Anda di halaman 1dari 44

SALAT

OLEH :
IRMAN FAUZAN ROHIM
12241008

SEKOLAH TINGGI TEKNIK HARAPAN


JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI
MEDAN
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2

BAB 13

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................................................................3

1.2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................................4

1.3. TUJUAN PENULISAN................................................................................................................................4

1.4. MANFAAT PENULISAN.............................................................................................................................4

BAB 25

2.1. PEMBAHASAN UMUM.............................................................................................................................5

A. Pengertian Shalat......................................................................................................................................5

B. Waktu Pensyariatan Ibadah Shalat............................................................................................................5

C. Dalil-dalil Pensyariatan Shalat...................................................................................................................6

D. Syarat Wajib dan Syarat Sah Sholat...........................................................................................................8

Rukun Salat..................................................................................................................................................10

E. Keajaiban Gerakan Wudhu Dan Shalat Menurut Pandangan Medis........................................................30

BAB 339

3.1. KESIMPULAN.........................................................................................................................................39

3.2. SARAN.................................................................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................41

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 1


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan penguasa alam yang menciptakan
manusia dengan bentuk paling sempurna, penuh keseimbangan, dan keserasian. Yang
melengkapinya dengan segala fasilitas hidup sebagai jaminan-Nya secara adil dan bijaksana.
Pemberi karunia kepada para walinya, pemberi berbagai kenikmatan, penolong orang-orang yang
bingung dan susah, penyempurna segala pemberian, pelepas segala tirai, dan pemberi rahmat yang
tak terhingga. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis  mampu  menyelesaikan  makalah ini guna
memenuhi tugas  mata kuliah Agama Islam dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang-orang terdekat yang selalu memberikan semangat serta
kekuatan sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan pendalaman
makna salat yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan baik itu yang
datang dari sisi internal maupun eksternal. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, penulis meminta masukan dari pembaca yang budiman berupa kritik
maupun saran demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

Medan, Maret 2014

Penulis

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 2


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG MASALAH
Shalat merupakan ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat kelak. Shalat juga
dapat dijadikan barometer amal-amal lain seperti diungkapkan dalam sebuah hadits:
‫اول ما يحسب يوم القيامة الصالة‬
“Hal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat”.
Khalifah Umar bin Al Khattab pernah mengirim surat kepada Gubernur yang
diangkatnya, pesannya, “sesungguhnya tugas kalian sebagai Gubernur yang paling utama
di mataku adalah shalat. Barang siapa memelihara shalat, berarti ia telah memelihara
agamanya. Barang siapa yang lalai terhadap shalatnya, terhadap urusan lain akan lebih
lalai”.
Begitu pentingnya shalat, karena shalat merupakan penentu amal yang lain. Jika
shalatnya baik, maka baik pula amalnya yang lain. Ada juga para ulama yang
mengibaratkan bahwa shalat itu diibaratkan sebagai angka I (satu) sedangkan amal selain
shalat itu diibaratkan angka 0, sehingga jika shalatnya rusat atau bahkan tidak melakukan
shalat maka nilai sama dengan nol walaupun amalnya banyak. Akan tetapi jika shalatnya
baik dan selalu dikerjakan maka semua amalnya itu bernilai.
Oleh karena itu, maka shalat tidak boleh ditinggalkan walau bagaimanapun
keadaannya kecuali orang yang haid atau nifas atau keadaan bahaya. Namun ada beberapa
keringanan (rukhsah) bagi orang yang ada dalam perjalanan (musafir) dalam tata cara
pelaksanaan shalat, yaitu dengan cara shalat jama dan shalat qashar. Namun hal itu juga
bukan berarti boleh meninggalkan shalat begitu saja, hanya berpindah pelaksanaan pada
waktu tertentu (yang telah diisyaratkan) dan syarat-syarat tertentu pula.
Dari sinilah penulis mencoba mengkaji dan membedah dari mulai syarat, gerakan,
bacaan, hingga makna gerkan salat dari sisi medis. Semakin dikaji mudah-mudahan
semakin khusuk ibadah kita dan semakin paham makna dari ibadah salat yang kita lakukan.

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 3


1.2.RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis akan mencoba menerangkan tentang:
1. Pengertian salat
2. Waktu pensyariatan ibadah shalat
3. Dalil-dalil pensyariatan shalat
4. Syarat wajib dan syarat sah shalat
5. Rukun shalat
6. Keajaiban gerakan shalat dari sisi medis

1.3.TUJUAN PENULISAN
Penulis menyusun makalah ini untuk menggali dan menerangkan secara terperinci mulai
dari pengertian, gerakan, bacaaan, hingga hikmah dari gerakan shalat untuk kesehatan.

1.4.MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulis menyusun makalah ini adalah:
a) Agar kita mengetahui syariat shalat
b) Agar kita mengetahui gerakan dan bacaan shalat
c) Agar kita mengetahui hikmah gerakan shalat bagi kesehatan

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 4


BAB 2

PEMBAHASAN
2.1.PEMBAHASAN UMUM

A. Pengertian Shalat
Secara bahasa, shalat itu bermakna doa. Shalat dengan makna doa dicontohkan di dalam
Al-Quran Al-Kariem pada ayat berikut ini :
‫ك َس َك ٌن لَهُ ْم َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِهَا َو‬
َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ْم إِ َّن‬
َ َ‫صالت‬
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan shalatlah (mendo'alah) untuk mereka. Sesungguhnya shalat (do'a) kamu
itu merupakan ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.(QS. At-Taubah : 103)
Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekali bukan dalam makna syariat, melainkan
dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Adapun makna menurut syariah, shalat
didefinisikan sebagai : “serangkaian ucapan dan gerakan yang tertentu yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam sebagai sebuah ibadah ritual”.

B. Waktu Pensyariatan Ibadah Shalat


Sebelum shalat lima waktu yang wajib disyariatkan, sesungguhnya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dan para shahabat sudah melakukan ibadah shalat. Hanya saja ibadah shalat itu
belum seperti shalat 5 waktu yang disyariatkan sekarang ini.
Barulah pada malam mi`raj disyariatkan shalat 5 kali dalam sehari semalam yang asalnya
50 kali. Persitiwa ini dicatat dalam sejarah terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-5 sebelum
peristiwa hijrah nabi ke Madinah. Sebagaimana tertulis dalam hadits nabawi berikut ini :
َ ‫ت َخ ْمسًا ثُ َّم نُوْ ِد‬
َّ ‫ َد‬y َ‫وْ ُل ل‬yyَ‫ َد ُل الق‬y‫ إِنَّهُ الَ يُ ْب‬: ‫ي يَا ُم َح َّم ُد‬ ْ َ‫ت َحتَّى ُج ِعل‬ َ ِ‫ ثُ َّم نُق‬، َ‫ي بِ ِه َخ ْم ِس ْين‬
ْ ‫ص‬ ُ َ ‫فُ ِر‬
‫ي‬ ِ ‫لَ ْيلَةَ أس‬ ‫صالَةُ عَل َى النَّبِ ِّي‬
َ ‫ْر‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ‫ض‬
‫س خَ ْم ِس ْينَ رواه أحمد والنسائي والترمذي وصححه‬ ِ ‫َوإِ َّن لَكَ بِهَ ِذ ِه ْال ْخ ْم‬

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 5


Dari Anas bin Malik ra. "Telah difardhukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam shalat
pada malam beliau diisra`kan 50 shalat. Kemudian dikurangi hingga tinggal 5 shalat saja. Lalu
diserukan ,"Wahai Muhammad, perkataan itu tidak akan tergantikan. Dan dengan lima shalat
ini sama bagi mu dengan 50 kali shalat".(HR. Ahmad, An-Nasai dan dishahihkan oleh At-
Tirmizy)
Sebagian dari mazhab Al-Hanafiyah mengatakan bahwa shalat disyariatkan pada malam
mi’raj, namun bukan 5 tahun sebelum hijrah, melainkan pada tanggal 17 Ramadhan 1,5 tahun
sebelum hijrah nabi.

C. Dalil-dalil Pensyariatan Shalat


Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath`i dari Al-Quran, As-Sunnah dan Ijma’ umat
Islam sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban shalat kecuali orang-orang kafir atau
zindiq.
Sebab semua dalil yang ada menunjukkan kewajiban shalat secara mutlak untuk semua
orang yang mengaku beragama Islam yang sudah akil baligh. Bahkan anak kecil sekalipun
diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun. Dan boleh dipukul bila masih tidak
mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.

1. Dalil dari Al-Quran


Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Al-Kareim :
‫ك ِدينُ ْالقَيِّ َم ِة‬ ِ ِ‫َو َما أُ ِمرُوا إِال لِيَ ْعبُدُوا هَّللا َ ُم ْخل‬
َ ِ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ُحنَفَا َء َويُقِي ُموا الصَّالةَ َوي ُْؤتُوا ال َّز َكاةَ َو َذل‬
"...Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."(QS. Al-Bayyinah : 5)
‫ ُل َوفِي‬y‫لِ ِمينَ ِم ْن قَ ْب‬y‫ َّما ُك ُم ْال ُم ْس‬y‫ج ِملَّةَ أَبِي ُك ْم إِ ْب َرا ِهي َم ه َُو َس‬ َّ ‫َو َجا ِهدُوا فِي هَّللا ِ َح‬
ٍ ‫ق ِجهَا ِد ِه هُ َو اجْ تَبَا ُك ْم َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِي الدِّي ِن ِم ْن َح َر‬
‫ص ُموا بِاهَّلل ِ ه َُو َموْ ال ُك ْم فَنِ ْع َم ْال َموْ لَى‬
ِ َ‫اس فَأَقِي ُموا الصَّالةَ َو َءاتُوا ال َّز َكاةَ َوا ْعت‬ ِ َّ‫هَ َذا لِيَ ُكونَ ال َّرسُو ُل َش ِهيدًا َعلَ ْي ُك ْم َوتَ ُكونُوا ُشهَدَا َء َعلَى الن‬
ِ َّ‫َونِ ْع َم الن‬
‫صي ُر‬
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
agama orang tuamu Ibrahim. Dia telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 6


dahulu , dan dalam ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua
menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik
Penolong." (QS. Al-Hajj : 78)
‫َت َعلَى ْال ُم ْؤ ِمنِينَ ِكتَابًا َموْ قُوتًا‬
ْ ‫إِ َّن الصَّالةَ َكان‬
"...Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman." (QS. An-Nisa : 103)
َ‫َوأَقِي ُموا الصَّالةَ َو َءاتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku".(QS.
Al-Baqarah : 43)
Dan masih banyak lagi perintah di dalam kitabullah yang mewajibkan umat Islam
melalukan shalat. Paling tidak tercatat ada 12 perintah dalam Al-Quran lafaz “aqiimush-shalata”
(‫ )أقيموا الصالة‬yang bermakna "dirikanlah shalat" dengan fi`il Amr (kata perintah) dengan perintah
kepada orang banyak (khithabul jam`i). Yaitu pada surat :
 Al-Baqarah ayat 43, 83 dan110
 Surat An-Nisa ayat 177 dan 103
 Surat Al-An`am ayat 72
 Surat Yunus ayat 87
 Surat Al-Hajj : 78
 Surat An-Nuur ayat 56
 Surat Luqman ayat 31
 Surat Al-Mujadalah ayat 13
 Surat Al-Muzzammil ayat 20.
Ada 5 perintah shalat dengan lafaz "aqimish-shalata" (‫الة‬yyy‫ )أقم الص‬yang bermakna
"dirikanlah shalat" dengan khithab hanya kepada satu orang. Yaitu pada :
 Surat Huud ayat 114
 Surat Al-Isra` ayat 78
 Surat Thaha ayat 14
 Surat Al-Ankabut ayat 45
 Surat Luqman ayat 17.

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 7


2. Dalil dari As-Sunnah
Di dalam sunnah Raulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada banyak sekali perintah shalat
sebagai dalil yang kuat dan qath`i tentang kewajiban shalat. Diantaranya adalah hadits-hadits
berikut ini :
ِ ‫ بُنِ َي‬: ‫وْ ُل‬yyُ‫يَق‬ ِ‫ْت َرسُوْ َل هللا‬
ٍ ‫الَ ُم َعلَى خ َم‬y‫اإل ْس‬
:‫س‬ ُ ‫ س َِمع‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما قَا َل‬ ِ ‫ب َر‬ ِ ‫ع َْن أَبِي َع ْب ِدالرَّحْ َمنَ َع ْب ِدهللا ْب ِن ُع َم َر ب ِْن ال َخطَّا‬
‫اري و‬yy‫انَ رواه البخ‬y ‫ض‬ َ ‫صوْ ِم َر َم‬
َ ‫ َو‬، ‫ت‬ َّ ‫ َوإِقَ ِام ال‬، ِ‫ َوأَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ ُل هللا‬، ُ‫َشهَا َد ِة أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللا‬
ِ ‫ َو َحجِّ البَ ْي‬، ‫ ِوإِ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة‬، ‫صالَ ِة‬
‫مسلم‬
Dari Ibni Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Islam didirikan di atas lima hal. Sahadat bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah, penegakan shalat, pelaksanaan zakat, puasa di bulan
Ramadhan dan haji ke Baitullah bila mampu". (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Dalil dari Ijma`


Bahwa seluruh umat Islam sejak zaman nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hingga hari ini
telah bersepakat atas adanya kewajiban shalat dalam agama Islam. Lima kali dalam sehari
semalam.
Dengan adanya dalil dari Quran, sunnah dan ijma` di atas, maka lengkaplah dalil kewajiban
shalat bagi seorang muslim. Maka mengingkari kewajiban shalat termasuk keyakianan yang
menyimpang dari ajaran Islam, bahkan bisa divonis kafir bila meninggalkan shalat dengan
meyakini tidak adanya kewajiban shalat.

D. Syarat Wajib dan Syarat Sah Sholat

Syarat wajib:
1. Islam, adapun orang yang tidak Islam tidak wajib atasnya sholat, berarti tidak dituntut di
dunia karena meskipun dikerjakan juga tidak sah.
2. Suci dari hadas dan najis
3. Berakal, orang yang tidak berakal tidak wajib sholat

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 8


4. Baligh
5. Telah sampai dakwah Rasulullah SAW

Syarat sah:
1. Masuk waktu shalat
Shalat lima waktu baru sah apabila dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.
Misalnya, shalat dhuhur harus dilaksakan pada waktu dzuhur. Kecuali shalat qadha.
Maka, boleh bahkan dianjurkan melaksanakan shalat qadha sesegera mungkin saat ingat.
2. Suci dari hadats besar dan hadats kecil
Hadats besar adalah haid, nifas dan junub (keluar sperma). Untuk mensucikannya harus
dengan mandi junub atau jinabat. Hadats kecil adalah kentut dan menyentuh wanita
bukan mahram. Cara mensucikannya adalah dengan berwudhu.
Berdasarkan firman Allah SWT :
“Hai orang-orang beriman, jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
wajah dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu lalu basuhlah kakimu
sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu dalam keadaan junub, maka hendaklah kamu
bersuci.” (Q.S. Al-Maidah : 6).
Juga berdasarkan hadits Ibnu Umar r.a. :
“Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : “Allah tiada menerima shalat tanpa bersuci,
dan tak hendak menerima sedekah dari harta ranpasan yang belum  dibagi.” (H.r.
Jama’ah kecuali Bukhari).
3. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.
Perkara najis adalah darah, segala kotoran (tinja) hewan atau manusia, bangkai (binatang
yang mati tanpa disembelih secara syariah), anjing dan babi. Cara mensucikannya adalah
dengan air. Khusus najis anjing dan babi harus disucikan tujuh kali siraman air dan salah
satunya dicampur dengan babi menurut madzhab Syafi'i.
Mengenai suci badan, Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Bersucilah kamu dari air seni, karena pada umumnya azab kubur disebabkan oleh
karena itu.”
4. Menutup Aurat.

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 9


Aurat (anggota badan yang harus ditutupi) laki-laki adalah antara pusar sampai lutut.
Sedang aurat perempuan adalah seluruh anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan.
Firman Allah SWT :
“Hai anak-cucu Adam, ambillah hiasanmu setiap hendak sujud.” (Q.S. Al-A’raf : 31).
Yang dimaksud dengan hiasan disini ialah alat untuk menutupi aurat, sedangkan dengan
sujud ialah shalat.  Jadi artinya adalah “Tutuplah auratmu setiap hendak shalat.”
Batas Aurat bagi Laki-laki:
           Aurat yang wajib ditutupi oleh laki-laki sewaktu shalat ialah kemaluan, pinggul
paha pusar dan lutut.
Batas Aurat Bagi Wanita.
            Seluruh tubuh perempuan itu merupakan aurat yang wajib bagi mereka
menutupinya, kecuali wajah dan telapak tangan.
Firman Allah SWT :
“Dan janganlah mereka memperlihatkan tempat-tempat perhiasan kecuali bagiannya
yang lahir.” (Q.S. An-Nur : 31).
            Maksud dari ayat tersebut ialah, janganlah mereka memperlihatkan tempat-tempat
perhiasan kecuali wajah dan kedua telapak tangan mereka, sebagai diterangkan oleh
hadits dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Aisyah.
Dan dari Aisyah, bahwa Nabi Muhammad SAW. telah bersabda :
“Allah tidak menerima shalat perempuan yang telah baligh, kecuali dengan memakai
selendang.”
5. Menghadap Kiblat
Para ulama telah sepakat bahwa orang yang mengerjakan shalat itu wajib menghadap ke
arah Masjidil Haram, sebagaimana Firman Allah SWT. :
            “Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, dan dimana pun kamu
berada hadapkanlah wajahmu ke arahnya.” (Q.S. Al-Baqarah : 144).

Rukun Salat
Rukun adalah pondasi atau tiang pada suatu banguna. Bila salah satu rukunnya rusak atau
tidak ada, maka bangunan itu akan roboh. Bila salah satu rukun shalat tidak dilakukan atau tidak
sah dilakukan, maka keseluruhan rangkaian ibadah shalat itu pun menjadi tidak sah juga.
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 10
Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa rukun adalah perbuatan yang hukumnya wajib
dilakukan dan menjadi bagian utuh dari rangkaian ibadah. Sedangkan syarat adalah gerakan
ibadah yang wajib dilakukan namun bukan bagian dari rangkaian gerakan ibadah.

A. Perbedaan Ulama Dalam Menentukan Rukun Shalat


Para ulama mazhab yang paling masyhur berbeda-beda pendapatnya ketika menetapkan
mana yang menjadi bagian dari rukun shalat.
Kalangan mazhab Al-Hanafiyah mengatakan bahwa jumlah rukun shalat hanya ada 6 saja.
Sedangkan Al-Malikiyah menyebutkan bahwa rukun shalat ada 14 perkara. As-Syafi`iyah
menyebutkan 13 rukun shalat dan Al-Hanabilah menyebutkan 14 rukun.
Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan tabel berikut ini yang kami buat berdasarkan kitab Al-
Fiqhul Islami wa Adillatuhu karya Dr. WAhbah Az-Zuhaily.
Table Perbandingan Rukun Shalat Antar Mazhab
No Gerakan / Bacaan Hanafi Malik Syafi`i Hambali
1. Niat x rukun rukun x
2. Takbiratul-ihram rukun rukun rukun rukun
3. Berdiri rukun rukun rukun rukun
4. Membaca Al-Fatihah rukun rukun rukun rukun
5. Ruku` rukun rukun rukun rukun
6. I`tidal (bangun dari ruku`) x rukun rukun rukun
7. Sujud rukun rukun rukun rukun
8. Duduk Antara Dua Sujud x rukun rukun rukun
9. Duduk Tasyahhud Akhir rukun rukun rukun rukun
10. Membaca Tasyahhud x rukun rukun rukun
Akhir
11. Membaca Shalawat Atas x rukun rukun rukun
Nabi
12. Salam x rukun rukun rukun
13. Tertib x rukun rukun rukun
14. Tuma`ninah x rukun x rukun

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 11


Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 12
B. Rincian Rukun Shalat
Gerakan Berdiri Tegak untuk Salat
Berdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri
tegak merupakan salah satu rukun salat. Sikap ini
dilakukan sejak sebelum takbiratul ihram. Cara
melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk,
kecuali jika sakit.
2. Tangan rapat di samping badan.
3. Kaki direnggangkan, paling lebar selebar bahu.
4. Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
5. Pandangan lurus ke tempat sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat.
Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat, boleh
menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap
berniat menghadap kiblat.
7. Niatlah sesuai dengan Shalat yang ingin kita kerjakan.
Gerakan Mengangkat Kedua Tangan
Ada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan.
Menurut kebanyakan ulama caranya adalah sebagai
berikut:
1. Telapak tangan sejajar dengan bahu.
2. Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
3. Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah telinga.
4. Jari-jari direnggangkan.
5. Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan
menghadap ke atas atau ke samping.
6. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-
laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan
merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga
merenggangkannya.
7. Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.
Catatan: Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada
empat tempat, yaitu saat takbiratulihram, saat hendak

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 13


rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat bangun
dari rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri
meneruskan rakaat ketiga.
Gerakan Sedekap dalam Salat
Sedekap dilakukan sesudah mengangkat tangan
takbiratulihram. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
a. Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan
tangan kiri, tidak digenggamkan.
b. Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga
meletakkannya di atas pusar. Boleh juga meletakkannya
di bawah pusar.
Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa
iftitah. Setelah selesai iftitah, kemudian membaca surat
Al Fatihah. Sesudah membaca surat Al Fatihah,
kemudian membaca surat pendek seperti Al Ikhlas, Al
‘Asr, dan An Nasr.
Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram maknanya adalah ucapan takbir yang menandakan dimulainya pengharaman.
Yaitu mengharamkan segala sesuatu yang tadinya halal menjadi tidak halal atau tidak boleh
dikerjakan di dalam shalat. Seperti makan, minum, berbicara dan sebagainya.
Dalil tentang kewajiban bertakbir adalah firman Allah SWT :
ْ‫ك فَ َكبِّر‬
َ َّ‫َو َرب‬
"dan Tuhanmu agungkanlah! (Bertakbirlah untuknya)" (QS. Al-Muddatstsir : 3)
Juga ada dalil dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
‫ ِم ْفتَا ُح الصَّال ِة الطَّهُو ُر َوتَحْ ِري ُمهَا التَّ ْكبِي ُر َوتَحْ لِيلُهَا التَّ ْسلِي ُم َر َواهُ ْال َخ ْم َسةُ إال النَّ َسائِ ّي‬:  ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬
َ َ‫ال ق‬
َ َ‫ع َْن َعلِ ٍّي ق‬
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Kunci shalat itu adalah kesucian (thahur) dan yang mengharamkannya (dari segala hal
di luar shalat) adalah takbir". (HR. Khamsah kecuali An-Nasai)
Dari Rufa`ah Ibnu Rafi` bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Tidak sah
shalat serorang hamba hingga dia berwudhu` dengan sempurna dan menghadap kiblat lalu
mengucapkan Allahu Akbar. (HR. Ashabus Sunan dan Tabarany)
"Bila kamu shalat maka bertakbirlah". (HR. Muttafaqun Alaihi)
Lafaz takbiratul-ihram adalah mengucapkan lafadz Allahu Akbar, artinya Allah Maha Besar.
Sebuah zikir yang murni dan bermakna pengakuan atas penghambaan diri anak manusia kepada
Sang Maha Pencipta. Ketika seseorang mengucapkan takbiratul-ihram, maka dia telah menjadikan

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 14


Allah SWT sebagai prioritas perhatiannya dan menafikan hal-hal lain selain urusan kepada Allah
dan aturan dalam shalatnya.
Lafaz ini diucapkan ketika semua syarat wajib dan syarat sah shalat terpenuhi. Yaitu sudah
menghadap ke kiblat dalam keadaan suci badan, pakaian dan tempat dari najis dan hadats. Begitu
juga sudah menutup aurat, tahu bahwa waktu shalat sudah masuk dan lainnya.
Jumhur ulama mengharamkan makmum memulai takbir permulaan shalat ini kecuali bila imam
sudah selesai bertakbir. Dengan dasar berikut ini :
ِ ‫ ِإنَّ َما ُج ِع َل‬: ‫ قَا َل‬ ِ‫ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ أَ َّن َرسُوْ َل هللا‬
‫اإل َما ُم لِي ُْؤتَ َّم ِب ِه فَالَ ت َْختَلِفُوا َعلَ ْي ِه فَإِ َذا َكبَّ َر فَ َكبِّ ُروا رواه الشيخان‬
Imam itu dijadikan untuk diikuti, maka jangan berbeda dengannya. Bila dia bertakbir maka
bertakbirlah (HR. Muttafaq Alaihi)
Sedangkan kalangan Al-Hanafiyah membolehkan makmum bertakbir bersama-sama dengan imam.
Selanjutnya membaca doa iftitah sebagai berikut:
Doa Iftitah versi I :
ALLAAHU AKBARU KABIIRAA WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA
WASUBHAANALLAAHI BUKRATAW WAASHIILAA.
Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian Yang
Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.
INNII WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA
HANIIFAM MUSLIMAW WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIIN.
Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi Dengan
Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang
Musyrik.
INNA SHALAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAAHIRABBIL
‘AALAMIIN.
Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya Untuk Allah,
Penguasa Alam Semesta.
LAA SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIIN.
Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku
Termasuk Orang-Orang Islam.

Doa iftitah versi 2 :


ALLAHUMMA BAID BAINI WA BAINA KHOTOYAYA KAMA BAADTA BAINAL
MASYRIKI WAL MAGHRIB
Ya Allah, jauhkanlah antara aku dengan kesalahan-kesalahanku,sebagimana Engkau

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 15


menjauhkan antara timur dan barat
ALLAHUMMA NAQQINI MINAL KHOTOYA KAMA YUNAQQOS TSAUBUL ABYADU
MINAD DANAS
Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagimana dibersihkan kain putih
dari kotoran
ALLAHUMMAGSIL KHOTOYAYA BIL MA'I WAS SALJI WAL BAROD
Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun.
Berdiri
Berdiri adalah rukun shalat dengan dalil berdasarkan firman Allah SWT :
َ‫وا هّلِل ِ قَانِتِين‬
ْ ‫َوقُو ُم‬
"...Berdirilah untuk Allah dengan khusyu'." (QS. Al-Baqarah : 238)
Juga ada hadits nabawi yang mengharuskan berdiri untuk shalat
ٍ ‫ت َِط ْع فَ َعلَى َج ْن‬y‫إِ ْن لَ ْم ت َْس‬yَ‫ دًا ف‬y‫تَ ِط ْع فَقَا ِع‬y‫إِ ْن لَ ْم ت َْس‬yَ‫ا ف‬yy‫لِّ قَائِ ًم‬y‫ص‬
‫ب‬ َ ‫صالَ ِة ال َّر ُج ِل قَا ِعدًا فَقَا َل‬ َّ ِ‫ُصي ٍْن أَنَّهُ َسأ َ َل النَّب‬
َ ‫ع َْن‬ ‫ي‬ َ ‫ع َْن ِع ْم َرانَ ب ِْن ح‬
‫رواه البخاري‬
Dari `Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau bertanya kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam tentang shalat seseorang sambil duduk, beliau bersabda,"Shalatlah dengan
berdiri, bila tidak sanggup maka sambil duduk dan bila tidak sanggup sambil berbaring".(HR.
Bukhari)
Hadits ini juga sekaligus menjelaskan bahwa berdiri hanya diwajibkan untuk mereka yang mampu
berdiri. Sedangkan orang-orang yang tidak mampu berdiri, tidak wajib berdiri. Misalnya orang
yang sedang sakit yang sudah tidak mampu lagi berdiri tegak.
Bahkan orang sakit itu bila tidak mampu bergerak sama sekali, cukuplah baginya menganggukkan
kepada saja menurut Al-Hanafiyah. Atau dengan mengedipkan mata atau sekedar niat saja seperti
pendapat Al-Malikiyah. Bahkan As-Syafi`iyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa bisa dengan
mengerakkan anggota tubuh itu di dalam hati.
Juga perlu diperhatikan bahwa kewajiban berdiri dalam shalat hanya berlaku untuk shalat fardhu
saja. Sedangkan untuk shalat nafilah (sunnah) tidak diwajibkan berdiri meskipun mampu berdiri.
Jadi seseorang diperbolehkan melakukan shalat sunnah dengan duduk saja tidak berdiri, meski
badannya sehat dan mampu berdiri.
Para fuqaha mazhab sepakat mensyaratkan bahwa berdiri yang dimaksud adalah berdiri tegak.
Tidak boleh bersandar pada sesuatu seperti tongkat atau tembok, kecuali buat orang yang tidak
mampu. Terutama bila tongkat atau temboknya dipisahkan, dia akan terjatuh. Adapun As-
Syafi`iyah tidak mengharamkan melainkan hanya memakruhkan saja. Dan Al-Malikiyah hanya
mewajibkan berdiri tegak tanpa bersandar kepada benda lain pada saat membaca Al-Fatihah saja.
Sedangkan di luar bacaan Al-Fatihah dibolehkan bersandar.
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 16
Membaca Al-Fatihah
Jumhur ulama menyebutkan bahwa membaca surat Al-Fatihah adalah rukun shalat, dimana shalat
seseorang tidak sah tanpa membacanya. Dengan dalil kuat dari hadits nabawi :
ٌ َ‫صالَةَ لِ َم ْن لَ ْم يَ ْق َر ْأ بِأ ُ ِّم اَ ْلقُرْ آ ِن ُمتَّف‬
‫ق َعلَ ْي ِه‬ َ َ‫ ال‬ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللَا‬ ِ ‫َوع َْن ُعبَا َدةَ ب ِْن اَلصَّا ِم‬
َ َ‫ ق‬: ‫ قَا َل‬ ‫ت‬
Dari Ubadah bin Shamit ra berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,”Tidak sah shalat kecuali dengan membaca ummil-quran"(HR. Ibnu Hibban dalam
shahihnya)
a. Mazhab As-Syafi`i
Mazhab As-syafi`iyah mewajibkan makmum dalam shalat jamaah untuk membaca surat Al-Fatihah
sendiri meski dalam shalat jahriyah (yang dikeraskan bacaan imamnya). Tidak cukup hanya
mendengarkan bacaan imam saja. Kerena itu mereka menyebutkan bahwa ketika imam membaca
surat Al-Fatihah, makmum harus mendengarkannya, namun begitu selesai mengucapkan, masing-
masing makmum membaca sendiri-sendiri surat Al-Fatihah secara sirr (tidak terdengar).
Namun dalam pandangan mazhab ini, kewajiban membaca surat Al-Fatihah gugur dalam kasus
seorang makmum yang tertinggal dan mendapati imam sedang ruku`. Maka saat itu yang
bersangkutan ikut ruku` bersama imam dan sudah terhitung mendapat satu rakaat. 1
b. Mazhab Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah
Mazhab Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa seorang makmum dalam shalat jamaah
yang jahriyah (yang bacaan imamnya keras) untuk tidak membaca apapun kecuali mendengarkan
bacaan imam. Sebab bacaan imam sudah dianggap menjadi bacaan makmum.
c. Mazhab Al-Hanafiyah
Sedangkan mazhab Al-Hanafiyah yang mengatakan bahwa Al-Fatihah itu bukan rukun shalat,
cukup membaca ayat Al-Quran saja pun sudah boleh. Sebab yang dimaksud dengan `rukun`
menurut pandangan mazhab ini adalah semua hal yang wajib dikerjakan baik oleh imam maupun
makmum, juga wajib dikerjakan dalam shalat wajib maupun shalat sunnah. Sehingga dalam tolok
ukur mereka, membaca surat Al-Fatihah tidak termasuk rukun shalat, sebab seorang makmum yang
tertinggal tidak membaca Al-Fatihah tapi sah shalatnya. Bahkan makmum shalat dimakruhkan
untuk membaca Al-Fatihah karena makmum harus mendengarkan saja apa yang diucapkan imam.
Selain itu mereka berpendapat bahwa di dalam Al-Quran diperintahkan membaca ayat Quran yang
mudah. Sebagaimana ayat berikut ini :
‫فَا ْق َرؤُوا َما تَيَ َّس َر ِمنَ ْالقُرْ آ ِن‬
...maka bacalah apa yang mudah dari Al Qur'an (QS. Al-Muzzamil : 20)
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

1
Al-Majmu, karya Al-Imam An-Nawawi rahimahullah jilid 3 halaman 344 s/d 350
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 17
Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Tidak sah shalat itu kecuali dengan membaca al-Quran".(HR. Muslim)
Dalam mazhab ini, minimal yang bisa dianggap sebagai bacaan Al-Quran adalah sekadar 6 huruf
dari sepenggal ayat. Seperti mengucapkan tsumma nazhar, dimana di dalam lafaz ayat itu ada huruf
tsa, mim, mim, nun, dha` dan ra`. Namun ulama mazhab ini yaitu Abu Yusuf dan Muhammad
mengatakan minimal harus membaca tiga ayat yang pendek, atau satu ayat yang panjangnya kira-
kira sama dengan tiga ayat yang pendek. 2

Bacaan Basmalah : Khilaf para ulama, apakah bagian dari Al-Fatihah atau bukan?
Menurut mazhab As-Syafi`iyah, lafaz basmalah (bismillahirrahmanirrahim) adalah bagian dari
surat Al-Fatihah. Sehingga wajib dibaca dengan jahr (dikeraskan) oleh imam shalat dalam shalat
jahriyah. Dalilnya adalah hadits berikut ini :
ِ ‫ر‬y‫رَّحْ َم ِن اَل‬y‫ ِم هَّللَا ِ اَل‬y‫ ( ِب ْس‬: ‫ا ْق َر ُءوا‬yَ‫ ِة ف‬y‫ إِ َذا قَ َر ْأتُ ْم اَ ْلفَاتِ َح‬ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللَا‬: ‫ال‬
ُ‫ا َر َواه‬yَ‫ دَى آيَاتِه‬yْ‫ا إِح‬yَ‫ فَإِنَّه‬, ) ‫َّح ِيم‬ َ َ‫ ق‬ َ‫َوع َْن أَبِي ه َُري َْرة‬
ْ ُ‫اَل َّدا َرق‬
‫طنِ ُّي‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Bila kamu membaca alhamdulillah (surat Al-Fatihah), maka bacalah
bismillahirrahmanirrahim, karena Al-Fatihah itu ummul-Quran`, ummul-kitab, sab`ul-matsani.
Dan bismillahirahmanir-rahim adalah salah satu ayatnya". (HR. Ad-Daruquthuny).
Hadits yang senada juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dengan isnad yang shahih dari
Ummi Salamah. Dan dalam kitab Al-Majmu` ada 6 orang shahabat yang meriwayatkan hadits
tentang basmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah. 3
Sedangkan pandangan mazhab Al-Malikiyah, basmalah bukan bagian dari surat Al-Fatihah.
Sehingga tidak boleh dibaca dalam shalat baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Dan juga baik
dalam shalat jahriyah maupun sirriyah.
Sedangkan dalam pandangan Al-Hanabilah, basmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah, namun
tidak dibaca secara keras (jahr), cukup dibaca pelan saja (sirr). Bila kita perhatikan imam masjidil
al-haram di Mekkah, tidak terdengar membaca basmalah, namun mereka membacanya umumnya
orang-orang disana bermazhab Hanbali.
Adapun bacaan Al-Fatihah adalah sebagai berikut:
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
AL HAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN.
2
kitab Addur Al-Mukhtar jilid 1 halaman 415, kitab Fathul Qadir jilid 1 halaman 193-205322, kitab Al-Badai`
jilid 1 halaman 110 dan kitab Tabyinul Haqaiq jilid 1 halaman 104
3
kitab Al-Majmu` jilid 3 halaman 302
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 18
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
ARRAHMAANIR RAHIIM.
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
MAALIKIYAUMIDDIIN.
Penguasa Hari Pembalasan.
IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA NASTA’IINU.
Hanya Kepada-Mu lah Aku Menyembah Dan Hanya Kepada-Mu lah Aku Memohon
Pertolongan. 
IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM.
Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.
SHIRAATHAL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM
WALADHDHAALLIIN. AAMIIN.
Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan Nikmat, Bukan Jalannya Orang-
Orang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya Orang-Orang Yang Sesat.
Setelah itu membaca Surah Pendek dalam Al Quran

Ruku

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 19


Rukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara
melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya
sama seperti takbiratulihram.
2. Turunkan badan ke posisi membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut.
Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari tangan
direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala
dalam posisi mendatar. Tidak terlalu condong ke
bawah. Tidak pula mendongah ke atas.
5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk.
6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7. Pandangan lurus ke tempat sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah
satu doa rukuk.
Adapun bacaan Rukuk sebagai berikut :
Versi I :
SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH.
–3x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan
Memuji-Nya.
Versi II :
SUBHANAKA ALLAHUMMA RABBANAA WA
BIHAMDIKA, ALLAHUMMA IGHFIRLII
Maha Suci Engkau, Ya Allah, Rabb kami, dan
dengan memuji-MU, Ya Allah, Ampunilah aku
Penjelasannya:
Ruku` adalah gerakan membungkukkan badan dan kepala dengan kedua tangan diluruskan ke lulut
kaki. Dengan tidak mengangkat kepala tapi juga tidak menekuknya. Juga dengan meluruskan
punggungnya, sehingga bila ada air di punggungnya tidak bergerak karena kelurusan punggungnya.
Perintah untuk melakukan rukuk adalah firman Allah SWT
َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ارْ َكعُوا َوا ْس ُجدُوا َوا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْم َوا ْف َعلُوا ْال َخي َْر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
"Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 20


perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (QS. Al-Hajj : 77)
Dan juga hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini.
‫ت َرأَ ْيتُهُ إِ َذا َر َك َع أَ ْم َكنَ يَ َد ْي ِه ِم ْن ُر ْكبَتَ ْي ِه‬
ْ َ‫ع َْن عَائِ َشةَ قَال‬
Dari Aisah radhiyallahu ‘anhu berkata,"Aku melihat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ketika
ruku` meletakkan tangannya pada lututnya." (HR. Muttafaqun Alaihi)
Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila ruku` tidak mengangkat kepalanya dan juga
tidak menekuknya. Tetapi diantara keduanya".
Untuk sahnya gerakan ruku`, posisi seperti ini harus terjadi dalam beberapa saat. Tidak boleh hanya
berupa gerakan dari berdiri ke ruku` tapi langsung bangun lagi. Harus ada jeda waktu sejenak untuk
berada pada posisi ruku` yang disebut dengan istilah thuma`ninah. Dalilnya adalah sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini :
َ‫ا َوال‬yyَ‫ا َل الَ يُتِ ُّم رُ ُكوْ َعه‬yyَ‫الَتِ ِه؟ ق‬y‫ص‬
َ ‫ق ِم ْن‬
ُ ‫ ِر‬y‫فَ يَ ْس‬yy‫ َل َو َك ْي‬y‫صالَتِ ِه قِ ْي‬
َ ‫ق ِم ْن‬
ُ ‫ْر‬ ِ َّ‫ قَا َل أَس َْو ُء الن‬ ‫ي‬
ِ ‫اس َس ِرقَةً ال ِّذي يَس‬ َّ ‫بي قَتَا َدةَ أَ ّن الَّنِب‬
ِ َ‫ع َْن أ‬
‫ُسجُوْ َدهَا َوالَ ُخ ُشوْ َعهَا رواه أحمد والحاكم‬
Dari Abi Qatadha berkata bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Pencuri yang
paling buruk adalah yang mencuri dalam shalatnya". Para shahabat bertanaya,"Ya Rasulallah,
bagaimana mencuri dalam shalat?". "Dengan cara tidak menyempurnakan ruku` dan sujudnya".
atau beliau bersabda,"Tulang belakangnya tidak sampai lurus ketika ruku` dan sujud". (HR.
Ahmad, Al-Hakim, At-Thabarany, Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hibban)
Para ulama fiqih menyebutkan bahwa perbedaan ruku`nya laki-laki dan wanita adalah pada letak
tangannya. Laki-laki melebarkan tangannya atau merenggangkan antara siku dengan perutnya.
Sedangkan wanita melakukan sebaliknya, mendekatkan tangannya ke tubuhnya 4.
I`tidal
Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali
tegak. Ketika bangkit disunahkan mengangkat tangan
seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu
membaca kalimat “sami’allahu liman hamidah”. Badan
kembali tegak berdiri. Tangan rapat di samping badan.
Ada juga yang kembali ke posisi bersedekap seperti
halnya ketika membaca surat Al Fatihah. Perbedaan ini
terjadi karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya.
Padahal dalil yang digunakan sama. Namun, jumhur ulama
sepakat bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan rapat di
4
Rujuk ke kitab-kitab berikut ini : Fathul Qadir jilid 1 halaman 193-208, Ad-Dur al-Mukhtar jilid 1 halaman
416, As-Syarhu Ash-Shaghir jilid 1 halaman 313, Al-Qawanin Al-Fiqhiyah halaman 62, Mughni Al-Muhtaj jilid
1 halaman 163, Kassyaf Al-Qanna` jilid 1 halaman 452, Al-Muhazzab jilid 1 halaman 74).
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 21
samping badan.
Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca
salah satu doa iktidal.

Bacaan i’tidal sebagai berikut :


SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.
Semoga Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian
Orang Yang Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).
RABBANAA LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI
WA MIL ‘ULARDHI WA MIL ‘UMAASYI’TA MIN
SYAI’IN BA’DU.
Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala
Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan Sepenuh
Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.
Penjelasannya:
I`tidal adalah gerakan bangun dari ruku` dengan berdiri tegap dan merupakan rukun shalat yang
harus dikerjakan menurut jumhur ulama.
Kecuali pendapat Al-Hanafiyah yang agak tidak kompak sesama mereka. Sebagian dari mereka
mengatakan bahwa i`tidal tidak termasuk rukun shalat, melainkan hanya kewajiban saja. Sebab
i`tidal hanyalah konsekuensi dari tuma`ninah. Dasarnya adalah firman Allah SWT yang
menyebutkan hanya ruku` dan sujud tanpa menyebutkan i`tidal.
"Dan ruku` lah dan sujudlah" (QS. Al-Hajj : 77)
Namun sebagian ulama mazhab ini seperti Abu Yusuf dan yang lainnya mengatakan bahwa i`tidal
adalah rukun shalat yang tidak boleh ditinggalkan. Menurut mereka, bila seseorang shalat tanpa
i`tidal maka shalatnya batal dan tidak sah.
Sujud
Sujud artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut
hadis riwayat Jamaah, ada tujuh anggota badan yang
menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
1. Wajah (kening dan hidung)
2. Dua telapak tangan
3. Dua lutut
4. Dua ujung telapak kaki.
Cara melakukan sujud adalah sebagai berikut:
1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 22


menekuk lutut sambil mengucapkan takbir.
2. Letakkan kedua lutut ke lantai.
3. Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
4. Letakkan kening dan hidung ke lantai.
5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi,
jari-jarinya dirapatkan, dan ini satu-satunya gerakan di
mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam
gerakan lainnya jari-jari ini selalu direnggangkan.
6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah
kiblat. Ujung jari tangan letaknya sejajar dengan bahu.
7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-
laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan
merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga
merenggangkannya.
8. Renggangkan pinggang dari paha.
9. Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.
10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang.
Ketika sudah mantap sujudnya, bacalah salah satu doa
sujud. Ketika bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat
berikutnya, disunahkan wajah lebih dulu dianggkat dari
lantai, kemudian tangan, dan disusul dengan mengangkat
lutut hingga berdiri tegak.

Bacaan pada waktu sujud : 


Versi I :
SUBHAANA RABBIYAL A‘LAA WA BIHAMDIH. –
3x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan
Memuji-Nya
Versi II :
SUBHANAKA ALLAHUMMA RABBANAA WA
BIHAMDIKA, ALLAHUMMA IGHFIRLII
Maha Suci Engkau, Ya Allah, Rabb kami, dan
dengan memuji-MU, Ya Allah, Ampunilah aku

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 23


Penjelasannya :
Secara bahasa, sujud berarti
 al-khudhu` (‫)الخضوع‬
 at-tazallul (‫ )التذلل‬yaitu merendahkan diri badan.
 al-mailu (‫ )الميل‬yaitu mendoncongkan badan ke depan.
Sedangkan secara syar`i, yang dimaksud dengan sujud menurut jumhur ulama adalah meletakkan 7
anggota badan ke tanah, yaitu wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut dan ujung kedua tapak kaki.

Pensyariatan Sujud
Al-Quran Al-Kariem memerintahkan kita untuk melakukan sujud kepada Allah SWT. Dasarnya
adalah hadits nabi :
ُ ْ‫ أُ ِمر‬ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللَا‬:‫ال‬
- ‫ ِه‬y ِ‫ ِد ِه إِلَى أَ ْنف‬y َ‫ َوأَشَا َر بِي‬- ‫ َعلَى اَ ْل َج ْبهَ ِة‬: ‫ت أَ ْن أَ ْس ُج َد َعلَى َس ْب َع ِة أَ ْعظُ ٍم‬ َ َ‫ ق‬-‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما‬
ِ ‫ر‬-
َ ‫س‬ ٍ ‫ع َْن اِب ِْن َعبَّا‬
ٌ َ‫اف اَ ْلقَ َد َمي ِْن ُمتَّف‬
‫ق َعلَ ْي ِه‬ ْ َ‫ َوأ‬, ‫ َوالرُّ ْكبَتَي ِْن‬, ‫َو ْاليَ َدي ِْن‬
ِ ‫ط َر‬
Dari Ibnu Abbas ra berkata,"Aku diperintahkan untuk sujud di atas 7 anggota. (Yaitu) wajah (dan
beliau menunjuk hidungnya), kedua tangan, kedua lutut dan kedua tapak kaki.(HR. Bukhari dan
Muslim 5(
Manakah yang lebih dahulu diletakkan, lutut atau tangan?
Dalam masalah ini ada dua dalil yang sama-sama kuat namun menunjukkan cara yang berbeda.
Sehingga menimbulkan perbedaan pendapat juga di kalangan ulama.
Jumhur ulama umumnya mengatakan bahwa yang disunnahkan ketika sujud adalah meletakkan
kedua lutut di atas tanah telebih dahulu, baru kemudian kedua tangan lalu wajah. Dan ketika
bangun dari sujud, belaku sebaliknya, yang diangkat adalah wajah dulu, kemudian kedua tangan
baru terakhir lutut. Dasar dari praktek ini adalah hadits berikut ini.
‫ض َرفَ َع يَ َد ْي ِه قَ ْب َل ُر ْكبَتَ ْي ِه – رواه الخمسة إال أحمد‬
َ َ‫ض َع ُر ْكبَتَ ْي ِه قَ ْب َل يَ َد ْي ِه َوإِ َذا نَه‬ ُ ‫ َرأَي‬: ‫ع َْن َوائِل بن حُجْ ر قَا َل‬
َ ‫ْت َرسُوْ َل هللا إِ َذا َس َج َد َو‬
Dari Wail Ibnu Hujr berkata,"Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila sujud
meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya. Dan bila bangun dari sujud beliau
mengangkat tangannya sebelum mengangkat kedua lututnya. (HR. Khamsah kecuali Ahmad)6
Namun Al-Malikiyah berpendapat sebaliknya, justru yang disunahkan untuk diletakkan terlebih
dahulu adalah kedua tangan baru kemudian kedua lututnya. Dalil mereka adalah hadits berikut ini :
َ َ‫ك البَ ِع ْي ُر َو ْلي‬
‫رواه أحمد والنسائي والترمذي‬-‫ض ْع يَ َد ْي ِه ثُ َّم ُر ْكبَتَ ْي ِه‬ ْ ‫بي هُ َري َْرةَ قال قال رسول هللا إِ َذا َس َج َد أَ َح ُد ُك ْم فَالَ يَ ْبر‬
ُ ‫ُك َك َما يَ ْب ُر‬ ِ َ‫ع َْن أ‬
Dari Abi Hurariah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Bila kamu sujud janganlah seperti duduknya unta. Hendaklah kamu meletakkan kedua

5
Nailul Authar : 2/253
6

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 24


tangan terlebih dahulu baru kedua lutut. (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasai dan Tirmizy)
Ibnu Sayid An-Nas berkata bahwa hadits yang menyebutkan tentang meletakkan tangan terlebih
dahulu lebih kuat. Namun Al-Khattabi mengatakan bahwa hadits ini lebih lemah dari hadits yang
sebelumnya. Maka demikianlah para ulama berbeda pendapat tentang mana yang sebaiknya
didahulukan ketika melakukan sujud. Dan Imam An-Nawawi berkata bahwa diantara keduanya
tidak ada yang lebih rajih (lebih kuat). Artinya, menurut beliau keduanya sama-sama kuat dan
sama-sama bisa dilakukan.

Duduk Antara Dua Sujud


Duduk antara sujud adalah duduk iftirasy, yaitu:
1. Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan
takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke
arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan
menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari
tangan sejajar dengan lutut.
8. Pandangan lurus ke tempat sujud.
9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca
salah satu doa antara dua sujud.

Bacaannya Sebagai Berikut :


RABBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 25


WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII WA’AAFINII
WA’FU ‘ANNII.
Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku,
Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat
)-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk,
Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan
)-Ku.
Penjelasannya :
Duduk antara dua sujud adalah rukun menurut jumhur ulama dan hanya merupakan kewajiban
menurut Al-Hanafiyah. Posisi duduknya adalah duduk iftirasy, yaitu dengan duduk melipat kaki ke
belakang dan bertumpu pada kaki kiri. Maksudnya kaki kiri yang dilipat itu diduduki, sedangkan
kaki yang kanan dilipat tidak diduduki namun jari-jarinya ditekuk sehingga menghadap ke kiblat.
Posisi kedua tangan diletakkan pada kedua paha dekat dengan lutut dengan menjulurkan jari-
jarinya.

Duduk Tasyahhud awal


Duduk tasyahud awal adalah duduk iftirasy, sama seperti
duduk antara dua sujud. Ini pada salat yang lebih dari dua
rakaat, yaitu pada salat zuhur, asar, magrib, dan isya.
Caranya adalah sebagai berikut:
1. Bangkit dari sujud kedua rakaat kedua sambil
membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke
arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 26


menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari
tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu
telapak tangan kanan digenggamkan.
Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini
kemudian membaca doa tasyahud.

Bacaannya sebagai berikut :


ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH
SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan
Kebaikan Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU
WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-
Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA
‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas
Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA
ASYHADU ANNA MUHAMMADAR
RASUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah.
Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah
Utusan Allah.
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA
MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada
Penghulu Kami, Nabi Muhammad !.

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 27


Duduk Tasyahhud akhir
Tasyahud akhir adalah duduk tawaruk. Caranya adalah :
1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir
salat, sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan.
Jadi, panggul duduk menyentuh lantai.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke
arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan
menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari
tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu
telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian
telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini
kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa
setelah tasyahud akhir.

Bacaannya sebagai berikut :


ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH
SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan
Kebaikan Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU
WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-
Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA
‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas
Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 28


ASYHADU ANNA MUHAMMADAR
RASUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah.
Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah
Utusan Allah.
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA
MUHAMMAD ( tasyahud awal ) WA ‘ALAA AALI
SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada
Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada
Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.
KAMAA SHALLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA
IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA
IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat
Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada
Keluarganya.
WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Dan Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami,
Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarganya.
KAMAA BAARAKTA ‘ALAA SAYYIDINAA
IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA
IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah
Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada
Keluarganya.
FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA
MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ‘ALAA
DIINIK.
Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji
Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang Menggerakkan
Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.
Penjelasannya :

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 29


Duduk tasyahhud akhir merupakan rukun shalat menurut jumhur ulama dan hanya kewajiban
menurut Al-Hanafiyah.
Sedangkan jumhur ulama menetapkan bahwa posisi duduk untuk tasyahhud akhir adalah duduk
tawaruk. Posisinya hampir sama dengan istirasy namun posisi kaki kiri tidak diduduki melainkan
dikeluarkan ke arah bawah kaki kanan. Sehingga duduknya di atas tanah tidak lagi di atas lipatan
kaki kiri seperti pada iftirasy.
Asy-syafi`iyah dan Al-Hanabilah sama-sama berpendapat bahwa untuk duduk tasyahhud akhir,
yang disunnahkan adalah duduk tawaruk ini.
Menurut Al-Hanafiyah, posisi duduk tasyahhud akhir sama dengan posisi duduk antara dua sujud,
yaitu duduk iftirasy. Dalilnya adalah hadits berikut :
‫ ِذ ِه‬y‫ َرى َعلَى فَ ِخ‬y‫ َدهُ الي ُْس‬yَ‫ َع ي‬y‫ض‬ َ ‫ َر‬yَ‫س ا ْفت‬
َ ‫ َرى َو َو‬y‫هُ اليُس‬yَ‫س ِرجْ ل‬ َ َ‫وْ ِل هللا فَلَ َّما َجل‬y‫الَ ِة َر ُس‬y‫ص‬ َ ُ‫ت ال َم ِد ْينَةَ ألَ ْنظ‬
َ ‫ر َّن إِلَى‬y ُ ‫ع َْن َوائِل ب ِن حجر قَ ِد ْم‬
‫ب ِرجْ لَهُ اليُ ْمنَى – رواه الترمذي‬ َ ‫اليُ ْس َرى َون‬
َ ‫َص‬
Dari Wail Ibnu Hajar,"Aku datang ke Madinah untuk melihat shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Ketika beliau duduk (tasyahhud), beliau duduk iftirasy dan meletakkan tangan kirinya di
atas paha kirinya dan menashabkan kakinya yang kanan". (HR. Tirimizy)7
Ada pun Al-Malikiyah sebagaimana diterangkan di dalam kitab Asy-Syarhu Ash-Shaghir
menyunnahkan untuk duduk tawaruk baik pada tasyahhud awal maupun untuk tasyahhud akhir.
Dalilnya adalah hadits Nabi : Dari Ibnu Mas`ud berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam duduk di tengah shalat dan akhirnya dengan duduk tawaruk.

Salam
Gerakan salam adalah menengok ke arah kanan dan kiri.
Menengok dilakukan sampai kira-kira searah dengan bahu.
Jika jadi imam dalam salat berjamaah, salam dilakukan
sampai terlihat hidung oleh makmum. Menengok
dilakukan sambil membaca salam.
Adapun bacaan salam sebagai berikut :
salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan:
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH,
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH
Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan
kepadamu.

7
Hadits hasan shahih - Nailul Authar : 2/273)
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 30
Penjelasannya :
Ada dua salam, yaitu salam pertama dan kedua. Salam pertama adalah fardhu shalat menurut para
fuqaha, seperti Al-Malikiyah dan Asy-Syafi’iyah. Sedangkan salam yang kedua bukan fardhu
melainkan sunnah.
Namun menurut Al-Hanabilah, kedua salam itu hukumnya fardhu, kecuali pada shalat jenazah,
shalat nafilah, sujud tilawah dan sujud syukur. Pada keempat perbuatan itu, yang fardhu hanya
salam yang pertama saja8.
Salam merupakan bagian dari fardhu dan rukun shalat yang juga berfungsi sebagai penutup shalat.
Dalilnya adalah :
‫ ِم ْفتَا ُح الصَّال ِة الطَّهُو ُر َوتَحْ ِري ُمهَا التَّ ْكبِي ُر َوتَحْ لِيلُهَا التَّ ْسلِي ُم‬:  ‫ال قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬
َ َ‫ع َْن َعلِ ٍّي ق‬
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Kunci shalat itu adalah kesucian (thahur) dan yang mengharamkannya (dari segala
hal di luar shalat) adalah takbir". (HR. Muslim)9
Menurut As-Syafi’i, minimal lafadz salam itu adalah (‫)السالم عليكم‬, cukup sekali saja. Sedangkan
menurut Al-Hanabilah, salam itu harus dua kali dengan lafadz (‫ة هللا‬yy‫الم عليكم ورحم‬yy‫)الس‬, dengan
menoleh ke kanan dan ke kiri.
Tidak disunnahkan untuk meneruskan lafadz (‫ )وبركاته‬menurut Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah,
dengan dalil :
َّ ِ ‫ ةُ هَّللا‬y‫ار ِه ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َم‬
ُ‫ ة‬y‫الَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َم‬y‫الس‬ ِ ‫صلَى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم َكانَ يُ َسلِّ ُم ع َْن يَ ِم ْينِ ِه َوع َْن َي َس‬ َّ ِ‫ع َِن اب ِْن َم ْسعُوْ ٍد أَ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬
‫ رواه الخمسة وصححه الترمذي‬- ‫اض خَ ِّد ِه‬ َ َ‫هَّللا ِ َحتَّى يَ َرى بَي‬
Dari Ibni Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi
salam ke kanan dan ke kiri : Assalamu ‘alaikum warahmatullah Assalamu ‘alaikum
warahmatullah, hingga nampak pipinya yang putih. (HR. Khamsah)10
Selain sebagai penutup shalat, salam ini juga merupakan doa yang disampaikan kepada orang-
orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya, bila tidak ada maka diniatkan kepada jin dan
malaikat.11
Thuma`ninah
Menurut jumhurul ulama’, seperti Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, tuma’ninah
merupakan rukun shalat, yaitu pada gerakan ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara dua sujud 12.

8
Lihat Al-Qawanin Al-Fiqhiyah jilid 66, Mughni Al-Muhtaj jilid 1 halaman 177, Hasyiyatul Bajuri jilid 1
halaman 163, Kasysyaf Al-Qanna’ jilid 1 halaman 454, Al-Mughni jilid 1 halaman 551-558, As-Syarhusshaghir jilid
1 halaman 315-321, Asysyarhulkabir jilid 1 halaman 240
9
Menurut Al-Hakim hadits ini shahih dengan syarat dari Muslim. Hadits ini juga mutawatir yang diriwayatkan
oleh 7 shahabat – lihat An-Nuzhum Al-Mutanatsir halaman 57
10
Nailul Authar bab Al-Khuruj minashshalah bissalam, jilid 2 halaman 332
11
Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Dr. Wahbah Az-Zuhaili, jilid 1 halaman 673
12
Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Dr. Wahbah Az-Zuhaili, jilid 1 halaman 675
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 31
ْ ِ‫ت َعلَى َغي ِْر الف‬
‫ط َر ِة‬ َّ ‫صلَّيْتَ َولَوْ ُم‬
َّ ‫ت ُم‬ َ ‫ َما‬:‫صالَتَهُ َدعَاهُ فَقَا َل لَهُ ُح َذ ْيفَة‬ َ َ‫ع َْن ُح َذ ْيفَة أَنَّهُ َرأَى َر ُجالً الَ يُتِ ُّم َر ُكوْ َعهُ َوالَ ُسجُوْ َدهُ فَلَ َّما ق‬
َ ‫ضى‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم – رواه أحمد والبخاري‬ َ ‫ط َر هَّللا ُ َعلَ ْيهَا ُم َح َّمدًا‬
َ َ‫الَّتِي ف‬
Dari Hudzaifah ra bahwa beliau melihat seseorang yang tidak menyempurnakan ruku’ dan
sujudnya. Ketika telah selesai dari shalatnya, beliau memanggil orang itu dan berkata
kepadanya,”Kamu belum shalat, bila kamu mati maka kamu mati bukan di atas fitrah yang telah
Allah tetapkan di atasnya risalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. (HR. Bukhari)13
Tertib

E. Keajaiban Gerakan Wudhu Dan Shalat Menurut Pandangan Medis

Rahasia Jumlah Tulang Manusia dan Hubungannya dengan Wudhu


Secara anatomis, anggota wudhu terletak pada ujung-ujung tubuh (kepala, tangan,
kaki). Bagian-bagian tersebut paling banyak mengandung susunan tulang dan sendi, dan
banyak pula melakukan gerakan-gerakan. Dalam hubungannya dengan wudhu, pembasuhan
anggota wudhu kebanyakan tiga kali dan ada yang satu kali. Dalam kajian dr. Sagiran,
didapatkan bahwa tubuh ini mengandung sejumlah tulang yang mendekati bilangan hari
dalam setahun. Tulang-tulang penyusun anggota wudhu jumlahnya tertentu, dikalikan
masing-masing dengan jumlah kali pembasuhan pada saat wudhu, akan menghasilkan
bilangan yang sama dengan keseluruhan jumlah tulang manusia. Berikut penjelasannya:
1. Lengan dan tangan: 30 buah (terdiri atas 1 buah tulang lengan atas, 2 buah tulang
lengan bawah, 8 buah tulang pergelangan tangan, 19 buah tulang telapak dan jari-jari).
2. Tungkai dan kaki: 31 buah (terdiri atas 2 buah tulang tungkai bawah, 8 buah tulang
pergelangan kaki, 21 buah tulang telapak dan jari-jari).
3. Wajah: 12 buah (terdiri atas tulang dahi, baji, rahang atas-bawah masing-masing 1
buah, tulang air mata, pelipis, hidung dan pipi masing-masing 2 buah).
4. Rongga mulut dan hidung: 41 buah (terdiri atas geligi 32 buah, langit-langit dan rahang
masing-masing 1 buah, sekat dan karang hidung 7 buah).
5. Kepala dan telinga: 12 buah (terdiri atas 2 buah tulang pelipis, 2 buah tulang ubun-
ubun, 1 buah tulang baji, dahi, dan belakang kepala, 6 buah tulang pendengaran).

13
Nailul Authar jilid 2 halaman 298
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 32
Bagian tubuh pada poin a-d dijumlahkan menghasilkan angka 114. angka tersebut
dikalikan 3 karena pembasuhan waktu melakukan wudhu sebanyak 3 kali, menghasilkan
angka 342. Poin e tidak dikalikan 3 karena karena memang hanya satu kali pembasuhan,
sehingga jumlah dari poin a-e adalah 354, yakni sama dengan jumlah hari dalam 1 tahun
hijriyah, selain itu sama dengan jumlah seluruh tulang manusia. Dengan demikian,
membasuh anggota wudhu pada saat berwudhu seakan-akan sudah membasuh seluruh
tubuh.14

Wudhu dan Aliran Darah Perifer


Dalam Hadits riwayat Imam yang empat (Imam Abu Hanafiah, Imam Malik, Imam
Syafi’i, Imam Ahmad Hambal) diterangkan, ”Sempurnakanlah dalam berwudhu dan
gosoklah sela-sela jari-jari kalian... .” Perintah ini secara medis sangat bermakna. Ternyata,
dibagian itulah berjalan serabut saraf, arteri, vena, dan pembuluh limfe. Penggosokan daerah
sela-sela jari sudah tentu memperlancar aliran darah perifer (terminal) yang menjamin
pasokan makanan dan oksigen.
Selain itu, serabut saraf juga secara langsung distimulasi oleh perbuatan kita
menggosok sela-sela jari. Ujung jari sampai telapak tangan adalah bagian yang paling
sensitif, karena paling banyak mengandung simpul reseptor saraf. Tiap 1 cm 2 kulit di daerah
itu, terdapat 120-230 ujung saraf peraba. Dari sini kita bisa pahami bahwa bagi orang yang
tidak bisa melihat, tangan bagaikan ”mata”, karena dengan tangan dia bisa membaca huruf
braile. Oleh sebab itu hendaknya kita mensyukuri serta merawatnya dengan senantiasa
melaksanakan semua kewajibanNya dan menjauhi semua laranganNya.

Ear Acupunture
Akupuntur telinga berkembang menjadi suatu cabang spesialisasi kedokteran di
China. Menurut ilmu akupuntur, telinga adalah representasi dari tubuh manusia. Bentuk
telinga serupa dengan bentuk tubuh saat masih berupa janin yang meringkuk dalam rahim
ibu. Kepalanya adalah bagian yang sering dipasang anting. Daerah lubang adalah rongga
tubuh tempat tersimpannya organ-organ dalam. Melakukan stimulasi seperti wudhu akan

14
Sagiran. 2007.Mukjizat Gerakan Shalat. Qultummedia: Jakarta. Hlm.35-37.
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 33
berpengaruh baik terhadap fungsi organ dalam. Adapun lingkaran luar menggambarkan
punggung. Pemijatannya juga seakan-akan melakukan stimulasi daerah punggung dan ruas-
ruas tulang belakang.

Keistimewaan Gerakan Shalat


1. Berdiri dalam Shalat
Kita diperintahkan untuk berdiri tegak, simetris antara belahan tubuh kanan dan
kiri. Beberapa unsur medis yang perlu dibahas adalah:
a. Titik tumpu berat badan. Berat badan menumpu ditelapak kaki, dibagi di kedua
kaki kanan-kiri sama berat. Ditelapak kaki terdapat titik-titik refleksi/akupuntur
yang sangat penting untuk menstrimulasi organ-organ dalam tubuh orang yang
shalat. Cara menumpu yang demikian juga akan membuat postur tubuh kita lurus,
serasi da tegap.
b. Jari-jari menghadap ke arah kiblat. Dengan menghindari kaki yang merapat dan
membentuk sudut 45 derajat, serta mengusahakan agar mata kaki terekspose
keluar (tumit lebih diregang keluar). Maka, otomatis kaki mengarah searah
dengan kita menghadap, tidak serong menyamping keluar. Dengan demikian, jari-
jari pun akan mengarah ke kiblat.
Efek lain dari berdiri tegak yang juga dapat dipertimbangkan adalah tumpuan
berat badan yang merata akan membuat kompaksitas susunan tulang-tulang penyangga
tubuh menjadi rata. Hal ini bermanfaat terhadap penurunan resiko terjadinya patah
tulang yang sering begitu mudah terjadi meski hanya dengan terpeleset di kamar mandi,
turun tangga, dll.
Dalam ilmu orthopedi (bedah tulang) terdapat teori trabekulasi tulang. Berat
tubuh yang menumpu ditungkai akan diproyeksikan dan di distribusikan di sepanjang
tungkai. Jalur distribusi itu membuat tulang lebih padat, sementara bagian yang berada
di luar jalur lebih tipis matriksnya.
Allah SWT mengingatkan kita didalam firmanNya:

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 34


” Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan
tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”15
Salah satu bentuk kemalsan itu adalah kaki kanan menopang hampir seluruh berat
tubuh, sementara kaki kiri seakan-akan istirahat dari tugas menopang berat badan, atau
sebaliknya, apabila kita memperhatikan orang yang demikian, dia akan tampak lesu dan
tidak bersemangat.
2. Gerakan Takbiratul Ihram
Gerakan memulai shalat dengan mengangkat tangan sedemikian sehingga telapak
menghadap kiblat disamping kanan kiri bahu atau wajah kita. Beberapa hal yang
penting dibahas dari sisi medis adalah:
a. Kata ”ALLAHU AKBAR”. Harian Arab Saudi Al-Watan melaporkan bahwa
profesor Vander Hoven menyimpulkan, mereka orang muslim yang membaca Al-
Qur’an dengan teratur dapat mencegah penyakit-penyakit psikologis. Lebih lanjut
profesor itu menjelaskan, bagaimana setiap huruf dari kata ALLAH itu
mempengaruhi penyembuhan psikologis. Ternyata mengucapkan kata ini, tidak
pernah dijumpai pada bahasa-bahasa lain di dunia. Secara fisiologis, pengucapan
huruf pertama, yakni ”A” melapangkan sistem pernafasan, berfungsi mengontrol
gerak nafas. Kemudian saat mengucapkan konsonan ”L” menurut cara orang Arab
dengan lidah tertarik ke langit-langit dan sedikit tergelincir dibagian rahang atas,
sejenak tertahan sebelum kemudian mengucapkan bunyi ”LOH” membentuk
ruang tertentu di rongga mulut. Jeda yang pendek dan kemudian disusul dengan
jeda yang sama secara berurutan ini menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap
relaksasi pernafasan. Juga, pengucapan huruf terakhir, yakni ”H” membuat kontak
antara paru-paru dan jantung dan pada gilirannya kontak ini dapat mengontrol
denyut jantung.
15
QS An Nisa: 142
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 35
b. Rongga dada melebar. Pada saat gerakan takbir, bahu terangkat sedikit, tulang-
tulang rusuk ikut terangkat menimbulkan kelebaran rongga dada. Akibatnya,
tekanan udara di dalam rongga mengecil dan memudahkan udara nafas masuk
dengan cepat.
c. Melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi
jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.
Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya
oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau
dada bagian bawah. Selain itu menghindarkan dari berbagai gangguan persendian,
khususnya pada tubuh bagian atas.
d. Sekat rongga badan (diafragma) terlatih. Berpengaruh terhadap fungsi-fungsi
fisiologis lainnya, karena pasti di otak terjadi asosiasi dan sinkronisasi pusat.
Pusat pengaturan gerak dan kerja organ-organ dalam.
e. Ketiak dibuka. Ketiak adalah stasiun regional utama bagi peredaran limfe (getah
bening) yang merupakan kumpulan dari keseluruhan anggota gerak bagian atas
(tangan, lengan bawah, lengan atas, dan bahu). Gerakan ini adalah gerakan
”active pumping” yang sangat bermanfaat.
3. Rukuk
Rukuk adalah membungkukkan badan sedemikian sehingga punggung, leher, dan
kepala menjadi posisi horizontal. Posisi kaki masih tetap seperti saat berdiri pada
awalnya. Pada saat rukuk sempurna, tulang belakang menjadi relatif lurus. Ada dua hal
penting yang perlu diperhatikan
a. Posisi horizontal. Posisi ini memungkinkan berat badan bergeser ke depan dan
tubuh seakan-akan ingin terperosok ke depan. Dengan posisi demikian, kompresi
antar ruas-ruas tulang belakang dapat dikurangi.
b. Kedua lengan menyangga, tangan memegang di lutut. Penyanggan ini lebih
mendorong lagi ke depan ruas-ruas tulang belakang sehingga kompresi bukan
hanya di kurangi akan tetapi bahkan terjadi gerakan anti kompresi alias
peregangan.
4. Sujud

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 36


Sujud adalah bentuk ketundukan tertinggi seorang hamba di hadapan Tuhannya.
Sujud adalah satu-satunya posisi dimana otak bisa lebih rendah dari jantung, yang
mudah dikerjakan tanpa harus menjungkirbalikan tubuh. Gerakan sujud merupakan
urutan-urutan dari gerakan-gerakan:
a. Tubuh merendah dengan menekukkan badan dan lutut.
b. Telapak tangan mencapai lantai.
c. Di susul lutut mencapai lantai, jari-jari kaki tertekuk, telapak kaki berdiri tegak.
d. Tangan di lantai menggeser maju ke depan.
e. Muka tersungkur menyentuh lantai pada jidat dan hidung.
f. Pantat di angkat, paha pada posisi tegak lurus.
g. Kedua telapak kaki dirapatkan, dengan tetap berdiri tegak dan jari-jari menekuk
sehingga tetap mengarah ke kiblat.
Pengaruh sujud terhadap peredaran darah di otak juga dapat dipahami. Elastisitas
pembuluh darah merupakan faktor terpenting yang dapat mempertahankan tekanan
darah. Debit darah yang naik karena posisi jantung lebih tinggi dari otak ini merupakan
latihan otak menambah elastisitas pembuluh darah, pada gilirannya gerakan sujud bisa
merupakan gerakan anti-stroke. Stroke terjadi bila terdapat pembuluh darah di otak
tersumbat atau pecah, sehingga sebagian otak mengalami gangguan, tampak sebagai
keadaan lumpuh sepauh badan.
Adapun pengaruh posisi rukuk dan sujud ini terhadap organ-organ dalam adalah
memperkuat ikatan penggantung organ ke dinding rongga tempat organ itu berada.
Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini
menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan
kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi
lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud
menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut
pada tempatnya kembali (fiksasi).
5. Duduk dalam Shalat
Al-Qaadah atau Julus adalah posisi duduk dalam shalat yang sangat unik. Posisi
tersebut dapat menghentikan aliran pembuluh darah utama di tungkai, sehingga

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 37


menambah debit aliran darah ke otak dan organ dalam lainnya. Pada waktu yang sama
mengembangkan sirkulasi melalui pembuluh kolateral di kaki.
Saat gerakan duduk mencapai tekukan sudut lutut ± 60 derajat, saturasi menurun
sampai 93% dan akhirnya denyut nadi hilang, saturasi tidak terdeteksi lagi. Pada saat
itu, aliran darah utama berhenti total. Debit darah ke otak dan organ penting bertambah,
metabolisme meningkat, bekerja dengan konsentrasi pikiran tinggi dapat bertahan lebih
lama. Secara simultan, pada tungkai akan mengembang sistem sirkulasi kolateral yang
sangat efektif, pembuluh darah menjadi lebih elastis, bahkan dapat mencegah
komplikasi sumbatan arteri, vena, dan komplikasi penyakit diabetes berupa
pembusukan kaki akibat gangguan pembuluh darah.
Duduk dengan jari-jari kaki menekuk juga merupakan relaksasi maksimal dari
kelompok otot-otot di betis. Saat duduk seperti ini otot-otot tersebut diregangkan
maksimal sehingga terjadi pemulihan dan bebas dari timbunan asam laktat penyebab
nyeri dan kelelahan. Dengan duduk ini pula seluruh persendian di tungkai, kaki, dan
jari-jari menjadi aktif, lentur dan bebas pengapuran serta kekakukan. Efek lebih lanjut
tentu lebih kuat dan tahan terhadap taruma fisik dan mekanik.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung
kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan
pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah
perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah
perineum.
6. Gerakan Salam
Salam adalah perbuatan yang terakhir dalam shalat. Salam diucapkan dua kali,
disertai dengan gerakan menoleh ke kanan dan ke kiri sehingga pipi dapat dilihat oleh
orang yang berada di belakangnya. Salam pertama termasuk rukun shalat, sedang yang
kedua hukumnya sunah. Gerakan salam cukup bermakna melatih kelenturan leher.
Penjepitan saraf disigmen ini cukup sering terjadi. Gerakan salam memperkuat otot-otot
dan seluruh struktur leher berikut fungsi refleks-refleksnya.

Hikmah dan Rahasia Waktu Shalat


1. Hikmah dan Rahasia Shalat diwajibakan lima kali dalam sehari semalam ialah:
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 38
a. Untuk menumbuhkan perasaan tunduk dan takut kepada Allah dengan
mengulang-ulang shalat dalam sehari semalam lima kali, maka tumbuhlah dengan
berulang-ulang perasaan tunduk dan takut kepada Allah, serta berulang-ulang pula
perasaan itu mempengaruhi jiwa. Apabila perasaan tunduk dan takut tertanam
kuat dalam hati, maka diharapkan seseorang dapat selalu mengerjakan kebaikan
dan meninggalkan kemaksiatan.
b. Untuk meringankan dan mengekalkan shalat. Dengan ditentukan jumlah rakaat
setiap kali shalat antara dua sampai empat rakaat, maka terasa ringan
mengerjakannya. Dengan demikian seseorang dapat mengerjakan terus menerus.
c. Untuk mengekalkan ingatan kepada Allah. Apabila shalat dikerjakan dalam satu
kali, maka waktu menghadap dan mengingat Allah hanya sekali. Tetapi kalau
dikerjakan lima kali dalam sehari semalam, maka waktu menghadap dan
mengingat Allah lebih banyak sehingga lebih memungkinkan untuk selalu ingat
kepada Allah.
2. Rahasia penentuan waktu shalat wajib.
Ditentukan shalat wajib pada waktu subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’
mengandung rahasia-rahasia sebagai berikut:
a. Karena pada waktu-waktu itu bertebaran kekuatan rohani malaikat dan saat-saat
mudah diterima do’a. Adapun waktu-waktu tersebut ialah:
 Sejenak sebelum terbit matahari
 Sejenak sesudah tinggi matahari
 Sejenak sesudah terbenam matahari
 Sejenak tengah malam sampai waktu sahur
Mengingat penentuan waktu shalat seperti tersebut diatas, maka:
1). Disukai shalat di awal waktunya.
2). Disukai mengakhirkan shalat isya’.
3). Dibolehkan bagi musafir menjama’ shalat dzuhur dengan ashar dengan shalat
maghrib dengan shalat isya’.
b. Untuk meneladani rasul-rasul dahulu.
c. Untuk menyatakan kesyukuran pada Allah pada waktu yang sepatutnya
dipergunakan untuk bersyukur.

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 39


Hikmah dan Rahasia Shalat
Hikmah dan rahasia shalat yang terkandung dalam shalat antara lain:
1. Mengingatkan kepada Allah, menghidupkan rasa takut dan tunduk kepadaNya, serta
menumbuhkan dalam jiwa rasa kebesaran dan kekuatanNya. Allah berfirman dalam
Surat Thaha ayat 14.
2. Menyucikan roh dan menjauhkan dari perbuatan jahat. Sebagaimana dijelaskan Allah
dalam Surat Al-Ankabut ayat 45.
3. Mendidik dan melatih manusia menjadi orang yang tenang dalam mengahdapi segala
penderitaan dan menghilangkan sifat kikir. Allah berfirman dalam Surat Al-Ma’aarij
ayat 22.
4. Menghapus dosa.
5. Mendidik disiplin, sebagaimana firman Allah dalam Surat An Nisa ayat 103.
6. Mendidik kebersihan
7. Menjaga kesehatan.

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 40


BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
 Shalat merupakan ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat kelak.
 pada malam mi`raj disyariatkan shalat 5 kali dalam sehari semalam yang asalnya 50
kali. Persitiwa ini dicatat dalam sejarah terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-5
sebelum peristiwa hijrah nabi ke Madinah.Menurut ilmu akupuntur, telinga adalah
representasi dari tubuh manusia. Melakukan stimulasi seperti wudhu akan
berpengaruh baik terhadap fungsi organ dalam tubuh kita.
 Gerakan berdiri tegak pada shalat dapat bermanfaat melancarkan aliran darah, getah
bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh dan penurunan resiko
terjadinya patah tulang yang sering terjadi.
 Gerakan takbiratul ihram dapat bermanfaat, pada saat mengangkat kedua tangan,
otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar dan
menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian
atas. Selain itu, sekat rongga badan (diafragma) akan terlatih, dan pada posisi ini
akan terjadi gerakan ”active pumping” yang sangat bermanfaat.
 Gerakan rukuk pada shalat bermanfaat, karena pada saat rukuk sempurna, tulang
belakang menjadi relatif lurus ini mengakibatkan terjadinya gerakan anti kompresi
alias peregangan. Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang
belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi
jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat
 Pada saat gerakan sujud, debit darah yang naik karena posisi jantung lebih tinggi
dari otak ini merupakan latihan otak menambah elastisitas pembuluh darah, yang
dapat menjadikannya gerakan anti-stroke. Selain itu, dapat memperkuat ikatan
penggantung organ ke dinding rongga tempat organ itu berada dan tubuh dapat
mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali
(fiksasi)
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 41
 Pada saat duduk dalam shalat, otot-otot tersebut diregangkan maksimal sehingga
terjadi pemulihan dan bebas dari timbunan asam laktat penyebab nyeri dan
kelelahan. Dengan duduk ini pula, seluruh persendian di tungkai, kaki, dan jari-jari
menjadi aktif, lentur dan bebas pengapuran serta kekakukan.
 Gerakan salam pada shalat juga bermanfaat untuk melatih kelenturan leher,
memperkuat otot-otot dan seluruh struktur leher berikut fungsi refleks-refleksnya.
Selain itu, gerakan ini dapat mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit
wajah.
 Jika kita menjalankan shalat dengan khustuk dan penuh kedisiplinan, masih banyak
manfaat lain yang dapat kita terima, karena Allah tidak akan memerintahkan
hambanya atas sesuatu yang tidak bermanfaat bagi hambanya tersebut.

3.2. SARAN
Dengan penulisan makalah ini penulis menyarankan agar :
a. Dalam menjalankan shalat, hendaknya kita menjalankannya dengan ikhlas dan
senang hati, karena dengan hal itu kita akan lebih merasakan manfaat dari shalat itu.
b. Dalam setiap gerakan shalat, jangan terlalu terburu-buru, laksanakanlah
tuma’ninah supaya manfaat dari setiap gerakan shalat dapat lebih terasa.
c. Selalu bersyukur, atas semua yang telah Allah perintahkan, niscaya semua ada
hikma dan manfaatnya.

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 42


DAFTAR PUSTAKA

Hasanudin, Oan. 2007. Mukjizat Berwudhu. Jakarta: Qultummedia.


Husnan, Djaelan, dkk. 2009. Islam Integral Membangun Kepribadian Islami. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta.
Sagiran. 2007. Mukjizat Gerakan Shalat. Jakarta: Qultummedia.
2005. Gerakan Shalat Bermanfaat Untuk Kesehatan Tubuh. Diakses dari
http://tahajudcallmq.wordpress.com. Tanggal 03/10/2010.
Indah Mulya. 2008. Gerakan Shalat Mengandung Terapi Kesehatan. Dari edisi no. 477 Tahun
VI.
Abi Nizma. 2006. Gerakan Shalat dan Kesehatan di Dalamnya. Diakses dari www.dudung.net.
Tanggal 03/10/2010.
Diakses dari http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1926942-mukjizat-
gerakan-shalat-untuk-pencegahan/. Tanggal 03/10/2010.
http://www.frijal.com/2013/03/doa-dan-bacaan-dalam-shalat.html
http://artikel-mak.blogspot.com/2010/06/bab-i-pendahuluan.html

Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 43

Anda mungkin juga menyukai