Anda di halaman 1dari 29

KRISIS

HIPERGLIKEMI
Oleh:
Limomy citra anugrah lestari 1610312005
Winda muslira 1710312017

Preseptor:
dr. Dinda Aprilia, Sp.PD, FINASIM
01 PENDAHULUAN

Diabetes Melitus adalah kelompok


penyakit metabolik dengan
karakteristik adanya hiperglikemia
dari hasil defek sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya.
Hiperglikemia kronik pada
diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang,
disfungsi atau kegagalan beberapa
organ tubuh terutama mata, ginjal,
saraf, jantung dan pembuluh darah
01 PENDAHULUAN

Komplikasi yang dapat terjadi


oleh akibat hiperglikemik dapat
menimbulkan ketoasidosis atau
non-ketotik hyperosmolar yang
dapat menyebabkan pingsan,
koma bahkan kematian.
Krisis hiperglikemia merupakan
komplikasi akut yang terjadi pada
DM tipe 1 ataupun DM tipe 2
01 PENDAHULUAN

KAD SHH
→ merupakan suatu keadaan yang → merupakan suatu keadaan yang
ditandai dengan asidosis ditandai dengan ditandai dengan
metabolik akibat pembentukan hiperosmolaritas berat dengan
keton yang berlebihan kadar glukosa serum yang
biasanya lebih tinggi dari KAD
murni dan tanpa adanya
ketoasidosis
01 PENDAHULUAN

KAD
Angka kejadian KAD
berdasarkan penelitian
didapatkan antara 4
sampai 8 kejadian per
1,000 pasien diabetes

SHH
Angka kejadian SHH
< 1% dimana angka
kematian yang
disebabkan SHH lebih
tinggi dibandingkan
KAD
01 PENDAHULUAN

FAKTOR GEJALA PRINSIP


PENCETUS TATALAKSANA
Krisis hiperglikemia
˗ Infeksi, penyakit umumnya ditandai Pemberian cairan
vaskular akut, dengan gejala untuk rehidrasi,
˗ trauma, hiperglikemia koreksi
˗ luka bakar, (poliuria, polidipsia, hiperglikemia dan
˗ kelainan polifagia), mual ketidakseimbangan
gastrointestinal muntah, perubahan elektrolit, serta
(pankreatitis status mental, mengatasi penyakit
akut, kholesistitis dehidrasi, dasarnya
akut), pernafasan kusmaul,
˗ obat-obatan dan sebagainya
01 PENDAHULUAN

BATASAN TUJUAN METODE


MASALAH PENULISAN PENULISAN
Membahas mengenai meningkatkan berdasarkan dari tinjauan
defenisi, epidemiologi, pengetahuan / wawasan kepustakaan yang
etiologi, patogenesis, dan meningkatkan merujuk kepada berbagai
diagnosis, tatalaksana, pemahaman mengenai literatur
komplikasi dan prognosis krisis hiperglikemia.
krisis hiperglikemia.
02 TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Krisis • komplikasi akut yang terjadi pada DM tipe 1


ataupun DM tipe 2
Hiperglikemiia

• keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai


Ketoasidosis oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis,
Diabetik terutama disebabkan oleh defisiensi insulin
absolut atau relatif

Status • keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai


oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis,
Hiperosmolar terutama disebabkan oleh defisiensi insulin
Hiperglikemik absolut atau relatif
02 TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI

Insiden KAD sebesar Masalah kesehatan


8/1000 pasien DM per masyarakat global dan
tahun untuk semua KAD SHH menurut International
kelompok umur, Diabetes Federation
sedangkan untuk (IDF) pemutakhiran ke-
kelompok umur kurang 5 tahun 2012, jumlah
dari 30 tahun sebesar penderitanya semakin
13,4/1000 pasien DM bertambah.
Di Indonesia Estimasi
per tahun.
Insiden KAD di Estimasi IDF tahun 2012, lebih dari 371
Indonesia tidak juta orang di seluruh dunia mengalami DM,
sebanyak di Negara 4,8 juta orang meninggal akibat penyakit
barat metabolik ini
02 TINJAUAN PUSTAKA
FAKTOR PENCETUS KAD

Kondisi Pencetus Kasus (%)


Infeksi 19-56
Penyakit kardiovaskular 3-6
Insulin inadekuat/stop 15-41
Diabetes awitan baru 10-22
Penyakit medis lainnya 10-12
02 TINJAUAN PUSTAKA
FAKTOR PENCETUS SHH

Faktor Pencetus SHH


Penyakit Penyerta Pengobatan
1) Infark Miokard Akut 1) Antagonis kalsium
2) Sindrom Cushing 2) Obat kemoterapi
3) Hipertermia 3) Klorpromazin, simetidin
4) Hipotermia 4) Diazoxid
5) Trombosis Mesenterika 5) Glukokortikoid
6) Pankreatitis 6) Diuretic Loop
7) Emboli paru 7) Olanzapin
8) Gagal Ginjal 8) Fenitoin
9) Luka bakar berat 9) Propanolol
10) Tirotoksikosis 10) Diuretik tiazid
11) Nutrisi parenteral total
02 TINJAUAN PUSTAKA
FAKTOR PENCETUS SHH

Faktor Pencetus SHH


Infeksi Noncompliance
1) Selulitis
Penyalahgunaan obat
2) Infeksi gigi
1) Alkohol
3) Pneumonia
2) Kokain
4) Infeksi gigi
5) Sepsis DM tidak terdiagnosa
6) ISK
02 TINJAUAN PUSTAKA
PATOFISIOLOGI
02 TINJAUAN PUSTAKA
MANIFESTASI KLINIS

KAD SHH
- Poliuria, polidipsi, rasa - Rasa lemah, gangguan
lelah, kram otot, rnual muntah, penglihatan, atau kaki kejang.
dan nyeri perut. - Mual dan muntah (lebih
- Pada keadaan yang berat jarang jika dibandingkan dengan
dapat ditemukan keadaan KAD).
penurunan kesadaran sampai - Kadang, pasien datang
koma. dengan disertai keluhan saraf
seperti letargi, disorientasi,
hemiparesis, kejang atau koma.
02 TINJAUAN PUSTAKA
MANIFESTASI KLINIS

KAD SHH
- Pada pemeriksaan fisik -- Pada pemeriksaan fisik
dapat ditemukan tanda-tanda ditemukan tanda-tanda dehidrasi
dehidrasi, nafas Kussmaul jika berat seperti turgor yang buruk,
asidosis berat, takikardi, mukosa pipi yang kering, mata
hipotensi atau syok, flushing, cekung, perabaan ekstremitas
penurunan berat badan, dan yang dingin dan denyut nadi
tentunya adalah tanda dari yang cepat dan lemah. Dapat
masing-masing penyakit pula ditemukan peningkatan
penyerta. suhu tubuh yang tak terlalu
tinggi.
02 TINJAUAN PUSTAKA
MANIFESTASI KLINIS

KAD SHH
- Trias biokimiawi pada - Perubahan pada status
KAD adalah hiperglikemia, mental dapat berkisar dari
ketonemia dan atau ketonuria, disorientasi sampai koma
serta asidosis metabolik. - Kadar glukosa darah
- pH arterial < 7,3, kadar >600 mg/dL, pH arteri >7,30,
bikarbonat < 15 mEq/L, dan kadar bikarbonat > 15,
kadar glukosa darah >250 osmolaritas serum >320
mg/dL. mOsm/kg
- Keton pada urin atau - Keton pada urin atau
serum positif. serum sedikit/negatif.
● Anamnesis
Berdasarkan gejala klinis :
KAD:
-Mual/muntah, haus/poliuria, nyeri perut, sesak napas; gejala berkembang dalam waktu <24 jam.
-Faktor presipitasi meliputi riwayat pemberian insulin inadekuat, infeksi (pneumonia, infeksi
saluran kemih, infeksi intraabdominal, sepsis), infark (serebral, koroner, mesentrika, perifer), obat
(kokain), kehamilan.
SHH
-Riwayat poliuria, berat badan turun, dan berkurangnya asupan oral yang terjadi dalam beberapa
minggu dan akhirnya terjadi letargi/koma.
-Faktor presipitasi meliputi miokard infark, stroke, sepsis, pneumonia, infeksi berat lainnya,
keadaan seperti riwayat stroke sebelumnya, atau demensia atau situasi sosial yang menyebabkan
asupan air berkurang.
● Pemeriksaan Fisik
KAD
Turgor kulit yang menurun, pernafasan kussmaul, takikardi, hipotensi, perubahan status mental, syok,
dan bahkan koma.
SHH
Tanda dehidrasi dengan berkurangnya turgor kulit, lemah, takikardi, dan hipotensi, Demam karena
infeksi, pada beberapa pasien, tanda neurologis fokal (hemiparesis, hemianopsia) dan kejang (kejang
motorik parsial lebih sering daripada kejang umum) dapat menjadi temuan klinis yang dominan, dan
perubahan status mental

● Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium :penentuan kadar glukosa plasma, urea nitrogen/kreatinin serum, keton, elektrolit
(dengan anion gap), osmolaritas, analisa urine, benda keton urin dengan dipstik, analisa gas darah
pemeriksaan sel darah lengkap dengan hitung jenis
KAD
-Ditemukan adanya hiperglikemia (>250 mg/dl), ketonemia dan atau ketonuria dan asidosis metabolik
(HCO3 <18) dengan anion gap meningkat.
SHH
Hiperglikemia (dapat >600 mg/dl), hiperosmolaritas (>350 mOsmol/L), azotremia prerenal. Asidosis
dan ketonemia tidak ada atau ringan. pH >7.3 dan bikarbonat >8 mEq/L
2. Elektrokardiogram, x-ray thorak, urin lengkap, sputum atau kultur darah dapat diperiksakan
jika terdapar indikasi.
3. HbA1c untuk menentukan apakah episode akut ini merupakan akumulasi bertahap proses
diabetes yang belum diketahui atau tidak terkontrol sebelumnya atau merupakan episode
akut nyata pada pasien diabetes yang terkontrol dengan baik
Starvation ketosis, alcoholic ketoacidosis, asidosis laktat, penyalahgunaan
obata (salisilat, metanol, etilen glikol, paraldehid), akut pada gagal ginjal
kronis.
1. Pemberian Cairan
2. Terapi Insulin
3. Koreksi Kalium
4.Bikarbonat
-Jika PH vena <6.9, berikan 100 mmol natrium bikabonat dalam 400 ml sterile
water ditambah 20 mEq KCL diberikan selama 2 jam. Jika PH masih <7, ulangi
setiap 2 jam sampai PH >7, periksa kadar kalium serum setiap 2 jam
-Jika pH vena > atau sama dengan 6.9: tidak perlu diberikan natrium bikarbonat
5.Pemantauan
Pantau tekanan darah, nadi, napas, status mental, asupan cairan dan urin tiap 1-4
jam
Hipoglikemia
Hiperglikemi sekunder
Edema cerbral
Hypoxemia
Edema paru
Dilatasi gaster
● Edukasi
Perawatan medik yang baik, edukasi yang sesuai, dan
komunikasi efektif dari tenaga kesehatan selama belum
timbulnya penyakit.
Sick-day management:
1) kapan menghubungi sarana pelayanan kesehatan
2) target glukosa darah dan penggunaan short-acting
insulin selama penyakit,
3) mengobati demam dan infeksi, dan
4) inisiasi dari suatu diet cairan yang mudah dicerna
yang mengandung karbohidrat dan garam. Yang paling
penting, pasien harus dinasehatkan untuk tidak pernah
menghentikan insulin dan untuk mencari dokter saat
mulai sakit .
KAD memiliki angka kematian 2% untuk usia < 65 tahun
dan 22% untuk usia. SHH memiliki angka mortalitas 20-
30%
03 KESIMPULAN

Krisis hiperglikemia merupakan komplikasi akut yang dapat terjadi pada Diabetes Mellitus (DM),
baik tipe 1 maupun tipe 2. Keadaan tersebut merupakan komplikasi serius yang mungkin terjadi
sekalipun pada DM yang terkontrol baik. Krisis hiperglikemia dapat terjadi dalam bentuk
ketoasidosis diabetik (KAD), status hiperosmolar hiperglikemik (SHH) atau kondisi yang
mempunyai elemen kedua keadaan diatas. KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis
metabolik akibat pembentukan keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai dengan
hiperosmolalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni.
Sangat penting membedakan hiperglikemi krisis termasuk KAD atau SHH. Karena manajemen
KAD maupun SHH berbeda satu sama lain. Semakin cepat kita mengetahui tipe hiperglikemi
semakin cepat penanganan pasien sehingga kondisi pasien akan jauh lebih baik. Untuk
membedakan hiperglikemi krisis termasuk jenis KAD atau HHS dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang seperti DL, SE, dan BGA. Selain terapi spesifik KAD maupun SHH juga sangat
penting terapi cairan untuk mencegah dehidrasi maupun mengobati dehidrasi karena pada pasien-
pasien hiperglikemi krisis rentan mengalami dehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai