Ekstraksi dan Purifikasi Emas dari Limbah Elektronik dan Perhiasan Bekas
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Ekstraksi dan Purifikasi Emas dari Limbah Elektronik dan Perhiasan Bekas
Data Pengamatan
Ekstraksi dan purifikasi emas dari e-waste
1. Reaksi kimia yang terjadi pada setiap tahapan
1) H2O2(aq) + 2HCl(aq) → Cl2(g) + 2H2O(l)
Reaksi pembentukan gas klorin (Klorinasi)
2) 2HCl(aq) + NaClO(aq) → Cl2(g) + NaCl(aq) + H2O(l)
Reaksi pembentukan gas klorin asam klorida 31,45% dengan pemutih
(sodium hipoklorit)
3) 2Au(s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(aq)
Reaksi pelarutan emas dengan gas klorin membentuk emas (III) klorida
4) AuCl3(aq) + HCl(aq) → HAuCl4(aq)
Reaksi pembentukan asam kloroaurat
5) 4HAuCl4(aq) + 3Na2S2O5(s) + 9H2O(l) →4Au(s) + 16HCl(aq) + 6NaHSO4(aq)
Reaksi pengendapan logam emas yang ada pada filtrat hasil ekstraksi
dengan menambahkan natrium metabisulfite.
2. Perhitungan rendemen
NaClO(aq) + 2HCl(aq) → Cl2(g) + NaCl(aq) + H2O(l)
M 0,020mol 0,432mol
R 0,020mol 0,040mol- 0,020mol 0,020mol 0,020mol+
S - 0,392mol 0,020mol 0,020mol 0,020mol
Contoh perhitungan:
Reaksi 1
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝐴𝐴𝐴𝐴 28,3495 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
• Mol Au = 𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐴𝐴𝐴𝐴 = 197 𝑔𝑔/𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 0,144mol
65𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 HNO3 𝑥𝑥 30 𝑚𝑚𝑚𝑚
• Mol HNO3 = 𝐵𝐵𝐵𝐵 HNO3
= 100 𝑚𝑚𝑚𝑚
63 𝑔𝑔/𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
= 0,310mol
Reaksi 2
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝐴𝐴𝐴𝐴3+ 1
• Mol Au3+ = 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝐻𝐻+ x mol H+ = 6 x 0,31mol = 0,0516mol
87𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 HCl 𝑥𝑥 90 𝑚𝑚𝑚𝑚
• Mol HCl = 𝐵𝐵𝐵𝐵 HCl
= 100 𝑚𝑚𝑚𝑚
36,5 𝑔𝑔/𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
= 0,912mol
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 HAuCl4 1
• Mol HAuCl4 = 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝐴𝐴𝐴𝐴
x mol Au = 1 x 0,0516mol= 0,0516mol
Reaksi 3
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 Na2S2O5 35,4368 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
• Mol Na2S2O5 = 𝐵𝐵𝐵𝐵 Na2S2O5 = 190 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔/𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 0,1865 mol
𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝐴𝐴𝐴𝐴 4
• Mol Au = 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻4 x mol HAuCl4 = 4 x 0,0516 mol = 0,0516 mol
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝐴𝐴𝐴𝐴 7,98 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔
Rendemen (%) = 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝐴𝐴𝐴𝐴
x 100% = 10,1652 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔 100% = 78,5%
Pembahasan
Emas termasuk golongan logam mulia yang banyak dicari karena memiliki nilai
ekonomi yang tinggi. Emas dalam batuan dapat diisolasi dari logam-logam lainnya
melalui proses ekstraksi pirometalurgi yaitu dengan menggunakan energi panas,
ataupun hidrometalurgi seperti sianidasi dan amalgamasi (Nursiah et.al 2019). Logam
Au (emas) memiliki sifat konduktivitas listrik yang sangat tinggi, tahan terhadap korosi
dan dapat dibuat dalam bentuk campuran logam. Emas berwarna kuning dan lunak
memiliki titik leleh 1063ºC dengan kemudahan ditarik dan ditempa yang tinggi
dibandingkan unsur apapun. Logam ini tidak reaktif dan tidak diserang oleh oksigen
atau sulfur namun mudah bereaksi dengan halogen atau dengan larutan yang
mengandung atau melepaskan klor seperti aqua regia (Huang et al. 2009)
Metode umum yang digunakan untuk proses ekstraksi Au adalah sianidasi.
Namun senyawa golongan sianida memiliki efek toksik bagi lingkungan (Alimano dan
Rinjani 2017). Aspek lingkungan menjadi penyebab utama dikembangkannya proses
pelindian Au dengan menggunakan senyawa non-sianida. Metode ekstraksi Au yang
umum lainnya dalam industri adalah pirometalurgi, hidrometalurgi, dan
biohidrometalurgi. Pada pirometalurgi, Au diekstrak dengan memberikan temperatur
dan tekanan tinggi pada mineral sedangkan pada hidrometalurgi Au diekstrak dengan
melarutkan mineral dalam larutan kimia (Jadhav dan Hocheng 2012). Sumber Au
kedua di dunia berasal dari hasil pemurnian menggunakan metode hidrometalurgi.
Dalam metode biohidrometalurgi, proses pemurnian Au dibantu dengan menggunakan
mikroorganisme. Berbagai pelarut telah diteliti untuk digunakan pada metode
hidrometalurgi adalah pelarut asam karena memiliki kemampuan untuk melarutkan
logam seperti H2SO4, HNO3, H2O2, dan HCl (Alafara et al. 2015).
Aqua regia merupakan campuran dari larutan HNO3 dan HCl dengan
perbandingan 1:3 (v/v). Larutan ini bersifat korosif, mengeluarkan uap berwarna
kuning, dan kurang stabil sehingga pembuatan larutan dilakukan jika akan digunakan.
Kemampuan aqua regia dalam melarutkan emas disebabkan oleh dua komponen dari
masing-masing larutan asam memiliki fungsi yang berbeda. Asam nitrat (HNO3)
berfungsi sebagai oksidator sedangkan asam klorida (HCl) berfungsi untuk
menyumbangkan ion Cl sebagai ligan dalam pembentukan kompleks dengan ion Au.
Perbandingan campuran larutan tersebut memenuhi persamaan HNO3(aq) + 3HCl(aq) →
NOCl(g) + Cl2(g) + 2H2O(l). Emas dapat larut dalam aqua regia membentuk kompleks
tetrakloroaurat (III) AuCl4- dengan harga konstanta kestabilan sebesar Log K = 29,6.
Reaksi pelarutan emas oleh aqua regia terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah
oksidasi logam Au menjadi ion Au3+ dan tahap kedua adalah reaksi ion Au dengan
asam klorida (Tuncuk et al. 2012)
Hasil pengamatan menunjukan rendemen metode 1 mendapatkan 94,5% dan
metode 2 mendapatkan rendemen sebesar 78,5%. Metode natrium bisulfit dapat
digunakan untuk memisahkan emas lebih efektif dibandingkan dengan metode sianida
karena menghasilkan rendeman dan kemurnian. Dalam praktikum tersebut telah
menggunakan metode natrium bisulfit. Kecilnya rendemen emas yang diperoleh
dikarenakan terdapat pengotor atau logam-logam lain yang ikut terendapkan sebab
larutan natrium bisulfit dapat mengendapkan logam lain seperti Si, Al, Cu, Ti, Cr, Fe,
Ni, Cu, Br, Sr, Ba, dan Pb, sehingga dalam endapan yang diperoleh masih terdapat
banyak pengotor (Abdul et al. 2014). Selain itu, pelarut asam HCl memiliki persentase
massa yang hilang hamper tidak ada karena terbentuknya HgCl2 maupun terbentuknya
senyawa pirit sulfur yang mempunyai massa jenis lebih tinggi dibandingkan HgS.
Dalam H2SO4 persentase massa yang hilang 0,25% dan pada HNO3 sebesar 0,05%. Au
terekstrak akan meningkat sebab sampel yang dilarutkan telah terkonsentrasi dengan
asam.
Simpulan
Proses ekstraksi logam Au dapat digunakan melalui berbagai metode
pirometalurgi, hidrometalurgi, biohidrometalurgi, atau metode sederhana dengan aqua
regia. Tingkat kemurnian dan rendemen emas dapat diperngaruhi oleh pemilihan
metode yang digunakan serta pengggunaan pelarut asam klorida lebih baik
dibandingkan asam nitrat.
Daftar Pustaka
Abdul W, Rachmat TT, Danar P. 2014. Pengaruh suhu pada ekstraksi emas dari limbah
ram (Random Acces Memory) computer. Kimia Student Journal. 1(2): 283-289.
Alafara A, Kuranga I, Rafiu B, Folahan A. 2015. Quantitative leaching of a Nigerian
chalcopyrite ore by nitric acid. Bayero Journal of Pure and Applied Sciences.
7(2): 115. doi: 10.4314/bajopas.v7i2.20.
Alimano M, Rinjani RR. 2017. Penelitian awal ekstraksi emas dan logam lainnya dari
tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) menggunakan metode klorinasi
basah. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. 13(1): 45-51.
Huang K, Guo J, Xu Z. 2009. Recycling of waste printed circuit boards: a review of
current technologies and treatment status in China. Journal of Hazardous
Materials. 164 (2009): 399-408.
Jadhav UU, Hocheng H. 2012. A review of recovery of metals from industrial waste.
Journal of Achievements in Materials and Manufacturing Engineering. 54(2):
159– 167.
Nursiah, Haryati T, Andarini N. 2019. Solasi emas dari larutan kompleks emas thiourea
hasil ekstraksi dengan metode elektrolisis. Berkala Sainstek. 8(1): 28-32. e-ISSN:
2339-0069.
Tuncuk A, Stazi V, Akcil A, Yazici EY, Deveci H. 2012. Aqueous metal recovery
techniques from e-scrap: hydrometallurgy in recyling. Mineral Engineering.
25(1): 28-37.
LEMBAR RANCANGAN KERJA KIMIA ANORGANIK
Unsur: H2, O2, Cl2
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Unsur: H2, O2, Cl2
Data Pengamatan
Gas H2
A. Reaksi Pembentukan
1. 2 Al(s) + 2OH- + 6H2O →2Al(OH)4- + 3H2(g) (Putra 2010)
2. Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g). (Ozcan et al. 2016)
3. Zn(s) + 2H+(aq) → Zn2+ (aq) + H2(g) (Wang et al. 2011)
B. Sifat gas H2 hasil pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Botol hasil HCl + Zn + Api Gas yang dihasilkan tidak berwarna. Gas
sedikit meledak ketika mulut botol
didekatkan dengan api. HCl habis bereaksi
sehingga kecepatan bisa dilihat dari jumlah
H2 yang dihasilkan dalam waktu yang
relative singkat. Dalam reaksi ini yang
berfungsi sebagai pereaksi pembatas adalah
HCl.
Balon H2 + api Gas yang terbentuk menyebabkan balon
mengembang sebesar bola tennis serta
timbul embun pada botol kaca. Ketika
dipanaskan dengan api, balon yang berisi
gas hidrogen mengalami ledakan. Balon
yang ditiup hanya mengempis saat
dipanaskan.
H2 + minyak Tidak terjadi perubahan (gak keliatan di
video)
Gas Cl2
A. Reaksi Pembentukan
Ca(ClO)2(s) + 4HCl(aq) → 2Cl2(g) + CaCl2(aq) + 2H2O(l) (Rusydi et al. 2016)
Persamaan reaksi:
2NaBr(aq) + CCl4(l) + Cl2(g) → 2NaCl(aq) + Br2/ CCl4
Larutan Cl2 + NaI(aq) + Fase air: bening (tidak berwana)
CCl4
Fase CCl4: sedikit keunguan
Lapisan berwarna jingga tua kemerahan terbentuk
diantara NaI dan CCl4
Persamaan reaksi:
2NaI(aq) + CCl4(l) + Cl2(g) → 2NaCl(aq) + I2/ CCl4
I2(s) + air + CCl4 Fase air: bening (tidak berwarna)
Persamaan reaksi:
2NaCl(aq) + CCl4(l) + Br2(g) → tidak bereaksi
NaI(aq) + CCl4 + Fase air: bening (tak berwarna)
Larutan Br2
Fase CCl4: Ungu muda
Terbentuk lapisan larutan berwana kuning diantara
dua fase
Persamaan reaksi:
2NaI(aq) + CCl4(l) + Br2(g) → 2NaBraq) + I2/ CCl4
NaCl(aq) + CCl4 + Fase air: bening (tak berwarna)
Larutan I2 Membentuk lapisan berwarna kuning coklat
dibagian bawah larutan.
Persamaan reaksi:
2NaCl(aq) + CCl4(l) + I2(g) → tidak Bereaksi
NaBr(aq) + CCl4 + Fase air: bening (tak berwarna) dan membentuk
Larutan I2 palapisan kuning coklat dibagian bawah
Persamaan reaksi:
2NaBr(aq) + CCl4(l) + I2(g) → tidak Bereaksi
Pembahasan
Hidrogen adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan
nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau,
bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat
mudah terbakar. Hidrogen adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira
75% dari total massa unsur alam semesta. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang
dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai
senyawa hidrokarbon seperti metana. Unsur ini ditemukan dalam kelimpahan yang
besar di bintangbintang dan planet-planet gas raksasa (Martawati 2014).
Oksigen merupakan salah satu komponen terpenting untuk kelangsungan hidup
manusia. Atmosfer bumi terdiri dari 20,95% gas oksigen, jumlah ini merupakan
terbanyak kedua setelah nitrogen 78,08%. Oksigen berasal dari fotosintesis tumbuhan
darat dan organisme di laut. Disamping keberadaan oksigen yang bebas di alam,
oksigen juga dimanfaatkan untuk bahan bakar roket, ekspedisi luar angkasa, keperluan
industri dan keperluan medis di rumah sakit. Oksigen merupakan gas yang mudah
terbakar karena sifatnya yang reaktif, oksigen juga tidak berbau, tidak berwarna dan
tidak berasa sehingga sulit untuk mengetahui bahwa telah terjadi kebocoran (Ade P dan
Elvaswer 2017).
Unsur halogen termasuk golongan VIIA pada daftar periodik yaitu F, Cl, Br, I,
At. Unsur halogen merupakan unsur non-metal yang reaktif. Semua unsur halogen
terdapat sebagai molekul diatom, yaitu F2, Cl2, Br2, dan I2 (Meliana et.al 2019). Fluorin
dan klorin berwujud gas, fluorin berwarna kuning pucat dan klorin berwarna kuning
kehijauan. Bromin mudah menguap, cairan dan uapnya berwarna cokelat-kemerahan.
Iodin berupa zat padat berwarna hitam mengkilap yang dapat menyublim
menghasilkan uap berwarna ungu. Unsur-unsur halogen mudah dikenali dari bau dan
warnanya. Halogen umumnya berbau menyengat, terutama klorin dan bromin (bromos,
artinya pesing). Kedua gas ini bersifat racun sehingga harus ditangani secara hati-hati.
Jika wadah bromin bocor maka dalam beberapa saat, ruangan akan tampak cokelat-
kemerahan. Pada suhu kamar flour dan klor berupa gas, brom berupa cairan, dan iod
berupa ion padatan. Klor banyak digunakan sebagai agen pemutih untuk kertas dan
tekstil. Selain itu, klor juga umum digunakan untuk penjernih air dan desinfektan
(Purwaningsih dan Supriyanto 2017).
Pembentukan gas H2 dengan pereaksi HCl menggunakan penambahan Zn.
Penggunaan katalis Cu atau Zn dapat membantu proses produksi gas hidrogen. Sifat
dasar Cu atau Zn mudah mengalami korosi, yakni mengikat oksigen. Sehingga katalis
membantu proses penguraian asam, sehingga pembentukan hidrogen lebih cepat. HCl
habis bereaksi sehingga kecepatannya bisa dilihat dari jumlah H2 yang dihasilkan
dalam waktu yang relative singkat akibat penambahan katalis logam Zn. Perlakuan
penambahan api dilakukan untuk meningkatkan temperatur karena logam Zn lebih
efektif bekerja pada suhu tinggi (Purnami et al. 2015). Percobaan sintesis gas hidrogen
menghasilkan gas yang tidak berwarna dengan menunjukkan reaksi yang mudah
terbakar. Gas hidrogen akan membuat volume didalam balon membesar akibat
penambahan suhu sehingga meledak.
Data hasil percobaan pembentukan gas O2 menunjukkan bahwa pada
pemanasan KCIO3, dengan ditambah MnO2 ternyata reaksi penguraian KCIO3,
bertambah cepat. Senyawa MnO2, berfungsi sebagai katalis, yaitu zat yang dapat
mempercepat reaksi tetapi MnO2, dihasilkan kembali pada akhir reaksi. Prinsip kerja
katalis dalam mempercepat laju reaksi adalah dengan cara menurunkan energi
pengaktifan suatu reaksi.
Gas klorin memiliki fungsi sebagai pemutih tekstil. Pada percobaan bunga
keratas yag dimasukkan ke dalam erlenmayer berisi gas klorin dihasilkan perubahan
warna dari ungu ke putih. Kertas merah dimasukkan akan berubah menjadi putih akibat
gas klorin, begitu halnya dengan kertas merah pudar sedikit basah. Hal ini
membuktikan bahwa gas klorin dapat bertindak sebagai pemutih. Larutan Br- atau I-
mampu dioksidasi dengan Cl2 menjadi gas Br2 dan I2. Br2 atau I2 mampu larut dalam
pelarut nonpolar seperti CCl4 Reaksi antara Br- dan Cl- merupakan reaksi redoks.
Simpulan
Identifikasi gas hidrogen dapat digunakan dengan metode mengalirkan gas pada
balon kemudian dibakar. Identifikasi oksigen berdasarkan nyala api dan klorin
dilakukan pada kertas berwarna yang mengalami perubahan menjadi tak berwarna. Gas
hidrogen dan oksigen memiliki karakteristik dan sifat yang hamper mirip. Keduanya
gas yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan mudah terbakar. Gas klorin
adalah salah satu gas beracun yang berbahaya. Gas ini berwarna kuning kehijauan
dengan bau yang menyengat serta mudah terbakar dan cukup reaktif dibandingkan Br
dan I karena pengaruh keelektronegatifan.
Daftar Pustaka
Ade P, Elvaswer. 2017. Karakteristik i-v heterokontak TiO2(CuO)/ZnO(TiO2) sebagai
sensor gas oksigen. Jurnal Fisika Unand. 6(1): 67-73. e-ISSN: 2302-8491.
Chang R. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Inayati YD. 2010. Produksi Gas Hidrogen Dari Limbah Alumunium. Valensi. 2(1):
362-367. e-ISSN: 1978 - 8193.
Martawati ME. 2014. Sistem elektrolisa air sebagai bahan bakar alternatif pada
kendaraan. Jurnal ELTEK. 12(1): 93-104. e-ISSN: 1693-4024.
Meliana F, Sidauruk S, Meiliawati R. 2019. Kesulitan memahami konsep kimia unsur
golongan vii a (halogen) pada mahasiswa program studi pendidikan kimia
universitas palangka raya tahun akademik 2018/2019. Jurnal Ilmiah Kanderang
Tingang. 10(1): 72-80. e-ISSN 2087-166X.
Ozcan H, Dincer I. 2016. Modeling of a new four-step magnesium-chlorine cycle with
dry HCl capture for more efficient hydrogen production. International Journal of
Hydrogen Energy. 41: 7792-7801. doi:
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijhydene.2015.11.177
Pourmortazavi S, Hajimirsadeghi S, Hosseini S. 2006. Characterization of the
aluminum or potassium chlorate mixtures by simultaneous TG‐DTA. Journal of
Thermal Analysis and Calorimetry. 84(3): 557–561.
Purnami, Wardana ING, Veronika K. 2015. Pengaruh pengunaan katalis terhadap laju
dan efisiensi pembentukan hidrogen. Jurnal Rekayasa Mesin. 6(1): 51-59. eISSN
2477-6041.
Purwaningsih I, Supriyanto. 2017. Pengaruh jumlah pencucian beras dengan kadar
klorin. Jurnal Laboratorium Khatulistiwa. 1(1): 89 – 93.
Putra AM. 2010. Analisis produktifitas gas hidrogen dan gas oksigen pada elektrolisis
larutan KOH. Jurnal Neutrino. 2(2): 141-154.
Rusydi AF, Suherman D, Sumawijaya N. 2017. Pengolahan air limbah tekstil melalui
proses koagulasi – flokulasi dengan menggunakan lempung sebagai penyumbang
partikel tersuspensi. Arena Tekstil. 31(2): 105-114.
Wang L, Sun C, Xu L, Qian Y. 2011. Convenient synthesis and applications of gram
scale boron nitride nanosheets. Catalysis Science & Technology. 7(1): 1119 - 23.
doi: https://doi.org/10.1039/C1CY00191D.