Anda di halaman 1dari 2

USAI

Sejak memutuskan untuk memulai, semesta sudah memberi tanda bahwa hubungan kita bukan
hubungan yang baik-baik saja untuk dilanjutkan.
Berkali-kali semesta menguji agar kita bedua berpisah.
Berkali-kali juga kita berdua egois dan berhasil untuk tetap mempertahankan.

Nafsu yang di labeli rasa sayang katanya


Berhasil menggerogoti setiap apa yang ada pada diriku ataupun dirimu
Setahun, kita menjalani hubungan. Tapi bukan rasa aman, nyaman ataupun sampai pada tahap
menenangkan yang kita dapatkan.
Kita berdua hanya saling menyakiti, menyiksa diri sendiri, saling menutupi luka dengan senyum
kepalsuan. Dan lagi-lagi semua itu berhasil ditutupi dengan nafsu, ditutupi dengan ketakutan
akan sepi dan sendiri.

Ada 1001 Janji yang kita ingkar, ada 1001 luka yang terus menerus kita biarkan semakin
menganga, ada 1001 percaya yang kita runtuhkan.
Hari ini, di jam ini, menit dan detik ini juga. Kuputuskan untuk mengakhiri kita
Bukan karena aku tak lagi sayang. Tapi karena aku ingin berhenti, berhenti menyiksa diri sendiri
dengan rasa takut, dengan pemakluman atas kebohonganmu, dengan paham yang terus-
terusan peduli dengan egomu, dengan rasa cemburu, ataupun rindu.
Nyatnya benar kata orang dahulu, kecewa tidak bisa diobati dengan apapun.

Izinkan aku untuk menyampaikan permohonan Maaf, jika sering memperlakukanmu dengan
tidak wajar. Maaf telah merusak kepribadianmu. Maaf memaksamu bertindak lebih dari
kemampuanmu
Maaf beribu-ribu maaf karena sering memperumit hidupmu.

Izinkan aku juga mengucapkan Terimakasih, untuk segala sesuatu yang kau korbankan
Untuk setiap ego yang kau coba redam, untuk setiap hal yang kau berikan,
Untuk perpisahan yang kau akhiri dengan rasa kecewa. Untuk lubang-lubang yang berhasil kau
buat karena hujanmu.
Untuk setiap-setiap lainnya , yang jika kutuliskan akan lebih tebal dari buku bacaan favoritmu

Kini, Waktuku di sebelahmu sudah berakhir.


Maaf, jika ku sampaikan perpisahan dengan cara tak wajar.
Sebab aku tak punya keberanian untuk itu.
Sampaikan salamku untuk ayah, ibu, adik dan teman-teman mu.
Jika mereka bertanya tentangku katakan saja dengan mudah seperti biasanya, hubungan kita
hanya hubungan dua manusia yang tidak lebih dari seorang teman.
Sekali lagi kutitipkan kau dengan semesta, hingga sampai pada waktu dimana kau menemukan
seseorang yang tepat, yang bisa mengerti kamu lebih dari diriku.
Yang menyayangimu dengan tulus tidak seperti diriku yang banyak mau dan banyak syarat.
Yang menerima egomu dengan hati lapang.
Yang memaklumi sibuk dan tidurmu.
Yang tanpa perlu meminta waktumu dengan lebih.
Serta tak banyak menuntut pribadimu agar sesuai dengan imajinasiku.

Kuucapkan Selamat menikmati hari tanpaku, selamat merayakan kebebasan


Sekarang kau bisa tidur dengan nyaman tanpa perlu bangun karena telfonku.
Kau bisa bermain game dengan puas tanpa perlu membalas pesan-pesanku.
Kau bisa berpergian kemanapun tanpa perlu setujuku.
Kau bisa nonton film favoritmu, bisa melakukan apa saja tanpa mendengar ocehanku lagi.

Berbahagialah kau dengan duniamu. Selamat berpisah.


Kuakui aku bukan tujuan akhirmu, selamat menemukan rumahmu yang sesungguhnya. Selamat
telah berhasil merusak kepercayaan yang kita jaga, Selamat telah berhasil buatku jatuh se
jatuh-jatuhnya, Selamat merayakan kehilangan.
Kita Usai.

Anda mungkin juga menyukai