Anda di halaman 1dari 22

PRAKLINIK KEPERAWATAN ANAK

PENGKAJIAN DAN ASKEP KASUS PADA ANAK


Dosen Pengampu: Maulina Handayani S. Kep., M.Sc.
Dosen Pembimbing : Ns. Kustati Budi Lestari, S.Kep., M.Kep., Sp. An

Disusun Oleh :
Kelompok 2 PSIK A 2018
Aulia Syarifah 11181040000015
Luthfiana Febryanti 11181040000016
Sukatmi Wati 11181040000017
Asmanah 11181040000018
Eneng Erna Purnama 11181040000019
Nurul Azmi Azlina Apandi 11181040000020
Meli Lestari 11181040000021
Ferisatul Ainiyah 11181040000023
Vivi Putri Andaresta 11181040000024
Khansa Adzra Atiqah 11181040000025
Aprilia Nur Aini 11181040000026
Idah Faridah 11181040000027
Cici Nuranisa 11181040000028
Ayu Risalatul Faizah 11181040000029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FEBRUARI/2021
I. FORMAT PENGKAJIAN ANAK
Tempat praktek : Google Meeting

Tanggal praktek : 03-02-2021

II. Identitas data


Nama : An. Dina Alamat : Pabuaran, banten
Tempat/tgl lahir : Tangsel, 05-06-2017 Agama : Islam
Usia : 3th 7bulan 28 hari Suku bangsa : Jawa
Nama ayah/Ibu : Santoso (35th)/ Rina (32th) Pendidikan ayah: SMA
Pekerjaan ayah : Swasta Pendidikan Ibu: SMA
Pekerjaan Ibu : IRT

Riwayat kehamilan dan kelahiran


1. Prenatal : Mual-mual sedikit
2. Intranatal : Normal, sesuai waktu kehamilan
3. Postnatal : Tidak ada masalah
III. Riwayat masa lampau
1. Penyakit waktu kecil : Demam, tidak sampai dirawat.
2. Pernah dirawat di RS : -
3. Obat-obatan yang digunakan : Jika anak demam diberi air mineral yang banyak
sampai turun, tetapi kalau tidak turun diberi paracetamol dari klinik.
4. Tindakan (operasi) : -
5. Alergi :-
6. Kecelakaan : Jatuh saat main sepeda saat hujan, hanya lecet
7. Imunisasi : Lengkap, karna lahir di RS.

IV. Riwayat keluarga (disertai genogram)


1) Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
2) Riwayat orangtua:
Ny. Rina, anak ke dua dari 5 bersaudara
Tn. Santoso anak 1 dari 3 bersaudara
3) Riwayat penyakit keluarga:
- Diabetes Melitus (Nenek dari ibu)
V. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh: Ny. Rina (Orangtua)
2. Hubungan dengan anggota keluarga : Anaknya baik, mau dengan ibu bapak
3. Hubungan dengan teman sebaya: Anak suka main dengan temannya
4. Pembawaan secara umum: baik
5. Lingkungan rumah: Baik, diperkempungan jauh dr jalan raya dan pabrik, dan
bapaknya ngerokok tetapi diluar rumah
VI. Kebutuhan dasar
1. Makanan yang disukai: Ayam goreng dan abon
Makanan yang tidak disukai: tidak menyukai ikan tetapi jika dibuang durinya
terlebih dahulu An.Dina mau makan ikan.

2. Alat makan yang dipakai: Garpu dan sendok


3. Pola makan/jam :
- Sebelum sakit: 3x/ hari
- Saat sakit: 3- 4 sendok makan sekali makan (Nafsu makan menurun)
4. Pola tidur:
- Sebelum sakit: An. D biasa tidur malam dari isya sampai subuh
- Saat sakit: sering terbangun saat malam karna batuk dan pilek serta napasnya
terengah-engah
5. Kebiasaan sebelum tidur: Minta digaruk
6. Tidur siang: Setelah dzuhur ½ sampai 1 jam tidur selama siang
7. Mandi: 2-3x/ hari
8. Aktivitas bermain:
- Sebelum sakit: sering bermain sepeda
- Saat sakit: tidak bisa bermain seperti biasanya
9. Eliminasi:
- BAK: 3-4x/hari – tidak ada keluhan
- BAB: Bab hanya 1-2x dipagi hari seringnya, frek. Lembek, tidak ada
keluhan
VII. Keadaan kesehatan saat ini
1. Keluhan Utama:
- Batuk berdahak tetapi anak tidak bisa mengeluarkan dahak dan disertai pilek
- Ingus berwarna hijau kekuningan
- Pilek terlebih dahulu kemudian 2 hari kemudian dibarengi dengan batuk, pilek
sampai saat ini bahkan sampai sesak dan susah bernafas.
- Demam mulai dari awal batuk sampai saat ini
- suhunya 38,5 – 37°C (kalau habis dikasih obat), terakhir dicek 37,9°C. Suhu
naik turun tidak menentu, bisa pagi siang sore dan malam.
2. Lamanya Keluhan:
- Keluhan sudah dirasakan selama 2 minggu
3. Faktor Pencetus:
- Ibu pasien mengatakan sang anak batuk karna sedang musim hujan dan si
anak sering main keluar
- Pasien sering jajan lanting, 1-2x makan permen tetapi pasien jarang
batuk/pilek
4. Upaya yang dilakukan:
- Tidur semi fowler, dipakaikan minyak angin dihidung dan dada
- Pemberian paracetamol dan minum banyak
5. Diagnosa medis : Bronkhopneumonia
6. Tindakan operasi: -
7. Status nutrisi: BB, TB status gizi:
- BB sekarang 20 kg, sebelum sakit 22,5 kg
- TB 121 cm
8. Status Cairan: Kebutuhan cairan anak sesuai BB
9. Obat-obatan: Amoxilin disuntikan dan Guaifenesin 3x5ml
10. Aktivitas:
- Tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa (ex: bermain dll)
- Pemenuhan kebutuhan dasar dibantu oleh orang lain (orangtua/ibu)
11. Hasil Laboratorium :
- Leukosit: 14.000 uL
12. Hasil Rontgen :
- Terdapat infiltrate di kedua lapang paru
13. Data tambahan:
- Ibu pasien mengatakan tidak mengetahui banyak tentang penyakit anaknya
- Banyak bertanya kepada perawat terkait permasalahan penyakit anaknya
- Anak dianjurkan untuk tidak makan dulu oleh dokter karena akan dilakukan
observasi
- Ibu menanyakan bagaimana pemenuhan nutrisi anak sedangkan dokter
menganjurkan tidak makan terlebih dahulu
- Anak belum mendapat terapi oksigen karena masih dalam pemantauan, jika
napas anak semakin memburuk maka akan di pasangkan oksigen oleh dokter
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Buruk
- Tampak lemah
- Batuk dan pilek
- Banyak dahak
- Kadang sputum susah keluar saat batuk sehingga bertambah lemah
- Sputum berwarna hijau
2. TB/BB (persentile)
- TB: 121 cm
- BB: Saat sakit 20kg, sebelum sakit 22-22,5kg
3. Lingkar kepala : 45cm
4. Mata :
- Sklera an-ikterik
- Tidak ada kelainan visus
- Konjungtiva an-anemis
5. Hidung :
- Pilek
- Skret berwarna hijau kekuningan
- Napas sesak
- Ada cuping hidung
6. Mulut :
- Tidak ada sariawan
- Tidak ada karang gigi atau caries
7. Telinga :
- Bersih, tidak ada serumen yang keluar
- Tidak ada nyeri
8. Leher :
- Tidak ada pembesaran kelenjar
- Tidak ada keluhan dileher
- Refleks menelan baik
9. Dada :
- Bentuk simetris
- Tidak ada tarikan dinding dada
10. Jantung :
- S1/S2 murni
- Tidak ada murmur
11. Paru-paru :
- Tidak ada bunyi wheezing
- Ronchi +
12. Perut :
- Bising usus normal
- Tidak ada distensi abdomen
13. Punggung :
- Tidak ada keluhan di punggung
14. Genitalia : Bersih
15. Ekstremitas :
- Terdapat pembengkakan di sebelah kiri karena bekas infusan
16. Kulit :
- Tidak ada gatal
- Ada pembengkakan akibat infusan
- Turgor kulit baik
17. TTV :
- RR: 30-40x/menit
- N: 80-100x/menit
- Suhu: 37,9°C
IX. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
1. Kemandirian dan bergaul : Sudah bagus
2. Motorik halus : Tidak ada masalah
3. Motorik kasar : Tidak ada masalah
4. Kognitif dan bahasa : Tidak ada masalah

X. RINGKASAN RIWAYAT KEPRAWATAN


An. D usia 3 tahun masuk rumah sakit pada tanggal ..... dengan keluhan
utama batuk disertai dahak yang tertahan dan sulit dikeluarkan, warna ingus hijau
kekuningan, pilek, demam dengan suhu 37,9-38,5 C. Keluhan dirasakan sejak 2
minggu yang lalu. An. D mendapat terapi obat paracetamol, amoxilin yang
disuntikkan, guaifenecin 3,5 ml. Dokter menganjurkan An. D untuk tidak makan dulu
karena akan dilakukan observasi. Saat ini An. D belum mendapatkan terapi oksigen
karena masih dalam pemantauan dan akan mendapat terapi oksigen jika pernapasan
An. D semakin memburuk
ANALISA DATA
Nama Pasien : An. Dina
Umur : 3 tahun 7 bulan 28 hari
Diagnosa Medik : Bronkhopneumonia

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS: Bersihan jalan napas tidak sekresi yang tertahan
- anak mengeluh napasnya efektif
terengah-engah
DO :
- batuk tidak efektif
- sputum berlebih
- ronchi
- infiltrate dikedua lapang paru
2 DO: Hipertermi proses penyakit (mis
- suhu tubuh diatas normal (37,9°C) infeksi)
- leukosit lebih dari normal (14.000
uL)
3 DS: Defisit nutrisi kurang asupan
- Perut begah makanan
DO :
- berat badan menurun minimal 10
% dibawah rentang normal
(sebelum sakit bb 22,5 kg saat sakit
menjadi 20 kg)
4 DS : Gangguan pola tidur batuk pilek dan
- anak sering terbangun saat malam napasnya terengah-
engah
5. DS : Intoleransi aktivitas ketidakseimbangan
- Tidak bisa melakukan aktivitas antara suplai dan
seperti biasa kebutuhan oksigen
- saat sakit mobilisasi dengan cara (RR 30x/menit)
digendong
6. DS : Defisit pengetahuan kurang terpapar
- ibu tidak mengetahui banyak informasi
tentang penyakit anaknya

DIAGNOSA PRIORITAS
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk tidak
efektif, sputum berlebih, ronchi, infiltrate dikedua lapang paru dan anak
mengeluh napasnya terengah-engah
2. Hipertermi b.d proses penyakit (mis infeksi) d.d suhu tubuh diatas normal
(37,9°C) dan leukosit lebih dari normal (14.000 uL)
3. Defisit nutrisi b.d kurang asupan makanan d.d berat badan menurun minimal 10
% dibawah rentang normal (sebelum sakit bb 22,5 kg saat sakit menjadi 20 kg)
dan perut begah
4. Gangguan pola tidur b.d batuk pilek dan napasnya terengah-engah d.d anak sering
terbangun saat malam
5. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(RR 30x/menit), tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa, dan saat sakit
mobilisasi dengan cara digendong
6. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d ibu tidak mengetahui
banyak tentang penyakit anaknya
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. Dina


Umur : 3 tahun 7 bulan 28 hari
Diagnosa Medik : Bronkhopneumonia

NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1 Bersihan jalan napas Setelah dilakukan Pemberian obat inhalasi Pemberian obat inhalasi
tidak efektif b.d intervensi Observasi Observasi
sekresi yang tertahan keperawatan dalam - identifikasi kemungkinan - untuk mengetahui ada
d.d batuk tidak efektif, 1x24 jam alergi, interaksi, dan tidaknya alergi
sputum berlebih, diharapkan kontraindikasi obat - agar obat yang diberikan
ronchi, infiltrate bersihan jalan - verifikasi order obat sesuai tepat
dikedua lapang paru napas meningkat dengan indikasi - agar tanggal obat yang
dan anak mengeluh dengan KH: - periksa tanggal diberikan sesuai dan
napasnya terengah- - Produksi kadaluwarsa obat tidak kedaluwarsa
engah sputum - monitor efek terapetik obat - untuk mengetahui efek
menurun monitor efek samping, setelah diberikan obat
- pola napas toksisitas, dan interaksi Terapeutik
membaik obat - agar obat yang diberikan
- ronki menurun Terapeutik tepat dengan cara yang
- batuk efektif - lakukan prinsip 6 benar tepat pula
meningkat (pasien, obat, dosis, Edukasi
waktu, rute, - Agar obat yang diberikan
dokumentasi) terserap dan mendapat
Edukasi efek rileks
- anjurkan bernafas lambat - Agar keluarga dapat
dan dalam selama memahami cara
penggunaan Nebulizer pemberian obat dan dapat
- anjurkan menahan nafas membantu
selama 10 detik mempraktekannya
- anjurkan ekspirasi - Agar keluarga
lambat melalui hidung mengetahui jenis obat,
atau dengan bibir alasan pemberian,
mengkerut tindakan yang
- ajarkan pasien dan diharapkan, dan efek
keluarga tentang cara samping obat
pemberian obat - Agar keluarga dapat
- Jelaskan jenis obat, memaksimalkan
alasan pemberian, pengobatan
tindakan yang
diharapkan, dan efek Fisioterapi dada
samping obat Observasi
- jelaskan faktor yang - Untuk mengetahui
dapat meningkatkan dan penyebab dilakukannya
menurunkan efektivitas fisioterapi dada
obat - Untuk mengetahui apa
saja yang tidak boleh
Fisioterapi dada dilakukan
Observasi - Agar status pernapasan
- Identifkasi Indikasi stabil
dilakukan fisioterapi - Untuk mengetahui
dada (mis. hipersekresi segmen paru yang
sputum, sputum kental mengandung sekresi
dan tertahan, tirah baring berlebihan
lama) - Untuk mengetahui
- Identifikasi jumlah dan karakter
kontraindikasi fisioterapi sputum
dada (mis. Pneumonia) - Agar kondisi anal
tanpa produksi sputum selama dan setelah
berlebih, kanker paru- prosedur tetap stabil
paru) Terapeutik
- Monitor status - Untuk membantu
pernapasan (mis, peningkatan fungsi paru
kecepatan, irama, suara - untuk membantu
napas, dan kedalaman pengaturan posisi
napas) - untuk memperbesar
- Periksa segmen paru upaya klien dalam
yang mengandung memperbaiki fungsi paru
sekresi berlebihan - untuk menghilangkan
- Monitor jumlah dan sputum dan spasme otot
karakter sputum pernapasan
- Monitor toleransi selama - untuk mencegah muntah
dan setelah prosedur Edukasi
Terapeutik - agar keluarga dapat
- Posisikan pasien sesuai memahami tujuan dan
dengan area paru yang prosedurnya
mengalami penumpukan - untuk mengeluarkan
sputum sputum dengan waktu
- Gunakan bantal untuk yang tepat
membantu pengaturan - agar pernapasan anak
posisi maksimal
- Lakukan perkusi dengan
posisi telapak tangan Latihan batuk efektif
ditangkupkan selama 3- Observasi
5 menit - untuk mengetahui
- Lakukan vibrasi dengan apabila pengeluaran sulit
posisi telapak tangan rata bila sekret tebal, sputum
bersamaan ekspirasi berdarah akibat
melalui mulut kerusakan paru atau
- Lakukan fisioterapi dada luka bronkhial yang
setidaknya dua jam memerlukan
setelah makan evaluasi/intervensi
Edukasi lanjut.
- Jelaskan tujuan dan - untuk mengetahui ada
prosedur fisioterapi dada tidaknya retensi sputum
- Anjurkan batuk segera - untuk mengetahui letak
setelah prosedur selesai infeksinya
- ajarkan inspirasi Terapeutik
perlahan dan dalam - untuk meningkankan
melalui hidung selama ekspansi paru dan
proses fisioterapi memudahkan
pernapasan.
Latihan batuk efektif - ventilasi maksimal
Observasi membuka area atelaksis
- identifikasi kemampuan dan peningkatan
batuk gerakan sekret agar
- monitor adanya retensi mudah dikeluarkan.
sputum Kolaborasi
- monitor tanda dan gejala - untuk menurunkan
infeksi saluran napas kekentalan sekret,
Terapeutik lingkaran ukuran
- atur posisi semi Fowler lumen trakeabronkial
atau Fowler berguna jika terjadi
- pasang perlak dan hipoksia pada kavitas
bengkok di pangkuan yang luas.
pasien
- buang sekret pada tempat
sputum
Edukasi
- jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
- anjurkan tarik napas
dalam melalui hidung
selama. 4 detik, ditahan
selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
- anjurkan mengulangi
tarik napas dalam hingga
3 kali
- anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang
ke 3
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
2. Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan Manajemen hipertermia Manajemen hipertermia
penyakit (mis infeksi) intervensi Observasi Observasi
d.d suhu tubuh diatas keperawatan dalam - Identifkasi penyebab - Agar mengetahui
normal (37,9°C) dan 1x24 jam hipertermi penyebabnya sehingga
leukosit lebih dari diharapkan - Monitor suhu tubuh dapat melakukan
normal (14.000 uL) termoregulasi - Monitor kadar elektrolit intervensi yang tepat
membaik dengan - Monitor haluaran urine - Untuk mengetahui
KH: Terapeutik kenaikan suhu tubuh
- suhu tubuh - Sediakan lingkungan secara tiba-tiba
membaik yang dingin - Untuk mengetahui
- Basahi dan kipasi keadaan status cairan
permukaan tubuh dalam tubuh

- Berikan cairan oral - Dengan memonitor

- Lakukan pendinginan masukan dan haluaran

eksternal cairan maka

Edukasi keseimbangan cairan

- Anjurkan tirah baring tersebut dapat diketahui

Kolaborasi dan terjaga.

- Kolaborasi cairan dan Terapeutik


elektrolit intravena - Dapat membantu
menstabilkan suhu
tubuh
Edukasi
- dengan tirah baring
maka aktivtias sel-sel
dan proses metabolisme
menurun sehingga
diharapkan dapat
mengurangi demam.
Kolaborasi
- untuk memenuhi
kebutuhan cairan tubuh

3. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi Manajemen Nutrisi


kurang asupan intervensi Observasi Observasi
makanan d.d berat keperawatan dalam - identifikasi status nutrisi - Untuk mengetahui
badan menurun 2x24 jam - identifikasi alergi dan status nutrisi pada anak
minimal 10 % diharapkan status intoleransi makanan - Untuk mengetahui ada
dibawah rentang nutrisi membaik - identifikasi makanan tidaknya alergi dan
normal (sebelum sakit dengan KH: yang disukai masalah intoleransi
bb 22,5 kg saat sakit - bb membaik - identifikasi kebutuhan sehingga dapat
menjadi 20 kg), dan - imt membaik kalori dan jenis nutrien memberikan makanan
perut begah - Identifikasi perlunya yang tepat
penggunaan selang - Untuk mrningkatkan
nasogastrik kebutuhan asupan
- monitor asupan makanan klien
makanan - Agar gizi anak
- monitor hasil seimbang
pemeriksaan - Untuk mengetahui
laboratorium apakah perlu dipasang
Terapeutik selang nasogastrik atau
- sajikan makanan secara tidak
menarik dan suhu yang - Agar asupan makanan
sesuai tetap terjaga
- berikan makanan tinggi - Agar hasil pemeriksaan
kalori dan tinggi protein laboratorium pada anak
- berikan suplemen menjadi normal dan
makanan dapat mengetahui
Edukasi masalah apa yang
- anjurkan posisi duduk, dialami anak
jika mampu Terapeutik
Kolaborasi - Untuk mrningkatkan
- kolaborasi dengan ahli kebutuhan asupan
gizi untuk menentukan makanan klien
jumlah kalori dan jenis Edukasi
nutrien yang - Untuk membantu
dibutuhkan, jika perlu pasien agar bisa makan
Kolaborasi
- Keseimbangan antara
nutrisi yang masuk dan
nutrisi yang dibutuhkan
untuk kesehatan
optimal sangatlah
penting
4. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan tidur Dukungan Tidur
b.d batuk pilek dan intervensi Observasi Observasi:
napasnya terengah- keperawatan dalam - identifikasi pola aktivitas - mengkaji perlunya dan
engah d.d anak sering 1x24 jam dan tidur mengidentifikasi
terbangun saat malam diharapkan - identifikasi faktor intervensi yang tepat.
toleransi aktivitas pengganggu tidur - membantu dalam
meningkat dengan - identifikasi obat yang mengidentifikasi maslah
KH: dikonsumsi yang dapat mengganggu
- keluhan lelah Terapeutik tidur.
menurun - modifikasi lingkungan - penggunaan obat tidur
- perasaan lemah fasilitasi menghilangkan yang membantu pasien
menurun stres sebelum tidur dalam beristirahat.
- kekuatan tubuh - Tetapkan jadwal tidur Terapeutik:
meningkat rutin - meningkatkan
- Lakukan prosedur untuk kenyamanan istirahat
meningkatkan serta dukungan
kenyamanan fisiologis/psikologis.
- sesuaikan jadwal - Untuk memberikan
pemberian obat dan kenyamanan sehingga
tindakan untuk rileks
menunjang siklus tidur - untuk menunjang siklus
terjaga tidur terjaga
Edukasi Edukasi
- jelaskan pentingnya tidur - Memberikan
cukup selama sakit pemahaman pada
- anjurkan menepati pasien dan
kebiasaan waktu tidur keluargamengenai
- ajarkan faktor-faktor pentingnya
yang berkontribusi istirahat/tidur
terhadap ganguan pola - Membantu dalam
tidur pengaturan penggunaan
energi untuk
beraktivitas
- Mengurangi faktor
yang mengganggu
proses istirahat/tidur
5. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi Manajeman energi
b.d intervensi Observasi Observasi
ketidakseimbangan keperawatan dalam - Identifkasi gangguan - membantu menentukan
antara suplai dan 2x24 jam fungsi tubuh yang derajat kerusakan dan
kebutuhan oksigen diharapkan pola mengakibatkankelelahan kesulitan terhadap
(RR 30x/menit), Tidak tidur membaik - Monitor kelelahan fisik keadaan yang dialami.
bisa melakukan dengan KH: dan emosional - mengidentifikasi
aktivitas seperti biasa, - keluhan sulit - Monitor pola dan jam kekuatan/kelemahan
dan saat sakit tidur menurun tidur dan dapat memberikan
mobilisasi dengan cara - keluhan sering - Monitor lokasi dan informasi mengenai
digendong terjaga ketidaknyamanan pemulihan.
menurun selama melakukan - mengkaji perlunya
- keluhan aktivitas mengidentifikasi
istirahat tidak intervensi yang tepat.
Terapeutik
cukup menurun - mengidentifikasi
- Sediakan lingkungan
- keluhan pola kekuatan/kelemahan
nyaman dan rendah
tidur berubah dan dapat memberikan
stimulus (mis. cahaya,
menurun informasi mengenai
suara, kunjungan)
- kemampuan pemulihan.
- Berikan aktivitas
beraktivitas Terapeutik:
distraksi yang
meningkat - meningkatkan
menyenangkan
kenyamanan istirahat
- Fasilitas duduk di sisi
serta dukungan
tempat tidur, jika tidak
fisiologis/psikologis.
dapat berpindah atau
- mencegah kekakuan
berjalan
sendi, kontraktur,
Edukasi
kelelahan otot,
- Anjurkan tirah baring
meningkatkan
- Anjurkan melakukan
kembalinya aktivitas
aktivitas secara bertahap
secara dini.
- Anjurkan menghubungi
- mengoptimalkan energi
perawat jika tanda dan
yang belum digunakan.
gejala kelelahan tidak
Edukasi:
berkurang
- meningkatkan
- Ajarkan strategi koping
kenyamanan istirahat
untuk mengurangi
serta dukungan
kelelahan
fisiologis/psikologis.
Kolaborasi
- meminimalkan atrofi
- Kolaborasi dengan ahli
otot, meningkatkan
gizi tentang cara
sirkulasi, mencegah
meningkatkan asupan
terjadinya kontraktur.
makanan
- mengidentifikasi
kekuatan/kelemahan
Terapi Aktivitas
dan dapat memberikan
Observasi informasi mengenai
- Identifikasi kemampuan pemulihan.
berpartisipasi dalam Kolaborasi:
aktivitas tertentu - mempercepat proses
- Identifikasi sumber daya penyembuhan
untuk aktivitas yang
diinginkan Terapi Aktivitas
- Identifikasi strategi Observasi:
meningkatkan - Untuk mengetahui
partisipasi dalam aktivitas apa saja yang
aktivitas mampu untuk
- Monitor respon dilakukan
emosional, fisik, social, - Untuk mengetahui
dan spiritual terhadap aktivitas apa yang
aktivitas diinginkan klien
Terapeutik - Agar klien dapat
- Sepakati komitmen berperan aktif
untuk meningkatkan - mengidentifikasi
frekuensi dan rentang kekuatan/kelemahan
aktivitas dan dapat memberikan
- Fasilitasi memilih informasi mengenai
aktivitas dan tetapkan pemulihan.
tujuan aktivitas yang Terapeutik
konsisten sesuai - meningkatkan frekuensi
kemampuan fisik, dan rentang aktivitas
psikologis, dan social - agar anak dapat
- Fasilitasi aktivitas melakukan aktivitas
pengganti saat sesuai dengan
mengalami keterbatasan kemampuannya
waktu, energy, atau - agar otot anak dapat
gerak terlaksasi
- Fasilitasi aktivitas
motorik untuk
merelaksasi otot
6. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan Edukasi Kesehatan
b.d kurang terpapar intervensi Observasi Observasi
informasi d.d ibu tidak keperawatan dalam - Identifikasi kesiapan - Memahami
mengetahui banyak 3x24 jam dan kemampuan kemampuan klien
tentang penyakit diharapkan tingkat menerima informasi dalam menerima
anaknya pengetahuan Terapeutik informasi
membaik dengan - Sediakan materi dan Terapeutik
KH: media pendidikan - Untuk mempermudah
- perilaku sesuai kesehatan klien menerima
anjuran - Jadwalkan Pendidikan informasi
meningkat kesehatan sesuai - Agar jadwal sesuai
- verbalisasi kesepakatan dengan klien
minat dala - Berikan kesempatan - memberi kesempatan
belajar untuk bertanya kepada orang tua dalam
meningkat Edukasi perawatan anaknya
- pertanyaan - Jelaskan faktor resiko Edukasi
tentang yang dapat - untuk mencegah hal
masalah yang mempengaruhi yang beresiko bagi
dihadapi kesehatan kesehatan anak
menurun - Ajarkan perilaku hidup - agar dapat menerapkan
- persepsi yang bersih dan sehat kehidupan yang bersih
keliru terhadap dan sehat kepada anak
masalah
menurun
SOP BATUK EFEKTIF
PENGERTIAN
Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara
dibatukkan

TUJUAN
1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostic laborat
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret

KEBIJAKAN
1. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret
2. Pemeriksaan diagnostic sputum di laboratorium

PERALATAN
1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak pengalas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat

PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap pra interaksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
C. Tahap kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan 1 tangan di abdomen
4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung hingga
hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada
punggung)
6. Minta pasien menahan nafas 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut bibir seperti
meniup)
8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot
9. Memasang perlak pengalas dan bengkok (dipangkuan pasien bila duduk, atau didekat
pasien bila tidur miring)
10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kalil, yang ketiga inspirasi, tahan
nafas,dan batukkan dengan kuat
11. Menampung lendir dalam sputum pot
12. Merapikan pasien
D. Tahap terminasi
1. Melalukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan kepada pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai