Anda di halaman 1dari 18

Sistem

Manajemen K3
di Laboratorium
Medis
Ry Eny Mian Marisi.S
Sistem Manajemen K3
SMK3

Adalah bagian dari sistem manajemen


perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
SEJARAH KEBIJAKAN SMK3
• Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara
implisit merupakan pelaksanaan K3
secara sistem
• SMK3 dikeluarkan sejak 1996 melalui
Permenaker No. 05/Men/1996
• Di Internasional perkembangan sistem
manajemen K3 mulai berkembang
melalui ILO Guidline Tahun 2001
• OHSAS dikembangkan pada tahun 2001
SEJARAH KEBIJAKAN SMK3
• SMK3 ditegaskan kembali dalam UU 13
tahun 2003 pasal 87
• Dan mengamanatkan pedoman
penerapan melalui Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 (12 April 2012)
K3 LABORATORIUM PENTING ?

Physic
K3 1. Laboratorium merupakan salah
satu unit pelayanan kesehatan
al yang penting, berkaitan dengan
ketepatan terapi, teknologi
Ergon
omic
Biolog
ical KAK peralatan yang padat modal dan
padat pakar (kompetensi SDM
Hazards atau spesifik).

PAK
Lab
2. Laboratorium dituntut mampu
Psykol Chem
ogical ical
memberikan pelayanan yang
bermutu dalam rangka
Mech menjamin keselamatan pasien
anical dan kepuasan pelanggan.
Staf aman dan sehat, pelayanan
lancar, patient safety terjamin, kinerja
meningkat, kesejahteraan meningkat.
Sasaran K3 Lab

❑ Melindungi para pekerja dan orang lain di


laboratorium dari sumber bahaya yang ada.
❑ Menjamin setiap peralatan dipakai secara aman
dan efisien
❑ Menjamin proses pelayanan berjalan lancar
❑ Patuh Terhadap Peraturan dan UU
❑ Membuat sistem manajemen yang efektif
DASAR HUKUM
UU No.1 TH.1970, tentang Keselamatan Kerja
UU No.36 TH 2009, tentang Kesehatan
UU No. 36 TH 2014, tentang Tenaga
Kesehatan UU No.44 TH 2009,
tentang Rumah Sakit
PP No. 27 TH 2002, Pengelolaan Limbah Radioaktif
Kepres No.22 TH 1993, Penyakit yang timbul karena hubungan
kerja
Permenkes No.472 TH 1996, Pengamanan Bahan Berbahaya
Bagi Kesehatan
Permenaker No.4 TH 1990, Pemasangan APAR
Permenkes No. 66 TH 2016, tentang K3RS
JENIS DAN SUMBER BAHAYA DI LABORATORIUM
JENIS BAHAYA SUMBER BAHAYA
Physical Hazards Panas, Dingin, Getaran, Radiasi non-pengion , pencahayaan, dll
Chemical Hazards Formaldehyde, Ethylene oxide, Mercury, Carbol, Fenol , cyanida dll.

Biological Hazards Bacteri, Jamur, Virus, Parasit


Ergonomic Posisi statis, Membungkuk, Berdiri, Duduk.
Physiological Hazards Kerja Siff, crowding, pekerjaan menumpuk, lembur, dll
Mechanical Hazards Tertusuk jarum, tergores pecahan kaca,dll
Electrical Hazards Tersengat listrik, Hubungan arus pendek, Kebakaran, listrik statis, dll
KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA
Jauh kebisingan

Tahapan
Jauh getaran

Konsentrasi
Aktifitas Analisa
Lingkungan Terlalu Panas / dingin
LAB kerja AMAN
Cukup penerangan
Ketelitian&
kecermatan
Posisi kerja ergonomis
PENGELOLAAN SDM
Pemeriksaan Kesehatan Bagi Petugas (Medical Control)
A. PEMERIKSAAN AWAL
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan terhadap karyawan baru sebelum menjalani
tugas, tujuannya untuk memperoleh gambaran setatus kesehatan calon karyawan
sebelum melakukan tugas sesuai pekerjaannya.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
❑ Anamnese Umum Pemeriksaan
❑ Anamnese pekerjaan tertentu :
❑ Penyakit yang pernah ❑ Tuberkulin
diderita test
❑ Riwayat Alergi ❑ Hepatitis
❑ Imunisasi yang pernah ❑ Psiko test
didapat
❑ Pemeriksaan fisik
❑ Pemeriksaan
laboratorium rutin
lanjutan

B. PEMERIKSAAN BERKALA

Pemeriksaan kesehatan terhadap staf yang dilakukan secara rutin /


berkala dengan jarak waktu tertentu disesuaikan dengan besarnya
resiko kesehatan yang di hadapi.
Ruang lingkup pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan umum
dan khusus seperti pada pemeriksaan awal dan jika diperlukan dapat
ditambah dengan pemeriksaan yang lain sesuai indikasi / kebutuhan.
C. PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan kesehatan staf yang dilakukan diluar waktu pemeriksaan
berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga terdapat gangguan
kesehatan akibat pekerjaan.
FASILITAS RUANG LAB.
1. Desain bangunan harus mengadop sistem fentilasi yang memadai
dengan sirkulasi udara yang adekuat.
2. Tersedia tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar , B3 dan
Infeksius dengan
baik.
3. Tersedia Chemical spill kit
4. Tersedia eyewash
5. Tersedia wastafel dan handsrub
6. Dilengkapi pemadam api yang tepat terhadap bahan kimia yang
dipakai.
7. Minimal terdapat dua pintu untuk akses keluar jika terjadi kebakaran.
Pemeriksaan berkala ruang LAB
Dalam rangka menciptakan kondisi area kerja yang aman dannyaman
maka perlu pemeriksaan area kerja di laboratorium secara berkala,
yang meliputi :
a. Suhu
b. Kelembapan
c. Penerangan Dipertimbangkan pula terkait dengan kebersihan,
kerapian ( tata ruang ), privaci dan akses mobilisasi
d. Getaran
petugas.
e. Angka kuman ruangan
Pengelolaan Komunikasi di Laboratorium








Pengelolaan Operasi dan Evaluasi
Lab. Medis

.
Lanjutan

Permenaker 05/MEN/1996
Beberapa yang harus diperhatikan untuk pengelolaan operasi yang disyaratkan dalam
Permenaker 05/MEN/1996 seperti berikut.

a. Perancangan dan rekayasa Pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)
dalam proses rekayasa harus dimulai sejak tahap perancangan dan perencanaan.

b. Tinjauan ulang kontrak Pengadaan barang dan jasa yang melalui kontrak harus ditinjau
ulang untuk menjamin kemampuan perusahaan dalam memenuhi persyaratan K3 yang telah
ditentukan.

c. Pembelian System pembelian barang dan jasa beserta prosedur pemeliharaannya harus
terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan risiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
Your best quote that reflects your
approach… “It’s one small step for
man, one giant leap for mankind.”

- NEIL ARMSTRONG
Sekian
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA

Anda mungkin juga menyukai