dalam nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan
dan wawasan.
a. Konselor wajib terus menerus mengembangkan dan menguasai
dirinya. Ia wajib mengerti kekurangan-kekurangan dan
prasangkaprasangka pada dirinya sendiri, yang dapat mempengarui

xxi
hubunganya dengan orang lain dan mengakibatkan rendahnya mutu
pelayanan profesional serta merugikan klien.
b. Konselor wajib memperlihatkan sifat-sifat sederhana, rendah hati,
sabar, menepati janji, dapat dipercaya, jujur,tertib dan hormat.
c. Konselor wajib memiliki rasa tangggung jawab terhadap saran
maupun peringatan yang diberikan kepadanya, khususnya dari rekan–
rekan seprofesi dalam hubunyanga dengan pelaksanaan ketentuan-
ketentuan tingkah laku profesional sebagaimana di atur dalam Kode
Etik ini.
d. Konselor wajib mengutamakan mutu kerja setinggi mungkin dan
tidak mengutamakan kepentingan pribadi, termasuk keuntungan
material, finansial, dan popularitas.
e. Konselor wajib memiiki keterampilan menggunakan tekhnik dan
prosedur khusus yang dikembangkan ataas dasar wawasan yang luas
dan kaidah-kaidah ilmiah.
2. Penyimpanan dan Penggunann Informasi.
a. Catatan tentang diri klien yang meliputi data hasil wawancara,
testing, surat menyurat, perekaman dan data lain, semuanya
merupakan informasi yang bersifat rahasia dan hanya boleh
digunakan untuk kepentingan klien Penggunaan data/ informasi
untuk keperlian riiset atau pendidikan calon konselor
dimungkinkan, sepanjang identitas kien di rahasiakan.
b. Penyampaian informasi klien kepada keluarga atau kepada anggota
profesi lain membutuhka persetujuan klien.
c. Penggunaan informasi tentang klien dengan anggota profesi yang
sama atau yang lain dapat dibenarkan, asalkan untuk kepentingan
klien dan tidak meruikan klien.

xxii
d. Keterangan mengenai informasi profesional hanya boleh diberikan
kepada orang yang berwenang menafsirkan dan menggunakanya.

3. Penyimpanan dan Penggunann Informasi.


a. Catatan tentang diri klien yang meliputi data hasil wawancara,
testing, surat menyurat, perekaman dan data lain, semuanya
merupakan informasi yang bersifat rahasia dan hanya boleh
digunakan untuk kepentingan klien. Penggunaan data/ informasi
untuk keperlian riiset atau pendidikan calon konselor
dimungkinkan, sepanjang identitas kien di rahasiakan.
b. Penyampaian informasi klien kepada keluarga atau kepada
anggota profesi lain membutuhka persetujuan klien.
c. Penggunaan informasi tentang klien dengan anggota profesi yang
sama atau yang lain dapat dibenarkan, asalkan untuk kepentingan
klien dan tidak meruikan klien.
d. Keterangan mengenai informasi profesional hanya boleh
diberikan kepada orang yang berwenang menafsirkan dan
menggunakanya.
4. Hubungan dengan Penberian pada Pelayanan.
a. Konselor wajib menangani klien selama ada kesempatan dalam
hubungan antara klien dengan konselor.
b. Klien sepenuhnya berhak mengakhiri hubungan dengan konselor,
meskipun proses konseling belum mencapai suatu hasil yang
kongkrit. Sebaliknya konselor tidak akan melanjutkan hubugan
apabila klien ternyata tidak memperoleh manfaat dari hubungan
itu.
5. Hubungan dengan Klien.

xxiii
a. Konselor wajib menghormati harkat, martabat, integritas dan
keyakinan klien.
b. Konselor wajib menempatkan kepetingan klienya di atas
kepentingan pribadinya.
c. Dalam melakukan tugasnya konselor tidak mengadakan
pembedaan klien atas dasar suku, bangsa, warna kulit, agama atau
status sosial ekonomi masyarakat.
d. Konselor tidak akan memaksa untuk memberikan bantuan kepada
seseorang tanpa izin dari orang yang bersangkutan.
e. Konselor wajib memberikan bantuan kepada siapapun lebih-lebih
dalam keadaan darurat atau banyak orang yang menghendaki.
f. Konselor wajib memberikan pelayanan hingga tuntas sepanjang
dikehendaki oleh klien.
g. Konselor wajib menjelaskan kepasa klien sifat hubungan yang
sedang dibina dan batas-batas tanggung jawab masig-masing
dalam hubungan profesional.
h. Konselor wajib mengutamakan perhatian kepada klien, apabila
timbul masalah dalam kesetiaan ini, maka wajib diperhatikan
kepentingan pihak-pihak yang terlibat dan juga tuntutan
profesinya sebagai konselor.
i. Konselor tidak bisa memberikan bantuan kepada sanak keluarga,
teman-teman karirnya, sepanjang hubunganya profesional.

6. Konsultasi dengan Rekan Sejawat.


Dalam rangka pemberian pelayanan kepada seorang klien, kalau
konselor merasa ragu-ragu tentang suatu hal, maka ia wajib
berkonsultasi dengan sejawat selingkungan profesi. Untuk hal itu ia
harus mendapai izin terlebih dahulu dari kliennya. Dan apabila klien

xxiv
ingin memiliki lebih dari satu konselor itu boleh saja, akan tetapi
tergantung dari masalah yang akan di hadapi oleh si klien itu apabila
sang konselor yang A tidak bisa mengatasi masalah klien dia boleh
berkonsultasi ke konselor yang lain yang di sarankan oleh konselor A,
dan apabila si klien ingin lebi dari dua konselor tetapi dia tidak
berkonsultasi kepada konselor yang tadi juga tidak apa-apa asalkan si
klien bisa meyaring dari pengeluaran masalah itu, dan tidak membuat si
klien kebingung apabila dia lebih dari satu konselor karena beda orang
biasanya beda pendapat lebih baik dia memiliki satu konselor saja sama
seperti seorang dokter spesialis hanya dokter spesialis itu yang dapat
mengerti kondisi pasiennya sama dengan konselor dia lebih tau kondisi
kliennya dari pada konselor yang lain yang jelas baru tau masalah yang
dihadapi klien.

G. Kode Etik Konselor Profesional


Adapun kode etik konselor diantaranya:
1. Konselor Mampu Menjaga Kerahasiaan Permasalahan Konseli
Dengan demikian, setiap konselor yang bekerja dalam
hubungan kelembagaan turut bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan peraturan kerja sama dengan pihak atasan ataupun
bawahannya, terutama dalam rangka layanan konseling dengan
menjaga rahasia pribadi yang dipercayakan kepadanya. Menjaga
rahasia bisa di artikan dengan sifat amanah, amanah berasal dari
bahasa arab yaitu kata amaanah yang berarti segala yang di
perintahkan Allah SWT kepada hamaba hambanya secara khusus.
amanah adalah sikap tanggung jawab orang yang dititipi barang,
harta atau lainnya dengan mengembalikan kepada orang yang
mempunyai barang atau harta tersebut. Sedangkan secara umum

xxv
amanah sangat luas sekali, sehingga menyimpan rahasia, tulus dalam
memberikan masukan kepada orang yang meminta pendapat
menyampaikan pesan kepada pihak yang benar atau sesuai dengan
permintaan orang yang berpesan juga termaksud amanah baik secara
umum atau khusus sangat berhubungan erat dengan sifat-sifat mulia
lainnya seperti jujur,sabar,berani, menjaga kemuliaan diri, memenuhi
janji dan adil.
Adapun bentuk-bentuk amanah dalam kehidupan sehari-hari antara
lain :
a. Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula Apabila
seorang muslim dititipi oleh orang lain, misalnya barang berharga,
karena yang bersangkutan akan pergi jauh ke luar negeri maka
titipan itu harus dipelihara dengan baik dan pada saatnya
dikembalikan kepada yang punya, utuh seperti semula. Diantara
sebab-sebab kenapa Nabi Muhammad SAW sejak mudanya di
Mekkah sudah terkenal dengan gelar Al Aminadalah karena beliau
sangat dipercaya oleh penduduk Mekah untuk menyimpan dan
memelihara barang titipan, kemudian mengembalikannya seperti
semula
b. Menjaga rahasia
Apabila seseorang dipercaya untuk menjaga rahasia, apakah
rahasia pribadi, keluarga, organisasi, atau lebih-lebih lagi rahasia
negara dia wajib menjaganya supaya tidak bocor kepada orang
lain yang tidak berhak mengetahuinya. Apabila seseorang
menyampaikan sesuatu yang penting dan rahasia kepada kita
itulah amanah yang harus dijaga.
c. Tidak menyalahgunakan jabatan

xxvi
Jabatan adalah amanah yang wajib dijaga. Segala bentuk
penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau
kelompoknya termasuk perbuatan tercela melanggar
amanah.Semua komisi yang diterima seorang petugas dalam
rangka menjalankan tugasnya bukanlah menjadi haknya. Misalnya
seorang kepala bagian perlengkapan membeli barang-barang
untukkeperluan kantor, maka potongan harga yang diberikan
pedagang bukanlah menjadi miliknya tetapi menjadi milik kantor
karena dia bukan pedagang perantara. tetapi petugas yang digaji
untuk pengadaan barang-barang keperluan tersebut. Bentuk lain
dari menyalahgunakan jabatan adalah
mengangkat orang-orang yang tidak mampu untuk menduduki
jabatan tertentu hanya karena dia sanak saudara atau kenalannya,
padahal ada orang lain yang lebih mampu dan pantas menduduki
jabatan tersebut.
d. Menunaikan kewajiban dengan baik
Allah SWT memikulkan ke atas pundak manusia tugas-tugas yang
wajib dia laksanakan baik dalam hubungannya dengan Allah Swt.
maupun dengan sesama makhluk lainnya. Tugas seperti itu disebut
takhlif manusia yang ditugasi disebut mukallaf dan amanahnya
disebut amanah takhlif. Amanah inilah yang secara metaforis
digambarkan oleh Allah Swt. tidak mampu dipikul oleh langit,
bumi dan gunung-gunung karena beratnya tetapi manusia bersedia
memikulnya.
e. Memelihara Semua nikmat yang diberikan Allah Swt.
Semua nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada umat
manusia adalah amanahyang harus dijaga dan dimanfaatkan
denganbaik. Umur, kesehatan, harta benda, ilmu dan lain-lain

xxvii
sebagainya termasuk anak-anak adalah amanah yang wajib
dipelihara dan dipertanggungjawabkan. Harta benda misalnya
harus kita pergunakan untuk mencari keridhaan Allah baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri keluarga maupun kepentingan umat.

f. Sikap Anak kepada orang tua


Diantara amanah yang lain adalah amanah anak-anak dalam di
hadapan orang tuanya. Jika anda mengambil uang milik orang tua
tanpa seizin dari mereka berarti anda tidak menjaga amanah seorang
anak meskipun jumlah uang yang anda ambil sedikit
jumlahnya.Ingatlah bahwa amanah itu bersifat total tidak
parsial.Namun yang disebut sebagai perbuatan amanah adalah anda
harus izin terlebih dahulu kepada orang tua Anda.
1) Amanah dalam menjaga agamaJenis amanah yang terakhir dan
merupakan amanah paling besar adalah
2) Amanah dalam menjaga nilai-nilai agama dan menyiarkan
kepada seluruh manusia. Sadarlah bahwa anda bertanggung
jawab atas agama ini dan anda akan mempertanggungjawabkan.
Sifat amanah adalah sifat para nabi dan rasul yang Allah
pikulkan tanggungjawab dalam menyampaikan risalah-Nya.Selain
itu amanah juga adalah sifat-sifat para malaikat yang mengerjakan
kebaikan, dan dari kalangan mereka adalah Jibril alaihissalam yang
menurunkan Al-Quran ke atas Nabi Muhammad
shallahualaihiwasallam. Demikian juga sifat amanah itu adalah dari
sifat-sifat para hamba Allah Ta’ala yang beriman daripada kalangan
jin dan manusia. Jika konselor merasa perlu untuk melaporkan
suatu hal tentang klien kepada pihak lain (misalnya pimpinan badan

xxviii
tempat ia bekerja), atau jika dia diminta keterangan tentang klien
oleh petugas suatu badan diluar profesinya, dan ia harus juga
memberikan informasi itu. Dalam memberikan informasi tersebut,
konselor harus bertindak sebijaksana mungkin dengan berpedoman
pada prinsip bahwa dengan berbuat begitu klien tetap dilindungi
dan tidak dirugikan.
H. Kesimpulan
Kode etik konselor merupakan serangkaian aturan-aturan susila,
atau sikap akhlak yang ditetapkan secara bersama dan ditaati bersama
oleh seorang konselor dan juga peraturan yang disepakati bersama
berguna untuk mengatur tingkah laku konselor profesional saat proses
konseling itu berlangsung maupun dalam kehidupan sehari-hari sehingga
mampu memberikan bantuan yang berguna dalam pengabdian di
lingkungan masyarakat. oleh karena itu kode eetik konselor profesional
yang merupakan moral dan dan pedoman tingkah laku koknselor
profesional yang harus dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh
setiap anggota profesi dan kepetingan publik, sehingga akan menjamin
mutu layanan yang dibrikan oleh seorang konselor profesional.

xxix
LATIHAN
KODE ETIK KONSELOR

A. Petunjuk Pengerjaan Soal Latihan


a) Silahkan kerjakan secara mandiri tidak boleh saling bekerja sama
b) Isikan jawaban dibagi dua, jawaban singkat padat dan jelas
c) Nama, NPM dan Identitas Mahasiswa dengan lengkap sebelum
mengerjakan tugas
d) Jawaban di tulis tangan lembar kerja yang telah di sediakan
e) Total skor untuk 2 soal 100.

B. Soal
1. Salah satu tujuan kode etik itu adalah menjunjung martabat profesi, coba
jelaskan apakah martabat profesi adalah bersifat personal atau sosial dan
apakah termasuk suatu karakter, kompetensi, atau soft skill? (skor 50)
2. Mengapa diperlukan kode etik bagi seorang konselor? (skor 50)

xxx
LEMBAR JAWABAN LATIHAN

xxxi
BAB IV
INTEGRITAS DAN STABILITAS KEPRIBADIAN KONSELOR

A. Pengertian Integritas Konselor


Integritas adalah rasa batin “keutuhan” yang berasal dari kualitas
seperti kejujuran dan konsistensi karakter. Keterampilan integrasi dalam
konseling, diperlukan agar konseling dapat berjalan dengan lancar,
meskipun menghadapi berbagai rintangan, baik berupa rintangan fisik
maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya antara konselor dengan
konseli.
Konselor harus dituntut untuk memiliki integritas dan stabilitas
dalam proses konseling yaitu sikap professional yang tidak melibatkan
masalah pribadi yang di alami oleh konselor agar proses konseling dapat
berjalan dengan lancar. Seorang konselor juga di tuntut untuk memilik
karakteristik serta keperibadian tertentu.

B. Faktor-Faktor Pendorong Integritas Konselor


Faktor-faktor pendorong integrasi adalah faktor internal meliputi
(Kesadaran diri konselor sebagai makhluk sosial, Tuntutan kebutuhan,
Jiwa dan semangat membantu) dan faktor eksternal
Meliputi (persamaan visi, misi dan tujuan, sikap toleransi,
terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama,
persamaan kebudayaan, persamaan visi, misi dan tujuan, sikap toleransi,
terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama)

C. Stabilitas Konselor
Stabilitas adalah kemantapan; kestabilan; keseimbangan:
menciptakan suatu yang dinamis. Stabilitas kepribadian adalah kemantapan

29
atau kekokohan pribadi yang positif dimana pribadi tersebut dapat
mengendalikan emosi, percaya pada kemampuan diri, mampu bersosialisasi
dan beradaptasi dengan baik serta mampu memecahkan konflik dengan bijak
dan bersikap fleksibel.
Karakteristik kepribadian yang stabil, adalah konselor yang Mampu
mengendalikan emosi terutama emosi negatif seperti marah, bisa
menghambat interaksi seseorang dengan lingkungannya, Mampu memupuk
kepercayaan diri, Mampu bersosialisasi dan beradaptasi, Mampu mengatasi
masalah atau konflik, Mampu bersifat fleksibel.
Konselor yang berkepribadian stabil maka perlu memiliki sifat
fleksibel, tidak boleh memiliki sifat kaku. Konselor yang fleksibel
bermanfaat bagi konseli bermanfaat mampu: membuat dan merencanakan
sesuatu secara tepat yang bijak, mengukur sesuatu keberhasilan scara nyata,
berinteraksi dalam segala kondisi dan dengan segala jenis kepribadin
manusia, mengubah segala sesuatu menjadi lebih positif, menghadapi
goncangan dan persoalan yang datag secara tiba-tiba, Mempunyai strategi
dan manajemen yang rapi dalam bekerja, menguasai beragam model, metode
dan gaya dalam berinteraksi.
Konselor yang memiliki ketabilan pribadi maka konselor itu mampu
control diri. kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun,
membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang akan
membawa kearah positif bagi individu tersebut. Suatu perilaku kadang kala
menghasilkan konsekuensi yang positive akan tetapi juga dimungkinkan
menghasilkan konsekuensi yang negative. Oleh karenanya kontrol diri selain
berupa kemampuan untuk mendapatkan konsekuensi positif juga merupakan
kemampuan untuk mengatasi konsekuensi negative.
D. Bentuk-Bentuk Integritas Dan Stabilitas Pribadi Konselor

30
Bentuk-bentuk integritas dan stabilitas pribadi konselor meliputi;
kualitas pribadi konselor yang ditandai karakteristik pemahaman diri,
kompeten, memiliki kesehatan psikologis, dapat percaya, jujur, kuat, hangat,
responsif, sabar, sensitif dan memiliki kesadaran yang holistik. Ciri-ciri
kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor yang efektif, sekurang-
kurangnya seorang konselor hendaknya memiliki sifat-sifat kepribadian
konselor yang diinginkan konselor sebagai model, melakukan hubungan
konseling, dan keberanian konselor melakukan konseling. konselor yang
sungguh-sungguh menjadi seorang yang efektif yang harus menerima
tanggungjawab dan ketidakpastian serta berani menempatkan dirinya sendiri
dalam suasana yang mengandung resiko secara pribadi, resiko menyangkut
perasaan, menyangkut hubungan orang lain. Sdan efektif melakukan
komunikasi verbal atau non verbal dapat digunakan tergantung situasi dan
menunjang komunikasi menjadi hangat, empati, dan keaslian.
A. Kesimpulan
Integritas Merupakan kualitas atau konsisten terhadap karakter pada
diri konselor. Integritas ini dimana seorang konselor dituntut untuk bersikap
secara profesional, sehingga saat proses konseling itu beralangsung konselor
tidak melibatkan masalah pribadinya dibawa saat pelaksanaan konseling.
Integritas dan kapabilitas ini sangat penting dan berguna agar proses
konseling berjalan dengan efektif dan berjalan dengan baik. Kestabilan itu
sendiri dapat diartikan sebagai seorang konselor dapat stabil atau mantap
dalam menyelesaikan konflik dari konseli dan harus berfikir positif, agar
proses konseling berjalan dengan efekti

31
LATIHAN
Integritas dan Kapabilitas Kepribadian Konselor

1. Bagaimana konselor dapat mengembangkan kontrol diri dengan


baik?
2. Menurut anda apakah penting konselor memiliki integritas dan
kapabilitas?
3. Bagaimana ciri-ciri kepribadian seorang konselor yang efektif?

32
LEMBAR JAWABAN LATIHAN

33
BAB V
PENGEMBANGAN MANAJEMEN DIRI KONSELOR

A. Konsep Dasar Self-Management


Self-management adalah sebuah terminologi psikologis untuk
menggambarkan proses pencapaian otonomi diri. Yang termasuk self-
management adalah goal setting, planning, scheduling, task tracking,
self-evaluation, self-intervention, self-development. Self-management
meliputi pemantauan diri (self-monitoring), reinforcement yang positif
(self-reward), kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri (self-
contracting), dan penguasaan terhadap ransangan (stimulus control).

B. Teknik Self-Management
Self management merupakan teknik kognitif behavioral adalah
bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan positif
maupun negative. Aspek-aspeknya dapat dikelompokkan Yates (1985:
4) adalah: Management by antecedent: pengontrolan reaksi terhadap
sebab-sebab atau pikiran dan perasaan yang memunculkan respon;
Management by consequence: pengontrolan reaksi terhadap tujuan
perilaku, pikiran, dan perasaan yang ingin dicapai; Cognitive
techniques: pengubahan pikiran, perilaku dan perasaan. Dirumuskan
dalam cara mengenal, mengeliminasi dan mengganti apa-apa yang
terefleksi pada antecedents dan consequence; Affective techniques:
pengubahan emosi secara langsung.

34
C. Tujuan Self-Management
Tujuan Self-Manajement dalam konseling adalah; memberikan
peran yang lebih aktif pada siswa dalam proses konseling;
keterampilan siswa dapat bertahan sampai di luar sesi konseling;
perubahan yang mantap dan menetap dengan arah prosedur yang tepat;
menciptakan keterampilan belajar yang baru sesuai harapan; dan
konseli dapat mempola perilaku, pikiran, dan perasaan yang
diinginkan. .
Self-management adalah suatu strategi pengubahan perilaku
yang dalam prosesnya konseli mengarahkan perubahan perilakunya
sendiri dengan suatu teknik atau kombinasi teknik terapetik. Yang
meliputi istilah self-directed (pengarahan diri) yang mempunyai istilah
sama dengan self-control (penguasaan diri). Dalam teknik Self-
management meliputi pemantauan diri (selfmonitoring), reinforcement
yang positif (self-reward), kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri
(self-contracting), dan penguasaan terhadap ranssangan (stimulus
control).
D. Kesimpulan
Self-Management dimana setelah seseorang menetapkan tujuan
hidup bagi dirinya, ia harus mengatur dan mengelola dirinya sebaik-
baiknya untuk membawanya ke arah tercapainya tujuan hidup dan itu
juga segenap kegiatan dan langkah mengatur dan mengelola dirinya ke
yang lebih baik lagi.
Tujuan dari Self-Management yaitu pengubahan perilaku yang
dalam prosesnya konseli mengarahkan perubahan perilakunya sendiri
dengan suatu teknik atau kombinasi teknik terapetik. perubahan yang
mantap dan menetap dengan arah prosedur yang tepat; menciptakan

35
keterampilan belajar yang baru sesuai harapan; dan konseli dapat
mempola perilaku, pikiran, dan perasaan yang diinginkan. .
LATIHAN
PENGEMBANGAN MANAJEMEN DIRI KONSELOR

1. Menurut anda apakah penting seorang konselor memiliki manajemen diri


yang baik?
2. Bagaimana seorang konselor dapat mengembangkan manjemen dirinya?
3. Menurut anda apa yang dimaksud dengan Self- Control?

36
LEMBAR JAWABAN LATIHAN

37
BAB VI
KEPERCAYAAN DAN INTELEKTUAL KONSELOR
PROFESIONAL

A. Pendahuluan
Pelayanan bimbingan dan konseling diminati oleh orang yang
menghendaki kondisi hidup yang membahagiakan. Pelayanan
inidikatakan profesional apabila dilakukan oleh seorang konselor yang
berkualitas. Kualitasseorang konselor salah satunya dapat dinilai dari
pribadinya. Kualitas pribadi konselor merupakan faktor yang sangat
penting dalam konseling. Kualitas pribadi konselor adalah kriteria yang
menyangkut segala aspek kepribadian yang amat penting dan
menentukan keefektifan konselor jika dibandingkan dengan pendidikan
dan latihan yang ia peroleh.Selain kualitas pribadi yang menyangkut
segala aspek kepribadian, seorang konselor juga harus mempunyai
keterampilan dasar yang menunjang keberhasilan dalam proses
pelayanan (konseling).

B. Rumusan Materi
1. Bagaimana sih kepercayaan diri seorang konselor?
2. Bagaimana intelektualitas konselor profesional?

C. Tujuan Materi
1. Untuk mengetahui kepercayaan diri konselor.
2. Untuk mengetahui intelektualitas konselor profesional.

D. Manfaat Materi
1. Agar pembaca dapat mengetahui apa itu kepercayaan diri konselor.

38
2. Agar pembaca dapat mengetahui intelektualitas konselor profesional.
E. Pengertian Kepercayaan Diri Konselor Profesional
Kepercayaan seseorang terhadap dirinya sendiri atau kepercayaan
yang diperoleh dari orang lain sangat bermanfaat bagi perkembangan
kepribadian seseorang. Individu yang mempunyai kepercayaan diri dapat
bertindak dengantegas dan tidak takut mengalami kegagalan. Individu
yang pernah mengalami kegagalan sebelum mencapai kesuksesan maka
individu tersebut akan muncul rasa lebih berambisi dalam dirinya.Ukuran
sebuah kesuksesan bukan terletak pada deretan hal yang telah berhasil
kita raih Sukses juga bukan dinilai sekedar dari besarnya kekayaan yang
kita miliki, atau banyaknya teman yang kita punya. Jika individu
memiliki kepercayaan diri yang baik dalam dirinya, maka individu
tersebut tidak akan menghabiskan keseharian hidupnya dalam
kegelisahan, atau ketakutan.Individu akan lebih mudah menaruh tujuan
hidup, dan menata langkah demi meraihnya.

F. Cara Meningkatkan Kepercayaan Diri


Sebagai langkah pertama carilah sebab-sebab saudara merasa
rendah diri. Sekali saudara mengetahui sebab-sebab itu maka saudara
sudah mendapatkan persyaratan yang sangat penting untuk suatu
perbaikan kepercayaandiri sendiri yang direncanakan.
Atasi kelemahan saudara. Hal yang penting adalah saudara harus
memiliki kemauan yang kuat. Karena hanya dengan begitu saudara akan
memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan yang
sebenarnya.
Cobalah kembangkan bakat dan kemampuan saudara lebih jauh.
Dengan begitu saudara mengadakan kompensasi bagi kelemahan
saudara, sehingga kelemahan itu tidak penting lagi bagi saudara.

39
Bahagialah dengan keberhasilan anda dalam suatu bidang tertentu
dan janganlah ragu-ragu untuk bangga atasnya. Perkiraan saudara sendiri
atas keberhasilan saudara adalah lebih penting untukkesadaran diri
saudara sendiri dibandingkan dengan pendapat orang lain.
Bebaskan diri saudara dari pendapat orang lain. Janganlah
berbuat berlawan dengan keyakinan saudara sendiri. Hanya dengan
begitu saudara merasa merdeka dalam diri sendiri dan yakin.
Jika misalnya saudara tidak puas dengan pekerjaan saudara tapi
tidak melihat suatu kemungkinan untuk memperbaiki diri saudara.
Makakembangkanlah bakat-bakat saudara melalui suatu hobby. Dengan
begitu dapat mengkompensasikan kekecewaan dan dapat menjaga diri
dari ketidak yakinan atas diri sendiri.

G. Intelektualitas Profesional Seorang Konselor


Kompetensi intelektual konselor merupakan dasar lain bagi
seluruh ketrampilan konselor dalam hubungan konseling baik di dalam
maupun diluar situasi interviu konseling. Athur J.Jones dalam Mappiare
(2004), menjelaskan bahwa ketrampilan-ketrampilan konselor dilandasi
oleh pengetahuan siap pakai mengenai tingkah laku manusia, pemikiran
yang cerdas dan kemampuan mengintegrasikan peristiwa yang dihadapi
dengan pendidikan dan pengalamannya.
Selain itu, konselor juga harus mampu membedakan ciri budaya
komunikasi klien. Konselor harus memperhatikan adanya perbedaan
komunikasi yang bertolak dari kekhasan budaya klien. Komunikasi
verbal maupun non verbal dapat berbeda antarabeberapa kelompok orang
berdasarkan kebiasaan budaya lingkungannya.Konselor yang baik harus
memiliki kemampuan intelektual untuk memahami seluruh tingkah laku
manusia dan masalahnya.

40
H. Perspektif Dalam Islam
Integrasi nilai-nilai islam mengenai kepercayaan diri dan
intelektual konselor profesional adalah sebagai berikut:
Al- Mulk: 02
     
        
      
   
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.

I. Kesimpulan
Konselor yang memiliki kepribadian yang utuh dan percaya diri,
yaitu konselor yang tidak mudah terpengaruh oleh suasana yang timbul
pada saat konseling. Konselor sepertiiniadalah konselor yang dapat
mengendalikan dirinya dari pengaruh suasana hati yang dialaminya
sebagai konselor atau sebagai anggota keluarga atau masyarakat.

41
LATIHAN
KEPERCAYAAN DIRI DAN INTELEKTUAL KONSELOR

1. Diskusikan kepada kelompok anda, jelaskan mengapa sih seorang


konselor harus memiliki kepercayaan diri yang tertananam dalam
diri?
2. Bagaimana sih cara meningkatkan intelektual dalam diri kita sendiri?

42
LEMBAR JAWABAN LATIHAN

43
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.


2007. Standar Kompetensi Konselor. Bandung: Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan.
Fitriana,2018.PerananGuru Bk dalam Membangun Kepercayaan Diri Siswa
Melalui Bimbingan Kelompok di Man LubukPakam.(Medan:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan, JurusanBimbinganKonseling Islam),tersedia
(Online), diaksesSenin 15 April 2019 Pukul 10.45 WIB.
Handari, Sai dkk. 2016. Empati Sebagai Pengembangan Seni Konseling
Untuk Efektifitas Pelayanan Konseling. Journal Ilmiah Konseling,
18(1), hlm. 49-62.
Janete Murad Lesmana, Dasar-dasar Konseling. (Jakarta: Universitas
Indonesia, 2005)
Khomsyahrial romli, DKK. 2019. Konselor Dalam Penguatan Nilai Dan
Moral Strategi Membentuk Generasi Religius. Vol. 19, No. 01.
Lely Theresia. 2012. Bimbingan dan Konseling. Psikologi Indonesia.
Mulamarwan. 2016. Psikologi Konseling. Universitas Negeri Semarang.
Prayitno. 2009. Arah Kinerja Profesional Konseling Sekolah. Padang: FIP-
UNP.
Pasternak R. (2013). Discipline, learning skills and academic achievement.
Vol. 1(1), pp. 1-11, June 2013

44
Buku Pengembangan Pribadi Konselor di peruntukkan bagi seluruh mahasiswa
program studi bimbingan dan koseling yang di dalam mempelajari beberapa
mengenai pengembangan pribadi konselor yang harus dimiliki oleh seorang
konselor:

1. Konsep Genuinenes, Mengidentifikasi Unsur-Unsurnya, Dan Menerapkan


Secara Utuh Sebagai Konselor Profesional
2. Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling
3. Kode Etik Konselor
4. Integritas dan Stabilitas Kepribadian Konselor
5. Pengembangan Manajemen Diri Konselor
6. Kepercayaan Diri dan Intelektual Konselor

Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

45

Anda mungkin juga menyukai