Anda di halaman 1dari 3

UAS Kewirausahaan

Nama : Helgi Dini Hergiman Putri

STB : 4077

Prodi : Bimbingan Kemasyarakatan A

Analisis Buku Kewirausahaan Dalam Lapas

1. Judul buku : Kewirausahaan Dalam Lapas


2. Penulis : Sri Sulistijaningsing, BC.IP., S.H., M.Si.
Lauditta IndahDewi, M.B.A.
3. Jenis buku : Buku Teks
4. Penerbit : Rajawali Printing
5. Tempat terbit : Depok
6. Tahun terbit : 2021
7. ISBN :-

Analisis Buku

Analisis buku Kewirausahaan Dalam Lapas

Bab 1

Bab 5

Komponen Buku

1. Judul Buku
Judul sesuai dengan mata kuliah yang disampaikan
2. Warna Cover Buku
Warna buku yang dominan biru tua dan ada sedikit warna merah putih, warna bitu tua
terkesan gelap
3. Cover Buku
Cover buku terlihat menarik dengan gambar yang menampilkan kegiatan narapidana
didalam lapas dengan macam macam kegiatan mandiri di lapas

Uraian Materi

 Kelebihan
1. Pendahuluan yang dijelaskan secara umum apa itu kewirausahaan dalam suatu
organisasi, tentang kenegaraan, dan lembaga pemasyarakatan
2. Terdapat terori tentang kewirausahaan yang mudah dipahami
3. Materi menjelaskan penguraian yang dapat di pahami dalam bab

 Kekurangan
1. Dalam penguraian materi terdapat pengulangan pembahasan
2. Masih ada pembahasan yang sulit di mengerti

 Saran
1. Warna cover buku dibuat lebih terang misalnya warna dominan putih dengan sedikit
warna merah supaya lebih menarik dan tidak terkesan gelap
2. Pemilihan kata dan istilah yang mudah dipahami oleh pembaca
3. Meminimalisir Pengulangan pembahasan materi
4. Sisipkan gambar gambar dilapas, atau kegiatan mandiri / kewirausahaan di lapas

Pendapat

Bab 1

Menurut saya pada Bab 1 sesuai dengan judul bab, materi yang dijelaskan sudah lengkap dan dapat
di pahami pembahasannya, penguraian dalam setiap materinya pun sudah sangat baik dan menarik
untuk dibaca dan terdapat data data yang relevan.

Bab 5

Menurut saya pada Bab 5 penulis seharusnya bisa memilih kata atau istilah yang mudah dipahami
oleh pembaca agar bisa memahami tentang pemasyarakatan saat ini.

RESUME

Pancasila sebagai sumber dari segala hukum sekaligus landasan ideologis negara dala mewujudkan
tata kehidupan menjadikan pemahaman pelaksanaan pemidanaan tidak dapat dilepaskan dari
konteks hak asasi manusia .Perspektif pemidanaan tidak dapat dipandang dari kacamata hukum
klasik yang memaknai delik dibalas dengan penderitaan semata.Indonesia sebagai negara hukum
sejatinya harus menjunjung tinggi supremasi hukum dengan membangun semua unsur aparat
penegak hukum yang terlibat dalam system peradilan pidana, yang di dalamnya termasuk juga pada
peranan Lembaga Pemasyarakatan.Lembaga pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan
pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan.Adapun pembinaan narapidana tersebut
menggunakan suatu system pemasyarakatan dan tatanan mengenai arah dan batas serta cara
pembinaan warga binaan pemasyarakatan yang berdasarkan Pancasila.

Pada akhirnya, narapidana dapat diberikan pelatihan keterampilan sebagai bentuk pemenuhan hak
asasi manusia terhadap penghidupannya.Kewirausahaan dalam bentuk latihan kerja dan produksi,
pengembangan bakat serta potensi wajib didukung dari banyak pihak di dalam
pelaksanaannya.Diperlukan sinergi dari tiga pilar yakni Pembina, yang dibina, dan masyarakat demi
terciptanya tujuan pemasyarakatan yang optimal dan berkelanjutan di masa-masa berikutnya.

Dalam sejarahnya,tedapat tiga teori penghukuman yang dianut oleh masyarakat sampai dengan saat
ini.Pertama teori absolut yang substansinya menunjukkan penghukuman itu terjadi karena kejahatan
dipandang menimbulkan penderitaan bagi korban sehingga diberlakukanlah imbalan penderitaan
juga kepada yang melakukan kejahatan.Kedua, teori relative yang memandang dasar hukum
pemidanaan bukanlah vegelsing saja tetapi tujuan dari pidana yang diberikan.Yang terakhir, teori
gabungan yang menyatakan pidana / hukuman disamping menimbulkan jera secara tidak langsung
juga harus memberiakan perlindungan serta pendidikan terhadap yang bersalah.

Anda mungkin juga menyukai