ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN - Infeksi & Keganasan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN - Infeksi & Keganasan
NIM : 1914301060
Tujuan pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep penyakit infeksi sistem pernafasan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep penyakit keganasan sistem pernafasan.
3. Mahasiswa mampu menyimulasikan pengkajian keperawatan pada pasien gangguan sistem
pernafasan (infeksi & keganasan) dengan benar.
4. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosis keperawatan dengan benar sesuai SDKI
berdasarkan data kasus pasien gangguan sistem pernafasan (infeksi & keganasan).
5. Mahasiswa mampu merumuskan tujuan dan intervensi keperawatan dengan benar sesuai
SIKI dan referensi lainnya berdasarkan data kasus pasien gangguan sistem pernafasan
(infeksi & keganasan).
6. Mahasiswa mampu menyimulasikan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan (infeksi & keganasan).
7. Mahasiswa mampu menyimulasikan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan (infeksi & keganasan).
1. Sebutkan penyakit-penyakit infeksi pada sietem pernafasan baik yang disebabkan karena
bakteri, jamur maupun virus dan jelasakan pengertiannya/definisinya!
Penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus:
Flu
Flu musiman atau flu adalah penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus
influenza A atau B, paling berbahaya pada anak, manula, dan mereka yang sistem
kekebalan tubuhnya lemah. Penyakit flu dimulai satu hingga empat hari setelah
virus memasuki tubuh dengan gejala demam, kedinginan, sakit tenggorokan, pilek,
nyeri otot, kelelahan, dan sakit kepala. Gejala lainnya pada anak adalah muntah
serta diare.
Pneumonia
Penyebab umum dari pneumonia virus termasuk influenza A atau B, virus saluran
pernapasan (RSV), parainfluenza, dan adenovirus. Di seluruh dunia, pneumonia
virus adalah penyebab utama kematian pada anak-anak di bawah 5 tahun
Penyakit ini dinamakan flu babi lantaran virus penyebabnya, H1N1 menunjukkan
kesamaan genetik dengan virus yang menginfeksi babi.
Sama dengan flu babi, ini disebabkan oleh virus influenza A. Sebagian besar
penyakit manusia akibat flu burung disebabkan oleh varian LPAI (flu burung
patogenik rendah) H7N9 dan HPAI (flu burung patogenik tinggi) H5N1 yang
memiliki kesamaan genetik dengan virus yang ditemukan menginfeksi burung. Flu
burung dapat menyebabkan demam, sulit bernapas, diare, sakit kepala, sakit
tubuh, kebingungan, sakit tenggorokan, dan pilek.
Enterovirus
Ada banyak enterovirus non-polio seperti enterovirus 71, yang telah menyebabkan
wabah besar pada tangan, kaki, dan penyakit mulut. Biasanya orang yang
terinfeksi enterovirus tidak mengalami apa pun selain flu biasa. Enterovirus
mungkin menyerupai flu biasa pada awalnya, dengan demam, pilek, bersin, ruam
kulit, lepuh mulut, dan nyeri otot dan tubuh
Histoplasmosis
ditularkan melalui spora udara dan ketika orang bernapas akan masuk ke paru-
paru. Penyebab dari histoplasmosis adalah terpaparnya seseorang oleh jamur
yang diberi nama Histoplasma capsulatum. Jamur ini terutama sering berada pada
kandang ayam dan merpati, lumbung tua, taman dan gua yang merupakan tanah
basah yang kaya bahan organik, terutama kotoran dari burung dan kelelawar
Tuberculosis (TBC)
merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculoso.
Pneumonia
adalah radang paru-paru akibat infeksi bakteri Diplococcus pneumonia. Paru-paru
pada penderita terdapat cairan yang kental.
Difteri
merupakan penyumbatan faring atau laring oleh lendir akibat infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae.
Patogenesis Histoplasmosis
1. Histoplasmosis Akut
Pada bentuk ini, gejala biasanya timbul dalam waktu 3-21 hari setelah penderita
menghisap spora jamur. Penderita akan merasakan sakit disertai demam dan
batuk. Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang dalam waktu 2 minggu tanpa
pengobatan dan kadang bisa menetap sampai selama 6 minggu. Bentuk ini jarang
bersifat fatal.
Bentuk ini merupakan infeksi paru-paru yang timbul secara bertahap dalam waktu
beberapa minggu, menyebabkan batuk dan kesulitan bernafas. Gejala-gejala
lainnya adalah penurunan berat badan, malaise (merasa tidak enak badan) dan
demam ringan. Kebanyakan penderita akan pulih tanpa pengobatan dalam wajtu
2-6 bulan. Tetapi, gangguan pernapasan bisa bertambah buruk dan beberapa
penderita mengalami batuk darah yang kadang-kadang jumlahnya banyak sekali.
Kerusakan paru-paru atau masuknya bakteri ke paru-paru pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian.
Patogenesis Aspergillosis
diawali oleh salah satu sebab, yaitu terperangkapnya miselia Aspergillus spp
dalam plug 4atho penderita asma atau kolonisasi Aspergillus spp pada saluran
pemafasan (bronchial tree) penderita asma. Material 4athogene dari Aspergillus
spp tersebut merangsang produksi 4athogen IgE, IgG, IgA dan mensensitisasi
limfosit. Asma 4athogene pada sebagian ABPA melibatkan degranulasi sel mast
dan melepaskan IgE yang mengakibatkan peningkatan resistensi jalan udara.
Terjadinya bronkiektasis yang dikaitkan dengan kelainan ini diduga akibat
pembentukan ‘kompleks-imun di dalam jalan udara proksimal. Reaksi tanggap-
kebal (immune-response) ini dapat dilihat pada individu-individu yang terpapar
antigen. Berdasarkan studi imunofluorensi terhadap 4athog kulit dari penderita
tersebut diatas ternyata menunjukkan deposisi IgG, IgM, IgA dan komplemen.
Pada beberapa penderita telah dibuktikan pula bahwa penyakit saluran pernafasan
tersebut disebabkan oleh hipersensitivitas lambat (delayed hypersensitivity). Jadi
4athogenesis ABPA ini tergantung pada reaksi imunologik tipe I dan III dan
mungkin pula tipe IV
Patogenesis Tuberculosis
Ketika seorang pengidap TB paru aktif batuk, bersin, menyanyi, atau meludah,
orang ini dapat mengeluarkan titik-titik air liur kecil (droplets) ke udara
bebas. Droplets yang berisi Mycobacterium tuberculosis ini, apabila terinhalasi
orang lain akan masuk sampai di antara terminal alveoli paru. Organisme
kemudian akan tumbuh dan berkembang biak dalam waktu 2-12 minggu sampai
jumlahnya mencapai 1000-10.000. Jumlah tersebut akan cukup untuk
mengeluarkan respon imun seluler yang mampu dideteksi melalui reaksi terhadap
tes tuberkulin. Namun, tubuh tidak tinggal diam, dan akan mengirimkan pertahanan
berupa sel-sel makrofag yang memakan kuman-kuman TB ini. Selanjutnya,
kemampuan basil tahan asam ini untuk bertahan dan berproliferasi dalam sel-sel
makrofag paru menjadikan organisme ini mampu untuk menginvasi parenkim,
nodus-nodus limfatikus lokal, trakea, bronkus (intrapulmonary TB), dan menyebar
ke luar jaringan paru (extrapulmonary TB). Organ di luar jaringan paru yang dapat
diinvasi oleh Mycobacterium tuberculosis diantaranya adalah sum-sum tulang
belakang, hepar, limpa, ginjal, tulang, dan otak. Penyebaran ini biasanya melalui
rute hematogen.
Patogenesis difteri
Menempelnya Corynobacterium diphtheria pada sel epitel mukosa merupakan
dasar patofisiologi difteri. Bakteri ini kemudian akan melepaskan eksotoksin dari
endosomnya yang menyebabkan reaksi inflamasi lokal diikuti pengrusakan
jaringan dan nekrosis.
Toksin terdiri atas dua macam protein, A dan B. Fragmen B berperan membuka
jalan bagi fragmen A untuk masuk ke dalam sel. Fragmen B akan menyebabkan
proses proteolisis melalui ikatan dengan reseptor pada permukaan sel host yang
rentan. Hal ini menyebabkan hancurnya lapisan membran lipid.
3. Jelaskan tanda dan gejala pada penyakit-penyakit infeksi pada sistem pernafasan baik yang
disebabkan karena bakteri, jamur maupun virus!
Pneumonia (disebabkan oleh virus)
Variasi gejala pneumonia bisa mulai dari gejala yang ringan, seperti flu, hingga gejala
yang sedang atau berat, seperti:
Demam
Batuk kering, batuk berdahak kental berwarna kuning dan hijau, atau batuk
berdarah
Sesak napas
Berkeringat
Menggigil
Nyeri dada ketika menarik napas atau batuk
Mualatau muntah
Diare
Selera makan menurun
Lemas
Detak jantung meningkat
Pemeriksaan laboratorium:
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB paru dapat dibedakan menjadi TB paru BTA
positif dan BTA negatif.
Apabila hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan hasil negatif , namun gambaran
klinis dan radiologik menunjukkan TB paru aktif, dan tatalaksana dengan antibiotik
sprektum luas tidak berespon
Apabila hasil pemeriksaan dahak 3 kali negatif, namun biakan positif
Pemeriksaan radiologi:
Pemeriksaan Radiologi Tuberkulosis Paru. Bila digunakan dengan tepat, foto thorax
memegang peran penting sebagai pendeteksi TB paru dini. Tuberkulosis sering kali
didapatkan
183
Ana Majdawati, Uji Diagnostik Gambaran ...
pada foto thorax yang awalnya diperiksa untuk kepentingan medical check-up dan
pemeriksaan untuk toleransi operasi. Pada pasien dengan sputum BTA positif, foto thorax
berperan penting dalam menilai luas lesi serta komplikasi yang terjadi. Pada akhir
pengobatan TB, foto thorax berperan dalam penilaian sekuele di paru serta di pleura. 6
Ada beberapa gambaran radiologi thorax yang khas pada Tuberkulosis paru. Pola
kelainan tersebut yaitu kelainan di apek berupa infiltrat, ditemukan kavitas atau
ditemukannya nodul retikuler. Sensitivitas dan spesifisitas foto thorax dalam mendiagnosis
Tuberkulosis yaitu 86% dan 83% apabila ditemukan ketiga pola kelainan diatas.
Tuberkulosis paru minimal ditemukan 1 dari 3 pola kelainan diatas. Gambaran klasik TB
paru post primer yaitu kelainan di apek disebabkan karena tekanan oksigen di apek paru
lebih tinggi sehingga bakteri berkembang lebih baik.
Ada beberapa gambaran radiologi thorax yang khas pada Tuberkulosis paru. Pola
kelainan tersebut yaitu kelainan di apek berupa infiltrat, ditemukan kavitas atau
ditemukannya nodul retikuler. Sensitivitas dan spesifisitas foto thorax dalam mendiagnosis
Tuberkulosis yaitu 86% dan 83% apabila ditemukan ketiga pola kelainan diatas.
Tuberkulosis paru minimal ditemukan 1 dari 3 pola kelainan diatas. Gambaran klasik TB
paru post primer yaitu kelainan di apek disebabkan karena tekanan oksigen di apek paru
lebih tinggi sehingga bakteri berkembang lebih baik. 6
Fokus primer di paru dapat membesar dan menyebabkan pneumonitis dan pleuritis fokal.
Jika terjadi nekrosis perkejuan yang berat, bagian tengah lesi akan mencair dan keluar
melalui bronkus sehingga meninggalkan rongga di paru yang disebut kavitas. Kavitas
terdapat pada 19-50% kasus. Kavitas Tuberkulosis biasanya berdinding tebal dan
irreguler. Jarang dijumpai air-fluid level dan bila ada air-fluid level dapat menunjukkan
abses anaerob atau superinfeksi. Penyebaran endobronkial bisa menimbulkan gambaran
foto thorax yang berupa kelainan noduler yang berkelompok pada lokasi tertentu paru.
Setelah imunitas selular terbentuk, fokus primer di jaringan paru biasanya mengalami
resolusi secara sempurna membentuk fibrosis
Pemeriksaan penunjang:
es resistensi Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Tes resistensi obat anti tuberkulosis (OAT) dilakukan pada pasien yang dicurigai terdapat
MDR-TB. Tes ini memerlukan waktu yang lama, karena untuk mendapatkan hasilnya
dibutuhkan waktu sekitar 3-8 minggu.
2. Pneumonia atau biasa disebut dengan radang paru-paru adalah gangguan lainnya yang
bisa terjadi pada sistem pernapasan manusia..
3. Kanker paru-paru
Patogenesa
Kanker paru dimulai oleh aktivitas onkogen dan inaktivasi gen supresor tumor. Onkogen
merupakan gen yang diyakinin sebagai penyebab seseorang untuk terkena kanker. Proto-
onkogen berubah menjadi onkogen jika terpapar karsinogen yang spesifik. Pada proto-
onkogen mutasi yang terjadi yaitu K-ras menyebabkan adenokarsinoma paru sampai 10-
30%. Epidermal growth factor reseptor (EFGR) mengatur proliferasi sel, apoptosis,
angiogenesis, serta invasi tumor. Berkembangnya EFGR serta mutasi sering dijumpai
pada kanker paru non-small sel sehingga menjadikan dasar terapi menggunakan
penghambat EFGR. Kerusakan kromosom menyebabkan kehilangan sifat keberagaman
heterezigot, menyebabkan inaktivasi gen supresor tumor. Kerusakan kromosom 3p, 5q,
13q dan 17p ini paling sering menyebabkan karsinoma paru non-small sel. Gen p53 tumor
supresor berada dikromosom 17p yang didapatkan 60-75% dari kasus.19
Sejumlah gen polimorfik berkaitan dengan kanker paru, termasuk gen polimorfik yang
mengkode interleukin-1, sitokrom P450, caspase-8 sebagai pencetus apoptosis serta
XRCC1 sebagai molekul DNA repair. Individu yang terdapat gen polimorfik seperti ini lebih
sering terkena kanker paru apabila terpapar zat karsinogenik.19
Adenokarsinoma
Adenokarsinoma berasal dari kelenjar mukosa bronkus dan merupakan kanker paru
bukan sel kecil yang paling sering ditemukan di Amerika (35-40% dari keseluruhan kanker
paru). Subtipe ini ditemukan paling banyak pada penderita yang tidak merokok. Kanker ini
biasanya muncul dari perifer paru,tetapi dapat pula muncul pada lokasi jaringan parut, luka
dan inflamasi.
1.Emfisema
adalah salah satu penyakit progresif jangka panjang yang menyerang paru-paru dan
umumnya menyebabkan napas seseorang menjadi pendek. Jaringan paru-paru, yang
berperan pada bentuk fisik paru-paru dan fungsi pernapasan, pada pengidap emfisema
sudah mengalami kerusakan.
Emfisema termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) karena
kerusakan jaringan paru-paru di sekitar saluran udara yang lebih kecil, yaitu bronkiolus.
Kerusakan ini membuat bentuk fisik paru-paru tidak normal saat menghembuskan napas
keluar. Bentuk abnormal ini akan mengganggu pertukaran udara kotor dan udara bersih,
sehingga oksigen yang masuk dan karbondioksida yang keluar dari aliran darah di paru-
paru tidak maksimal.
Gejala Emfisema
Gejala utama emfisema adalah napas pendek atau lebih dikenal dengan istilah sesak
napas. Pengidap kesulitan menghembuskan napas dan ini terjadi secara bertahap. Selain
napas pendek, gejala-gejala umum emfisema lainnya adalah batuk dan suara mengi saat
bernapas. Segera temui dokter jika mengalami gejala-gejala seperti:
2. Pneumonia
adalah kondisi di mana seseorang mengalami infeksi yang terjadi pada kantung-kantung
udara dalam paru-paru orang tersebut. Infeksi yang ditimbulkan pneumonia bisa terjadi
pada salah satu sisi paru-paru maupun keduanya. Kantung udara yang terinfeksi tersebut
akan terisi oleh cairan maupun pus (dahak purulen). Infeksi virus, bakteri, ataupun jamur
adalah penyebab utama pneumonia. Pneumonia lebih dikenal sebagai paru-paru basah.
Penyakit ini bukan hanya dapat menimpa orang dewasa, melainkan juga terjadi pada
anak-anak, hingga bayi yang baru lahir
Gejala Pneumonia
Indikasi dan juga gejala ringan dari pneumonia umumnya menyerupai gejala flu seperti
demam dan batuk. Gejala tersebut memiliki durasi yng lebih lama bila dibandingkan flu
biasa. Jika dibiarkan dan tidak diberikan penanganan, gejala yang berat dapat muncul,
seperti:
Batuk berdahak.
Mudah lelah.
Sesak napas.
Gangguan pada kesadaran (terutama pada pengidap yang berusia >65 tahun).
Pada pengidap yang berusia >65 tahun dan punya gangguan sistem imun,
umumnya mengalami hipotermia.
Pada anak-anak dan bayi, biasanya gejala yang muncul berupa demam tinggi, anak
tampak selalu kelelahan, tidak mau makan, batuk produktif, dan sesak napas, sehingga
napas anak menjadi cepat.
3. Pengertian Kanker Paru – Paru
Kanker paru-paru
merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada
jaringan paru-paru. Bila tidak dirawat, pertumbuhan sel ini dapat menyebar ke luar dari
paru-paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat atau
bagian tubuh yang lainnya. Sebagian besar kanker yang mulai di paru-paru, yang dikenal
sebagai kanker paru primer, adalah karsinoma yang berasal dari sel epitelium. Jenis
kanker paru yang utama adalah SCLC (kanker paru sel kecil), atau disebut juga kanker sel
gandum, dan NSCLC (kanker paru non-sel-kecil). Gejala paling umum adalah batuk
(termasuk batuk darah), berat badan turun dan sesak napas.
Penyebab paling umum kanker paru adalah paparan dalam jangka waktu yang lama
terhadap asap tembakau, yang menyebabkan 80–90% kanker paru. Bukan perokok
mencapai angka 10–15% dari kasus kanker paru, dan kasus ini biasanya disebabkan oleh
kombinasi antara faktor genetik, gas radon, asbestos, dan polusi udara termasuk asap
rokok pasif.Kanker paru dapat dilihat melalui foto rontgen dada dan tomografi komputer
(CT scan). diagnosis dapat dipastikan dengan biopsi yang biasanya dilakukan melalui
prosedur bronkoskopi atau dipandu dengan CT. Perawatan dan hasil dalam jangka
panjang tergantung pada tipe kanker, stadium (tingkat penyebaran), dan keadaan
kesehatan pasien secara keseluruhan, diukur berdasarkan kondisi umum.
Tidak mudah menyadari keberadaan gejala kanker paru-paru pada stadium awal, karena
kebanyakan dari gejala penyakit ini tidak khas dan seringkali mirip dengan penyakit lain,
seperti tuberkulosis, efusi pleura, pneumonia, bronkitis, dan abses paru. Gejala yang
dapat muncul pada kanker paru stadium awal, antara lain:
4.Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
yang menyerang hidung, trakea (pipa pernapasan), atau paru-paru. Bisa dikatakan ISPA
merupakan infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang. Bila tidak segera
ditangani, ISPA bisa menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan membuat tubuh tidak
memperoleh oksigen yang cukup, bahkan yang lebih parah bisa menyebabkan hilangnya
nyawa seseorang.
ISPA menjadi penyakit yang gampang sekali menular. Orang-orang yang mudah sekali
terserang penyakit ini adalah mereka yang memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh,
orang-orang berusia lanjut, dan anak-anak pun rentan terhadap penyakit ini, karena
sistem imun mereka belum terbentuk sepenuhnya.
Gejala ISPA
Gejala ISPA sebenarnya tak hanya menyoal satu atau dua tanda saja. Sebab, infeksi yang
menyerang pernapasan bagian atas ini bisa menimbulkan berbagai keluhan. Berikut
beberapa gejala ISPA yang umumnya dialami pengidapnya.
Nyeri tenggorokan.
Gejala sinusitis seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan demam.
A. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan pada kanker paru yaitu darah lengkap, fungsi
hati dan fungsi ginjal. Pemeriksaan elektrolit, blood urea nitrogen, kalsium dan magnesium
perlu dilakukan untuk mengevaluasi gejala paraneoplastik. Pemeriksaan alkali fosfatase
dapat ditambahkan untuk mendeteksi kemungkinan metastasis tulang tapi hasilnya tidak
spesifik untuk kondisi tersebut. Analisa gas darah diperlukan untuk pasien dengan sesak
napas yang mengarah pada gagal napas.
Pemeriksaan penanda tumor carcinoembryonic antigen (CEA) dan CYFRA-21 dapat
digunakan sebagai faktor prognostik dalam memprediksi respons terapi dan kesintasan
pada kanker paru bukan sel kecil terutama pada pasien yang tidak diketahui mutasi
EGFRnya atau pada karsinoma sel skuamosa. Kombinasi CEA dan CYFRA-21
diperkirakan dapat membantu diagnosis kanker paru bukan sel kecil pada nilai dua kali
lipat dari standar cut off nya, tetapi masi diperlukan penelitian lebih lanjut. (CEA, CYFRA)
[2-5,7,8]
B. Pemeriksaan Radiologi
Rontgen toraks AP/lateral merupakan pemeriksaan awal untuk menilai pasien dengan
kecurigaan terkena kanker paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, lokasi lesi dan
tindakan selanjutnya dapat ditentukan. Jika pada rontgen toraks ditemukan lesi yang
dicurigai sebagai keganasan, maka pemeriksaan CT scan toraks harus dilakukan untuk
mengevaluasi lesi tersebut.
CT scan toraks dengan kontras merupakan pemeriksaan yang penting untuk
mendiagnosa dan menentukan stadium kanker paru, dan menentukan segmen paru yang
terlibat secara tepat disertai keterlibatan kelenjar getah bening dan metastasis ke organ
sekitar. CT scan toraks dapat diperluas hingga kelenjar adrenal untuk menilai
kemungkinan metastasis hingga regio tersebut. MRI diperlukan untuk mengevaluasi
pasien dengan tumor pada sulkus superior (pancoast tumor) dan dapat memberikan
gambaran yang lebih baik dibandingkan CT-Scan.
Pemeriksaan lain diperlukan bila terdapat kecurigaan metastasis jauh. CT scan kepala /
MRI kepala dengan kontras diindikasikan bila terdapat kemungkinan metastasis ke
otak.USG abdomen untuk mendeteksi kemungkinan penyebaran pada abdomen. Bone
Scintigraphy dapat dilakukan untuk mendeteksi metastasis tulang terutama bila terdapat
peningkatan kalsium dan alkali fosfatase. PET Scan dapat dilakukan untuk evaluasi hasil
pengobatan dan mendeteksi metastasis jauh.
D. Pemeriksaan Lain
Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan dalam membantu menegakkan
diagnosis dan menentukan progresifitas penyakit kanker paru. Bronkoskopi dapat
membantu menentukan lokasi lesi primer, pertumbuhan tumor intraluminal dan
mendapatkan spesimen untuk pemeriksaan sitologi dan histopatologi, sehingga diagnosa
dan stadium kanker paru dapat ditentukan.