Anda di halaman 1dari 19

DOI: https://doi.org/10.15548/tabuah.v21i2.

65

TRADISI KULINER MASYARAKAT MINANGKABAU:


Aneka Makanan Khas Dalam Upacara Adat dan Keagamaan
Masyarakat Padang Pariaman
Siti Aisyah
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang
e-mail:

Abstrak
Minangkabau daerah yang kaya dengan aneka kuliner terkenal kelezatannya. Di
setiap daerahnya juga memiliki tradisi yang berbeda dalam menyajikan kuliner
tersebut sehingga terbentuk sebuah tradisi tersendiri dalam masyarakat. Padang
Pariaman bagian dari daerah rantau Minangkabau memiliki aneka ragam kuliner
(makanan) khas yang menjadi budaya masyarakatnya. Ada makanan khas yang
dibuat dalam upacara adat dan ada juga dalam upacara keagamaan masyarakat.
Keberadaan makanan tersebut dianggap penting dalam upacara tersebut, karena
apabila dalam pelaksanaan upacara tersebut tidak membuat makanan tradisi yang
biasa dilakukan, maka pelaksanaan upacara dianggap kurang lengkap. Umumnya
makanan khas tersebut berbahan dasar beras ketan (pulut) dan santan kelapa,
karena Padang Pariaman dikenal dengan sebagai daerah penghasil kelapa yang
kental santannya. Diantara makanan yang dihidangkan dalam upacara dalam
pelaksanaan tradisi adat seperti rendang, lapek bugis, juadah. Makanan tersebut
disajikan dalam upacara perkawinan, batagak penghulu dan batagak rumah.
Sedangkan dalam upacara keagamaan, makanan yang disajikan adalah lemang dan
sambareh. Penyajian kedua jenis makanan ini menjadi tradisi bagi masyarakat
Padang Pariaman. Munculnya tradisi ini seiring dengan penyebaran agama Islam
di Minangkabau yang dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin. Makanan lemang
disajikan dalam upacara maulid nabi setiap bulan Rabiul Awal dan bulan Sya’ban
dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, bahkan nama bulan sya’ban bagi
masyarakat Padang Pariaman lebih dikenal dengan istilah bulan lamang. Demikian
juga halnya dengan makanan sambareh disajikan setiap bulan Rajab sehingga bulan
ini dikenal dengan sebutan bulan Sambareh.
Kata Kunci: Makanan/Kuliner, Minangkabau, Adat dan keagamaan

Abstract
Minangkabau area rich with various famous culinary delights. In each region also
has a different tradition in serving the culinary so that formed a separate tradition
in society. Padang Pariaman part of Minangkabau rantau area has a variety of
culinary (food) that is typical of the culture of the community. There are typical
foods made in traditional ceremonies and there are also in the religious ceremonies
of the community. The existence of such food is considered important in the
ceremony, because if in the implementation of the ceremony does not make the
traditional food tradition is usually done, then the implementation of the ceremony
is considered incomplete. Generally these typical foods made from sticky rice
(pulut) and coconut milk, because Padang Pariaman is known as a coconut
producer region that thick coconut milk. Among the food served in the ceremony
in the implementation of traditional traditions such as rendang, lapis bugis,
juadah. The food is served in a marriage ceremony, the tradition of inaugurating

29
30 Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau

penghulu and the tradition of building a house. While in religious ceremonies, food
made to serve is lemang and sambareh. Presentation of these two types of food
became a tradition for the people of Padang Pariaman. The presence of this
tradition along with the spread of Islam in Minangkabau spread by Sheikh
Burhanuddin. Lemang food is served in the Prophet's mawl each month Rabiul
Beginning and Sha'ban month in order to welcome Ramadan, even the name of the
moon of sha'ban for Padang Pariaman society better known as the term lamang.
Likewise with sambareh food served every month Rajab so this month known as
the month of Sambareh.
Key Words: Food / Culinary, Minangkabau, Custom and religious

Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora


Siti Aisyah 31

A. Pendahuluan makanan dalam acara ritual upacara adat


dan menyambut hari besar keagamaan
Pembahasan tentang kuliner adalah
masyarakat. Bahkan keberadaan
persoalan yang berkaitan dengan
makanan itu sangat menentukan
makanan, baik proses memasaknya, cara
terlaksananya kegiatan upacara
menyajikannya dan cita rasa yang
masyarakat dan menjadi identitas dalam
dihasilkannya. Sedangkann makanan
upacara tersebut, baik dalam upacara adat
adalah bahan yang dikonsumsi manusia
maupun upacara keagamaan. Apabila
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
dalam upacara tersebut tidak terdapat
Cara mengkosumsinya ada yang dengan
makanan khas itu, mereka merasa
cara dimasak, difrementasi dan ada juga
upacaranya tidak lengkap dan merasa
yang dimakan lansung. Pada umumnya
khawatir dianggap tidak menghormati
setiap makanan dikosumsi setelah
jalannya upacara. Bahkan demi untuk
melalui proses dimasak, ada yang diolah
menghadirkan makanan tersebut dalam
dulu menjadi tepung baru setelah itu
pelaksanaan upacara tersebut, sebagian
diolah menjadi makanan, dan ada juga
masyarakat ada yang sudah menabung
yang melalui proses produksi energi
dari beberapa bulan sebelumnya dan ada
dalam sel yang ditempatkan dalam ruang
juga yang berhutang kepada tetangga
tanpa oksigen dalam beberapa waktu
demi mewujudkan makanan tersebut,
sehingga menghasilkan makanan dengan
karena merasa malu khawatir akan
cita rasa tersendiri yang disebut melalui
dipergunjingkan tetangga. Itulah
proses difrementasi. Namun ada juga
sebabnya budaya makanan di
makanan yang didapat setelah dipetik
Minangkabau khususnya Padang
dari dahannya bisa lansung dimakan, hal
Pariaman masih bertahan sampai
ini biasanya makanan berupa buah-
sekarang. Padang Pariaman sebagai
buahan.
daerah rantau Minangkabau yang
Masing-masing daerah memiliki termasuk bagian wilayah kawasan
keunikan dan cita rasa tersendiri dalam Melayu, termasuk memiliki masyarakat
membuat makanan sesuai dengan kondisi yang masih kental dengan tradisinya dan
dan budaya masyarakat masing-masing kuat keyakinan dalam bidang agama.
daerah. Seiring dengan perkembangan
zaman kemampuan masyarakat masing- B. Metode Penelitian
masing daerah mengolah makanan Penelitian mengenai tradisi kuliner
khasnya semakin meningkat dan cita rasa masyarakat Minangkabau: aneka
yang dihasilkan pun semakin sempurna makanan khas dalam upacara adat dan
dan semakin bervariasi serasi dengan keagamaan masyarakat Padang Pariaman
selera masyarakatnya, sehingga mampu menggunakan jenis penelitian deskriptif
menjadi daya tarik orang untuk kualitatif dengan lokasi penelitiannya di
menikmatinya. Ada makanan tersebut Padang Pariaman. Bentuk penelitiannya
yang dibuat dalam bentuk makanan yang menggambarkan kebiasaan masyarakat
mengenyangkan dan minuman yang dalam melaksanakan tradisi upacara adat
menyegarkan dan ada juga berupa dan keagamaan yang berlansung setiap
makanan penganan yang menjadi ciri tahun, karena dalam pelaksanaan upacara
khas daerahnya. Semua makanan yang tersebut ditemukan beberapa jenis
diolah tersebut tercipta berdasarkan makanan yang dianggap penting yang
tuntutan kondisi masyarakat dan dan memiliki nilai bagi masyarakat
berdasarkan bahan yang terdapat di dalam pelaksanaannya. Teknik
daerah tersebut. pengumpulan data dilakukan melalui
kajian kepustakaan (library research),
Diantara beberapa makanan
pengamatan (observation) dan
tersebut ada yang khusus dibuat untuk
Volume 21 No. 2, Edisi Juli-Desember 2017
32 Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau

wawancara (interview) yang tidak lebih cenderung kepada persatuan dan


terstruktur. Setelah semua data kesatuan dalam bermasyarakat,
terkumpul, kemudian data tersebut diolah sedang upacara keagamaan lebih
dan dianalisis dengan menggunakan cenderung orientasinya terhadap
metode penelitian deskriptif kualitatif. hubungan manusia dengan Maha
Pencipta.2 Melalui kegiatan upacara
C. Pembahasan
bagi sebagian masyarakat merupakan
1. Kuliner Tradisional Masyarakat wujud dari sikap manusia yang
Minangkabau mematuhi tadisi adat dan ketaatan
Minangkabau dikenal kaya terhadap keyakinannya. Oleh sebab
dengan makanan tradisional, baik itu dalam setiap upacara, baik dalam
dalam bentuk dalam bentuk makanan upacara adat maupun upacara
khas dalam tradisi upacara keagamaan selalu dilengkapi dengan
kebudayaan masyarakat, maupun berbagai macam hidangan makanan
dalam bentuk makanan khas wisata untuk menjamu orang yang telah
kulinernya. Selain itu kuliner menghadiri upacara tersebut karena
Minangkabau juga terkenal dengan orang yang telah hadir itu dianggap
kelezatan rasanya, hal ini terbukti ikut serta mendoakan keselamatan dan
makanan “rendang” salah satu kuliner harapannya.
yang berasal dari Minangkabau, Moertjipto menjelaskan dalam
sampai sekarang tetap menjadi tulisannya Fadly Rahman bahwa
makanan terlezat di dunia. tradisi makan menjadi ciri khas aspek
Berdasarkan poling bertajuk World 50 religi dalam tradisi selamatan.
Best Foods, CNN Go tahun 2011 Selamatan itu diadakan untuk
merilis poling tersebut ternyata kepentingan individual, menyangkut
hasilnya “rendang” menduduki urutan siklus hidup seseorang sejak masa
pertama sebagai makanan terlezat di sebelum lahir hingga meninggal
dunia dengan mengalahkan dunia, diyakini sampai seribu hari
berbagaimakanan dari negara lain.1 sesudah orang meninggal dunia masih
Realita ini menjadi fakta bahwa dilansungkan, dan selamatan, yang
masyarakat Minangkabau memiliki diadakan untuk kepentingan suatu
kemampuan yang luar biasa dalam kelompok.3 Bentuk makanan yang
mengolah makanan. Selain itu disajikan biasanya merujuk kepada
kenyataan tersebut juga kebiasaan leluhurnya, karena upacara
mencerminkan kepada dunia betapa yang dilakukan juga merupakan
kayanya kuliner yang terdapat di warisan tradisi nenek moyangnya.
Minangkabau, baik makanan khas
Dalam konsep sejarah
sehari-hari, maupun makan yang
Minangkabau lama keadaan wilayah
disajikan dalam upacara adat dan
alam Minangkabau itu terbagi kepada
keagamaan.
dua bagian yaitu darek dan rantau4.
Pelaksanaan upacara adat bagi Daerah darek di Minangkabau dikenal
masyarakat Minangkabau sifatnya

1 3
Fadly Rahman, Jejak Rasa Nusantara, Fadly Rahman, Rijsttafel, Budaya Kuliner Di
Sejarah Makkanan Indonesia, Jakarta, PT. Gramedia Indonesia Masa Kolonial 1870-1942, Jakarta, PT
Pustaka Utama, 2016, h.1 Gramedia Pustaka Utama, 2016, h. 104
2 4
Aswil Rony, Aneka Ragam Makanan Menurut tulisan Mestika Zed istilah rantau
Tradisional Minangkabau, Padang: Departemen pada daerah pesisir Minangkabau itu disebutkan karena
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan daerah ini sebagai tempat merantau orang
Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat
Minangkabau. Mestika Zed, Saudagar Pariaman
“Aditiyawarman” 2001, h. 1
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Siti Aisyah 33

dengan sebutan luhak nan tigo: yaitu mereka dalam memenuhi kebutuhan
luhak Tanah Datar, luhak Agam, dan sehari-harinya.
luhak Lima puluh Kota5. Ketiga Keberadaan kuliner itu pada
daerah luhak disebut sebagai daerah hakikatnya untuk memenuhi
aslinya Minangkabau, sebab dari kebutuhan hidup dan bagian dari
daerah tersebut tersebarnya budaya, demikian juga halnya dengan
masyarakat sampai ke daerah rantau keberadaan kuliner di Minangkabau
Minangkabau. Daerah Padang yang memiliki cita rasa yang terkenal
Pariaman, dahulunya dikenal dengan dengan kelezatannya. Antara daerah
nama Piaman atau Pariaman yang darek dan rantau pada hakikatnya
posisinya terdapat di daerah rantau
memiliki kesamaan dalam
Minangkabau. Ditinjau dari sejarah pelaksanaan upacaranya, demikian
Islam di Minangkabau daerah ini juga halnya dalam mengolah makanan
dikenal sebagai pusat penyebaran baik dalam menggunakan bumbu dan
Islam yang dibawa oleh Syekh bentuk pengolahannya juga tidak
Burhanuddin dengan pusatnya di berbeda baik dalam namanya,
Ulakan, kemudian terus menyebar ke jenisnya, jenis peralatannya, maupun
seluruh wilayah alam Minangkabau. tata cara pelaksanaannya.6 Seiring
Posisi daerah rantau terdapat di dengan perkembangan zaman budaya
bagian pesisir dari wilayah darek yang makanan itu terus berlanjut diturunkan
berdekatan dengan pantai. Sumber kepada anak cucunya, sehingga
daya alam dari kekayaan dari laut dan diyakini sebagai sebuah tradisi yang
pantai ikut mempengaruhi bentuk oleh generasi penerusnya.
kuliner yang dihasilkannya. Daerah Masing-masing daerah di
Piaman, (Kota Pariaman dan Padang Minangkabau juga memiliki makanan
Pariaman) termasuk bagian daerah khas yang serasi dengan selera
rantau Minangkabau dikenal dengan masyarakatnya dan keberadaan
makanan spesifik ikan dan berbagai sumber daya alamnya. Meskipun
makanan yang bersumber dari laut. antara daerah darek dan rantau pada
Selain itu daerah ini sejak dahulu dasarnya memilik kesamaan dalam
sampai sekarang juga dikenal sebagai membuat makanan khas. Daerah
sumber penghasil kelapa yang rantau memiliki makanan khas yang
memiliki santan berkualitas baik terbuat dari sumber alam dari laut
dibanding daerah darek, sehingga seperti ikan udang dan lainnya.
berbagai makanan yang menggunakan Semenjak penyebaran Islam yang
bumbu santan di daerah ini lebih lezat dilakukan oleh Syekh Burhanuddin
rasa dan penghasil minyak kelapa masyarakat Padang Pariaman mulai
yang baik. Itulah sebabnya kelapa beralih mengolah makanan dari
yang berasal dari Padang Pariaman daging sehingga sejak saat itu Padang
selalu diekspor ke daerah darek guna Pariaman memiliki kuliner khas yang
memperlezat cita rasa makanan yang berasal dari daging.

Menerjang Ombak Membangun Maskapai, Jakarta: terletak di sebelah utara dan barat gunung Sago, Lihat
LP3ES, 2017, h. 16-17 Amir Sjarifoedin Tj. A., Minangkabau, dari Dinasti
5
Luhak Tanah Datar terletak di kaki gunung Iskandar Zulkarnain sampai Tuanku Imam Bonjol,
Merapi dan gunung Sago, luhak Agam terletak di Jakarta, PT. Gria Media Prima, 2011, h.10-11
6
sebelah barat gunung Merapi dan sebelah utara gunung Aswil Rony dkk., h. 2
Singgalang , sedangkan luhak Lima Puluh Kota
Volume 21 No. 2, Edisi Juli-Desember 2017
34 Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau

Fadly Rahman mengemukakan masing-masing upacara tersebut


bahwa nilai religi itu berkaitan dengan terdapat kuliner khas yang selalu
hal apa saja yang boleh dimakan dan disajikan pada saat upacara tersebut
apa saja yang tidak boleh dimakan.7 seperti upacara perkawinan, upacara
Selain nilai tradisi, nilai religi juga kematian, upacara kelahiran, batagak
turut melandasi budaya makanan penghulu, dan batagak kudo-kudo.
suatu daerah sehingga masyarakat Diantara kuliner yang sering disajikan
menjadi lebih selektif dalam memilih dalam upacara adat tersebut
makanan. Syekh Burhanuddin diantaranya nasi kunyik, nasi lamak,
mengajarkan masyarakat untuk selalu pinyaram, lapek bugih dan
memakan makanan yang halal melalui sebagainya. Sedangkan bentuk kuliner
tradisi yang berkembang di daerah yang sering ditemui dalam upacara
tersebut. Dahulunya masyarakat keagamaan seperti lamang, sambareh
Padang Pariaman hanya mengolah (serabi), pinyaram, dan hidangan
makanan dari laut, seiring dengan lainnya. Masing-masing upacara
proses islamisasi yang dijalankan oleh tersebut diawali doa yang dipimpin
Syekh Burhanuddin, mereka mulai tokoh ulama dibarengi dengan
mengenal makanan yang terbuat dari makanan jamba dan ada pula yang
daging. hanya dengan diletakan diatas dulang
dan hidangan saparah saja. Biasanya
Keberadaan islamisasi
setiap upacara tersebut selalu dihadiri
membawa imbas terhadap pola
pemimpin atau tokoh adat, alim
komsumsi masyarakat Minangkabau
ulama, cadiak pandai dan urang
dalam mengkomsumsi daging.8
sumando serta tokoh pemuda dan para
Semenjak itu Pariaman memiliki
undangannya.
makanan khas yang berasal dari
olahan daging, seperti sate daging, 2. Tradisi Kuliner Masyarakat
katupek gulai tunjang, gulai jangek, Padang Pariaman
kalio jengkol dan daging dan gulai Padang Pariaman9 merupakan
bagar. Sebagai buktinya kuliner sate daerah rantau Minangkabau yang
Piaman dan Sate Ajo merupakan terkenal kental tradisi budaya
makanan khas yang berasal dari daerahnya dan kaya dengan kuliner
Pariaman sudah tersebar sampai ke tradisional. Kekayaan kuliner ini
seluruh daerah di Indonesia. Ada juga didukung oleh sumber daya alamnya
yang menyebutnya sebagai Sate dan kemampuan masyarakatnya
Padang, karena Padang Pariaman dalam mengolah makanan menjadi
terdapat di Propinsi Sumatera Barat penganan yang bercita rasa lezat.
dengan ibu kota Propinsinya Padang. Kekayaan sumber daya alam laut di
Penyajian makanan khas Padang Pariaman menjadikan daerah
tradisional dalam upacara adat dan ini memiliki jenis kuliner khas
keagamaan di Minangkabau baik di spesifik dari laut yang sangat digemari
daerah darek maupun daerah rantau oleh wisatawan pantainya, sehingga
ada beberapa daerah yang masih disepanjang pantai tesebut terdapat
bertahan sampai sekarang. Pada beberapa warung makan yang

7 9
Fadly Rahman, Rijsttafel, Budaya Kuliner Di Salah satu kabupaten yang terdapat di
Indonesia Masa Kolonial 1870-1942, h. 28 Sumatera Barat yang dahulunya dikenal dengan sebitan
8
Fadly Rahman, Jejak Rasa Nusantara, Piaman laweh (Pariaman Luas), karena termasuk Kota
Sejarah Makanan Indonesia, h. 31 Padang sampai tahun 1980 dan Mentawai sampai tahun
1999 dan dan Kota Pariaman sampai tahun 2002.
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Siti Aisyah 35

membuat berbagai macam masakan suatu tradisi yang harus selalu


dari ikan dan udang dan lainnya. dilaaksanaakan, karena melalui
Selain itu Zusneli Zubir juga upacara tersebut sebagai bukti
menambahkan bahwa kelezatan rasa keberadatan dan ketaatan mereka
masakan daerah ini terletak pada terhadap tradisi dan agama yang
santan kelapa yang pekat dan kental,10 dianutnya. Tradisi Malamang bagi
sehingga setiap makanan yang masyarakat Padang Pariaman yang
menggunakan santan menjadi terasa dilaksanakan dibulan Sya’ban bagi
lebih lezat dibanding derah lain. penganut tarikat Syatary memiliki
makna yang bernilai tinggi dimata
Di daerah ini terdapat beberapa
masyarakatnya. Melalui tradisi
rutinitas tradisi upacara yang selalu
tersebut tergambar wujud seorang
ditemani dengan aneka kuliner
anak yang berbakti kepada orang
tradisional. Aktifitas ini selalu
tuanya, karena biasanya menjelang
dijalankan masyarakat secara rutin
Ramadhan si anak selalu meminta
setiap tahun, baik dalam berupa
maaf kepada orang tuanya dengan
upacara adat, maupun upacara
cara berdoa yang bersama yang
keagamaan masyarakat. Dalam hal ini
dipimpin oleh Tuanku di daerah
mereka seperti memiliki kalender
tersebut.12
tersendiri yang menjadi acuan dalam
aktifitas mereka dalam setahun. Setiap melaksanakan upacara
Menurut Armaidi Tanjung kalender tersebut, masyarakat Padang Pariaman
tersebut dijadikan bagi masyarakat membuat makanan khas yang menjadi
Piaman (Kabupaten Padang Pariaman identitas pelaksanaan upacara
dan Kota Pariaman) sebagai tanda tersebut. Semua makanan yang
penentu umur dan acuan rencana kerja dimasak berdasarkan tradisi yang
kedepan, seperti dalam menentukan diwariskan dari nenek moyangnya
kapan dilansungkan kapan waktu secara turun temurun, baik proses
dilansungkan acara pertunangan, pesta memasaknya, bahan yang
perkawinan, batagak kudo-kudo, digunakannya, penyajiannya dan cita
maangkek gala (datuak), maacah-an rasanya. Itulah sebabnya kebiasaan
batu (pemasangan pondasi tersebut tetap berlansung sampai
rumah/bangunan) dan kegiatan sekarang di Padang Pariaman ada
lainnya.11 beberapa jenis makanan yang selalu
dibuat dalam setiap upacara adat dan
Bagi masyarakat Padang
keagamaan.
Pariaman pelaksanaan upacara
tradisional sebagai warisan budaya a. Kuliner dalam Upacara Adat
dari nenek moyang mereka dahulu

10
Zusneli Zubir, Kuliner Pantai Barat Sumatera: bulan dalam kalender Piaman tersebut nama-nama
Studi Kasus Masakan Tradisional Khas Padang bulan secara berurutan disebut bulan Tabuik, Sapa,
Pariaman Dalam Perspektif Sejarah, Makalah, Muluik, Adiah Muluik, Adiak Muluik nan Kaduo,
Padang, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB), Carai, Sambareh, Lamang, Puaso, Rayo, Adiak Rayo
Dirjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (T, dan Haji. Kalender Piaman ini sejalan dengan tahun
Th.), h. 10 Hijriyah.
11 12
Armaidi Tanjung, Kalender Piaman di Mata Siti Aisyah dkk., Tradisi Malamang Bagi
Armaidi Tanjung, MinangkabauNews, Selasa 06 Masyarakat Padang Pariaman, (Kajian Sosial
Oktober 2015 , Seorang penulis warga Piaman yang Budaya), Penelitian , Dosen Fakultas Adab dan
tinggal di nagari Sintuak, Kecamatan Sintoga, Humaniora IAIN Imam Bonjol Padang, Padang,
Kabupaten padang Pariaman, Minangkabaunews.com., Tahun 2015, h. 36
Senin, 11 September 2017, Diantara nama-nama nama
Volume 21 No. 2, Edisi Juli-Desember 2017
36 Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau

Padang Pariaman termasuk matang sehingga berwarna


bagian daerah rantau Minangkabau coklat kehitaman agar tidak
memiliki tradisi dan budaya yang cepat basi, karena dahulu itu
tidak jauh berbeda dengan tradisi orang Minang suka berpergian
daerah darek yang merupakan menempuh perjalanan selama
daerah asalnya Minangkabau. beberapa hari dan bahkan ada
Begitu juga dalam pelaksanaan yang sampai seminggu lamanya
tradisi upacara tradisionalnya, dapat dijadikan bekal sambal
penyajian kuliner antara daerah dalam perjalanan.
darek dan rantau memilik banyak Bahan dasar yang dibuat
kesamaan. baik dalam tata cara dan untuk rendang ini biasanya
penyajian makanannya. Hanya saja berasal dari daging, ada daging
ada yang waktu penyajian sapi, daging kerbau, daging
makanannya yang berbeda, dan ada ayam tetapi ada juga yang
pula memberi nama hidangan. membuat rendang jengkol dan
1) Rendang telur puyuh yang dimasak
dengan menggunakan santan
kelapa. Bumbu yang digunakan
untuk memasak rendang ini
antara daerah darek dan rantau
Minangkabau tidak jauh
berbeda dalam mengolahnya,
diantaranya lengkuas/laos, jahe,
kemiri, bawang putih, bawang
Rendang Daging merah, cabe giling halus, serai,
https:///www.google.co.id daun jeruk purut, daun kunyit,
Rendang dikenal sebagai dan salam serta garam
kuliner khas masyarakat secukupnya. Semua bumbu
Minangkabau yang sampai tersebut digiling halus kecuali
sekarang masih disebut sebagai daun-daunan dan serai yang
makanan terlezat di dunia. hanya dimemarkan saja, lalu
Seluruh masyarakat diaduk ke dalam santan yang
Minangkabau mulai dari dimasak dengan api sedang.
Sumatera Barat sampai ke Setelah santannya mendidih
Negeri Sembilan pandai sampai keluar minyaknya lalu
mengolah masakan rendang. dimasukkan daging yang sudah
Munculnya masakan dipotog-potong. Kemudian
rendang ini sangat erat santan dan daging terus diaduk
kaitannya dengan kebiasaan sampai santannya mengering
masyarakat Minang yang suka dan mengeluarkan minyak
berpergian/ merantau, karena sampai warnanya sudah
14
menurut Fadly Rahman bahwa kehitaman dan berdedak.
sifat awet rendang ini disukai Biasanya rendang itu
untuk dibawa sebagai bekal, disajikan dalam upacara adat,
baik kala berniaga maupun terutama dalam pelaksanaan
merantau.13 Rendang itu dibuat upacara perkawinan, karena
dengan sengaja dimasak sampai pelaksanaan acara perkawinan

13 14
Fadly Rahman, Jejak Rasa Nusantara, Aswil Rony dkk., h. 68
Sejarah Makkanan Indonesia, h. 51
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Siti Aisyah 37

itu dahulunya tidak hanya satu dan upacara kematian


hari saja tetapi ada yang tiga hari sedangkan di kawasan daerah
bahkan ada yang sampai rantau ditambah dengan upacara
seminggu lamanya. Rendang ini turun mandi.
termasuk makanan istimewa Memasak nasi kunyik di
yang tahan lama yang tahan daerah Padang Pariaman
sampai berbulan lamanya, biasanya terdapat dalam upacara
sehingga dapat dijadikan perkawinan dan upacara turun
sebagai bekal persiapan sambal mandi. Nasi kunyik dianggap
yang sering disajikan untuk sebagai makanan tradisi dan
persedian sambal dalam pesta simbol makanan adat yang
perkawinan dan hari raya. dihidangkan untuk menjamu
Bentuk pengoalahannya ada para tokoh adat yang hadir
yang dibuat tidak sampai kering dalam acara perkawinan
sehingga disebut rendang basah, tersebut, selain itu nasi kunyik
sebab isi dan bumbu yang sama juga dijadikan sebagai makanan
dengan memasak rendang penganan untuk oleh-oleh atau
kering. Nama rendang ini lebih tanda terima pelaksana acara
dikenal dengan nama gulai kepada para undangan yang
kalio, baik kalio daging atau ada telah hadir dalam acara
juga kalio jengkol. perkawinan tersebut. Nasi
2) Nasi Kunyik / Kunik kunyik tersebut dibungkus
dengan daun pisang
digabungkan dengan irisan kue
bolu atau lapek bugih.
Sedangkan dalam upacara turun
mandi nasi kunyik itu dibuat
untuk dibagikan kepada anak-
anak yang hadir dalam acara
tersebut.
Nasi Kunyik Bahan nasi dari nasi
https:///www.google.co.id kunyik ini adalah beras pulut,
santan garam dan kunyit. Cara
Nasi kunyik merupakan
membuatnya dengan mencuci
suatu makanan penganan yang
beras pulut terlebih dahulu,
biasa disajikan dalam upacara
kemudian beras tersebut
adat Minangkabau. Budaya
direndam sebentar. Setelah
membuat kuliner nasi kunyik ini
selesai direndam beras tersebut
hampir seluruh wilayah di
dimasak dengan cara dikukus
Minangkabau yang
dalam dandang15. Ketika beras
membuatnya, hanya waktu
pulut ini setengah masak lalu
penyajiannya ada yang berbeda.
diangkat dan dinginkan,
Di kawasan daerah darek
kemudian kunyit ditumbuk
Minangkabau membuat
untuk diambil airnya yang
makanan nasi kunyik ini
nantinya dicampur dengan
biasanya dalam pelaksanaan
santan untuk dimasak pula.
upacara adat seperti apacara
Kemudian adukan air kunyit
perkawinan, batagak penghulu
15
Dandang itu berupa periuk yang diberi batas untuk bisa masuk uap panas air yang dipanaskan
dari alumuniun yang sudah diberi banyak lobang, dibawah alas tiris tersebut.
Volume 21 No. 2, Edisi Juli-Desember 2017
38 Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau

dengan santan ini diaduk dengan Pinyaram


beras pulut yang didinginkan https://www.google.co.id
sampai rata sampai semuanya Pinyaram adalah sejenis
berrwarna kuning. Setelah itu kue adat yang selalu ada dalam
adukan beras pulut dengan upacara adat pernikahan dan
kunyit ini sehingga jadilah nasi pesta datuak, dan upacara
kunyit/nasi kunyik.16 Ada juga keagamaan di Minangkabau
masakan dari beras pulut ini tertama di daerah darek ketika
disebut dengan nasi lamak atau menyambut bulan-bulan yang
nasi lemak. Cara memasaknya dianggap baik seperti bulan
juga sama dengan nasi kunyik, Maulid Nabi Saw, menyambut
tetapi tidak menggunakan bulan puasa Ramadhan, hari
adukan air kunyit. Biasa raya Idul Fitri, Idul Adha
makanan ini dibuat dalam tradisi termasuk hari Isra Mi’raj. Di
Padang Pariaman dalam upacara Padang Pariaman, kue pinyaram
Khatam Qur’an17, upacara ini juga disajikan dalam upacara
khitan (sunat) dan upacara khatam Qur’an untuk
Batagak Rumah18 untuk dibuat dihidangkan bersama nasi
penganan Jamba Tukang19. lamak, kanji dan pisang dan
Pada upacara ini juga dihadiri disusun memanjang dihadapan
para ninik mamak, urang peserta upacara. Selain itu ada
sumando serta sanak famili. juga sebagian tempat di daerah
3) Pinyaram kabupaten Padang Pariaman
yang menghidangkan kue ini
pada upacara kematian20.
Bahan dasar dari
pinyaram ini terbuat dari tepung
beras putih , gula (gula pasir
atau gula aren) vanille, garam,
garam dan air atau santan dan
minyak goreng. Cara
16 20
Aswil Rony dkk, h. 63 Suatu upacara peringatan tiga hari, tujuh hari,
17
Upacara yang dilakukan untuk merayakan empat puluh hari dan sampai seratus hari kematian
anak-anak yang belajar mengaji Al-Qur’an telah yang tujuannya mendoakan leluhur mereka dahulu
berhasil menamatkan al-Qur’an. Biasanya pada yang telah meninggal yang diyakini dapat memberikan
upacara ini jenis sambal yang disajikan gulai kambing keberkahan dalam menjalani kehidupan nantinya.
untuk dimakan bersama dihadiri guru mengaji dan para Beberapa daerah di Padang Pariaman yang membuat
orang tuanya. Tempat pelaksanaannya dilaksanakan di pinyaram dalam upacara kematian itu seperti
surau atau di mesjid dengan mengarak anak-anak Kiambang, Kayu Tanam, Sicincin dan beberapa daerah
tersebut dari tempat belajar mengaji sampai ke mesjid yang posisinya berdekatan dengann daerah darek
tempat pelaksanaan khatam. Minangkabau. Menurut anggapan mereka ketika
18
Suatu upacara yang dilakukan oleh suatu ditanya kepada masyarakat Kiambang (wawancara
keluarga yang hendak mendirikan rumah untuk tempat dengan Bu Erna bulan Juli 2015 (ketika penulis
tinggal mereka sekeluarga. menghadiri upacara kematian mertuanya), bahwa
19
Suatu penganan yang disajikan di atas dulang makanan lamang dan Pinyaram itu dibuat sebagai
dengan isi nasi lamak, agar-agar dan kue dalam piring, simbol payung bagi orang yang telah meninggal,
disertai dengan nasi dan lauk pauk dan disusun dalam lamang yang dibuat berbentuk batang dianggap
bentuk jamba. Sajian ini dibuat khsusus untuk Tukang sebagai tangkai, pinyaram yang bulat itu dianggap
Tuo atau ketua tukang sebagai payungnya.

Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora


Siti Aisyah 39

membuatnya dengan Lapek Bugih merupakan


memasukkan tepung beras penganan kudapan atau
putih, gula yang sudah dingin hidangan kue tradisional
(apabila dengan gula aren) ke Minangkabau yang bercita rasa
dalam suatu wadah, lalu diaduk manis. Lapek Bugih ini
sampai rata dan ditambah air termasuk aneka kue yang
atau santan jika masih terasa disukai masyarakat sehingga
keras dan diaduk sampai kental, sampai sekarang masih bertahan
lalu dimasukkan gula dan menjadi makanan tradisional
vanille21, tetapi juga yang Minangkabau, terutama daerah
memasukkan air kunyit untuk Pariaman dan Padang Pariaman.
menambah airnya. Setelah itu Penyajian penganan ini lebih
baru digoreng dengan minyak banyak terdapat di daerah
yang sudah panas sampai Pariaman dan Padang Pariaman.
berwarna kekuning-kuningan Bentuk makanannya segitiga
baru diangkat untuk disajikan.22 dan berbungkus dengan daun
Warnanya ada yang kehitaman pisang yang rasanya lengket tapi
dan ada yang putih atau manis rasanya. Biasanya
kekuningan, sesuai dengan disajikan dalam upacara adat
selera pembuatnya. Warna itu seperti Upacara Perkawinan dan
dihasilkan dari bahan gulanya, Batagak Rumah (membuat
yang agak kehitaman itu dari pondasi rumah) untuk
gula aren, merah, dan warna pelengkap sajian dalam Jamba
kuning itu dari campuran air Tukang dan ada juga disajikan
kunyik atau gula agak dalam upacara keagamaan
kekuningan, dan yang putih itu seperti upacara khitan (sunat)
dari gula pasir yang putih. dan termasuk aneka kue yang
4) Lapek Bugih dibuat dalam acara maanta
pabukoan23 bagi menantu
perempuan kepada mertua di
bulan Ramadhan.
Padang Pariaman yang
dianggap sebagai daerah yang
pertama mengenal penganan
kue ini menjadikan lapek bugih
ini sebagai makanan tradisional
Foto Lapek Bugih dalam upacara adat dan upacara
https://www.google.co.id keagamaan. Ditinjau dari
sejarahnya, keberadaan lapek
bugih ini di Minangkabau ini

21
Asra Hayati Syahrul Nova, Yuk, Membuat itu terdiri dari makanan sehari-hari lengkap lauknya
Pinyaram!, Genta Andalas, media peduli bangsa, dan disertai dengan kue atau makanan pencuci
damai dan bermoral, 3 September 2013, mulutnya. Di antaranya ada lapek bugih, lapek
kampuang aro, katupek tapai katan, mangkuak badeta,
http://www.gentaandalas.com/yuk-membuat-
ondeh-ondeh dan ada juga gulai ayam, goreng
pinyaram, Senin, 11 Sep 2017 ikan balado, gulai kambiang, pangek dagiang dan
22
Aswil Rony dkk, h. 67 lainya yang. Semua dikemas dalam bentuk bungkusan,
23
Suatu tradisi menantu perempuan di daerah rantang atau jamba, Lihat Yohanes Wempi, Budaya
Pariaman dan Padang Pariaman, mengantarkan Minang, “Maanta Pabukoan” 29 Juni 2014, Diperbarui:
makanan khas tardisional untuk berbuka puasa kepada 18 Juni 2015http://www.kompasiana.com.
mertua di Bulan Ramadhan. Makanan dari pabukoan
Volume 21 No. 2, Edisi Juli-Desember 2017
40 Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau

memang berasal dari Bugis, dan dibungkus dengan daun


Makassar. Pada masa Pariaman pisang kemudian dikukus
menjadi pusat pelabuhan para dengan air yang disiram dengan
pedagang dari berbagai daerah air santan. Nanti setelah masak
dan antar negara yang hendak santannya menjadi kental dan
membeli sumber daya alam di melengket pada pembukus daun
Minangkabau, ada seorang pisangnya.27
pelayar Bugis yang
memperkenalkan kue ini pada
masyarakat Minang.24 Akhirnya
sampai sekarang kue menjadi
kue tradisional yang masih
populer sampai sekarang
sebagai makanan pencuci
25
mulut dalam hidangan makan
bajamba26 sebagai hidangan
penutup sesudah makan.
Bahan dasarnya terbuat
dari tepung pulut/ketan, kelapa,
gula enau/gula pasir, kacang
tanah, vanile, dan santan kelapa.
Ada juga yang membuat lapek
bugih menggunakan bahan
dasar tepung pulut hitam dan
ada juga yang membuat
mengolah dengan menggunakan
keduanya. Cara mengolahnya
tepung pulut diaduk dengan air
sadah/kapur sirih, garam, vanile.
Semua bahan tersebut diaduk
sampai menjadi adonan itu
dapat dibentuk, lalu dibuat
bulat-bulat sebesar bola
pimpong. Kemudian bulatan itu
ditipiskan diatas pucuk daun
pisang yang sebelumnya diolesi
dengan minyak kelapa dan diisi
dengan campuran gula pasir,
kacang tanah yang sudah
dipecah, dan vanile. Kemudian
isi dalamnya ditutup kembali

24
Devi Setya Lestari, Food Story, Sabtu, 8 Juli memberikan rasa manis pada makanan penutup
2017, http://lifestyle.okezone.com, Senin, 11 tersebut.
September 2017 26
Menghidangkan makanan yang disusun
25
Aneka kue yang sengaja disajikan sebagai
diatas dulang yang ditutup dengan tudung saji yang di
hidangan penutup setelah makan, kalau di Padang
dalamnya terdapat makanan pokok dan berbagai
Pariaman ada juga yang menyebutnya dengan istilah
macam sambal yang dilengkapi dengan kue pencuci
makanan parabuangan, maksudnya suatu makanan
mulutnya.
untuk menyatukan rasa makanan sebelumnya dengan 27
Aswil Rony dkk, h. 63
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Siti Aisyah 41

5) Juadah bio, dan aneka kue bolu pada


tingkatan paling atas. Jika
susunan ini diganti, bentuknya
tidak jadi unik, karena tingkatan
susunan itu menampilkan aneka
warna yang terlihat antik
melambangkan keunikan
tradisinya.
Pemberian hantaran
juadah di Padang Pariaman
merupakan buah tangan dari
Juadah
pihak pengantin perempuan
(Foto: Digital sumbar.com)
yang menjalang ke rumah
Juadah adalah tradisi mertua pada waktu hari pesta
hantaran makanan pengantin perkawinan. Makanan tersebut
yang unik terdapat di Padang disusun sedemikian rupa diatas
Pariaman. Makanan ini biasanya balumbuang (usungan) dan
dibawa oleh pengantin wanita jarak lebih kurang 100 meter
saat acara manjalang ke rumah dari rumah pihak pengantin laki-
mertua pada hari acara pesta laki sudah menyonsong anak
perkawinan/ pernikahan,28 daro (pengantin perempuan)
sebelum pestanya dimulai yang untuk dibawa masuk ke rumah
fungsinya sebagai makanan mertuanya untuk acara bertegur
cemilan atau sebagai makanan sapa dalam bentuk berbalas
pelengkap di pesta perkawinan pantun. Setelah acara selesai
di rumah pengantin laki-laki. pengantin perempuan pulang
Juadah ini berisi segala jenis bersama pengantin laki-laki
makanan tradisional dengan membawa impik
Minangkabau seperti kanji juadah30, yaitu suatu pemberian
(gelamai), wajik (nasi manih) dari keluarga suaminya.
kipang, kue sangko jala bio,
Bahan dasar untuk
kareh-kareh, pinyaram dan
membuat makanan juadah
segala macam kue bolu.
tersebut terbuat dari beras ketan
Semua jenis makanan ini dan olahan beras. Cara
disusun sedemikian rupa membuatnya berbagai macam,
sehingga membentuk sebuah ada yang dikukus, direbus,
anjungan yang terlihat menarik. digoreng dan ada juga yang
Aturan susun makanan tersebut digoreng. Cita rasanya yang
sudah terbentuk sejak dahulu dihasilkan juga beragam, ada
dan tidak boleh ditukar-tukar yang gurih, manis dan legit.
posisinya29. Tingkatan bawah Awalnya makan tersebut dibuat
mulai dari kanji, wajik, kipang, dalam bentuk besar kemudian
kue sangko, kareh-kareh, jala dicetak berbentuk segitiga

28
Aswil Rony dkk, h. 17 seperti emas, kain, seprai, pakaian dan sebagainya yang
29
Post Views, Juadah Pariaman, Tradisi Spesial nilainya kadang-kadang melebihi jumlah uang
Hantaran Pengantin, https://aet.co.id jemputan. Lihat, Azami, dkk. Adat dan Upacara
30
Di daerah Toboh salah satu daerah di Padang Perkawinan Daerah Perkawinan Sumatera Barat,
Pariaman disebut dengan istilah paragiahan Jakarta, CV. Eka Dharma, 1978, h. 93
(pemberian). Biasanya hadiah yang diberikan tersebut
Volume 21 No. 2, Edisi Juli-Desember 2017
42 Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau

kemudian disusun diatas pelaksanaannya ditandai dengan


31
talam. Susunan yang paling makanan khas yang sudah menjadi
bawah makanan yang agak tradisi semenjak tersebarnya agama
padat dan semakin ke atas Islam di Minangkabau.
makanannya yang agak ringan. Ada dua jenis nama kuliner
Pada waktu pesta berlansung yang diistimewakan bagi
juadah ini dipajangkan agar para masyarakat Padang Pariaman dan
undangan dan family bisa selalu menjadi ciri khas dalam
melihat keindahan susunan tradisi keagamaan masyarakatnya.
juadah. Setelah pestanya Munculnya tradisi kuliner ini
berakhir penganan ini potong seiring dengan berlansungnya
kecil-kecil dihidangkan dan ada islamisasi di Minangkabau yang
juga dibagi-bagikan kepada dibawa oleh tokoh Syekh
sanak family dan tetangga Burhanuddin. Armaidi Tanjung
disekitarnya dengan tujuan menjelaskan dalam tulisannya di
untuk berbagi rasa buah tangan Minang New bahwa masyarakat
yang dibawa oleh pengantin Piaman (kota Pariaman dan
perempuan. kabupaten Padang Pariaman
memiliki sistem penanggalan yang
b. Kuliner dalam Upacara unik untuk acuan langkah kegiatan
Keagamaan mereka dalam masa perjalanan
Padang Pariaman merupakan setahun.33 Kegiatan acara tradisi
pusat penyebaran Islam di mereka mengikuti hitungan bulan
Minangkabau yang dikembangkan yang berbeda dari nama bulan biasa
oleh Syekh Burhanuddin yang digunakan masyarakat secara
bercorak tarikat Syathariyah32 umum. Salah satu dari nama
dengan pusat penyebarannya bulannya tersebut ada yang
terdapat di daerah Ulakan menggunakan nama makanan,
Kabupaten Padang Pariaman. seperti bulan lamang dan bulan
Sebagai daerah pusat penyebaran sambareh.
Islam di Minangkabau, sebagian 1) Lamang
besar masyarakatnya selalu
menjalankan amalan yang
dianggap berasal dari Syekh
Burhanuddin sampai akhirnya
menjadi tradisi yang khas bagi
masyarakat Padang Pariaman.
Tradisinya bercorak upacara
keagamaan karena menyangkut Lamang
persoalan keyakinan masyarakat Lamang34 merupakan
yang orientasinya kepada Maha suatu penganan tradisional yang
Pencipta dan setiap muncul semenjak adanya

31
Lihat Aswil Rony dkk, h. 66-67 tentang cara pusatnya di daerah Ulakan Kabupaten Padang
memasaknya dan lihat juga, Febrianti, Juadah, Antaran Pariaman.
33
Khas Pengantin Padang Pariaman, Armaidi Tanjung, MinangkabauNews,
http//m.tempo.co./news/2011/11 Selasa 06 Oktober 2015 ,
32 34
Salah satu aliran tarikat yang berkembang di Atau lemang yaitu suatu makanan khas yang
Padang Pariaman selain dari tarikat Nasqsabandi. dimasak dalam buluh bambu dengan cara dibakar.
Ajaran tarikat ini berkembang di Minangkabau dengan
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Siti Aisyah 43

islamisasi di Minangkabau. Burhanuddin menggantinya


Dahulu selama menjalankan dengan beras pulut yang bisa
dakwahnya di Minangkabau, bertahan sampai beberapa hari.35
Syekh Burhanuddin selalu Semenjak itu makanan lamang
dijamu oleh penduduk, tetapi mulai menjadi makanan
Syekh Burhanuddin tidak tradisional mayarakat
memakannya karena Minangkabau.
dikawatirkan alat yang Tradisi membuat
digunakan untuk memasak makanan lamang dilakukan
makanan ini bekas memasak masyarakat Padang Pariaman
makanan yang tidak halal, dianggap suatu kewajiban yang
seperti daging babi, ular dan dilakukan selaku umat
lainnya. Walaupun beragama Islam, terutama
masyarakatnya sudah memeluk masyarakat penganut tarikat
agama Islam, tetapi mereka Syatariyah. Biasanya tradisi
belum bisa membedakan Malamang (membuat lemang)
makanan halal dan haram. dilakukan pada bulan Rabiul
Melihat kondisi tersebut Syekh Awal36, bulan Syakban37 dan
Burhanuddin menyarankan memperingati hari kematian,38
kepada masyarakat mencari mulai dari satu hari, tiga hari,
bambu dan dilapisi dengan daun tujuh hari, empat puluh hari dan
pisang yang muda, kemudian sampai seratus hari kematian.
mengisinya dengan beras, lalu Bagi masyarakat Minangkabau
memasaknya dengan cara upacara kematian termasuk
dibakar. Ternyata lamang dari bagian dari upacara keagamaan,
bahan beras tidak tahan lama, sebab upacara ini termasuk
dan mudah basi, lalu Syekh salah satu amalan yang

35
Siti Aisyah dkk., h. 32 daerab yang masyarakatnya mayoritas menganut
36
Dalam upacara tersebut dibuat lemang tarikat Syathary. Acara ini berlansung selama sebulan
makanan tradisional, pada saat itu kegiatan ini penuh dengan bergiliran, setiap hari tersebut ada satu
diadakan sehari semalam dengan membaca zikir yang sampai tiga rumah yang melaksanakan acara ini.
dikenal dengan istilah sarafal anam yaitu salawat Tujuannya untuk mendoakan orang tuanya agar
kepada nabi yang sudah disusun dala bentuk puisi, mereka mendapat berkah dalam kehidupannya.
acara maulid ini dilakukan tidak saja di buan Rabiul Lamang itu dibuat sebagai simbol tongkat karena orang
awal, tetapi sampai bulan jumadil akhir, 4 bulan tua butuh tongkat, dan pelaksanaan doa itu sebagai
lamanya.Acara Maulid Nabi ini dilakukan di masjid ujud kesalehan anak yang selalu mendoakan orang
dan surau di wilayah tersebut. Lihat Duski Samad, h. tuanya. Lihat Siti Aisyah dkk. h. 52-61
170
38
37
Dalam rangka menyambut Ramadhan sudah Mengajikan setiap orang meninggal mulai
dari satu hari sampai dengan seratus hari kematian
menjadi tradisi masyarakat Minangkabau berziarah ke
termasuk suatu upacara yang dilakukan berdasarkan
kubur orang tua yang telah meninggal, dan di Padang keyakinan masyarakat, Ditinjau dari sejarahnya
Pariaman juga dilakukan dengan cara melaksanakan berdasarkan penuturan lisan upacara kematian ini
doa di rumah masing-masing dengan menghadirkan merupakan tradisi orang Hindu dengan menyanyikan
Tuanku setempat beserta labai dan petugasnya, Pada kebaikan orang yang telah mati, lalu Syekh
membuat makanan lamang,sebagai penganan kudapan Burhanuddin menukar syair nyanyinya dengan do’a
untuk para tuanku dan rombongannya sekalian untuk dan bacaan salawat yang dilagukan dan dibuat
berbalas-balasan antara dua orang tuanku, Labai,
bawaan mereka untuk pulang nantinya. Selain itu
Khatib dan petugas agama nagari (pelaksana utama
lamang tersebut juga dihantar ke rumah mertua, ipar dari kegiatan tersebut), lihat Duski Samad, h, 171
besan dan tetangga sekitarnya. Pelaksanaan acara ini
hampir diakukan oleh seluruh masyarakat terutama
Volume 21 No. 2, Edisi Juli-Desember 2017
44 Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau

dianggap bersumber dari Syekh bambu yang di dalamnya


Burhanuddin.39. Bentuk dilapisi dengan daun pisang
pelaksanaannya diisi dengan muda. Setelah itu dibakar
kegiatan zikir yang dinyanyikan dengan api kayu dan sabut
oleh orang alim, para tuanku dan kelapa dengan cara disandarkan
lebai serta pelaksana kegiatan pada tonggak kayu yang telah
tersebut. Dalam upacara disiapkan sebelumnya. Bahan
tersebut selain membuat lamang dasar membuatnya dari beras
sebagian daerah juga makanan ketan putih yang dicampur
khas Minangkabau termasuk dengan santan, ada juga dari
yaitu pinyaram. Membuat kue bahan pisang yang dihancurkan
pinyaram ini tidak seluruh dan campur dengan beras dan
daerah Padang Pariaman yang santan dan ada juga dengan
membuat pinyaram pada acara bahan dasar tepung singkong
kematian, hanya sebagian yang dicapu dengan gula merah
daerah yang membuatnya dan sebagainya. Nama lamang
seperti Kiambang, Sicincin tersebut sesuai dengan bahan
Kayu Tanam dan lainya, dasar yang digunakan untuk
sedangkan daerah Ulakan dan membuat lamang, dan jenis
sekitarnya tidak membuat lamang yang dibuat juga sesuai
pinyaram di upacara kematian. dengan bentuk upacara
Makanan lamang dibuat keagamaan yang dilakukan
di Padang Pariaman ada masyarakat.
berbagai macam, namanya 2) Sambareh
sesuai dengan bahan yang
digunakan untuk membuatnya.
Ada lamang pulut, lamang
pisang, lamang kanji, lamang
kuniang, tetapi tidak semua jenis
lamang ini yang dibuat dalam
upacara tersebut. Untuk upacara
maulid Nabi dan bulan Sya’ban,
jenis lamang yang dibuat tidak Foto Sambareh
berbeda, hanya saja pada acara https://www.google.co.id
bulan maulid jumlah lamang Sambareh nama lain dari
yang dibuat lebih banyak dari sarabi penganan tradisional
bualan Sya’ban. Sedang pada yang terdapat di Minangkabau.
acara mengaji di acara kematian Sebutan nama sambareh ini
selain dari lamang pulut dan terdapat di daerah Kabupaten
lamang pisang juga dibuat Padang Pariaman, termasuk
lamang kanji dan lamang juga kota Pariaman. Makanan
kuning. ini termasuk jenis kuliner
Cara memasak lamang ini tradisional yang selalu dibuat
termasuk istimewa dibanding masyarakat Padang Pariaman
makanan lain, karena dalam upacara keagamaan,
memasaknya menggunakan karena membuatnya dalam

39
Duski Samad, Syekh Burhanuddin dan Bantuan Yayasan Pengembangan Ekonomi dan
Islamisasi Minangkabau, (Syarak Mandaki Adat Kesejahteraan Masyarakat, 2002, h. 171
Manurun), Jakarta, The Minangkabau Foundation Atas
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Siti Aisyah 45

rangka memperingati perayaan Islam oleh syekh Burhanuddin.


Isra Mikraj dibulan rajab, Makanan ini juga dibuat dalam
sehingga bulan rajab disebut rangka merayakan Isra’ Mikraj
oleh masyarakat Padang Nabi Muhammad Saw.
Pariaman dengan sebutan bulan Bagi masyarakat Padang
sambareh. Keberadaannya juga Pariaman bulan Rajab termasuk
dimulai semenjak adanya bulan yang istimewa sehingga
islamisasi di Minangkabau yang nama bulan Rajab ini disebut
dibawa oleh Syekh dengan nama bulan sambareh.
Burhanuddin. Ulakan salah satu daerah yang
Ditinjau dari waktu terdapat Padang Pariaman yang
pelaksanaan tradisinya, melaksanakan tradisi ini
makanan sambareh ini hampir menyebut bulan Rajab itu
mirip dengan khanduri apam40 dengan sebutan bulan sambareh
yang dilaksanakan dibulan rajab juga katakan bulan ini bulan
di Aceh dalam rangka kanak-kanak, karena tujuan
memperingati Isra’ Mikraj Nabi mereka melaksanakan tradisi ini
Muhammad Saw. Kemiripan selain mendoakan orang tua
bentuk acara dan makanan yang mereka juga mendoakan anak-
dibuat dapat dikatakan bahwa anak yang sudah meninggal
budaya membuat makanan ini diusia masih kanak-kanak.41
mengikuti tradisi Aceh. Hal ini Cara membuatnya terbuat
dengan proses islamisasi yang dari tepung beras yang yang
dibawa oleh Syekh dicampur dengan santan kental
Burhanuddin di Minangkabau dan garam serta satu butir telur
yang berasal dari gurunya lalu diaduk dalam satu wadah
Abdurrauf di Aceh. Di Padang dan diamkan selama 30 menit.
Pariaman tradisi ini dimulai juga Kemudian tuang ke loyang atau
semenjak adanya penyebaran suatu wadah yang sengaja

40
Dalam tradisi masyarakat Aceh serabi Rajab malaikat-malaikat kubur munkar Nakir dan hukuman-
disebut dengan Khanduri Apam, hingga bulan rajab hukuman yang mereka jatuhkan, ia berpura-pura mati
mereka sebut dengan bulan Apam. Menurut tradisi dan dikuburkan hidup-hidup. Segera ia diperiksa oleh
masyarakat di sana kenduri apam ini adalah berasal malaikat mengenai agama dan amalnya, karena banyak
dari seorang sufi yang amat miskin di Tanah Suci kekurangan maka orang tersebut dipukul dengan
Mekkah. Si miskin yang bernama Abdullah Rajab pentungan besi. Tetapi pukulan tersebut tidak dapat
adalah seorang zahid yang sangat taat pada agama mengenainya, sebab ada sesuatu yang tidak dapat
Islam. Berhubung amat miskin, ketika ia meninggal dilihatnya dengan jelas dalam kegelapan dan
tidak satu biji kurma pun yang dapat disedekahkan mempunyai bentuk seperti bulan seolah-olah
orang sebagai kenduri selamatan atas kematiannya. melindunginya dari pukulan. Ia berhasil keluar dari
Keadaan yang menghibakan/menyedihkan hati itu; tempatnya yang sempit (kuburan) dan segera menemui
ditambah lagi dengan sejarah hidupnya yang anggota keluarganya dan terkejut melihatnya kembali.
sebatangkara, telah menimbulkan rasa kasihan Ketika pengalaman ini diceritakan, diketahuilah bahwa
masyarakat sekampungnya untuk mengadakan sedikit yang menolongnya sewaktu dipukul di kubur bulat
kenduri selamatan di rumah masing-masing. Mereka seperti bulan adalah kue apam yang sedang dibuat oleh
memasak Apam untuk disedekahkan kepada orang keluarganya. Mutakharijin Assunniyah, Serabi di
lain. Itulah ikutan tradisi toet Apam (memasak Apam) Bulan Rajab, http://mutakhorij-
yang sampai sekarang masih dilaksanakan masyarakat assunniyyah.blogspot.co.id/2013/05/, Kamis 14 Sep
Aceh. HC Snouck Hurgronje dalam buku Aceh di Mata 2017
41
Kolonial mengemukakan pula versi yang berbeda Wawancara dengan Jusmiati salah seorang
mengenani latar belakang pelaksanaan kenduri apam penduduk Ulakan yang selalu mengadakan tradisi ini
ini. Menurut kisah pernah ada seorang aceh yang ingin setiap di bulan Rajab tahin 2016
mengetahui nasib orang di dalam kubur, terutama
tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
Volume 21 No. 2, Edisi Juli-Desember 2017
46 Tradisi Kuliner Masyarakat Minangkabau

dibuat sebagai cetakan yang dalam acara adat, seperti rendang, nasi
telah dipanaskan telebih dahulu. kunyik, lapek bugih, pinyaram, juadah
Setelah masak lalu diangkat dan dan sebagainya. Sedangkan aneka
dimakan dengan kuah yang kuliner yang dibuat dalam upacara
terbuat dari santan bercampur keagamaan seperti lamang dan
gula merah dan garam sambareh. Keberadaan kuliner dalam
secukupnya. Lalu ditambah pelaksanaan upacara tersebut dapat
dengan daun pandan sebagai dijadikan sebagai penentu dan identitas
pewangi aromanya. Biasanya terlaksananya upacara tersebut.
dalam rangka memperingati hari ***
Isra’ Mikraj di bulan Rajab
masyarakat Padang Pariaman Daftar Kepustakaan
merayakannya dengan berdoa
yang dipimpin oleh tuanku Aisyah, Siti, dkk., 2015, Tradisi Malamang
(ulama) setempat. Hidangan Bagi Masyarakat Padang Pariaman,
khas yang dibuat ketika itu (Kajian Sosial Budaya), Penelitian ,
adalah sambareh, sebagai Dosen Fakultas Adab dan Humaniora
penganan hidangan penutup IAIN Imam Bonjol Padang, Padang,
setelah menyantap hidangan. Tahun
Selain itu setiap menantu Azami, dkk., 1978, Adat dan Upacara
perempuan menghantar Perkawinan Daerah Perkawinan
penganan sambareh ini ke Sumatera Barat, Jakarta, CV. Eka
rumah mertuanya. Dharma
D. Kesimpulan
Lestari, Devi Setya, Food Story, Sabtu, 8 Juli
Salah satu yang menjadikan 2017, http://lifestyle.okezone.com,
kebesaran nama Minangkabau berkat Senin, 11 September 2017
kekayaan kulinernya. Masakan
Nova, Asra Hayati Syahrul, Yuk, Membuat
“rendang” sampai sekarang masih
Pinyaram!, Genta Andalas, Media
mendapat posisi nomor satu terlezat
Peduli Bangsa, Damai Dan Bermoral,
dibanding beberapa makanan dari
3 September 2013,
berbagai negara. Kuliner tradisional yang
http://www.gentaandalas.com/yuk-
terdapat di Minangkabau tersebut ada
membuat-pinyaram, Senin, 11 Sep
yang khusus dibuat pada moment tertentu
2017
berdasarkan budaya dan keyakinan
masyarakat. Keberadaan kuliner tersebut Post Views, Juadah Pariaman, Tradisi Spesial
sejalan dengan tuntutan kondisi Hantaran Pengantin, https://aet.co.id
masyarakatnya dan selaras dengan Rahman, Fadly, 2016, Jejak Rasa Nusantara,
kekayaan sumber daya alamnya. Sejarah Makkanan Indonesia, Jakarta,
Padang Pariaman termasuk daerah PT. Gramedia Pustaka Utama
yang memiliki masyarakat yang masih ______, Fadly, 2016, Rijsttafel, Budaya
kental dengan tradisi adatnya dan kuat Kuliner Di Indonesia Masa Kolonial
dengan keyakinan agamanya sehingga 1870-1942, Jakarta, PT Gramedia
dalam masa rentang waktu dari awal Pustaka Utama
sampai akhir tahun selalu menjalankan
rutunitas upacara tradisi masyarakat. Ada Rony, Aswil , 2001, Aneka Ragam Makanan
yang berbentuk tradisi kuliner dalam Tradisional Minangkabau, Padang:
upacara adat dan ada juga tradisi kuliner Departemen Pendidikan Nasional
dalam upacara keagamaan. Aneka Direktorat Jenderal Kebudayaan
kuliner Padang Pariaman yang dibuat

Majalah Ilmiah Tabuah: Ta’limat, Budaya, Agama dan Humaniora


Siti Aisyah 47

Museum Negeri Propinsi Sumatera


Barat “Aditiyawarman”
Sjarifoedin, Amir, Tj. A. , 2011,
Minangkabau, dari Dinasti Iskandar
Zulkarnain sampai Tuanku Imam
Bonjol, Jakarta, PT. Gria Media Prima
Tanjung, Armaidi, Kalender Piaman di Mata
Armaidi Tanjung, MinangkabauNews,
Selasa 06 Oktober 2015 ,
Wempi, Yohanes, Budaya Minang, “Maanta
Pabukoan” 29 Juni 2014, Diperbarui:
18 Juni 2015,
http://www.kompasiana.com.
Zed, Mestika, 2017, Saudagar Pariaman
Menerjang Ombak Membangun
Maskapai, Jakarta: LP3ES
Zubir, Zusneli, (T, Th.), Kuliner Pantai Barat
Sumatera: Studi Kasus Masakan
Tradisional Khas Padang Pariaman
Dalam Perspektif Sejarah, Makalah,
Padang, Balai Pelestarian Nilai Budaya
(BPNB), Dirjen Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Volume 21 No. 2, Edisi Juli-Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai