LP Demensia
LP Demensia
GERONTIK
PADA NY.S DENGAN DIAGNOSA DIMENSIA DI PANTI
SOSIAL TRESNA WERDHA SINTA RANGKANG
PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :
YOGA
2021-01-14401-052
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma Tiga Keperawatan
2
3
KATA PENGANTAR
Yoga
3
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………….1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………3
1.3. Tujuan…………………………………………………………………..3
1.4. Manfaat…………………………………………………………………3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………5
2.1. Konsep Dasar Dimensia………………………………………………..5
2.1.1. Definisi…………………………………………………………….5
2.1.2. Etiologi…………………………………………………………….5
2.1.3. Tanda dan Gejala…………………………………………………..6
2.1.4. Patofisiologi………………………………………………………..6
2.1.5. Pathway……………………………………………………………8
2.1.6. Komplikasi………………………………………………………...9
2.1.7. Pemeriksaan Penunjang……………………………………………9
2.1.8. Penatalaksanaan Medis…………………………………………...10
2.2. Konsep Dasar Lansia………………………………………………….10
2.2.1. Definisi…………………………………………………………...11
2.2.2. Batas-Batasan Lansia……………………………………………..11
2.2.3. Proses Penuaan…………………………………………………...13
2.2.4. Ciri-Ciri Lansia…………………………………………………...14
2.2.5. Karakteristik Lansia………………………………………………15
2.2.6. Tipe-Tipe Lansia…………………………………………………16
2.2.7. Tugas Perkembangan Pada Lanjut Usia………………………….17
2.2.8. Tujuan Keperawatan Lansia……………………………………...18
2.2.9. Peran Perawat dan Fungsi Keperawatan…………………………20
2.3. Manajemen Keperawatan……………………………………………..21
2.3.1. Pengkajian Keperawatan…………………………………………22
4
5
5
6
BAB 1
PENDAHULUAN
6
7
7
8
depresi dan gangguan sistematik dapat pulih kembali, tetapi banyak kondisi
lainnya tidak dapat kembli ke kondisi sebelumnya (Ratnawati, 2021).
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan ini adalah untuk memahami tentang keperawatan gerontik
dalam Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. A Dengan Diagnosa Dimensia
di Panti Sosial Tresna Werdha Sinta Rangkang Palangka Raya.
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari laporan asuhan keperawatan ini diharapkan
dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami Dimensia.
8
9
9
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Etiologi
Penyebab demensia penyebab umum demensia meliputi:
a. Penyakit degenerative, seperti penyakit Alzheimer, Parkinson,
huntington
b. Vascular, seperti demensia multi-infark, demensia amilod, vaskulitas
c. Trauma/cedera
d. Inflames dan infeksi, seperti demensia HIV, meningitis kronis, sifilis
e. Neoplasia, seperti tumor otak primer
10
11
2.1.4. Patofisiologi
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya
demensia. Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan
biokimiawi di sasunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak
sekitar 10% pada penuaan antara umur 30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor
etiologi yang telah disebutkan diatas merupakan kondisi-kondisi yang dapat
11
12
12
13
Lansia
Aging proses
Kehilangan motovasi
Defisit perawatan
dan minat
13
14
2.1.6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada lansia dengan demensia sebagai
berikut :
a. Peningkatan resiko infeksi diseluruh bagian tubuh
b. Troraboemboli
c. Infark miokardium, kejang
d. Kontraktur pada sendi
e. Defisit perawatan diri karena penurunan kemampuan
f. Malnutrisi
g. Dehidrasi.
14
15
15
16
2.2.1. Definisi
Salah satu proses tumbuh kembang adalah lanjut usia. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi perkembangan menjadi bayi, dewasa dan
ahimya menjadi tua Semua ini dapat dikatakan normal, dengan berbagai
perubahan fisik, dan tingkah laku yang dapat diramalkan pada usin lanjut.
Lanjut usia merupakan suatu tahapan terahir dalam proses kehidupan
seorang individu atau masa dimana individu secara alami mengalami
berbagai macam perubahan berbagai keseimbangan baik dari segi fisik,
mental, social serta spiritual dengan usia di atas 60 tahun (Ruswandi, 2022)
Setiap orang di setiap negara di dunia harus memiliki kesempatan
untuk bidup panjang dan sehat. Namun, lingkungan tempat kita tinggal
dapat mendukung kesehatan atau malah merugikannya. Lingkungan sangat
berpengaruh pada perilaku kita dan keterpaparan kita terhadap risiko
kesehatan (misalnya, polusi udara atau kekerasan), akses kita ke layanan
(misalnya, perawatan kesehatan dan sosial) dan peluang yang dibawa oleh
penuaan.
Jumlah dan proporsi penduduk berusia 60 tahun ke atas dalam populasi
semakin meningkat. Pada 2019, jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas
adalah 1 miliar. Jumlah ini akan meningkat menjadi 1,4 miliar pada tahun
2030 dan 2,1 miliar pada tahun 2050. Peningkatan ini terjadi dengan
kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan akan semakin cepat
dalam beberapa dekade mendatang, terutama di negara-negara berkembang
Perubahan yang signifikan secara historis dalam populasi global ini
membutuhkan adaptasi terhadap cara struktur masyarakat di semua sektor.
Misalnya, perawatan kesehatan dan sosial, transportasi, perumahan dan tata
kota. Bekerja untuk membuat dunia lebih ramah usin adalah bagian penting
dan mendesak dari demografi kita yang terus berubah (Martina et al., 2022).
16
17
17
18
18
19
d. Kondisi Kesehatan
Angka kesakitan merupakan salah satu indicator yang digunakan
untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan bisa
menjadi indicator kesehatan negatife. Artinya semakin rendah angka
kesakitan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik.
19
20
20
21
21
22
22
23
b. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi dan penurunan tingkat kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke sering kali berlangsung sangat mendadak, pada
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala,
mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran
disebabkan perubahan di dalam intrakranial. Keluhan perubahan perilaku
juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi letargi,
tidak responsif dan koma.
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes
melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi
oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator,
obat-obat adiktif dan kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang
sering digunakan klien, seperti pemakaian obat antihipertensi,
antilipidemia, penghambat beta dan lainnya. Adanya riwayat merokok,
penggunaan alkohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral. Pengkajian
riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang
dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk
memberikan tindakan selanjutnya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita Dimensia,
hipertensi, diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi
terdahulu.
23
24
24
25
25