Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGENDALIAN INFEKSI DASAR

DOSEN PEMBIMBING :
Mardiah S,Kep,Ns

DISUSUN OLEH :
Rena Yunita Sihaloho

STIKES FLORA MEDAN


S1 KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTRAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Pengendalian Infeksi Dasar ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan macam-
macam dari infeksi dan cara pencegahannya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pengendalian infeksi dasar bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Mardiah selaku dosen bidang mata kuliah
keperawatan dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Medan, 11 juni 2020

Rena Yunita Sihaloho

DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1 LATAR BELAKANG
2.2 RUMUSAN MASALAH
2.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHAAN
3.1 PENGERTIAN INFEKSI
3.2 RANTAI INFEKSI
3.3 MEKANISME PENYEBARAN INFEKSI
3.4 TIPS PENCEGAHAN
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada akhir-akhir ini banyak kejadian infeksi,terutama infeksi yang sampai saat ini
banyak terjadi di Rumah Sakit, yakni Infeksi Nosokomial.Infeksi ini sangat rawan
terjadi karna penularanya dan penyebaranya terjadi pada saat seseorang pasien yang
sedang di rawat di Rumah Sakit.infeksi ini terjadi karna adanya mikroorganisme yang
menyerang system inang manusia,Hal ini juga di pengaruhi dengan kebersihan
lingkungan Rumah sakit dan juga Kesterilan alat-alat Rumah sakit karena semua itu
juga sebagai penyebab terjadinya infeksi nosokomial.Resiko infeksi nosokomial
bukan juga di tanggung pasien tapi juga bisa menyerang petugas kesehatan,hal ini
dapat menyebabkan penurunan pelayanan kepada Pasien bila petugas ikut terserang
juga. Pengetahuan tentang pencegahan infeksi sangat penting untuk mahasiswa
kesehatan yang nantinya akan menjadi petugas di Rumah Sakit dan sarana kesehatan
lainnya merupakan sarana umum yang rawan untuk terjadi infeksi. Cara
penanggulangan dalam penularan infeksi di Rumah Sakit, dan upaya pencegahan
infeksi adalah hal yang harus diperhatikan dalam mengatasi infeksi nosokomial.
Namun selain itu, alat medis yang menjadi salah satu faktor penting yang sangat
berpengaruh dalam penularan infeksi tersebut. Untuk itu dalam makalah ini akan
dibahas pengaruh alat medis terhadap penyebaran infeksi nosokomial. Untuk seorang
petugas kesehatan, kemampuan dalam penggunaan alat medis memiliki keterkaitan
yang tinggi dengan pekerjaan, karena mencakup setiap aspek penanganan pasien,
sehingga petugas harus sangat berhati-hati dalam penggunaannya. Maka dari
itu,pengetahuan tentang infeksi ini sangat penting,karena dengan ini semua terlihat
jelas tentang infeksi ini,faktor-faktor Yg mempengaruhi, seta bagaimana cara
penanggulangan terhadap resiko akan bahaya infeksi

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian infeksi
2. Apa rantai infeksi
3. Bagaimana proses infeksi
4. Bagaimana cara penularan infeksi
5. Apa tindakan pencegahan

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian infeksi
2. Menjelaskan rantai infeksi
3. Menjelaskan proses infeksi
4. Menjelaskan cara penularan infeksi
5. Menjelaskn tindakan pencegahan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengerian infeksi


infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme seperti virus,
bakteri, jamur, dan parasit. Meski beberapa jenis organisme terdapat di tubuh dan
tergolong tidak berbahaya, pada kondisi tertentu, organisme-organisme tersebut dapat
menyerang dan menimbulkan gangguan kesehatan, yang bahkan berpotensi
menyebabkan kematian.

2.2 Rantai infeksi

1. Agen Infeksi
Agen infeksi adalah mikroorganisme penyebab infeksi. Pada manusia, agen infeksi
dapat berupa bakteri, virus, jamur dan parasit. Ada tiga faktor pada agen penyebab
yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu: patogenitas, virulensi dan jumlah (dosis,
atau “load”).
Makin cepat diketahui agen infeksi dengan pemeriksaan klinis atau laboratorium
mikrobiologi, maka semakin cepat pula upaya pencegahan dan penanggulangannya
bisa dilaksanakan.
2. Reservoir
Reservoir atau wadah merupakan tempat atau sumber agen infeksi dapat hidup,
tumbuh, berkembang-biak dan siap ditularkan kepada pejamu atau manusia.
Berdasarkan penelitian, reservoir terbanyak adalah pada manusia, alat medis,
binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air, lingkungan dan bahan-bahan organik lainnya.
Reservoir dapat juga ditemui pada orang sehat, seperti di permukaan kulit, selaput
lendir mulut, saluran napas atas, dan usus.
3. Portal of exit (pintu keluar)
Portal of exit adalah lokasi tempat agen infeksi (mikroorganisme) meninggalkan
reservoir melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih serta transplasenta.
4. Metode Transmisi atau Cara Penularan
Metode Transmisi adalah metode transport mikroorganisme dari wadah/reservoir ke
pejamu yang rentan.
Ada beberapa metode penularan yaitu: (1) kontak: langsung dan tidak langsung, (2)
droplet, (3) airborne, (4) melalui vehikulum (makanan, air/minuman, darah) dan (5)
melalui vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat).
5. Portal of entry (pintu masuk)
Portal of entry adalah lokasi agen infeksi memasuki pejamu yang rentan dapat melalui
saluran napas, saluran cerna, saluran kemih atau melalui kulit yang tidak utuh.
6. Susceptible host (Pejamu rentan)
Susceptible host adalah seseorang dengan kekebalan tubuh menurun sehingga tidak
mampu melawan agen infeksi. Faktor yang dapat mempengaruhi kekebalan adalah
umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma,
pasca pembedahan dan pengobatan dengan imunosupresan.

2.3 Mekanisme Penyebaran Penyakit Infeksi


Penyakit infeksi dapat menular dari satu orang ke orang lain secara langsung maupun
tidak langsung. Berikut ini penjelasannya:
Penularan secara langsung
Ada 3 cara penyebaran penyakit menular secara langsung, yaitu:
1) Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain
Berbagai jenis kuman dan virus penyebab infeksi dapat berpindah dari satu orang ke
orang lainnya melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui
sentuhan, percikan air liur saat bersin atau batuk, dan berciuman.
Penularan juga bisa terjadi melalui darah, misalnya dari transfusi darah atau jarum
suntik yang dipakai bergantian dengan orang lain. Selain melalui darah, penularan
melalui cairan tubuh juga bisa terjadi, misalnya melalui hubungan seksual dengan
penderita penyakit infeksi. Penularan infeksi melalui kontak seksual ini sering
menjadi penyebab infeksi menular seksual.
2) Dari ibu ke bayi
Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil berisiko tinggi untuk
menularkan penyakit yang dideritanya ke janin di dalam kandungan. Di samping itu,
penularan penyakit infeksi dari ibu ke bayi juga bisa terjadi melalui proses persalinan
atau saat menyusui ASI.
3) Hewan ke manusia
Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang tercakar atau
tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak kurang matang, serta
bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi. Hewan pembawa
penyakit infeksi ini bisa hewan liar mau pun hewan peliharaan yang kurang terawat
kesehatannya. Contoh penyakit infeksi yang menular melalui hewan adalah
toksoplasmosis, pes, leptospirosis, dan rabies.

Penularan secara tidak langsung:


Terdapat 3 cara penyebaran penyakit infeksi secara tidak langsung, yaitu:
1) Benda yang terkontaminasi
Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti keran air, gagang
pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika Anda menyentuh benda
yang telah terkontaminasi kuman atau benda milik penderita penyakit infeksi.
Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui penggunaan barang
pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau cukur, secara bergantian dengan orang
lain.
2) Makanan dan minuman yang terkontaminasi
Sembarangan mengonsumsi makanan dan minuman juga dapat menyebabkan Anda
tertular penyakit infeksi. Berbagai jenis kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan
dalam makanan atau minuman, terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga
matang atau makanan dan minuman yang tidak dipasteurisasi.
Contoh penyakit infeksi yang terjadi melalui metode ini adalah diare, keracunan
makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung.
3) Gigitan serangga
Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga, misalnya gigitan
nyamuk yang membawa virus atau parasit penyebab infeksi. Contoh penyakit infeksi
akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah, malaria, filariasis (kaki gajah),
chikungunya, penyakit Lyme dan infeksi virus Zika.

2.4 Tips Mencegah Penyakit Infeksi


Infeksi virus atau bakteri yang sudah parah bisa membuat sel darah putih berkurang
atau leukopenia. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya
penyakit infeksi, penting untuk melakukan langkah pencegahan penyakit infeksi
sebagai berikut:
 Membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun,
terutama setelah buang air kecil dan besar, membuang sampah, sebelum
masak, dan sebelum makan.
 Memasak makanan atau minuman hingga matang sebelum dikonsumsi.
 Menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika sedang
sakit.
 Tidak berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur,
handuk, dan alat makan, dengan orang lain.
 Melengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter atau
ketika hendak bepergian ke daerah dengan penyakit endemik.
 Melakukan hubungan seks aman, yaitu menggunakan kondom ketika
berhubungan intim dan tidak berganti pasangan seksual.
 Menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak
membuang sampah sembarangan.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
infeksi adalah
masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme seperti virus, bakteri, jamur, dan
parasit. Meski beberapa jenis organisme terdapat di tubuh dan tergolong tidak
berbahaya, pada kondisi tertentu, organisme-organisme tersebut dapat menyerang dan
menimbulkan gangguan kesehatan, yang bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Infeksi virus atau bakteri yang sudah parah bisa membuat sel darah putih berkurang
atau leukopenia. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya
penyakit infeksi, penting untuk melakukan langkah tangan dengan menggunakan air
dan sabun dan menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah

3.2 SARAN
Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti keran air, gagang
pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika Anda menyentuh benda
yang telah terkontaminasi kuman atau benda milik penderita penyakit infeksi.
Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui penggunaan barang
pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau cukur, secara bergantian dengan orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA

Reza, Jeko Iqbal.2015. “Penyebab Infeksi Dan Tips Pencegahaannya”,


https://www.persi.or.id, diakses pada 11 juni 2020 pukul 14.10

Anda mungkin juga menyukai