Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN


Dosen : Dita Humaeroh.,S.Si.T.,MKM

Di susun oleh:

No. Nama NPM No. Nama NPM


1 Salsabila Intannadzari L0450462105028 14 Hani Bela R. L0450462105149
2 Rety Laelina L0450462105137 15 Tri Atminingsih L0450462105150
3 Resti Sri Mulyati L0450462105138 16 Neng Atin S. L0450462105151
4 Nunung Nurhayati L0450462105139 17 Ilma Sopiyati L0450462105161
5 Yuni Nuraeni Rahayu L0450462105140 18 Ani Sumiati L0450462105169
6 Siti Hasanah L0450462105141 19 Linda Komalasari L0450462105171
7 Miatul Khumro L0450462105142 20 Ulpa Nurpaujiah L0450462105181
8 Nunung Nurhayati L0450462105143 21 Rina Fithriani L0450462105186
9 Euis Rahmawati L0450462105144 22 Wida Nurhasanah L0450462105187
10 Aan Anisah L0450462105145 23 Nunung Nugraha L0450462105188
11 Linah Lianti L0450462105146 24 Novia Dewi L0450462105189
12 Siti Hardiyanti R. L0450462105147 25 Takdir Nira K. S. L0450462105190
13 Verra Theresia Pane L0450462105148

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA


Jl. Veteran No.245, Ciseureuh, Kec. Purwakarta,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41118

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika dan Hukum Kesehatan”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Purwakarta, Juli 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2


2.1 Konsep Dasar Etika................................................................................................... 2
2.2 Definisi Kepemimpinan ............................................................................................ 2
2.3 Teori Kepemimpinan ................................................................................................ 2
2.4 Pemimpin yang Melayani Bawahan ......................................................................... 3
2.5 Tugas-Tugas Kepemimpinan .................................................................................... 5
2.6 Tipe-Tipe Kepemimpinan ......................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 8


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 8
3.2 Saran ......................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengobati penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok ataupun
masyarakat.Dalam pelayanan kesehatan tentu ada aturan-aturan yang berkaitan dengan kesehatan
yaitu bagaimana menghandle masalah-masalah itu tidak keluar dari etika dan hukum agar apa
yang dikerjakan tidak menimbulkan efek secara etika dan hukum terhadap diri sendiri dan orang
lain.
Secara lebih luas, etika merupakan norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku
kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Pekerjaan
profesi antara lain dokter, apoteker, ahli kesehatan masyarakat, perawat, wartawan, hakim,
pengacara, akuntan, dan lain-lain. Etika maupun hukum dalam suatu masyarakat mempunyai
tujuan yang sama, yakni terciptanya kehidupan masyarakat yang tertib, aman dan damai. Oleh
sebab itu, semua masyarakat harus mematuhi etika dan hukum yang ada. Apabila tidak maka
bagi pelanggar etika sanksinya adalah ‘moral” sedangkan bagi para pelanggar hukum, sanksinya
adalah hukuman (pidana atau perdata)
Kepemimpinan dalam profesi kesehatan masyarakat sangatlah penting, namun untuk
menjadi pemimpin yang sesuai dengan profesi-nya tidaklah mudah, tentunya ada beberapa
hambatan-hambatan yang harus di atasi dalam rangka memperbaiki kinerja tersebut, dalam hal
ini kesehatan masyarakat harus bisa berkomitmen agar dapat mengutamakan pada preventif dan
promotif.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana memiliki
etika dan jiwa kepemimpinan dalm profesi kesehatan masyarakat.

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui etika dan
kepemimpinan dalam profesi kesehatan masyarakat.
2. Tujuan khusus
a. untuk mengetahui konsep dasar etika
b. untuk mengetahui konsep dasar kepemimpinan
c. bagaiman memiliki etika dan jiwa kepemimpinan yang baik dalam profesi kesmas

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Etika


Secara etimologis etika diambil dari bahasa Yunani Ethos yang artinya adalah adat istiadat
atau kebiasaan. Di dalam pengertian ini etika dan etiket memiliki makna yang kurang lebih sama.
Namun dalam perkembanganya etika dihubungkan dengan hal-hal yang berkait erat dengan niali,
sehingga etika menjadi bagian dari ranah aksiologi yang bahkan sering di sebut dengan filsafat
tingkah laku manusia.
Pengertian ini kemudian menjadikan etika sebagai sesuatu yang sangat berbeda dengan
istilah sebelumnya yaitu adat isstiadat, namun mempnyai landasan pemikiran atau suatu kerangka
berfikir yang akhirnya melahirkan suatu sikap yang lebih bernilai. Di dalam bukunya Bertens juga
membedakan etika di dalam 3 pengertian yaitu :
1. Etika dalam arti nilai atau moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok untuk
mengatur tingkah laku yang di dalam hal ini bisa disamakan dengan adat, istiadat, ataupun
kebiasaan.
2. Etika diartikan sebagai kumpulan asa atau nilai moral yang juga lebih di kenal dengan
kode etik.
3. Etika yang mempunyai arti sebagai ilmu tentang baik dan buruk. Didalam hal ini etika baru
menjadi ilmu apabila kemungkinan-kemungkinan etis yang begit saja diterima dalam suatu
masyarakat menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis.

2.2 Definisi Kepemimpinan


Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk dapat mempengaruhi bawahan
nya, agar mau bekerjasama dengan pemimpinan- nya, untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian
kepemimpinan yaitu hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang
terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Georgy R. Terry ).
Kepemimpinan akan muncul apabila ada seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya
mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun
berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya. Menurut Young (dalam Kartono,
2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi
yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

2.3 Teori Kepemimpinan


a. Teori orang besar atau teori bakat
Teori orang besar ( the great men theory ) atau teori bakat ( Trait theory ) ini adalah teori klasik
dari kepemimpinan. Di sini disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat -
bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir.
b. Teori Situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi ( situasional theory ). Teori ini muncul
sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin, ternyata
dapat pula menjadi pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa

2
orang biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi yang menguntungkan
dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin.
c. Teori Ekologi
Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah kepemimpinan banyak
menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan sehari - hari sering ditemukan adanya seorang
yang setelah berhasil dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang
baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan teori ekologi, yang menyebutkan bahwa
seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin
yang baik memang ada bakat - bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh
dari alam.

2.4 Pemimpin Yang Melayani Bawahan


Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar, mau mendengar setiap
kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang di pimpin. Pemimpin yang melayani adalah
pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan kepentingan pribadinya, serta lebih mengutamakan
bawahannya. Menurut Larry C. Spears (1995), mengacu pada pemikiran Greenleaf, terdapat
karakteristik seorang pemimpin maupun calon pemimpin yang ditunjukkan dari sikap dan perilaku
pemimpin tersebut, yang dipaparkan pada list berikut :
1. Kesediaan untuk menyimak
Biasanya, seorang pemimpin dinilai berdasarkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan
mengambil keputusan. Kemampuan ini juga penting bagi pemimpin yang melayani, pemimpin
ini perlu dikuatkan dengan komitmen yang kuat untuk mendengarkan orang lain dengan
sungguh-sungguh. Pemimpin yang melayani mencoba untuk mengidentifikasikan keinginan
dari sebuah kelompok dan membantu mengklarifikasikan keinginan tersebut, dengan cara
menyimak.
2. Kuat dalam empati (empathy)
Pemimpin yang melayani berusaha untuk mengerti dan berempati dengan orang lain. Manusia
perlu untuk merasa diterima dan diakui atas semangat mereka yang khusus dan unik.
3. Melakukan pemulihan-pemulihan
Salah satu kekuatan terbesar seorang pemimpin yang melayani adalah kemampuannya untuk
melakukan pemulihan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
4. Penyadaran/peningkatan kesadaran
Kesadaran umum, dan terutama kesadaran diri, memperkuat pemimpin yang melayani.
Kesadaran juga membantu seseorang dalam memahami persoalan yang berhubungan dengan
etika dan nilai.
5. Memiliki sifat persuasif
Karakteristik lain dari pemimpin yang melayani adalah mengandalkan persuasi dalam
pengambilan keputusan, bukan posisi sebagai otoritas. Pemimpin yang melayani mencoba
untuk meyakinkan orang lain, bukan memaksa orang lain untuk patuh.
6. Mampu membuat konsep
Pemimpin yang melayani mengembangkan kemampuannya untuk “memimpikan hal-hal
besar.” Kemampuan untuk melihat permasalahan (atau sebuah organisasi) dari perspektif
konseptualisasi berarti bahwa seseorang harus berpikir melebihi realitas sehari-hari. Pemimpin

3
yang melayani menyeimbangkan antara pemikiran konseptual dengan pendekatan dengan fokus
harian.
7. Mampu membuat perkiraan yang tepat
Foresight adalah sebuah karakteristik yang memungkinkan pemimpin yang melayani untuk
memahami pelajaran dari masa lalu, realitas saat ini dan kemungkinan konsekuensi dari sebuah
keputusan untuk masa depan. Hal ini juga berakar di dalam pikiran intuitif.
8. Penata layanannya baik
Peter Block (dalam Spears 2004) telah mendefinisikan stewardship sebagai “memegang sesuatu
yang dipercayakan kepadanya oleh orang lain”. Pemimpin yang melayani, seperti stewardship,
mengasumsikan komitmen utama untuk melayani kebutuhan orang lain. Hal ini juga
menekankan pada penggunaan keterbukaan dan persuasi dibandingkan dengan pengendalian.
9. Memiliki komitmen untuk menghasilkan proses pembelajaran
Pemimpin yang melayani percaya bahwa orang lain mempunyai nilai intrinsik melebihi
kontribusi nyata mereka sebagai karyawan atau pekerja. Sebagai hasilnya, pemimpin yang
melayani berkomitmen secara mendalam pada pengembangan dari masing-masing dan setiap
individu dalam institusi. Pemimpin yang melayani menyadari tanggung jawab yang luar biasa
untuk melakukan semua hal yang memungkinkan untuk membantu pembelajaran sumber daya
manusia.
Hal yang perlu dicatat di sini adalah dalam pekerjaannya sehari-hari, seorang pemimpin
yang melayani mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang menjadi terinspirasi, terdorong,
belajar, dan mengambil alih keteladanannya. Pendekatannya bukanlah pendekatan kekuasaan,
akan tetapi pendekatan hubungan atau relasional.
Selain itu Spears juga mengungkapkan indikator tentang pemimpin yang melayani ,
indikator ini juga merupakan penambahan dari hasil studi pasca Spears. Indikator tersebut antara
lain:
1. Pemimpin yang melayani menyadari dan menghayati bahwa ia melayani suatu hal yang lebih
besar dari dirinya atau organisasinya.
2. Pemimpin yang melayani memberikan teladan untuk prilaku dan sikap yang ia ingin hadir dan
menjadi bagian utama dari hidup pengikutnya. Jadi ia tidak memaksakan orang untuk
mengambil alih suatu perilaku atau memaksa dengan berbagai hal-hal yang ia inginkan.
3. Pemimpin yang melayani memiliki pribadi yang otentik yaitu kerendahan hati, dapat diminta
pertanggung jawaban, integritas antara nilai, gambar diri dan ambisinya, serta ia tampil
sebagai manusia biasa dengan kelemahannya.
4. Pemimpin yang melayani juga mempersoalkan masalah moral dan berani mengambil resiko
dalam menegakkan prinsip etika tertentu.
5. Pemimpin yang melayani memiliki visi dan mampu memberdayakan orang.
6. Pemimpin yang melayani mampu memberikan kepercayaan dan pemahaman atas keadaan
pengikutnya
7. Pemimpin yang melayani sering bekerja dalam kerangka pikir waktu yang panjang. Ia tidak
mengharapkan hasil spektakuler terlalu cepat karena ia menyadari bahwa untuk
menggerakkan dan mentransformasi orang diperlukan waktu yang panjang dan proses yang
berkesinambungan.
8. Pemimpin yang melayani melakukan komunikasi yang proaktif dan bersifat dua arah.

4
9. Pemimpin yang melayani juga dapat hidup di tengah perbedaan pendapat, bahkan ia merasa
tidak nyaman bila pendapat, paradigma dan gaya kerja sejenis.
10. Pemimpin yang melayani memberikan kepercayaan dan wewenang kepada pengikutnya. Ia
memiliki gambaran positif, optimis tentang mereka. Ia memberdayakan mereka melalui
sharing pengetahuan, skill dan perspektif.
11. Pemimpin yang melayani menggunakan persuasi dan logika untuk mempengaruhi orang,
selain dengan peneladanan.
12. Pemimpin yang melayani tidak berupaya menjadi pahlawan, namun menciptakan dan
melahirkan pahlawan-pahlawan.
13. Pemimpin yang melayani mengerjakan banyak hal dan menghindar dari berbagai hal yang
orang lain dapat lakukan. Hal yang terpenting bahwa pemimpin yang melayani tidak berarti
akan menghindar dari masalah atau konflik. Ia juga menjadi sosok yang tidak dikendalikan
oleh berbagai kelompok yang kuat. Dalam pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin yang
melayani mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang jadi terinspirasi, terdorong,
belajar dan mengambil alih keteladanannya. Pendekatannya bukanlah dengan kekuasaan
melainkan pendekatan hubungan atau relasional.

2.5. Tugas-Tugas Kepemimpinan


Preventif dan promotif merupakan kegiatan dalam pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup sehat dan mengambil bagian dalam
pelayanan kesehatan masyarakat, turut membantu menghasilkan generasi bangsa yang cerdas.
Tentu saja pelayanan preventif dan promotif yang berkualitas akan memberi hasil yang
berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupun provider dan pelayanan yang bermutu. Untuk
pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan seorang pemimpin yang dapat meningkatkan terus
mutu pelayanan kebidanan yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan yang diberikan harus
berorientasi pada mutu.
Tugas pokok kepemimpinan :
1. Menyatu padukan orang yang berbeda motivasinya dengan motivasi yang sama.
2. Mengusahakan satu kelompok dinamis secara sadar.
3. Menciptakan lingkungan kerja baik dan penuh integritas
4. Memberi inspirasi dan mendorong anggotanya untuk bekerja seefektif mungkin.
5. Menumbuhkan kesadaran lingkungan yang senantiasa mengalami perubahan (dinamis).
6. Sebagai pengambil keputusan
7. Sebagai pemikul tanggung jawab
8. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual
9. Bekerja dengan atau melalui orang lain
10. Sebagai mediator, politikus, dan diplomat.
11. Peranan pemimpin terhadap kelompok

2.6 Tipe-Tipe Kepemimpinan


1. Adaptif
Dalam keadaan normal, mungkin saja tidak akan ada jawaban yang mudah, tapi setidaknya
akan ada sebuah jawaban. Di saat krisis dan terjadi perubahan di mana-mana, seorang
pemimpin harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dalam menjalankan

5
bisnisnya. Seorang pemimpin yang adaptif dapat menyesuaikan diri dan perusahaan dengan
keadaan yang dinamis, menyesuaikan nilai mereka dengan perubahan ya g terjadi, dan
membantu bawahan mereka untuk dapat ikut menyesuaikan diri dan mengenali perubahan yang
terjadi tanpa mengurangi kepercayaan bawahan tersebut kepada mereka. Contoh pemimpin
adaptif yang dapat Anda lihat adalah Sam Palmisano dari IBM, dan Ford’s Alan Mulally.
2. Kecerdasan emosional
Seorang psikolog Daniel Goleman mengkorelasikan kepemimpinan yang sukses dengan
kesadaran akan perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain. Pemimpin yang memiliki
kecerdasan emosional sangat bisa mengatur diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan
orang lain, dan mereka juga seringkali merupakan orang yang sangat hebat dalam
mempengaruhi (dalam arti yang baik). Semua orang dapat berlatih dan belajar untuk bisa
cerdas secara emosional.
3. Karismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik dapat mempengaruhi orang lain untuk melewati
kepemimpinan bersama dirinya. Sembilan puluh tahun yang lalu, sosiologis Max Weber
menggambarkan otoritas kharismatik berasal dari karakter yang luar biasa, pejuang, dan
kesucian. Dewasa ini, kharismatik lebih berhubungan dengan personality seseorang dan
tampaknya susah untuk diajarkan. Seorang pemimpin yang kharismatik dapat menjadi
motifator yang hebat dan seringkali membawa kesuksesan yang luar biasa bagi perusahaannya.
Contoh pemimpin yang kharismatik adalah Theodore Roosevelt.
4. Authentic
Authenticity, seperti halnya passion, adalah sebuah kata yang sering digunakan. Tapi kata ini
tetap masih terdengar fresh ketika mantan CEO dari Medtronic, Bill George menggunakan kata
ini untuk menggambarkan pemimpin dengan integritas dan karakter. Itu di tahun 2003, dua
tahun setelah runtuhnya Enron dan delapan tahun sebelum Medtronic, dibawah CEO yang lain,
membayar lebih dari dua puluh tiga juta dollar untuk mengatur klaim untuk membayar
kesalahan mereka. Hal ini menunjukan, seorang pemimipin yang memiliki keaslian, seperti
James Goodnight dari perusahaan software raksasa SAS merupakan seorang bintang dari
keteguhan dan disiplin.
5. “Level 5 leader”
Seperti yang digambarkan seorang pebisnis hebat Jim Collins, pemimpin level 5 mengejar
tujuan dengan kegigihan seperti seekor singa dan kerendahan hati seperti seekor domba. Orang
seperti ini sangat sulit dicari. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang murah hati,
bertanggung jawab, dan meletakkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi.
Meskipun banyak entrepreneur yang dikatakan merupakan pemimpin level 5, yang perlu dilihat
apakah mereka bisa menekan ego mereka sendiri dalam menjalankan perusahaan atau tidak.
6. Mindful leader
Terlalu banyak pemimpin yang menjalani kepemimpinan mereka berdasarkan pada asumsi
lama dan aturan-aturan yang tidak praktis. Jika pemimpin tersebut memberikan perhatian pada
lingkungan mereka, memperhatikan, menganalisa dan yang paling penting, mendengarkan
orang lain, maka mereka akan menanyakan pertanyaan yang lebih pintar, dapat mendeteksi
perubahan yang terjadi, dan dapat menjadi pelajar yang lebih baik. Kesadararan ini akan lebih
mudah dilakukan oleh para pemimpin muda, yang belum tercemar oleh pemikiran-pemikiran

6
lama dan kebiasaan-kebiasaan lama. Tapi perusahaan raksasa juga seringkali melahirkan
pemimpin-pemimpin yang mindful.
7. Narsisme
Diluar para pemimpin yang hebat, terdapat juga beberapa pemimpin yang tidak patut dicontoh.
Beberapa diantaranya adalah pemimpin yang terlalu mencintai dirinya sendiri, atau yang biasa
kita kenal dengan nama pemimpin yang narsis. Pemimpin yang narsis tidak mendengarkan
orang lain, tidak ingin belajar, tidak ingin mengajar, dan tidak suka jika ada pendapat yang
berbeda dari pendapat mereka. Tapi tidak semua pemimpin yang narsis itu buruk. Psikoanalisis
Michael Maccoby menggambarkan satu tipe narsis yang tidak terlalu buruk. Contoh pemimpin
seperti ini adalah Bill Gates dan Andy Grove. Mereka adalah pemimpin yang visionaris, dan
mampu membawa orang-orang mengikuti visi yang mereka buat. Tipe pemimpin seperti ini
ternyata memiliki pendamping yang mampu menutupi kekurangan mereka, dan tetap menjaga
mereka utnuk rendah hati.
8. ”No-excuse” leadership
Kemiliteran tampaknya merupakan suatu tempat yang memiliki pembelajaran kepemimpinan
yang tinggi dan tidak pernah berakhir. Kepemimpinan yang “no-excuse” merupakan tipe
kepemimpinan yang biasanya terdapat di dunia militer. Tipe kepemimpinan ini akan mampu
membuat keputusan dengan cepat, bersikap tegas dan keras, dan menunjukan mental yang kuat.
Ini merupakan suatu kebetulan ketika penelitian di tahun 2006 menunjukan bahwa perusahaan
yang dipimpin oleh mantan militer mengungguli S&P 500, dan pemimpin tersebut bertahan
lebih lama dalam pekerjaan mereka. Contoh pemimpin ini adalah Frederick Smith, mantan
angkatan laut yang menjalankan FedEx selama lebih dari 40 tahun.
9. Menular
Richard Boyatzis dan Annie McKee menyebutkan bahwa emosi itu menular: Moral seseorang
dapat naik dan turun sesuai dengan mood dari sang pemimpin. Pemimpin yang positif dan
bersemangat dapat menularkan hal itu kepada bawahan mereka dan menularkan antusiasme
yang positif dalam perusahaan. Merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa Anda harus
dengan cermat menghitung dan merancang perusahaan Anda, dan seberapa banyak hal itu akan
mempengaruhi kehidupan pribadi Anda. Seorang pemimpin harus mampu memisahkan
permasalahan pribadi dari kehidupan profesional mereka.
10. Melayani
Pemimpin tipe ini adalah pemimpin yang bersedia untuk melayani bawahannya, tidak tertutup
pada batasan jabatan. Pemimpin tipe ini akan bersedia untuk pertama kali melayani, dan
bersedia menjadi contoh agar bawahan mereka dapat bekerja dengan lebih baik. Tipe-tipe
pemimpin ini adalah mereka yang memiliki empati yang besar, peduli, dan mau
menyembuhkan.
11. Storyteller
Seorang pemimpin harus mampu bercerita: tentang dirinya sendiri, tentang perusahaan, tentang
apa yang dilakukan pegawai mereka, dan tentang apa yang akan dilakukan mereka di masa
depan. Menceritakan cerita membangkitkan emosi yang tidak dapat dibantah siapapun juga.
Tidak heran, jika tipe pemimpin seperti ini banyak terdapat dan cocok untuk para entrepreneur,
karena para entreprenur membangun sendiri cerita mereka, dan merekalah yang benar-benar
mengerti cerita mereka.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yangmemuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satisfaction),melalui
pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan dankebutuhan pemberi
pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan yangdiselenggarakan secara efisien
(institutional satisfaction).
Interaksi ketiga pilar utamapelayanan kesehatan yang serasi, selaras dan seimbang,
merupakan paduan darikepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang
memuaskan (satisfactory healty care). Oleh karena itu, ketika terjadi banyak perubahan dalam
sistem pelayanan kesehatanmaka para pemimpin perawat harus berpartisipasi secara aktif dan
proaktif untukmencari jalan bagaimana mempengaruhi pengambil keputusan dalam sistem
pelayanankesehatan dan membuat untuk didengar suaranya oleh mereka. Para pemimpin perawat
memiliki kapasitas kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan publik sepanjangmereka memiliki
berbagai potensi kepemimpinan.

3.2 Saran
Jiwa kepemimpinan sangat dibutuhkan manusia dalam rangka menyelesaikan suatu
permasalahan yang dihadapi atau memimpin diri sendiri agar menjadi pribadi yang terarah dan
lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo,soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Glenz, Karen. 1990. Health Behavior and Health Education, Theory Research and Practice. San
Francisco,oxford: Joosey-Bas Publiser.
C. Maxwell, John, 2001, Mengembangkan Kepemimpinan di Sekeliling Anda, Jakarta : Mitra Media.
Laurie Beth Jones, 1997, Yesus Chief Executive Officer, Penerbit Mitra Utama.
Lembaga Ketehanan Nasional.2001. Kepemimpinan Nasional. Jakarta.
Liliweri, Alo. 2001. Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2008. Kepemimpinan Profesional : Pendekatan Leadership Games.
Yogyakarta : Gava Media
Sutarto. 1989. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. [Yogyakarta] : Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai