Anda di halaman 1dari 15

KEDUDUKAN PEMBERI BANTUAN HUKUM

DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA


LITIGASI DAN NON LITIGASI

DOSEN :
ANISA. SH.,MH
PEMBERI BANTUAN HUKUM

Pemberi bh adlh l.b.h./organisasi kemasyara


katan yg memberi layanan bh
psl 8
(1) Pelaksanaan BH dilakukan oleh
pemberi BH yang telah memenuhi syarat
berdasarkan Uu
(2) Syarat-syarat Pemberi BH meliputi:
a. berbadan hukum;
b. terakreditasi berdasarkan Uu
c. memiliki kantor / sekretariat tetap
d. memiliki pengurus; dan
e. memiliki program Bantuan Hukum.
PENERIMA BANTUAN HUKUM

Penerima B.H ad orang /klompok orang miskn


HAK PENERIMA BH PSL 12 UUBH
1.MENDAPAT BH HINGGA MASALAHNYA
SELESAI, SELAMA PENERIMA BH TDK
MENCABUT SRT KUASA.
2. MENDAPAT BH SESUAI STANDAR BH
3.MENDAPATKAN INFORMASI DAN
DOKUMEN YG BERKAITAN DNG BH

KEWAJIBAN PENERIMA BH PSL 13


1.MENYAMPAIKAN BUKTI,INFORMASI ,DATA
SECARA BENAR
2.MEMBANTU KELANCARAN PEMBERIAN BH
SYARAT DAN TATA CARA
PEMBERIAN BH

PSL 14
1.MENGAJUKAN PERMOHONAN SECARA
TERTULIS YG BERISI IDENTITAS PEMO
HON,URAIAN SINGKAT PERKARA YBS.
2.MENYERAHKAN DOKUMEN PERKRA
3.SK MISKIN DR LURAH/KADES/PEJABAT
YG SETINGKAT DI TEMPAT TGL
PEMOHON.
4.MENGAJUKAN PERMOHONAN KEPADA
PEMBERI BH,JIKA DITERIMA BIKIN
SURAT KUASA.
pasal 15
(1) Pemohon Bh mengajukan permohonan bh kepada
pemberi bh
(2) Pemberi BH dlm jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja setelah permohonan Bh
dinyatakan lengkap harus memberikan jawaban
menerima atau menolak permohonan Bh
(3) Dalam hal permohonan Bantuan Hukum diterima,
Pemberi Bh memberikan Bh
berdasarkan surat kuasa khusus dari Penerima bh
(4) Dalam hal permohonan Bantuan Hukum ditolak,
Pemberi Bh mencantumkan alasan penolakan
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata
cara pemberian Bh diatur dng pp
KONSEP DASAR
BANTUAN HUKUM NON LITIGASI

HUKUM :
1. Seperangkat aturan yang fungsinya sebagai acuan perilaku
2. Seperangkat aturan yang diwujudkan dalam perilaku riil :
a. Tindakan sekali-kali
b. Tindakan /pernyataan yang mana yang dikatakan hukum
atas suatu pelanggaran hukum.
PELANGGARAN ATURAN HUKUM

1. Pelanggaran Aturan Hukum Publik


Harus diselesaiakan oleh aparatur negara yang diberi
wewenang untuk itu
2. Pelanggaran Aturan Hukum Perdata
Dapat diselesaikan oleh para pihak itu sendiri

Catatan :
Konsep Non Litigasi ( Penyelesaian sengketa perdata tidak melalui
proses litigasi ) hanyalah untuk pelangran hak-hak keperdataan
HAK-HAK KEPERDATAAN

1. Bersumber dari aturan hukum tentang orang


Hak ini hak perorangan
Dapat diselesaikan malalui non litigasi menyangkut hak
pengurusan anak , Pelepasan atas hak terhadap harta
bersama, membatalkan permohonan atau gugatan
perceraian
2. Bersumber dari aturan yang menyangkut penguasaan
benda/barang
Hak ini lazim disebut hak kebendaan baik yang bersumber dari
buku II, Buku III KUH Perdata maupun aturan khusus
lainnya seperti :
a. Hak Tangungan
b. Fidusia
c. Transakasi –Transaksi atas dasar hukum adat
LITIGASI

1. Percaya pada institusi Pengadilan dapat


melindungi hak-hak para pencari keadilan
2. Sebagai institusi “ The Last Resart” artinya
cara/bendeng akhir Untuk memperjuangkan hak.
3. Pendekatan positivistik dogmatisme perundangan-
undangan dan Farmalisme
4. Kesanggupan mengeluarkan biaya, waktu, tenaga
dan pengorbanan lainnya.
NON LITIGASI

1. Penyelesaian perkara diluar Pengadilan


2. Melalui media tertentu :
a.Negosiasi
b. Mediasi
c. Arbitrase

Catatan :
Ada rekonsiliasi tapi jarang digunakan dan kurang dipahami
NEGOSIASI SEBAGAI INSTRUMEN
PENYELESAIAN SENGKETA
1. Harus jelas ada masalah yang disengketakan oleh karena
itu masing-masing pihak harus dapat mengemukan fakta
hukum dalam bentuk suatu peristiwa yang menjadi dasar
tuntutan hak maupun bantahan terhadap tuntutan hak.
2. Harus jelas apa yang dituntut dengan argumentasi masing-
masing
3. Bertolak pada kedudukan pihak lawan untuk kemudian
melapisinnya dengan perkataan lain kepentingan kita
terbungkus dalam kedudukan /posisi pihak lawan.
Catatan :
a.Tampilan
b.Sebebarnya Untuk mengerti mengapa pihak lawan sedemikan

4. Lakukan penawaran yang sifatnya tidak kaku.


5. Tentukan target tertinggi dan terendah dalam rangka
pengajuan penawaran.
6. Ungkapkan argumentasi penawaran.
7. Bila sudah di atas target terendah ikat dengan perjanjian
perdamaian.
MEDIASI

Ada dua Kedudukan :


a. Pihak yang bersengketa yang akan menunjukan
mediator
b. Sebagai Mediator
SEBAGAI PIHAK YANG BERSENGKETA

1. Cari informasi seputar calon mediator


2. Ketahui integritas dan dedikasi mediator
3. Tentukan rencana kerja untuk ditawarkan dengan
pihak lawan maupun mediator yang meliputi :
a. Berapa kali pertemuan
b. Apa yang ingin harus di bicarakan pada masing-
masing pertemuan
c. Apa target manimal dan maksimal ( jangan
diketahui mediator )
SEBAGAI MEDIATOR
1. Pada waktu pertemuan pertama dengan salah satu pihak yang
bersengketa, temukan/kumpulkan semua informasi yang
berkaitan dengan sengketa.
2. Kalau ada kaitan dengan biaya, janjikan berapa biaya dan atas
beban siapa.
3. Kalau ada kehendak untuk ditanggung bersama, tentukan
kesepakatan kalau pihak lawan tak bersedia, kalau terjadi
penolakan pihak lawan, harus dibuat kesepakatan bahwa atas
beban pihak pengaju Kalau pihak klien tak bersedia,buat
klausula perjanjian dengan mediator akhir.
Catatan :
Boleh tarik uang dengan persentase tertentu

4. Temukan pihak lawan untuk meminta persetujuan /penunjukan


sebagai mediator sipakan surat penunjukkannya.
5. Gali informasi dari pihak lawan
6. Gunakan teknik untuk :
a. Pembingkaian kembali ( Refressing )
b. Tentukan kepentingan dan tujuan
7. Wujud kerja mediator sebagai perdamaian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai