Anda di halaman 1dari 6

Nama : A.

A Nissa Maheswari
No : 03
Kelas : XI MIA 4

Pembuahan, Kehamilan, dan Persalinan

1. Pembuahan (Fertilisasi)
Fertilisasi merupakan pembuahan atau dengan kata lain peleburan sel sperma dengan sel
telur. Proses ini kelak akan membentuk zigot dan menjadi embrio sebagai cikal bakal janin.
Dokter kandungan pada umumnya itu melakukan penghitungan awal kehamilan dari hari
pertama haid terakhir, lebih kurang 2 minggu sebelum proses fertilisasi terjadi.

Sperma dan sel telur (oosit sekunder) memiliki keunikan dari senyawanya masing-masing.
Seolah tarik-menarik, sel telur memilki senyawa yang bernama fertilizin yang berfungsi
mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat. Sperma sendiri memiliki
antifertilizin yang merupakan antigen oosit sekunder yang berfungsi melekatkan sperma pada
oosit sekunder.

Ada perbedaan kondisi


antara sel telur yang tidak
dibuahi dan berhasil
dibuahi nih Squad. Kalau
nggak ada sperma yang
berhasil membuahi sel
telur, maka sel telur ini
akan berpindah ke rahim
yang menyebabkan
dinding rahim menebal.
Setelah itu, akan
mengalami peluruhan dan
mengeluarkan darah.
Inilah yang disebut dengan proses menstruasi. Nah, bedanya kalau sel telur berhasil dibuahi satu
sel sperma saja, maka sel sperma yang lain tidak dapat masuk karena dinding sel telur
mengalami penebalan.

Sekitar 250-400 juta sperma masuk ke dalam vagina melalui ejakulasi semen laki-laki.
Akromosom sperma melepaskan enzim hidrolitik untuk menembus sel korona radiate dan
zona pelusida oosit, kemudian zona pelusida menjadi kebal (tidak dapat tertembus oleh
sperma lainnya).
2. Kehamilan

Dokter itu memprediksi berdasarkan hitungan kehamilan. Lama kehamilan pada


umumnya berkisar 266 hari atau 38 minggu. Dokter menggunakan hitungan berdasarkan
waktu haid terakhir. Dengan kata lain lama kehamilan tersebut dihitung dari waktu
fertilisasi hingga kelahiran. Jika siklus menstruasi dihitung 28 hari, partus terjadi pada
hari ke-288 (40 minggu atau 9 bulan kalender).

Dua minggu setelah proses fertilisasi, zigot membelah secara mitosis dengan cepat dari 2
sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, kemudian 32 sel. Sel-sel tersebut terus tumbuh dan menghasilkan
enzim proteolitik yang akan membentuk plasenta (ari-ari). Plasenta sendiri memiliki
fungsi sebagai sistem pencernaan, pernafasan, dan ekskresi bagi janin.

I. Pertumbuhan dan Perkembangan Zigot


Dua minggu pertama setelah fertilisasi, zigot membelah secara mitosis dengan cepat
menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, kemudian 16-32 sel yang berbentuk seperti bola padat, disebut
morula. Morula tumbuh menjadi blastosit (sel bola berongga) yang berisis cairan
blastosoel. Sel-sel blastosit bagian luar (tropoblas) membentuk tonjolan-tonjolan kea rah
endometrium, menghasilkan enzim proteolitik yang mengkisi sel-sel endometrium,
menghasilkan enzim proteolitik yang mengkisi sel-sel endometrium dan pembuluh darah,
membantu implantasi, serta membentuk plasenta (ari-ari) dan membran yang
membungkus embrio. Plasenta berfungsi sebagai sistem pencernaan, pernapasan, dan
ekskresi bagi janin.

Janin dilindungi oleh beberapa membran, antara lain:


 Amnion membentuk langit-langit berongga yang tersisi cairan amnion (ketuban).
Amnion berfungsi melindungi janin dari guncangan, perubahan suhu,s erta
memungkinkan bayi bergerak dengan bebas.
 Kantong kuning telur (sakus vitelinus) terbentuk di dalam endoderm serta
berfungsi sebagai organ pencernaan dan pernapasan awal, memebentuk sel-sel
darah dan pembuluh darah, serta pertumbuhan gonad primitif embrio.
 Korion merupakan membran terluar yang membentuk vili korionik (jonjot
endometrium) dan plasenta serta menyekresikan hormone HCG.
 Alantois meruapakan membran yang mengandung banyak pembuluh darah (arteri
dan vena umbilicus) dan membentuk tali pusar yang menghubungkan janin
dengan plasenta pada endometrium uterus ibu.

II. Struktur membrane pelindung embrio


Sel-sel blastosit bagian dalam berkembang menjadi embrioblas (bakal embrio) yang
memiliki tiga lapisan jaringan besar, yaitu sebagai berikut.
 Ektoderm (lapisan terluar) akan membentuk sistem saraf, indra kulut, dan kelenjar
endokrin.
 Endoderm (lapisan dalam) membentuk saluran pencernaan dan pernapasan.
 Mesoderm (lapisan tengah) terbentuk di antara ektoderm dan endoderm. Mesoderm
akan membentuk sistem rangka, urinaria,sistem sirkulasi, dan sistem reproduksi.

III. Pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam uterus (Rahim)


Seluruh sistem organ tubuh janin terbentuk setelah minggu ke 8 yang perkembangan
selanjutnya berkaitan dengan diferensiasi organ-organ sebagai berikut.
1. Pada minggu ke 9 sampai ke 12, terjadi pertumbuhan panjang tubuh yang cepat,
genitalia luar berdiferensiasi menjadi organ reproduksi laki-laki atau perempuan,
tetapi pertumbuhan kepala terjadi dengan lambat.
2. Pada minggu ke 13 sampai ke 16 terbentuk karakteristik wajah, rambut, alis, dan
tangan. Panjang janin sekitar 13-17 cm.
3. Pada minggu ke 17 sampai ke 20 pertumbuhan melambat, sudah terbentuk kaki, dan
tangan. Kulit tertutup rambut halus serta dilapisi campuran sebum dan sel-sel
epidermis yang mati. Gerakan janin semakin cepat shingga dapat dirasakan oleh ibu.
4. Pada minggu ke 21-sampai ke 25, kulit tampak berkerut dan kemerahan serta berat
janin mencapai 900 gram.
5. Pada minggu ke 26 sampai ke 29 kulit berlemak sehingga tidak berkerut dan kelopak
mata sudah tidak menempel.
6. Pada minggu ke 30 sampai ke 33, testis sudah turun ke dalam skrotum dan semua
indra sudah mulai berfungsi.
7. Pada minggu ke 34 sampai ke 38, panjang janin sekitar 50 cm, berat badan sekitar
3,25 kg, kepala menghadap ke serviks, dan siap dilahirkan. Jika bokong yang
menghadap ke serviks disebut sungsang.

3. Persalinan

Setelah melewati fase kehamilan, kini tibalah saatnya persalinan. Saat di mana seorang
ibu mempertaruhkan nyawanya untuk keselamatan buah hatinya. Saat persalinan, uterus
(rahim) perlahan menjadi lebih peka dan akhirnya berkontraksi. Peningkatan aktivitas
uterus sampai terjadinya kosntruksi dipengaruhi dua faktor. Ada faktor hormonal dan
faktor mekanik. Adapun hormon yang memengaruhi kontraksi uterus yakni:

1. estrogen (hormon yang dihasilkan plasenta);

2. oksitosin (hormon yang dihasilkan hipofisis ibu dan janin);

3. prostaglandin (hormon yang dihasilkan membran janin); dan

4. relaksin (hormon yang dihasilkan korpus luteum pada ovarium dan plasenta).

Kalau untuk faktor kedua yakni faktor mekanik. Contoh dari faktor mekanik ini relaksasi
otot-otot rahim dan serviks. Ini mengakibatkan pecahnya amnion. Ini sering kita kenal
dengan namanya pecah ketuban. Dengan pecahnya ketuban tersebut menyebabkan kepala
bayi dapat merengganggkan serviks sehingga terjadi kontraksi rahim lebih lanjut.
Saat melahirkan kita ke dunia. Ibu mempertaruhkan nyawanya supaya si anak bisa lahir
dengan selamat. Makanya, sebagai remaja zaman now, harus peka juga terhadap masalah
pendidikan seksual .

Proses persalinan bayi

 Dilatasi serviks (pembukaan)


Serviks dipaksa melebar untuk jalan kepala bayi (sekitar 10 cm). tahap ini paling lama,
terjadi mulai dari beberapa jam hingga 24 jam.
 Kelahiran bayi
Bayi mulai bergerak melewati serviks dan vagina. Ibu dapat membantu mengeluarkan
bayinya dengan cara sengaja mengontraksikan otot-otot dinding abdomen (perut)
bersamaan dengan kontraksi uterus (“mengejan”). Kelhairan bayi berlangusng selama
30-90 menit.
 Kelahiran plasenta
Terjadi segera setelah bayi lahir. Uterus berkontraksi lagi untuk memisahkan plasenta
dari mio dan mengluarkan melalui vagina. Kelahiran plasenta berlangsung 15-30 menit.

Anda mungkin juga menyukai