OLEH :
IRMAN FAUZAN ROHIM
12241008
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB 13
BAB 25
A. Pengertian Shalat......................................................................................................................................5
Rukun Salat..................................................................................................................................................10
BAB 339
3.1. KESIMPULAN.........................................................................................................................................39
3.2. SARAN.................................................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................41
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan penguasa alam yang menciptakan
manusia dengan bentuk paling sempurna, penuh keseimbangan, dan keserasian. Yang
melengkapinya dengan segala fasilitas hidup sebagai jaminan-Nya secara adil dan bijaksana.
Pemberi karunia kepada para walinya, pemberi berbagai kenikmatan, penolong orang-orang yang
bingung dan susah, penyempurna segala pemberian, pelepas segala tirai, dan pemberi rahmat yang
tak terhingga. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang-orang terdekat yang selalu memberikan semangat serta
kekuatan sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan pendalaman
makna salat yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan baik itu yang
datang dari sisi internal maupun eksternal. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, penulis meminta masukan dari pembaca yang budiman berupa kritik
maupun saran demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
1.3.TUJUAN PENULISAN
Penulis menyusun makalah ini untuk menggali dan menerangkan secara terperinci mulai
dari pengertian, gerakan, bacaaan, hingga hikmah dari gerakan shalat untuk kesehatan.
1.4.MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulis menyusun makalah ini adalah:
a) Agar kita mengetahui syariat shalat
b) Agar kita mengetahui gerakan dan bacaan shalat
c) Agar kita mengetahui hikmah gerakan shalat bagi kesehatan
PEMBAHASAN
2.1.PEMBAHASAN UMUM
A. Pengertian Shalat
Secara bahasa, shalat itu bermakna doa. Shalat dengan makna doa dicontohkan di dalam
Al-Quran Al-Kariem pada ayat berikut ini :
ك َس َك ٌن لَهُ ْم َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم َ ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه ْم
َ ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِهَا َو
َ صلِّ َعلَ ْي ِه ْم إِ َّن
َ َصالت
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan shalatlah (mendo'alah) untuk mereka. Sesungguhnya shalat (do'a) kamu
itu merupakan ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.(QS. At-Taubah : 103)
Dalam ayat ini, shalat yang dimaksud sama sekali bukan dalam makna syariat, melainkan
dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa. Adapun makna menurut syariah, shalat
didefinisikan sebagai : “serangkaian ucapan dan gerakan yang tertentu yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam sebagai sebuah ibadah ritual”.
Syarat wajib:
1. Islam, adapun orang yang tidak Islam tidak wajib atasnya sholat, berarti tidak dituntut di
dunia karena meskipun dikerjakan juga tidak sah.
2. Suci dari hadas dan najis
3. Berakal, orang yang tidak berakal tidak wajib sholat
Syarat sah:
1. Masuk waktu shalat
Shalat lima waktu baru sah apabila dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.
Misalnya, shalat dhuhur harus dilaksakan pada waktu dzuhur. Kecuali shalat qadha.
Maka, boleh bahkan dianjurkan melaksanakan shalat qadha sesegera mungkin saat ingat.
2. Suci dari hadats besar dan hadats kecil
Hadats besar adalah haid, nifas dan junub (keluar sperma). Untuk mensucikannya harus
dengan mandi junub atau jinabat. Hadats kecil adalah kentut dan menyentuh wanita
bukan mahram. Cara mensucikannya adalah dengan berwudhu.
Berdasarkan firman Allah SWT :
“Hai orang-orang beriman, jika kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
wajah dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu lalu basuhlah kakimu
sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu dalam keadaan junub, maka hendaklah kamu
bersuci.” (Q.S. Al-Maidah : 6).
Juga berdasarkan hadits Ibnu Umar r.a. :
“Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : “Allah tiada menerima shalat tanpa bersuci,
dan tak hendak menerima sedekah dari harta ranpasan yang belum dibagi.” (H.r.
Jama’ah kecuali Bukhari).
3. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.
Perkara najis adalah darah, segala kotoran (tinja) hewan atau manusia, bangkai (binatang
yang mati tanpa disembelih secara syariah), anjing dan babi. Cara mensucikannya adalah
dengan air. Khusus najis anjing dan babi harus disucikan tujuh kali siraman air dan salah
satunya dicampur dengan babi menurut madzhab Syafi'i.
Mengenai suci badan, Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Bersucilah kamu dari air seni, karena pada umumnya azab kubur disebabkan oleh
karena itu.”
4. Menutup Aurat.
Rukun Salat
Rukun adalah pondasi atau tiang pada suatu banguna. Bila salah satu rukunnya rusak atau
tidak ada, maka bangunan itu akan roboh. Bila salah satu rukun shalat tidak dilakukan atau tidak
sah dilakukan, maka keseluruhan rangkaian ibadah shalat itu pun menjadi tidak sah juga.
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 10
Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa rukun adalah perbuatan yang hukumnya wajib
dilakukan dan menjadi bagian utuh dari rangkaian ibadah. Sedangkan syarat adalah gerakan
ibadah yang wajib dilakukan namun bukan bagian dari rangkaian gerakan ibadah.
1
Al-Majmu, karya Al-Imam An-Nawawi rahimahullah jilid 3 halaman 344 s/d 350
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 17
Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Tidak sah shalat itu kecuali dengan membaca al-Quran".(HR. Muslim)
Dalam mazhab ini, minimal yang bisa dianggap sebagai bacaan Al-Quran adalah sekadar 6 huruf
dari sepenggal ayat. Seperti mengucapkan tsumma nazhar, dimana di dalam lafaz ayat itu ada huruf
tsa, mim, mim, nun, dha` dan ra`. Namun ulama mazhab ini yaitu Abu Yusuf dan Muhammad
mengatakan minimal harus membaca tiga ayat yang pendek, atau satu ayat yang panjangnya kira-
kira sama dengan tiga ayat yang pendek. 2
Bacaan Basmalah : Khilaf para ulama, apakah bagian dari Al-Fatihah atau bukan?
Menurut mazhab As-Syafi`iyah, lafaz basmalah (bismillahirrahmanirrahim) adalah bagian dari
surat Al-Fatihah. Sehingga wajib dibaca dengan jahr (dikeraskan) oleh imam shalat dalam shalat
jahriyah. Dalilnya adalah hadits berikut ini :
ِ رyرَّحْ َم ِن اَلy ِم هَّللَا ِ اَلy ( ِب ْس: ا ْق َر ُءواyَ ِة فy إِ َذا قَ َر ْأتُ ْم اَ ْلفَاتِ َح ِ قَا َل َرسُو ُل هَّللَا: ال
ُا َر َواهyَ دَى آيَاتِهyْا إِحyَ فَإِنَّه, ) َّح ِيم َ َ ق ََوع َْن أَبِي ه َُري َْرة
ْ ُاَل َّدا َرق
طنِ ُّي
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Bila kamu membaca alhamdulillah (surat Al-Fatihah), maka bacalah
bismillahirrahmanirrahim, karena Al-Fatihah itu ummul-Quran`, ummul-kitab, sab`ul-matsani.
Dan bismillahirahmanir-rahim adalah salah satu ayatnya". (HR. Ad-Daruquthuny).
Hadits yang senada juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dengan isnad yang shahih dari
Ummi Salamah. Dan dalam kitab Al-Majmu` ada 6 orang shahabat yang meriwayatkan hadits
tentang basmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah. 3
Sedangkan pandangan mazhab Al-Malikiyah, basmalah bukan bagian dari surat Al-Fatihah.
Sehingga tidak boleh dibaca dalam shalat baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Dan juga baik
dalam shalat jahriyah maupun sirriyah.
Sedangkan dalam pandangan Al-Hanabilah, basmalah adalah bagian dari surat Al-Fatihah, namun
tidak dibaca secara keras (jahr), cukup dibaca pelan saja (sirr). Bila kita perhatikan imam masjidil
al-haram di Mekkah, tidak terdengar membaca basmalah, namun mereka membacanya umumnya
orang-orang disana bermazhab Hanbali.
Adapun bacaan Al-Fatihah adalah sebagai berikut:
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
AL HAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN.
2
kitab Addur Al-Mukhtar jilid 1 halaman 415, kitab Fathul Qadir jilid 1 halaman 193-205322, kitab Al-Badai`
jilid 1 halaman 110 dan kitab Tabyinul Haqaiq jilid 1 halaman 104
3
kitab Al-Majmu` jilid 3 halaman 302
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 18
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
ARRAHMAANIR RAHIIM.
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
MAALIKIYAUMIDDIIN.
Penguasa Hari Pembalasan.
IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA NASTA’IINU.
Hanya Kepada-Mu lah Aku Menyembah Dan Hanya Kepada-Mu lah Aku Memohon
Pertolongan.
IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM.
Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.
SHIRAATHAL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM
WALADHDHAALLIIN. AAMIIN.
Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan Nikmat, Bukan Jalannya Orang-
Orang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya Orang-Orang Yang Sesat.
Setelah itu membaca Surah Pendek dalam Al Quran
Ruku
Pensyariatan Sujud
Al-Quran Al-Kariem memerintahkan kita untuk melakukan sujud kepada Allah SWT. Dasarnya
adalah hadits nabi :
ُ ْ أُ ِمر ِ قَا َل َرسُو ُل هَّللَا:ال
- ِهy ِ ِد ِه إِلَى أَ ْنفy َ َوأَشَا َر بِي- َعلَى اَ ْل َج ْبهَ ِة: ت أَ ْن أَ ْس ُج َد َعلَى َس ْب َع ِة أَ ْعظُ ٍم َ َ ق-ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما
ِ ر-
َ س ٍ ع َْن اِب ِْن َعبَّا
ٌ َاف اَ ْلقَ َد َمي ِْن ُمتَّف
ق َعلَ ْي ِه ْ َ َوأ, َوالرُّ ْكبَتَي ِْن, َو ْاليَ َدي ِْن
ِ ط َر
Dari Ibnu Abbas ra berkata,"Aku diperintahkan untuk sujud di atas 7 anggota. (Yaitu) wajah (dan
beliau menunjuk hidungnya), kedua tangan, kedua lutut dan kedua tapak kaki.(HR. Bukhari dan
Muslim 5(
Manakah yang lebih dahulu diletakkan, lutut atau tangan?
Dalam masalah ini ada dua dalil yang sama-sama kuat namun menunjukkan cara yang berbeda.
Sehingga menimbulkan perbedaan pendapat juga di kalangan ulama.
Jumhur ulama umumnya mengatakan bahwa yang disunnahkan ketika sujud adalah meletakkan
kedua lutut di atas tanah telebih dahulu, baru kemudian kedua tangan lalu wajah. Dan ketika
bangun dari sujud, belaku sebaliknya, yang diangkat adalah wajah dulu, kemudian kedua tangan
baru terakhir lutut. Dasar dari praktek ini adalah hadits berikut ini.
ض َرفَ َع يَ َد ْي ِه قَ ْب َل ُر ْكبَتَ ْي ِه – رواه الخمسة إال أحمد
َ َض َع ُر ْكبَتَ ْي ِه قَ ْب َل يَ َد ْي ِه َوإِ َذا نَه ُ َرأَي: ع َْن َوائِل بن حُجْ ر قَا َل
َ ْت َرسُوْ َل هللا إِ َذا َس َج َد َو
Dari Wail Ibnu Hujr berkata,"Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila sujud
meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya. Dan bila bangun dari sujud beliau
mengangkat tangannya sebelum mengangkat kedua lututnya. (HR. Khamsah kecuali Ahmad)6
Namun Al-Malikiyah berpendapat sebaliknya, justru yang disunahkan untuk diletakkan terlebih
dahulu adalah kedua tangan baru kemudian kedua lututnya. Dalil mereka adalah hadits berikut ini :
َ َك البَ ِع ْي ُر َو ْلي
رواه أحمد والنسائي والترمذي-ض ْع يَ َد ْي ِه ثُ َّم ُر ْكبَتَ ْي ِه ْ بي هُ َري َْرةَ قال قال رسول هللا إِ َذا َس َج َد أَ َح ُد ُك ْم فَالَ يَ ْبر
ُ ُك َك َما يَ ْب ُر ِ َع َْن أ
Dari Abi Hurariah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Bila kamu sujud janganlah seperti duduknya unta. Hendaklah kamu meletakkan kedua
5
Nailul Authar : 2/253
6
Salam
Gerakan salam adalah menengok ke arah kanan dan kiri.
Menengok dilakukan sampai kira-kira searah dengan bahu.
Jika jadi imam dalam salat berjamaah, salam dilakukan
sampai terlihat hidung oleh makmum. Menengok
dilakukan sambil membaca salam.
Adapun bacaan salam sebagai berikut :
salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan:
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH,
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH
Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan
kepadamu.
7
Hadits hasan shahih - Nailul Authar : 2/273)
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 30
Penjelasannya :
Ada dua salam, yaitu salam pertama dan kedua. Salam pertama adalah fardhu shalat menurut para
fuqaha, seperti Al-Malikiyah dan Asy-Syafi’iyah. Sedangkan salam yang kedua bukan fardhu
melainkan sunnah.
Namun menurut Al-Hanabilah, kedua salam itu hukumnya fardhu, kecuali pada shalat jenazah,
shalat nafilah, sujud tilawah dan sujud syukur. Pada keempat perbuatan itu, yang fardhu hanya
salam yang pertama saja8.
Salam merupakan bagian dari fardhu dan rukun shalat yang juga berfungsi sebagai penutup shalat.
Dalilnya adalah :
ِم ْفتَا ُح الصَّال ِة الطَّهُو ُر َوتَحْ ِري ُمهَا التَّ ْكبِي ُر َوتَحْ لِيلُهَا التَّ ْسلِي ُم: ال قَا َل َرسُوْ ُل هللا
َ َع َْن َعلِ ٍّي ق
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,"Kunci shalat itu adalah kesucian (thahur) dan yang mengharamkannya (dari segala
hal di luar shalat) adalah takbir". (HR. Muslim)9
Menurut As-Syafi’i, minimal lafadz salam itu adalah ()السالم عليكم, cukup sekali saja. Sedangkan
menurut Al-Hanabilah, salam itu harus dua kali dengan lafadz (ة هللاyyالم عليكم ورحمyy)الس, dengan
menoleh ke kanan dan ke kiri.
Tidak disunnahkan untuk meneruskan lafadz ( )وبركاتهmenurut Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah,
dengan dalil :
َّ ِ ةُ هَّللاyار ِه ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َم
ُ ةyالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمyالس ِ صلَى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم َكانَ يُ َسلِّ ُم ع َْن يَ ِم ْينِ ِه َوع َْن َي َس َّ ِع َِن اب ِْن َم ْسعُوْ ٍد أَ َّن النَّب
َ ي
رواه الخمسة وصححه الترمذي- اض خَ ِّد ِه َ َهَّللا ِ َحتَّى يَ َرى بَي
Dari Ibni Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi
salam ke kanan dan ke kiri : Assalamu ‘alaikum warahmatullah Assalamu ‘alaikum
warahmatullah, hingga nampak pipinya yang putih. (HR. Khamsah)10
Selain sebagai penutup shalat, salam ini juga merupakan doa yang disampaikan kepada orang-
orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya, bila tidak ada maka diniatkan kepada jin dan
malaikat.11
Thuma`ninah
Menurut jumhurul ulama’, seperti Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, tuma’ninah
merupakan rukun shalat, yaitu pada gerakan ruku’, i’tidal, sujud dan duduk antara dua sujud 12.
8
Lihat Al-Qawanin Al-Fiqhiyah jilid 66, Mughni Al-Muhtaj jilid 1 halaman 177, Hasyiyatul Bajuri jilid 1
halaman 163, Kasysyaf Al-Qanna’ jilid 1 halaman 454, Al-Mughni jilid 1 halaman 551-558, As-Syarhusshaghir jilid
1 halaman 315-321, Asysyarhulkabir jilid 1 halaman 240
9
Menurut Al-Hakim hadits ini shahih dengan syarat dari Muslim. Hadits ini juga mutawatir yang diriwayatkan
oleh 7 shahabat – lihat An-Nuzhum Al-Mutanatsir halaman 57
10
Nailul Authar bab Al-Khuruj minashshalah bissalam, jilid 2 halaman 332
11
Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Dr. Wahbah Az-Zuhaili, jilid 1 halaman 673
12
Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Dr. Wahbah Az-Zuhaili, jilid 1 halaman 675
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 31
ْ ِت َعلَى َغي ِْر الف
ط َر ِة َّ صلَّيْتَ َولَوْ ُم
َّ ت ُم َ َما:صالَتَهُ َدعَاهُ فَقَا َل لَهُ ُح َذ ْيفَة َ َع َْن ُح َذ ْيفَة أَنَّهُ َرأَى َر ُجالً الَ يُتِ ُّم َر ُكوْ َعهُ َوالَ ُسجُوْ َدهُ فَلَ َّما ق
َ ضى
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم – رواه أحمد والبخاري َ ط َر هَّللا ُ َعلَ ْيهَا ُم َح َّمدًا
َ َالَّتِي ف
Dari Hudzaifah ra bahwa beliau melihat seseorang yang tidak menyempurnakan ruku’ dan
sujudnya. Ketika telah selesai dari shalatnya, beliau memanggil orang itu dan berkata
kepadanya,”Kamu belum shalat, bila kamu mati maka kamu mati bukan di atas fitrah yang telah
Allah tetapkan di atasnya risalah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. (HR. Bukhari)13
Tertib
13
Nailul Authar jilid 2 halaman 298
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 32
Bagian tubuh pada poin a-d dijumlahkan menghasilkan angka 114. angka tersebut
dikalikan 3 karena pembasuhan waktu melakukan wudhu sebanyak 3 kali, menghasilkan
angka 342. Poin e tidak dikalikan 3 karena karena memang hanya satu kali pembasuhan,
sehingga jumlah dari poin a-e adalah 354, yakni sama dengan jumlah hari dalam 1 tahun
hijriyah, selain itu sama dengan jumlah seluruh tulang manusia. Dengan demikian,
membasuh anggota wudhu pada saat berwudhu seakan-akan sudah membasuh seluruh
tubuh.14
Ear Acupunture
Akupuntur telinga berkembang menjadi suatu cabang spesialisasi kedokteran di
China. Menurut ilmu akupuntur, telinga adalah representasi dari tubuh manusia. Bentuk
telinga serupa dengan bentuk tubuh saat masih berupa janin yang meringkuk dalam rahim
ibu. Kepalanya adalah bagian yang sering dipasang anting. Daerah lubang adalah rongga
tubuh tempat tersimpannya organ-organ dalam. Melakukan stimulasi seperti wudhu akan
14
Sagiran. 2007.Mukjizat Gerakan Shalat. Qultummedia: Jakarta. Hlm.35-37.
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 33
berpengaruh baik terhadap fungsi organ dalam. Adapun lingkaran luar menggambarkan
punggung. Pemijatannya juga seakan-akan melakukan stimulasi daerah punggung dan ruas-
ruas tulang belakang.
3.1. KESIMPULAN
Shalat merupakan ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat kelak.
pada malam mi`raj disyariatkan shalat 5 kali dalam sehari semalam yang asalnya 50
kali. Persitiwa ini dicatat dalam sejarah terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-5
sebelum peristiwa hijrah nabi ke Madinah.Menurut ilmu akupuntur, telinga adalah
representasi dari tubuh manusia. Melakukan stimulasi seperti wudhu akan
berpengaruh baik terhadap fungsi organ dalam tubuh kita.
Gerakan berdiri tegak pada shalat dapat bermanfaat melancarkan aliran darah, getah
bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh dan penurunan resiko
terjadinya patah tulang yang sering terjadi.
Gerakan takbiratul ihram dapat bermanfaat, pada saat mengangkat kedua tangan,
otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar dan
menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian
atas. Selain itu, sekat rongga badan (diafragma) akan terlatih, dan pada posisi ini
akan terjadi gerakan ”active pumping” yang sangat bermanfaat.
Gerakan rukuk pada shalat bermanfaat, karena pada saat rukuk sempurna, tulang
belakang menjadi relatif lurus ini mengakibatkan terjadinya gerakan anti kompresi
alias peregangan. Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang
belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi
jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat
Pada saat gerakan sujud, debit darah yang naik karena posisi jantung lebih tinggi
dari otak ini merupakan latihan otak menambah elastisitas pembuluh darah, yang
dapat menjadikannya gerakan anti-stroke. Selain itu, dapat memperkuat ikatan
penggantung organ ke dinding rongga tempat organ itu berada dan tubuh dapat
mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali
(fiksasi)
Samudera Al-Fatihah | DAFTAR ISI 41
Pada saat duduk dalam shalat, otot-otot tersebut diregangkan maksimal sehingga
terjadi pemulihan dan bebas dari timbunan asam laktat penyebab nyeri dan
kelelahan. Dengan duduk ini pula, seluruh persendian di tungkai, kaki, dan jari-jari
menjadi aktif, lentur dan bebas pengapuran serta kekakukan.
Gerakan salam pada shalat juga bermanfaat untuk melatih kelenturan leher,
memperkuat otot-otot dan seluruh struktur leher berikut fungsi refleks-refleksnya.
Selain itu, gerakan ini dapat mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit
wajah.
Jika kita menjalankan shalat dengan khustuk dan penuh kedisiplinan, masih banyak
manfaat lain yang dapat kita terima, karena Allah tidak akan memerintahkan
hambanya atas sesuatu yang tidak bermanfaat bagi hambanya tersebut.
3.2. SARAN
Dengan penulisan makalah ini penulis menyarankan agar :
a. Dalam menjalankan shalat, hendaknya kita menjalankannya dengan ikhlas dan
senang hati, karena dengan hal itu kita akan lebih merasakan manfaat dari shalat itu.
b. Dalam setiap gerakan shalat, jangan terlalu terburu-buru, laksanakanlah
tuma’ninah supaya manfaat dari setiap gerakan shalat dapat lebih terasa.
c. Selalu bersyukur, atas semua yang telah Allah perintahkan, niscaya semua ada
hikma dan manfaatnya.