Anda di halaman 1dari 12

UPAYA BELA NEGARA BAGI KALAGAN MAHASISWA

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

Suci Duwi Safitri

NIM. 855733786

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S.1 PGSD
2021
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Generasi muda merupakan generasi penerus cita-cita


perjuangan yang memiliki potensi strategis, dinamis, kreatif, inovatif
dan produktif sangat diperlukan dalam kaitannya untuk mewujudkan
pengetahuan kebangsaan dan sumber daya manusia guna
mengantisipasi arus globalisasi, dengan menumbuhkan sikap
optimisme dalam menatap masa depan bangsa dan negara, serta sikap
proaktif dalam menghadapi tantangan dan peluang di era global untuk
menghantar negara Indonesia dalam arus utama dunia.
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara
bukan semata-mata tugas TNI, tetapi merupakan juga tanggung jawab
segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Bela negara
merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara yang mencerminkan patriotisme seseorang,
suatu kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan
mempertahankan eksistensi negara. Secara fisik, hal ini dapat diartikan
sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari
pihak yang mengancam keberadaan negara. Sedangkan secara non-fisik
konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial
maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun
bangsa tersebut.
Dewasa ini suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru
menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak
terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke
ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi
muda untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari
jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu
oleh sistem pemerintahan yang otoriter. Salah satu dampak buruk dari
reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan kecintaan
pada negara.
Semangat untuk membela negara seolah telah memudar,
perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan
kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem
politik yang demokratis namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara
dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan
demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat
kebersamaan sebagai suatu bangsa, kepentingan kelompok, bahkan
kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama. Ketidaksiapan
masyarakat bangsa akan sebuah perubahan sosial yang terjadi pada era
reformasi ini menjadikan pengaruh-pengaruh asing mudah masuk dan
mudah menggoyahkan sendi sendi kehidupan berbangsa, diantaranya
adalah semangat dan nilai nilai untuk membela bangsanya seperti, cinta
pada tanah air, kewaspadaan terhadap ancaman, dan kerelaan
berkorban untuk bangsa dan negara lambat laun akan menjadi luntur.
Kondisi ini menjadi makin rentan karena bela negara yang dilakukan
oleh pemerintah masih dinilai oleh masyarakat belum memiliki tujuan
positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu pada makalah
ini akan mencoba menguraikan definisi bela negara, bentuk-bentuk
usaha pembelaan negara, dan peran mahasiswa dalam bela Negara.

B. Rumusan Masalah
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana definisi bela negara ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pembelaan negara ?
3. Bagaimana peran mahasiswa terhadap upaya bela negara?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definsi bela negara.
2. Mengetahui bentuk-bentuk usaha pembelaan negara.
3. Mengetahui peran mahasiswa terhadap upaya bela negara.
PEMBAHASAN

A. Definisi Bela Negara


Bela Negara, adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara (UU No.3/2002). Bela negara merupakan sebuah konsep
yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu
negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok
atau seluruh komponen untuk kepentingan mempertahankan
eksistensi negara. Bela negara dibagi menjadi dua, yaitu :
FISIK, dengan cara “memanggul senjata” menghadapi serangan atau
agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi
ancaman dari luar.
NON-FISIK, dapat didefinisikan sebagai “Segala upaya untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan Negara, termasuk penanggulangan ancaman.
Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap
ancaman baik dari luar maupun dalam negeri dengan cara
penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara
Nasional Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.
1. Nilai-nilai Bela Negara
a. Cinta Tanah Air
b. Sadar Berbangsa dan Bernegara Indonesia
c. Yakin akan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
d. Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
e. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara
2. Dasar Hukum Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara Pasal 9 ayat 1 tertulis bahwa “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwijidkan dalam penyelenggaraan negara“. Jadi sudah pasti mau
tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala
macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang
datang dari luar maupun dari dalam. Beberapa dasar hukum dan
peraturan tentang Wajib Bela Negara:
a. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan
Nusantara dan Keamanan Nasional.
b. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
c. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Hankam Negara Rl. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1988.
d. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan
POLRI.
e. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
g. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

B. Bentuk Bentuk Usaha Pembelaan Negara


1. Penyelenggaraan Pertahanan Negara
Pertahanan Negara diselenggarakan melalui usaha membangun,
membina kemampuan daya tangkal Negara dan bangsa, serta
menanggulangi setiap ancaman yang dating. Penyelenggaraan
pertahanan Negara diselenggarakan oleh komponen-
komponen berikut :
a. Komponen  Utama  Pertahanan  Negara
b. Komponen  Cadangan dan Pendukung  Pertahanan Negara
Menurut Pasal 30 UUD 1945 usaha pertahanan Negara
dilaksanakan dengan Sistem Pertahana dan Keamanan Rakyat
Semesta ( Sishankamrata ).
2. Sifat Sishankamrata
Sishankamrata  memiliki  sifat-sifat  sebagai berikut :
a. Kerakyatan
b. Kesemestaan
c. Kewilayahan
Berbagai upaya bela negara juga dapat dilakukan melalui
organisasi maupun individu. Upaya bela negara tidak hanya berperang,
tetapi mengharumkan nama bangsa Indonesia di luar negeri pun
disebut bela negara. Misalnya, yang dilakukan oleh para atlet olahraga
yang berlaga dalam olimpiade. Kita bisa ikut bangga jika ada atlet
Indonesia menjadi juara dalam kejuaraan antarnegara atau kejuaraan
dunia. Kebanggaan dan keharuan kita bertambah ketika sang saka
Merah Putih berkibar dengan gagah di antara bendera negara-negara
lain. Selain itu secara organisasi, bela negara dapat dilakukan melalui
pengiriman Tim SAR Indonesia untuk mencari dan menolong korban
bencana alam.

Selain secara organisasi, individu-individu sebagai warga negara


juga dapat berperan membela negara dalam tindakan, menjunjung
nasionalisme, patriotisme, serta membela Pancasila dan UUD 1945.
Berbagai upaya pembelaan terhadap negara dan mewujudkan
keamanan dapat dilakukan warga negara dalam semua aspek
kehidupan.

Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 5, menegas kan bahwa


pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahan
kan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap bangsa. Oleh
karena itu, ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia merupakan
ancaman bagi seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan ketentuan
tersebut maka keikutsertaan segenap warga negara dalam upaya
pembelaan negara bukan hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga
dalam lingkungan terdekat tempat kita tinggal. Artinya, menjaga
keutuhan wilayah lingkungan kita tidak dapat dipisahkan dari keutuhan
wilayah negara secara keseluruhan.

C. Alasan Pentingnya Usaha Pembelaan Negara


Bangsa  Indonesia  menyatakan  kemerdekaannya  pada  tanggal 
17 Agustus 1945. Kemerdekaan tersebut diraih melalui perjalanan yang
sangat panjang dengan mengorbankan segenap jiwa, raga, dan harta.
Dengan tekad bulat, seluruh rakyat Indonesia akhirnya dapat mencapai
kemerdekaaannya dan berdiri sebagai bangsa yang memiliki
kemerdekaan.
Beberapa  alasan  diadakannya  wajib  Bela  Negara, anatara  lain :
1. Latar  Belakang  sejarah
2. Kedudukan geografis dan geostrategic NKRI yang terletak pada
posisi silang
3. Kondisi Demografis  bangsa   Indonesia yang sangat  heterogen
4. Adanya  Perkembangan Ilmu Pengetahuan  dan teknologi
5. Kedudukan Tanah air yang strategis

D. Peran Mahasiswa dalam Membela Negara


Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa.
Roda sejarah demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor,
penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal tersebut telah
terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola
pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali
merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di
masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka
sendiri.
Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas
menengah yang kritis dan selalu mencoba memahami apa yang terjadi di
masyarakat. Bahkan di zaman kolonial, mahasiswa menjadi kelompok
elite paling terdidik yang harus diakui kemudian telah mencetak sejarah
bahkan mengantarkan Indonseia ke gerbang kemerdekaannya.

Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk


menjadi pelopor dalam melakukan fungsi control terhadap jalannya roda
pemerintahan sekarang. Bukan malah sebaliknya.
Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of
change, agent of modernization, atau agen-agen yang lain. Hal ini
memberikan konsekuensi logis kepada mahasiswa untuk bertindak dan
berbuat sesuai dengan gelar yang disandangnya. Mahasiswa harus tetap
memiliki sikap kritis, dengan mencoba menelusuri permasalahan sampai
ke akar-akarnya.
Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan
timbul sikap korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran
prospektif ke arah masa depan harus hinggap dalam pola pikir setiap
mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif pro-status quo harus
dihindari. Tetapi tidak bisa dipungkiri, mahasiswa sebagai social control
terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa
harus menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang
disandangnya, termasuk sikap hedonis-materialis yang banyak
menghinggapi mahasiswa. Karena itu, kepedulian dan nasionalisme
terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan menimba
ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan
spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi,
agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun di
masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun
tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat
mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam
dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri
mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai
penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka
perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum
keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.
Organisasi kemahasiswaan

Resimen Mahasiswa (MENWA) merupakan wadah penyaluran potensi


Mahasiswa untuk ikut serta dalam bela Negara. Melalui Pendidkan Dasar
Militer yang wajib ditempuh setiap anggota MENWA, diharapkan
memantapkan fisik dan mental serta rasa kesadaran bela Negara dengan
semangat, disiplin, dan jiwa nasionalis yang tinggi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai
berikut. Bela negara merupakan sebuah konsep yang disusun oleh
perangkat perundangan dan petinggi suatu negara yang
mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen untuk kepentingan mempertahankan eksistensi negara.
Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara
untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari
luar maupun dalam negeri dengan cara penyelenggaraan pertahanan
negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia maupun oleh
seluruh komponen bangsa.
Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan
timbul sikap korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran
prospektif ke arah masa depan harus hinggap dalam pola pikir setiap
mahasiswa.

B. Saran
Agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi, maka kita sebgai
warga negara Indonesia harus dapat membela negara. Dengan adanaya
makalah ini diharapkan para pelajar maupun pembaca, dapat lebih
mengerti apa itu arti bela negara itu. Sehingga dapat diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma:


Yogyakarta.

Lasiyo, et all,. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Terbuka:


Banten.

Undang-Undang Dasar 1945. Citra Umbara: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai