Anda di halaman 1dari 8

Asuhan kebidanan kegawatdaruratan

Maternal dan Neonatal


DosenPengajar : Maria Sonda, S.SiT, M.Kes

Disusun Oleh :
ALDARITA
(PO713211181041)
Kelas : II/B DIII Kebidanan

JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
TUGAS I

Perdarahan Sekunder pada pasca salin

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kegawatdaruratan pasca salin dengan


perdarahan sekunder.
Jawaban :
1. Perdarahan post partum adalah hilangnya darah lebih dari 500ml Setelah 24 jam
dan berlanjut sampai 6 minggu setelah persalinan vaginal atau lebih dari 1.000 ml
setelah persalinan abdominal dan harus diwaspadai melalui tanda dan gejalanya.
Karena dengan kehilangan darah dapat menimbulkan kematian karena terjadinya
syok hypovolemic.
keadaan ini dinamakan perdarahan post partum lanjut (late postpartum
hemorrhage) . perdarahan postpartum sekunder disebabkan oleh infeksi,
penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal. (Debbie
Holmes,2011)

2. Sebutkan macam-macam kegawatdaruratan pasca salin dengan perdarahan


sekunder
Jawaban :
1. Rest plasenta/sisa plasenta
Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga rahim
yang dapat menimbulkan perdarahan post partum dini atau perdarahan
postpartum lambat yang biasanya terjadi dalam 6 hari sampai 10 hari
pascapersalinan, (Prawirohardjo, 2010) yang disebabkan oleh umur ibu,
parietas ibu dan status anemia dalam kehamilan.
Adapun tanda dan gejala:
a. Subinvolusio uteri
b. Nyeri tekan perut
c. Perdarahan >24 jam setelah persalinan, perdarahan berat, terus menerus
atau tidak teratur dan berbau jika disertai infeksi
d. Kadang-kadang demam dan anemia
2. Endometritis
Endometritis merupakan suatu peradangan pada endometrium yang disebabkan
oleh infeksi bakteri pada jaringan.
Endometritis adalah infeksi pada endometrium yang terjadi sebagai kelanjutan
infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam
rahim
Tanda dan gejala endometritis antara lain :
a) Peningkatan demam secara persisten hingga 40 derajat celcius. Tergantung
pada keparahan infeksi.
b) Takikardia
c) Menggigil dengan infeksi berat
d) Nyeri tekan uteri menyebar secara lateral
e) Nyeri panggul dengan pemeriksaan bimanual
f) Abdomen distensi atau pembengkakan.
g) Subinvolusi
h) Lokhia sedikit, tidak berbau atau berbau tidak sedap, lokhia seropurulenta
i) Perdarahan pervaginam
j) Shock sepsis maupun hemoragik
k) Discomfort dengan buang air besar (sembelit mungkin terjadi)
l) Terjadi ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit (malaise)
Hitung sel darah putih mungkin meningkat di luar leukositisis puerperium
fisiologis
3. Perdarahan akibat infeksi pada tempat implantasi plasenta

3. Jelaskan penatalaksanaan mengatasi perdarahan akibat involusio


Jawaban :
 Hentikan perdarahan, cegah/ atasisyok,
 Gant idarah yang hilang dengan diberi infuse cairan (larutan garam
fisiologis, plasma ekspander, Dextran-L, dan sebagainya)
 Transfusi darah
 Jika perlu oksigen Pada perdarahan sekunder atonik :
 Beri syntocinon (oksitosin) 5-10 unit IV, tetes oksitosin dengan dosis 20
unit atau lebih dalam larutan glukosa 500 ml.
 Pegang dari luar dan gerakkan uterus kearah atas
 Kompresi uterus bimanual
 Kompresi aorta abdominalis
 Lakukan hiserektomi sebagai tindakan akhir.

TUGAS II
Ibu nifas dengan infeksi/sepsis puerperium.

1. Jelaskan apa yang dimaksud kegawatdaruratan ibu dengan sepsis puerperium


Jawaban :
Sepsis adalah adanya mikroorganisme patogen atau toxic lain didalam darah atau
jaringan tubuh.Dalam hal ini sepsis adalah suatu peradangan yang terjadi sistemik
atau biasa disebut SystemicInflamation Respon Syndrom ( SIRS).Sepsis puerperalis
adalah infeksi pada traktus genitalia yang dapat terjadi setiap saat antara awitan
pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau
abortus.
Jadi, Sepsis puerperium adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman yang
masuk ke dalam organ genital pada saat persalinan dan masa nifas.
Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi
setelahmelahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38 derajat Celsius atau
lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan
24 jam pertama (Joint Committee on Maternal Welfare, AS).
Kegawatdaruratan ibu dengan sepsis puerperium merupakan penyebab kematian ibu.

2. Jelaskan penatalaksanaan kegawatdaruratan pasca salin denga sepsis puerperium


Jawaban :
Prinsip-prinsip pengelolaan sepsis nifas adalah: kecepatan, keterampilan dan
prioritas.Penekanan terletak pada pentingnya bekerja dengan cepat dan menurut.
Prioritas dalam mengelola sepsis nifas adalah:
a.   menilai kondisi pasien
b.   memulihkan pasien
c.   mengisolasi sesegera mungkin pasien yang diduga infeksi
d.  mengambil spesimen untuk menyelidiki organisme kausatif dan
mengkonfirmasikan diagnosis
e. memulai terapi antibiotik yang sesuai prioritas, ini berarti harus dilakukan pertama
atau sebelum hal lainnya.
Penatalaksanaan sepsis Puerperium dalam kewenangan Bidan :

 Jika diduga sepsis periksa ibu dari kepala sampai kaki, cari sumber terjadinya
sepsis.
 Jika uterus nyeri, pengecilan uterus lambat, atau terdapat perdarahan pervaginam,
rujuk ibu ke RS. Mulai memberikan infus RL
 Jika kondisi gawat dan terdapat tanda septic syok, dan terjadi dehidrasi beri cairan
IV dan antibiotik sesuai dengan ketentuan, lalu rujuk ibu ke RS.
 Jika hanya sepsis ringan beri antibiotik ( co : Ampisilin 1 gr PE, diikuti 500
mg/oral setiap 6 jam,ditambah Metronidazol 500 mg setiap 8 jam selama 5hari).
http://www.totalkesehatananda.com/sepsis5.html

Manajemen Umum Sepsis Puerperium

1. Mengisolasi pasien yang diduga terkena sepsis puerpuralis dalam


pemberian pelayanan kebidanan. Tujuannya adalah untuk mencegah
penyebaran infeksi pada pasien lain dan bayinya.
2. Pemberian antibiotic
Kombinasi antibiotik diberikan sampai pasien bebas demam selama 48
jam, dan kombinasi antibiotik berikut ini dapat diberikan :
a.   ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, dan
b.   gentamisin 5 mg / kg berat badan IV setiap 24 jam, dan
c.    metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
Jika demam masih ada 72 jam setelah pemberian antibiotik di atas, dokter
akan mengevaluasi dan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat yang lebih
tinggi mungkin diperlukan. Antibiotik oral tidak  diperlukan jika telah
diberikan antibiotik IV.Jika ada kemungkinan pasien terkena tetanus dan
ada ketidakpastian tentang sejarah vaksinasi dirinya, perlu diberikan
tetanus toksoid.
3. Memberikan banyak cairan
Tujuannya adalah untuk memperbaiki atau mencegah dehidrasi, membantu
menurunkan demam dan mengobati shock. Pada kasus yang parah, maka
perlu diberikan cairan infus. Jika pasien sadar bisa diberikan cairan oral.
4. Mengesampingkan fragmen plasenta yang tertahan
Fragmen plasenta yang tersisa dapat menjadi penyebab sepsis nifas. Pada
rahim, jika terdapat lokhia berlebihan,berbau busuk dan mengandung
gumpalan darah, eksplorasi rahim untuk mengeluarkan gumpalan dan
potongan besar jaringan plasenta akan diperlukan. Tang Ovum dapat
digunakan, jika diperlukan.
5. Keterampilan dalam perawatan kebidanan
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan untuk
membantu penyembuhannya. Berikut aspek perawatan yang penting:
-Istirahat
-Standar kebersihan yang tinggi, terutama perawatan perineum dan vulva
-Antipiretik dan / atau spon hangat mungkin diperlukan jika demam sangat
tinggi
-Monitor tanda-tanda vital, lokhia, kontraksi rahim, involusi, urin output,
dan mengukur asupan dan keluaran
-Membuat catatan akurat
-Mencegah penyebaran infeksi dan infeksi silang.

TUGAS III
Mastitis dan Abses

1. Jelaskan apa yang di maksud dengan kegawatdaruratan ibu pasca salin


dengan mastitis
Jawaban :
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan seja
sepanjang periode menyusui, tapi paling terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah
keahiran. (Asuhan Kebidanan Masa Nifas hal 105).
Kegawatdaruratan ibu pasca salin dengan mastitis adalah infeksi
peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya
disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada
putting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah bila tidak segera
ditangani menyebabkan abses payudara (pengumpulan nana local di dalam
payudara) merupakan komplikasi berat dare mastitis, yang ditandai oleh :
- Adanya nyeri ringan pada slah satu lobus payudara, yang diperberat
jika bayi menyusui
- Teraba keras dan tampak memerah
- Permukaan kulit dare payudara yang terkena infeksi juga tampak
seperti pecah2
- Peningkatan suhu yang cepatb dari (39,5-40oC)
- Nadi kecil dan cepat
- Menggigil
- Malaise umum, sakit kepala

2. Jelaskan penatalaksanaan kegawatdaruratan ibu nifas dengan mastitis.


Jawaban :
 Payudara dikompres dengan air hangat
 Pemberian analgetik dan antibiotika
 Bayi mulai menyusu pada payudara yang mengalami peradangan
 selalu menyusui bayinya
 mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
 Konseling suportif
- Memberikan dukungan bimbingan dan keyakinan kembali tentang
menyusui yang aman untuk diteruskan bahwa ASI dare payudara
yang terkena tidak akan membahayakan bayi, serta payudara kan
pulih bentuk maupun fungsinya
- Pengeluaran ASI yang efektig
- Bantu ibu perbaiki kenyutan bayi pada payudara
 Terapi antibiotic diindikasi pada:
- Hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang ada serta
menunjukan infeksi
- Gejala berat sejal awal
- Terlihat putting pecah2
- Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam setelah pengeluaran ASI
diperbaiki
- Dan dapat diberikan antibiotika seperti:antibiotic beta-lakta-mase
- Pengobatan simtomatik
- Diterapi dengan anigesik
- Istirahat atau tirah baring dengan bayinya
- Penggunaan kompres hangat pada payudara
- Yakinkan ibu untuk cukup cairan

Anda mungkin juga menyukai