Laporan Pendahuluan Osteoporosis
Laporan Pendahuluan Osteoporosis
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………
…………………………………………….
NAMA : ......................................................
. NIM :
.......................................................
..................................................................................................................................
Di PSTW..................................................................................................................
Banyuwangi,....................................2021
(..........................................................) (............................................................)
NIP/NIK. NIP/NIK.
1.1 Konsep Lansia
1.1.1 Pengertian
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya
tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya
pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan
lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan
tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosiallansia. Sehingga secara umum
akan berpengaruh pada activity of daily living [ CITATION Fat10 \l 1057 ].
1.2.2 Etiologi
Osteoporosis dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor menurut [ CITATION Asi13 \l
1057 ]. Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi osteoporosis yaitu:
a. Defesiensi kalsium yaitu dapat disebabkan oleh :
1) Asupan kalsium dalam makanan yang tidak adekuat sehinga mudah
mempercepat penurunan masa tulang.
2) Tidak adekuatnya asupan vitamin D.
3) Pengunaan obat tertentu, misalnya pengunaan kortikoteroid dalam jangka
panjang.
b. Kurangnya latihan teratur yaitu mobilitas dapat menyebabkan proses penurunannya
massa tulang. Sedangkan olahraga yang teratur dapat mencegah penurunan masa
tulang. Tekanan mekanisme pada latihan akan membuat otot berkonstrasi yang
dapat merangsang formasi tulang.
c. Perbedaan jenis kelamin yaitu kekuatan tulang dipengaruhi oleh horman
reproduksi. Pada perempuan postmenopause, hormon reproduksi dan timbunan
kalsium tulang menurun.hormon reproduksi yang dimaksud yaitu estrogen. Hal ini
menyebabkan resorpsi tulang yang berlebihan tanpa disertai pembentukan tulang
yang cukup. Oleh karena itu, perempuan lebih cepat mengalami osteoporosis
dibandingkan dengan laki-laki.
Selain tiga hal tesebut, gangguan pada kelenjar endokrin; kurangnya terkena sinar
matahari: banyak mengonsumsi alkohol, nikotin atau kafein.
1.2.4 Patofisiologi
Dalam keadaan normal, proses resorpsi dan proses pembentukkan tulang
(remodeling) terjadi secara terus-menerus dan seimbang. Jika terdapat perubahan dalam
keseimbangan ini, misalnya proses resorpsi lebih besar dibandingkan dengan proses
pembentukan, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Remodeling tulang normal
pada orang dewasa akan meningkatkan masa tulang sampai sekitar usia 35 tahun.
Sementara itu, proses pembentukan secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun
untuk tulang bagian korteks dan lebih dini pada bagian trebekula. Setelah itu, secara
berlahan resorpsi tulang akan lebih cepat dibandingkan dengan pembentukan tulang.
Pucak masa tulang akan dipengaruhi oleh faktor genetik, nutrisi, pilihan gaya hidup,
serta aktivitas fisik [ CITATION Asi13 \l 1057 ].
5) Nyeri sendi
6) Kelemahan otot
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, Takko, & Nasir. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Muskulokeletal .
Jakarta: Erlangga.
Lukman, & Ningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Selemba Medika.