Biofarmasi Rute Per Kutan Dan Per Rektal
Biofarmasi Rute Per Kutan Dan Per Rektal
Faktor fisikokimia
Faktor biologis
Faktor formulasi
Faktor Fisikokimia
Koefisien partisi
Solubilitas
Ionisasi / pKa
3 Vena
Aliran ke
sistem portal
hepatik Aliran ke
sirkulasi
sistemik
VENA HEMOROID REKTUM
Lapisan Kolon dan Rektum
Histologi
Anatomi Rektum
Hambatan Absorpsi
a) Lapisan mukus
• Lapisan mukus yang berdekatan dengan mukosa
kolon berperan sebagai penghalang difusi.
• Produksi mukus di usus besar adalah fungsi dari
sel goblet dan karena proporsi sel goblet
meningkat dengan bertambahnya usia, ini
mungkin merupakan faktor yang berubah.
• Lapisan mukus juga dapat dipengaruhi oleh
penyakit dan menipis oleh kerja prostaglandin.
Hambatan Absorpsi
c) Hambatan kimia
• Beberapa serat makanan seperti pektin dan
kitosan memiliki sifat penukar-kation yang dapat
mengikat molekul bermuatan seperti asam
empedu.
• Molekul obat dapat terperangkap dalam matriks
padat dari residu makanan pekat atau dalam
rantai terjerat serat makanan larut.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Absorpsi Obat
Melalui Rektum
A) Faktor fisiologis
1. Jumlah cairan disolusi yang tersedia
• Volume cairan yang sangat kecil (3 mL) dalam
kondisi normal.
• Hanya di bawah kondisi non-fisiologis
(berpenyakit) volume ini diperbesar.
• Karenanya absorpsi obat yang sedikit larut akan
membatasi laju disolusi, misalnya fenitoin.
2. Sifat mukus rektal
• Sifat seperti komposisi, viskositas, tegangan permukaan,
pH memiliki pengaruh besar terhadap bioavailabilitas
obat.
3. Kandungan kolon
• Absorpsi obat akan lebih besar ketika rektum kosong.
2. Derajat ionisasi
• Pada pH basa mukosa rektal, obat-obat basa berada
dalam bentuk tidak terion sehingga akan mudah
diabsorbsi.
3. Ukuran partikel
• Semakin kecil ukurannya, semakin baik disolusinya
sehingga lebih baik absorpsinya. Ukuran partikel ideal
seharusnya 50-100 µm.
4. pH
• pH mukosa rektal sedikit basa (7-8) sehingga
obat basa diabsorbsi lebih cepat daripada obat
asam.
5. Koefisien partisi
• Semakin besar koefisien partisi, semakin besar
pula absorpsi obat.
Bentuk Sediaan Rektal
1. Supositoria
• Massa berbentuk-kerucut kecil berisi obat yang dimasukkan
ke dalam rektum dan akan mencair pada suhu tubuh
kemudian melepaskan obat.
• Tersedia 1 g untuk anak-anak dan 2,5 g untuk orang
dewasa.
• Obat lipofilik biasanya dimasukkan ke dalam basa yang
larut dalam air sedangkan obat hidrofilik diformulasikan ke
dalam supositoria basis lemak.
Basis Supositoria
• Basis berlemak: oleum cacao
• Basisa larut dalam air: PEG; Tween 61
Parameter Evaluasi
• Supositoria yang telah jadi secara rutin diperiksa untuk:
Jenis Enema
a) Enema evakuasi
• Digunakan sebagai stimulan usus untuk mengobati
konstipasi, misal enema natrium fosfat, MgSO4.
• Volume enema evakuasi dapat mencapai 2 L.
• Enema ini harus dihangatkan sampai suhu tubuh sebelum
pemberian.
b) Enema retensi
• Volume tidak melebihi 100 mL.
• Tidak diperlukan pemanasan sebelum pemberian, seperti
hidrokortison.
• Enema jenis ini bisa memberikan:
1. Efek lokal: enema barium sulfat digunakan sebagai
media kontras radio opak.
2. Efek sistemik: enema nutrisi yang mengandung
karbohidrat, vitamin, dan mineral.
3. Aerosol rektal
• Aerosol rektal atau produk busa dilengkapi dengan
aplikator untuk memudahkan pemberian.
• Aplikator melekat pada wadah dan diisi dengan
dosis produk yang terukur.
• Aerosol dosis terukur (metered dose aerosols) juga
tersedia.
• Aplikator dimasukkan ke dalam anus
dan pendorong (plunger) didorong
untuk memasukkan obat ke dalam
rektum.
4. Semipadat rektal lainnya
Krim, Gel, dan Salep Rektal
• Penyiapan diperlukan untuk aplikasi topikal ke
daerah perianal untuk dimasukkan ke dalam
saluran anal.
• Bentuk sediaan jenis ini sebagian besar digunakan
untuk mengobati kondisi lokal pruritus anorektal,
inflamasi, rasa nyeri, dan ketidaknyamanan yang
terkait dengan hemoroid.
• Obat-obatan termasuk astringen (Zinc oxide), pelindung,
dan pelumas (oleum cocoa, lanolin), anestesi lokal
(Pramoxine HCl), serta agen antipruritik and anti-
inflammatory (hidrokortison).
• Pengemasan: salep, krim, dan gel rektal dikemas dengan
tip plastik berlubang khusus untuk produk yang akan
dimasukkan ke anus.
PELEPASAN TERKONTROL MELALUI RUTE
REKTAL
• Formulasi pelepasan-terkontrol dirancang untuk melepaskan
agen aktif secara berkelanjutan dan terkontrol.
• Karena ukuran total yang dapat diterima dari formulasi rektal
secara signifikan dapat lebih besar daripada formulasi oral,
pemberian rektal untuk tujuan pelepasan-terkontrol
menawarkan keuntungan yang signifikan.
KESIMPULAN
• Volume cairan di dalam rektum sangat sedikit sehingga dapat
menghambat absorpsi obat.
• DDS rektal menawarkan pasien pilihan yang kurang invasif dan
obat dapat diberikan pada pasien pediatrik maupun pasien
tidak sadar.
• Dapat diperoleh bioavailabilitas yang lebih tinggi.