SOAL
2. Apa langkah-langkah yang akan anda lakukan sehingga menghasilkan bahan ajar IPS khusus
untuk siswa SD yang dapat mendorong siswa mengembangkan keterampilan sosialnya,
intelektualnya, emosionalnya dan aspek spiritualnya?
Jawab:
Langkah-langkah menyusun bahan ajar yang akan saya lakukan:
a. Mengidentifikasi faktor yang ada pada kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Ketika pendidik memutuskan bahan ajar ada baiknya untuk mengidentifikasi dan menganalisis
faktor pada kompetensi yang harus diraih. Diantaranya adalah menganalisis dan
mempertimbangkan faktor kognitif, psikomotorik dan afektif. Contohnya adalah pada faktor
kognitif didalamnya terdapat empat elemen yang ada, yakni, konsep, prosedur, fakta dan
prinsip.
b. Menentukan jenis bahan ajar yang cocok untuk kompetensi yang harus diraih.
Dengan kebijakan ini maka guru akan dimudahkan secara tidak langsung. Rencana tersebut
diantaranya adalah menganalisis dan mengidentifikasi ranah konsep, afektif, prinsip,
prosedur atau paduan dari materi yang lebih dari satu.
c. Menentukan referensi bahan ajar.
Sesudah memutuskan jenis bahan ajar, tahap selanjutnya adalah memilih referensi dari bahan
ajar. Materi dari bahan ajar bisa diperoleh pada media seperti video, internet, jurnal, majalah,
koran dan buku. Disamping itu guru juga harus berperan aktif dan kreatif agar siswa bisa
memperoleh bahan ajar alternatif.
3. Setujukah anda bahwa metode pembelajaran konvensional tidak lagi efektif diterapkan dalam
pembelajaran IPS di SD? Berikan alasan anda dengan merujuk pada hasil penelitian berupa artikel,
atau merujuk pada buku dan sumber lainnya yang relevan untuk menguatkan pendapat anda.
Jawab:
Saatnya Tinggalkan Metode Pembelajaran Konvensional
Berdasarkan artikel diatas ada beberapa alasan kenapa pembelajaran konvensional tidak
lagi cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS di SD
a. Dari Segi Guru
Bagi guru, penggunakan metode pembelajaran konvensional dalam setiap pembelajaran akan
berdampak pada kualitas dan kompetensi seorang guru. Dengan mengulangi metode
pembelajaran yang sama dalam setiap pembelajarannya akan menjadikan pembelajaran sebagai
aktivtas rutin yang membosankan, hal tersebut akan menyebabkan seorang guru menjadi cepat
jenuh ketika mengajar. Seorang guru akan merasa sudah terbiasa dengan model tersebut
sehingga tidak perlu menyiapkan segala kebutuhan penunjang pembelajaran.
b. Dari Segi Siswa
Bagi siswa, penggunaan metode pembelajaran konvensional sangat merugikan bagi siswa.
Pada pelaksanaan metode pembelajaran konvensional, jalannya pembelajaran didominasi oleh
guru dan siswa cenderung pasif mendengarkan, menyimak dan mencatat. Keterampilan yang
terasah dari siswa pun mungkin hanya pada tataran menyimak dan mencatat. Sementara
keterampilan yang sangat dibutuhkan saat ini, seperti berpikir kritis dan berpikir kreatif tidak
terasah dengan baik. Begitupun dengan keterampilan lain, seperti komunikatif dan
kolaboratifnya pun tidak terasah jika aktivitas pembelajarannya hanya pada tataran menyimak
dan mencatat.
4. Metode pembelajaran apa yang akan anda pergunakan pada kelas dengan latar belakang yang
cenderung pasif, kurang berinisiatif dan cenderung teacher centered? Berikan alasan anda.
Jawab:
Metode yang akan saya gunakan adalah metode Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan permasalahan, menjawab
pertanyaan dan memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuatu suatu keputusan.
Dengan melakukan diskusi kelompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan
memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari yang didalamnya terdapat proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara
global dan saling berdiskusi mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui tukar
menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Diskusi lebih bersifat
bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Kelebihan metode diskusi adalah:
a. Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan – prakarsa, dan terobosan baru dalam
pemecahan suatu masalah.
b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
c. Memperluas wawasan
d. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk memperkuat dalam memecahkan