Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELAINAN2 PSIKOLOGI YANG TERDAPAT

DALAM MASA KEHAMILAN DANPERSALINAN :DEPRESI


,HIPERMASKULIN,HALUSINASI HIPNAGONIK,PANIC
,DISORDEROBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER (OCD),GGN
POLA MAKAN,GGN BIPOLAR,SCHIZOFRENIA

DOSEN PEMBIMBING

DISUSUN OLEH

EZI OLIVIA ( 191012115201001 )

FALKULTAS KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa


penulis dapat menyelesaikan tugas pratikum yang berjudul.
KELAINAN2 PSIKOLOGI YANG TERDAPAT DALAM MASA
KEHAMILAN DANPERSALINAN :DEPRESI
,HIPERMASKULIN,HALUSINASI HIPNAGONIK,PANIC
,DISORDEROBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER (OCD),GGN
POLA MAKAN,GGN BIPOLAR,SCHIZOFRENIA

Dalam pembuatan referat ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai


pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada ibu ZILFI YOLA PITRI , S.
Tr.Keb.M.Keb yang telah memberikan kesempatan dan memberi
fasilitas sehingga referat ini dapat selesai dengan lancar serta semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu
pembuatan referat ini. Akhir kata semoga referat ini bisa bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata
penulis sampaikan terimakasih.

Bukittinggi ,2 mei 2020

(ezi olivia )
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR....................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.................................................3
B. Rumusan Masalah ........................................3
C. Tujuan ............................................................

BAB II

A. Pengertian nifas .............................................


B. Tahap nifas ...................................................
C. Fisiologi nifas ................................................
D. Nasehat- hasehat pasca ibu melahirkan .........
E. Seksualitas post partum..................................

BAB II TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian .....................................................
II. Interpretasi data .............................................
III.........................................................................Diagnosa
potensial dan antisipasi ..................................
IV........................................................................Tindakan
segera .............................................................
V. Perencanaan....................................................
VI........................................................................Implementas
i.......................................................................
VII.Evaluasi ......................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................
Depresi merupakan gangguan mood yang muncul pada 1 dari 4
wanita yang sedang hamil dan hal ini bukan sesuatu yang istimewa.
Penyakit ini selalu melanda mereka yang sedang hamil, tetapi sering
dari mereka tidak pernah menyadari depresi ini karena mereka
menganggap kejadian ini merupakan hal yang lumrah terjadi pada Ibu
hamil, padahal jika tidak ditangani dengan baik dapat mempengaruhi
bayi yang dikandung Ibu.4,5 Depresi selama kehamilan merupakan
gangguan mood yang sama seperti halnya pada depresi yang terjadi
pada orang awam secara umum, dimana pada kejadian depresi akan
terjadi perubahan kimiawi pada otak. Depresi juga dapat dikarenakan
adanya perubahan hormon yang berdampak mempengaruhi mood Ibu
sehingga Ibu merasa kesal, jenuh atau sedih. Selain itu, gangguan
tidur yang kerap terjadi menjelang proses kelahiran juga
mempengaruhi Ibu karena letih dan kulit muka menjadi kusam.5,6
Selain itu, adanya kekhawatiran akan kandungan, sering muntah pada
awal trimester pertama, dan masalah-masalah lain juga dapat
menyebabkan Ibu depresi. Ibu akan terusmenerus mengkhawatirkan
keadaan bayinya dan ini akan membuat Ibu merasa tertekan.
Reaksi Wanita Hipermaskulin & Total Pasif dalam Menghadapi
Persalinan

REAKSI WANITA HIPERMASKULIN & TOTAL PASIF dalam


MENGHADAPI PERSALINAN

1. Persalinan

Pengertian Persalinan

- Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari


dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono, 1999:180).

- Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri) yang


telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 1998:134).

- Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan


(37–42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001:180).

- Proses membuka dan menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan


lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir. Jadi persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Sarwono, 1999: 1000).

2. Reaksi Wanita Hipermaskulin dalam Menghadapi Persalinan

A. Pengertian Wanita Hipermaskulian

Wanita hipermaskulin adalah wanita yang memiliki sifat yang aktif


dan kejantanan. Pada wanita ini, sejak awal kehamilan dihadapkan
pada perasaan enggan untuk melahirkan tetapi dia ingin memiliki
anak. Dia menganggap bahwa anak dapat menghambat pekerjaan dan
karirnya.
B. Reaksi Wanita Hipermaskulin

Reaksi yang terjadi pada wanita hipermaskulin adalah selalu diikuti


perasaan bahwa dia sangat berharap dan mendambakan anak tetapi
ada konflik batin bahwa dia juga tidak suka mendapatkan keturunan
akibatnya dapat timbul ketidakpercayaan diri pada wanita tersebut,
bahkan dapat mengalami gangguan saraf seperti sakit kepala hebat
pada satu sisi saja atau migraine. Ketika wanita hipermaskulin
mengetahui dirinya hamil, pertama kali akan timbul konflik batin. Dia
merasa seperti bermimpi. Emosi-emosi negatif akan mengikuti wanita
ini. Akibatnya timbul rasa khawatir dan kecemasan yang berlebihan.

C. Kecemasan yang Dirasakan Wanita Hipermaskulin

Kecemasan-kecemasan yang dirasakan diantaranya, yaitu:

1. Bayi yang lahir nanti dapat menghalangi kebahagiaannya.

2. Bayi itu akan menghambat karier dan mengurangi eksistensinya


dalam pekerjaan.

3. Tidak percaya diri apakah dia mampu menjadi ibu dan bisa
merawat bayi.

4. Bakat dan kemampuan ibu dapat mati setelah bayi lahir.

5. Nanti dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri setelah


kelahiran bayinya.
6. Takut tidak dapat membagi waktu antara anak, karier dan
keluarga.

Kecemasan-kecemasan tersebut sebenarnya bersumber dari dirinya


sendiri yang mengalami konflik batin antara dorongan feminitas dan
maskulinitasnya. Disatu sisi dorongan feminitas mendambakan
keturunan sendiri dan secara naluri ingin menjadi ibu tetapi disisi lain
ada dorongan maskulinitas yang lebih mengutamakan karier, jabatan,
prestasi dan eksistensi diri.

Pada proses persalinan, wanita hipermaskulin akan berjuang


mengatasi kecemasan dan ketakutannya tersebut. Kesakitan fisik yang
dialami saat proses persalinan misal pada saat timbulnya kontraksi,
akan diatasi oleh wanita hipermaskulin dengan usahanya sendiri. Dia
akan menganggap bahwa kelahiran bayinya adalah prestasi bagi
dirinya sendiri. Tapi kadang kala usaha tersebut muncul secara
ekstrim dan cenderung bersifat masculine-agresif. Pada proses
persalinan normal hal ini malah berakibat menghambat jalannya
persalinan dan dapat memp melakukan operasi untuk melahirkan
bayinya.

3. Reaksi Wanita Total Pasif dalam Menghadapi Persalinan

A. Pengertian Wanita Total Pasif


Wanita total pasif adalah kebalikan dari hiperaktif, dia tidak terlalu
peduli dan mempunyai sifat pasif yang sangat ekstrim. Pada saat
kehamilan, wanita ini bahan tidak menyadari apa yang dia alami. Dia
merasa tidak bertanggungjawab pada keadaan dirinya dan apapun
yang terjadi pada dirinya. Dia hanya merasa di dalam perutnya
kebetulan ada janin dan kabetulan perutnya yang ditempati janin itu
untuk akhirnya nanti dilahirkan. Dia menganggap bahwa dia tidak
bertaggung jawab atas semua ini karena yang harus bertanggung
jawab untuk proses kelahiran nanti adalah para dokter atau tenaga
kesehatan yang menolongnya.

B. Reaksi Wanita Total Pasif

Pada wanita total pasif, dia merasa tidak perlu tahu tentang
kehamilannya. Dia tidak tahu harus bagaimana dan harus bersikap
seperti apa. Semua hal tentang kehamilannya dianggap tidak ada
gunanya. Suami atau ibunya yang harus mengurus semua ini karena
batinnya dapat terganggu kalau dia harus mengurus kehamilannya.
Reaksi yang terjadi adalah dia akan mengikuti semua nasehat orang
lain. Semua hal yang disarankan orang lain akan selau dilakukan.
Fokus wanita total pasif adalah pada usaha mengenyahkan segala
kekuatannya dan dia tidak tau-menau ada kesakitan dijasmaniah pada
dirinya.
C. Tingkah Laku Wanita Total Pasif

Tingkah laku wanita total pasif selama kehamilannya sangat khas,


yaitu:

1. Bersikap pasif.

2. Bergantung pada ibunya.

3. Menyuruh suami melakukan semua tugasnya.

4. Tingkah lakunya infantil, kekanak-kanakan.

5. Penampakan dirinya sebagai gadis kecil yang main boneka.

6. Merasakan kehamilan dan kelahiran sebagai peristiwa magis


yang menakjubkan.

7. Jika kehamilannya semakin tua wanita ini jadi sangat tidak


sabaran dan menjadi semakin pasif, ia banyak mengeluh dan
mendesak lingkungannya agar kelahiran bayinya bisa dipercepat.

8. Sama sekali tidak merasa bertanggung jawab terhadap benda


yang ada di rahimnya itu.

9. Secara tidak sadar merasakan coitus.

10. Menyerahkan semua tanggung jawab kepada ibunya

11. Mengharapkan ibunya terus menerus menunggui dirinya di saat


hamil dan melahirkan bayinya untuk memberikan atensi pada
kelahiran janinnya kelak.
D. Gangguan Bounding Attachment

Terganggunya ikatan emosional yang dibentuk seseorang dengan


bayinya untuk menghasilkan hubungan emosional yang khusus dan
penuh toleransi sehingga tidak ada kebutuhan biologis yang
fundamental terjadi antara bayi dengan ibunya.

DAFTAR PUSTAKA

http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/11/masa-
persalinan.htmlersulit kelahiran bayi. Pada keadaan selanjutnya
wanita ini akan bersifat hiper-pasive, cenderung kurang peduli dan
akhiranya membiarkan dokter untuk

Bagaimana kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan mental?

Merasa cemas dan bingung merupakan hal yang wajar bagi seseorang
yang menjalani kehamilan atau ketika segera akan melahirkan.
Namun sumber stress tersebut dapat meningkatan risiko seseorang
untuk mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan
gangguan psikosis. Risiko tersebut juga jauh lebih tinggi jika ibu
hamil memiliki riwayat gangguan kesehatan mental serius
sebelumnya.

Masalah kesehatan mental pada ibu hamil juga dapat bertahan hingga
beberapa waktu setelah melahirkan. Tidak hanya itu, masalah
kesehatan mental yang lebih ringan seperti gangguan mood dan
merasa cemas, bisa menjadi lebih serius pada waktu tersebut.
Akibatnya, hal tersebut tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental
dan fisik seorang ibu pasca melahirkan, namun juga dapat
mengganggu kedekatan antara ibu dan bayi yang baru lahir.

Apa saja yang dapat memicu masalah kesehatan mental saat


hamil?

Selain riwayat gangguan kesehatan mental, beberapa hal juga dapat


memicu ibu hamil mengalami gangguan mental, di antaranya:

 Kehamilan pada usia remaja

 Pengalaman mengalami trauma – fisik, emosi ataupun kekerasan


seksual

 Riwayat ketergantungan obat, termasuk perilaku merokok

 Kurangnya dukungan sosial

 Menjadi orang tua tunggal saat hamil


 Memiliki tingkat sosio-ekonomi rendah

 Pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga

 Pengobatan depresi yang tidak tuntas

 Mengalami kesulitan finansial

 Memiliki pemikiran yang bertentangan akan kehamilannya

Masalah kesehatan mental yang mungkin terjadi saat hamil

Berikut beberapa masalah kesehatan mental yang dapat muncul pada


ibu hamil dan bagaimana mengatasinya.

1. Depresi

Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling umum


pada masa kehamilan. Hal ini sering menjadi pemicu, dan muncul
bersamaan dengan gejala gangguan kesehatan mental lainnya
seperti gangguan kecemasan, obsessive-compulsive disorder, dan
gangguan pola makan.

Depresi pada ibu hamil memiliki pola yang bervariasi. Pada trimester
pertama dan ketiga, biasanya depresi akan terasa makin berat, namun
cenderung lebih rendah atau menurun pada trimester kedua.

Depresi saat hamil ditangani sama seperti depresi pada umumnya


dengan pilihan penanganan utama yang aman bagi janin, seperti terapi
perilaku kognitif dan terapi kejiwaan interpersonal.
2. Panic disorder

Gangguan yang dapat muncul saat masa kehamilan meskipun wanita


tersebut tidak memiliki riwayat pernah menderita panic disorder. Hal
ini dapat muncul dari rasa cemas dan stress yang ditandai dengan
peningkatan hormon kortisol.

Jika tidak ditangani, peningkatan kortisol dapat mempengaruhi


perkembangan janin dalam kandungan.

Penanganan tanpa obat dapat dilakukan dengan cara terapi perilaku


kognitif dan supportif, menerapkan teknik relaksasi, penerapan sleep
hygiene ,serta pengaturan pola makan.

3. Obsessive-compulsive disorder (OCD)

OCD adalah gangguan berupa obsesi dan kebiasaan berulang yang


sulit dikendalikan, yang dapat muncul di periode awal masa
kehamilan, dan meningkat seiring masa kehamilan hingga pasca
melahirkan. OCD saat hamil dapat sangat mengganggu aktivitas ibu
hamil dan perlu ditangani dengan terapi perilaku atau dengan
konsumsi obat.

4. Gangguan pola makan

Meskipun hal ini cenderung membaik saat masa kehamilan, namun


gangguan pola masih dapat terjadi saat masa kehamilan. Gangguan
pola makan bukan hanya dapat mempengaruhi kesiapan ibu hamil
untuk melahirkan normal, tapi juga dapat meningkatan risiko depresi
pascamelahirkan serta dapat berdampak melahirkan bayi berat lahir
rendah.

5. Gangguan bipolar

Bipolar disorder merupakan gangguan yang terjadi secara kambuhan


pada ibu hamil, namun kejadiannya lebih sering terjadi pasca
melahirkan.

Seperti gangguan bipolar pada umumnya, hal ini dapat diatasi dengan
menggunakan obat mood stabilizer, namun memerlukan pemeriksaan
serta pertimbangan risiko beserta manfaat. Meskipun demikian,
pengawasan kondisi kejiwaan dan perilaku dari ibu hamil dengan
bipolar adalah hal yang paling penting.

6. Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan psikosis yang dapat meningkat ataupun


menurun pada masa kehamilan. Ibu hamil dengan gangguan ini
membutuhkan pengawasan dan penanganan oleh dokter.

Skizofrenia berdampak pada kesehatan ibu dan bayi akibat mendapat


perawatan yang tidak sesuai, bisa memicu lahir prematur dan berat
lahir rendah, hingga kematian janin dan ibu hamil.

Penanganan gejala psikosis akut pada masa kehamilan sangat


diharuskan, untuk mengurangi intensitas dan dampak skizofrenia. Hal
ini mencakup dukungan, pengobatan, dan penanganan intensif di
rumah sakit. Terapi elektroconvulsive juga diperlukan untuk
menangani gejala depresi pada penderita

Anda mungkin juga menyukai