Anda di halaman 1dari 6

Fadhia Rahmawati

XI Akuntansi 1
Kehidupan yang Hakiki
Siapakah yang tak pernah melanggar hukum?

Tiada manusia yang paripurna

Tiada salah tiada cela

Kau dan aku apakah bedanya?

Pada senja yang malas dan murung

Sebagian orang dalam kemaksiatan

Bukan untuk ikut bergabung

Melainkan menegur para pemabuk untuk insaf

Hanya pada panasnya api neraka

Yang bisa membuat orang tak berdaya

Apadaya perbuatan dunia

Yang tak kunjung niat bertaubat

Ini terjadi karena kurangnya keimanan

Hidup akhirat akan tetap abadi

Hidup dunia sebatas angan-angan

Kampung akhirat siap menanti

Pada fajar yang terang bersinar

Marilah meniti kehidupan yang hakiki

Hukum jangan dilompati ibarat pagar

Hidup tertib damai dihati


Perkenalan Singkat
Siapakah kiranya dirimu

Kau bukan orang Samarkand

Tak ada yang pernah melihatmu

Kau hanyalah orang asing

Tanpa harus berkata-kata

Orang bijak hanya terdiam

Ragu hendak mengungkapkan jati diri

Terus mencari akal

Menengadahi langit sambil berpikir

Hening hanya terdengar tarikan napas

Melupakan diri dalam renungan

Sedang bersiap menyebutkan nama

Omar Khayyam bin Ibrahim

Itu adalah namanya

Parsi kampung halamannya

Seorang jenius dari tanah Khurasan

Khalayak ramai tercengang

Mata yang tiba-tiba berkilat

Tak sangka bertemu ahli filsuf

Yang tak pernah diimpikan


Perjalanan Samarkand
Lelah yang tak dirasa

Penat bercampur senang

Tiga minggu tanpa rehat

Tak terasa telah terlewati

Jejak pertama kunjungan

Yang tak lain dan tak bukan

Ialah benteng lama Kuhandiz

Menuju terasnya dengan semangat

Layangkan pandangan ke segala arah

Niscaya disuguhkan pemandangan sempurna

Hanyalah air dan pemandangan menghijau

Membuat hati damai dan tenteram

Petak-petak penuh kembang

Binatang liar yang seakan mau meloncat

Menjadi penghibur diri

Dikala rasa lelah mendera

Kesan pertama Samarkand

Kota yang indah nan sejuk

Penat lelah hilang seketika

Takan pernah terlupakan


Omar Khayyam
Astronom,

Matematikawan,

dan Filsuf

Itulah seorang Omar Khayyam

Yang tak tertandingi pada masanya

Mampu membuat sajak empat seuntai

Menjadi pelengkap bakat istimewanya

Sebagai monumen abadi hingga saat ini

Omar adalah seorang penyair

Yang karyanya kaya akan wawasan

Juga seorang pejuang cinta

Yang tak kenal lelah

Perjalanan hidup penuh rintangan

Tak satu kata menyerah diucapkan

Sungguh hebat perjuangannya

Dalam menyikapi segala masalah

Panutan yang patut ditiru

Seorang Omar Khayyam

Aku bangga padamu

Sebagai contoh masa hadapan


Demi Secercah Ilmu
Di zaman modern seperti ini

Banyak sekali diantara kita

Yang haus akan sebuah ilmu

Namun menginginkan pendidikan yang layak

Di pelosok Indonesia,

Banyak anak-anak menantang maut

Menyebrangi jembatan rusak

Jalan menuju sekolah

Betapa mirisnya kondisi seperti ini

Namun, demi secercah ilmu

Mereka rela jalan berkilo-kilo meter

Untuk menuju sekolah tercinta

Tanpa alas kaki

Panas, hujan pun dihampiri

Cuaca tak menghalangi

Niat suci para pejuang ilmu ini

Wahai bapak pejabat

Sisihkan waktumu untuk melihat kami

Berilah kami sedikit uangmu

Tuk memperbaiki jalan desa kami

Kami hanya meminta sedikit

Sedikit perhatian untuk kondisi ini

Pendidikan yang tak seharusnya

Pendidikan yang sangat melelahkan


Terima kasih kepada semua

Yang telah mendengar

Segala keluh kesah kami

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai