“TABIR SURYA”
Dosen Pembimbing:
Apt.Titi Pudji Rahayu. M Farm
Disusun Oleh:
Kelompok 1/Golongan B1/ Farmasi 3B
ii
C. PELAKSANAAN............................................................................12
I. Alat-alat yang Digunakan.........................................................12
II. Cara kerja : Formulasi dan Evaluasi Sediaan............................13
III. Kemasan, Brosur dan Etiket......................................................16
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................18
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................21
A. Kesimpulan......................................................................................21
B. Saran.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
LAMPIRAN .......................................................................................................24
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kemasan.............................................................................................16
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I. PENDAHULUAN
1
Penggolongan tabir surya didasarkan pada persen transmisi sinar UV
antara lain:
Regular suntan 6 — 12 45 — 86
Fast tanning 10 — 18 45 — 86
1. Mempunyai nilai SPF yang tinggi sehingga dapat lebih lama menjaga kulit
dari sengatan sinar matahari.
Sun Protection Factor (SPF) Salah satu parameter tabir surya yang
baik adalah memiliki nilai SPF yang tinggi, sehingga mampu melindungi kulit
dalam jangka waktu cukup panjang (Caswell, 2001). Nilai SPF menunjukkan
tingkat lamanya tabir surya bisa melindungi kulit dari radiasi sinar matahari
(UV) atau berapa lama bisa berada di bawah sinar matahari tanpa membuat
kulit terbakar (sunburn). Semakin tinggi nilai SPF, semakin besar
perlindungan terhadap kulit. Kulit yang terpapar sinar matahari tanpa
dilindungi tabir surya akan menghitam setelah 10 menit. Krim dengan nilai
2
SPF 2 artinya memiliki waktu 2x10 menit = 20 menit, bagi konsumen
terlindung dari radiasi sinar matahari (Allen, 2010).
3
2. Bagaimana cara membuat tabir surya ?
3. Apa saja evaluasi sediaan tabir surya ?
1.3 Tujuan Formulasi
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui sediaan tabir surya
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan tabir surya
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui evaluasi yang dilakukan pada
sediaan tabir surya
1.4 Manfaat formulasi
Manfaat dalam praktikum ini yaitu memberikan ilmu dan
pengetahuan dalam bidang kefarmasian dan sebagai pembelajaran
mengenai cara membuat tabir surya dalam bentuk sediaan sunscreen dan
kontrol kualitasnya dengan baik dan benar.
4
A. PRAFORMULASI
I. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Zinc Oksida (FKUI farmakologi dan terapi, 2005)
Farmakokinetik Zinc Oxide adalah obat ringan dengan sifat
antiseptik yang menenangkan dan melindungi.
Obat ini bekerja sebagai pelindung untuk
mencegah iritasi kulit dan membantu
menyembuhkan kulit yang rusak, juga dapat
membantu melindungi dari radiasi UV dan
sengatan sinar matahari.
Indikasi Obat kulit untuk ruam popok dan iritasi ringan.
5
RI, 1995) Berwarna putih atau hampir putih, tidak
berasa, serbuk granul. Higroskopis setelah
dikeringkan.
2. Struktur kimia dan Berat Molekul
Berat molekul 138,1
6
dapat terjadi pada pH dibawah 2 dan ketika
dicampurkan dengan etanol (95%).
Propilen Glikol 1. Organoleptik
(Depkes RI, Tidak berwarna, tidak ber bau, rasa agak
1975) manis
2. Struktur kimia dan Berat Molekul
CH3-CH[OH]-CH3OH
BM: 76,10
3. Ukuran partikel, bentuk, luas permukaan
Cairan kental
4. Kelarutan
Dapat tercampur dengan air , dengan etanol
(95%) P dan dengan kloroform P: larut dalam
6 bagian eter P : tidak mudah tercampur
dalam minyaktanah P dan minyak lemak eter
dan dalam pelarut organik lain.
5. Stabilitas
-
6. Titik lebur
185o – 189o C
7. Higroskopis
higroskopis
8. Inkompaktibilitas
-
7
BM: 152,15
3. Ukuran partikel, bentuk, luas permukaan
Bentuk serbuk
4. Kelarutan
Sukar larut dalam air, sukar larut dalam
benzene, sukar larut dalam tetraklorida,
mudah larut dalam etanol dan eter
5. Stabilitas
Mudah terurai oleh cahaya
6. Titik lebur
125-128°C
7. Higroskopis
higroskopis
8. Inkompaktibilitas
Dengan senyawa bentonite, magnesium
trisiklat, talk, tragakan, sorbitol, atropine.
8
4. Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air, mudah larut
dalam etanol dan eter , sukar larut dalam air
mendidih
5. Stabilitas
Kelarutan dalam air pada pH 3-6 bisa 14
disterilkan dengan autoclaving tanpa
mengalami penguraian, pada pH 3-6
kelarutan dalam air stabil (penguraian <10%)
6. Titik lebur
95-98°C
7. Higroskopis
higroskopis
8. Inkompaktibilitas
Dengan senyawa magnesium trisiklat,
magnesium silikat
9
bercampur dengan semuapelarut organik
6. Stabilitas
Larutan etanol encer disterilisasi dengan
autoklaf atau dengan filtrasi
7. Titik lebur
−114,14
8. Higroskopis
-
9. Inkompaktibilitas
Dalam kondisi asam, larutan etanol dapat
bereaksi dengan bahan pengoksidasi
campuran alkali warnanya dapat menjadi
gelap disebabkan oleh reaksi dengan
sejumlah residu aldehid. Garam
organik/akasida dapat mengendapkan dari
larutan encer atau dispersi. Larutan etanol
juga inkompatibel denga yang mengandung
alumunium dan dapat berpengaruh
dengan sejumlah obat
Parfum 1. Organoleptik
2. Struktur kimia bentuk luas permukaan
3. Ukuran partikel bentuk luas permukaan
4. Kelarutan
5. Stabilitas
6. Titik lebur
7. Higroskopis
8. Inkompaktibilitas
Aquadest 1. Organoleptik
(Depkes RI, cairan jernih, tidak berwarana, tidak berbau,
1995) dan tidak berasa.
2. Struktur kimia bentuk luas permukaan
10
BM:18,82 g/ml
11
B. FORMULASI
I. Permasalahan
Dapat terjadi kerusakan terhadap sediaan tabir surya, hal ini
dipengaruh oleh adanya mikroba. seperti misalnya hilangnya warna,
timbul kekeruhan, atau timbulnya bau
II. Pengatasan Masalah
Penambahan zat pengawet nipagin/nipasol digunakan untuk
menghindari rusaknya sediaan tabir surya
III. Macam-macam Formula Standar (Disertai Literatur)
-
IV. Formula yang diajukan
Tabel 1. Formula dasar pembuatan shampo
Bahan % Konsentrasi
Zink Oksida 2,5 %
CMC-Na 3%
Propilen Glikol 5%
Nipasol/nipagin 0,2 %
Etanol 96% Qs
Parfum Qs
Aquades Ad 10 gram
Perhitungan Bahan :
2,5
a. Zink Oxide = x 10 g = 0,25 g
100
3
b. CMC Na = x 10 g = 0,3 g
100
12
5
c. Propile Glikol = x 10 g = 0,5 g
100
0,2
d. Nipasol/Nipagin = x 10 g = 0,02 g
100
C. PELAKSANAAN
I. Alat-alat yang digunakan
1. Bekker glass 7. Gelas ukur
2. Magnetic stirrer 8. Kompor listrik
3. Termometer 9. Evaporasi
4. Batang pengaduk 10. pH meter
5. Wadah tabir surya 11. Botol maserasi
6. Neraca analitik
13
b. Evaluasi Fisik Organoleptis
1. Pengamatan Organoleptis
Pengamatan organoleptis terhadap sediaan krim tabir
surya meliputi bau, warna, pertumbuhan jamur, terbentuk
lapisan pada permukaan krim, dan homogenitas.
2. Tipe Emulsi
Tipe emulsi dievaluasi dengan mengoleskan sediaan krim
di atas kaca objek dan kemudian ditambah larutan meilen
blue dalam air kemudian diamati di bawah mikroskop
polarisasi. Tipe emulsi merupakan air dalam minyak
apabila fase air terwarnai oleh metilen blue.
3. Uji Sentrifugasi
Sebanyak 10 gram krim dimasukkan ke dalam tabung
sentrifugasi, disentrifuga pada suhu ruang 250C dengan
kecepatan 3800 selang waktu 30 menit selama 5 jam.
Sistem emulsi yang stabil menunjukkan tidak terjadinya
pemisahan fase setelah disentrifuga. Kecepatan 3800 rpm
mengindikasikan bahwa sediaan stabil selama setahun
pada suhu ruang.
4. Uji Freeze-Thaw
Penyimpanan pada siklus freeze thaw dilakukan untuk
melihat stabilitas fisik krim setelah disimpan selama tiga
puluh hari pada suhu yang berbeda yaitu 4oC dan 40oC.
Penyimpanan dilakukan dalam enam siklus dan satu
siklus berlangsung selama tiga hari pada masing - masing
pada masing- masing suhu. Krim ditimbang ± 2 gram,
dimasukkan ke dalam beberapa vial dan disimpan dalam
lemari es (suhu 4oC) selama tiga hari, kemudian
dilanjutkan dengan menyimpan sediaan di dalam climatic
chamber (suhu 40oC) pada waktu yang sama. Kemudian
diamati keterpisahan fasenya.
14
5. Homogenitas Sediaan
Homogenitas krim dievaluasi dengan mengoleskan
sediaan pada permukaan kaca objek kemudian disebarkan
dengan bantuan kaca objek yang lain untuk mendapatkan
permukaan yang homogen.
6. Uji pH
Sediaan yang memiliki kestabilan fisik yang baik diukur
pH nya dengan pH meter Beckman. Dilakukan dengan
cara mencelupkan elektroda pH ke dalam setiap batch
sediaan krim tabir surya. Setelah elektroda tercelup, pH
meter dinyalakan kemudian didiamkan hingga layar pada
pH meter menunjukkan angka yang stabil. Pengukuran
pH dilakukan pada hari ke 0, 1, 7,14, 21, dan 28.
7. Uji Viskositas
Sediaan diukur viskositasnya dengan menggunakan
Viskometer Helipath Stand Spindle Ranges for RV
dengan spindel TC dan putaran 5 rpm. Pengukuran
viskositas dilakukan pada hari ke 0, 1, 7,14,21, dan 28
15
III. Kemasan, Brosur dan Etiket
1. Kemasan
KOMPOSISI: Diformulasikan
Zink Oksida, CMC
Na, Propilen Glikol,
SELINA dengan SPF 30 dan
PA+++ memiliki SELINA
Nipasol/Npagin, SUN PROTECTION tekstur yang ringan SUN PROTECTION
Etanol 96%, Parfum, membantu melindungi
akuades kulitmu dari sinar UV
yang aktif.
PEMAKAIAN
Oleskan 15-30
menit pada area
wajah dan leher
SPF 30 Simpan ditempat
SPF 30
sebelum PA +++ yang sejuk PA +++
beraktivitas dilura
ruangan.
Gambar. 1 Kemasan
16
2. Browsur dan Etiket
SELINA
Apotek Ainun Farma
SUN PROTECTION SPF 30 PA +++ Jl. Yos sudarso Gombong No. 31
Apoteker : Apt.Septin Ainun K, S.Pharm.
Komposisi :
SIA : C11800189
Zink Oksida 2,5 %
No : ..........
CMC-Na 3%
Tanggal :........
Propilen Glikol 5%
Nama : .........
Nipasol/nipagin 0,2 %
Etanol 96% Qs
OBAT LUAR
Parfum Qs
Aquades Ad 10 gram
Farmakokinetik :
Zinc Oxide adalah obat ringan dengan sifat Gambar. 2 Brosur dan etiket
antiseptik yang menenangkan dan melindungi.
Obat ini bekerja sebagai pelindung untuk
mencegah iritasi kulit dan membantu
menyembuhkan kulit yang rusak, juga dapat
membantu melindungi dari radiasi UV dan
sengatan sinar matahari.
Indikasi :
Obat kulit untuk ruam popok dan iritasi ringan.
Kontra-Indikasi :
Riwayat hipersensitivitas, peringatan adanya
defisiensi tembaga diperlukan pada penggunaan
zinc jangka panjang.
Efek Samping :
Gatal-gatal, ruam, sulit bernafas, pembengkakan
Cara pemakaian
17
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan
3.1.1 Evaluasi Sediaan Tabir Surya
3.1.1.1 Organoleptis
3.1.1.2 Homogenitas
Pada sediaan tabir surya yang dihasilkan homogen ditandai
dengan tidak adanya partikel kasar yang tersebar dalam sediaan
tabir surya.
3.1.1.3 Tipe Emulsi
Pada penentu tipe emulsi sediaan tabir surya ini digunakan
metilen blue,hasil pengamatan percobaan sediaan ini memiliki
tipe emulsi minyak dalam air (M/A) .
3.1.1.4 Uji pH
Uji kestabilan Ph dilakukan menggunakan kertas Ph. Nilai pH
sediaan yang diperoleh adalah:
Percobaan 1 : 7
Percobaan 2 : 7
Percobaan 3 : 7
18
3.1.2 Pembahasan
Tabir surya merupakan salah satu contoh sediaan kosmetik
pelindung yang berperan untuk melindungi kulit utamanya dari
bahaya sinar matahari khususnya sinar ultraviolet.
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk membuat sediaan
tabir surya seta mampu mengevaluasi sediaan tabir surya. Bahan
yang digunakan untuk pembuatan sediaan tabir surya antara lain
zink okside sebagai bahan aktif yang berkhasiat UV filter serta
mampu menyerap radiasi UVA dan UVB. CMC-Na yang
digunakan dalam formulasi berfungsi sebagai gelling agent.
Propilen glikol pada sediaan ini digunakan sebagai humektan atau
untuk menjaga kelembaban sediaan. Pengawet yang digunakan
dalam formulasi berupa nipagin yang digunakan secara luas
sebagai pengawet antimikroba dalam produk kosmetik, makanan,
dan minuman. Bahan pengaroma yang digunakan yaitu aroma
melon serta aquadest sebgai zat tambahan dalam formula ini.
Langkah pembuatan sediaan tabir surya yaitu menimbang
semua bahan yang perlukan. Masukan CMC-Na kedalam mortir
dan tambahkan aquadest yang telah dipanaskan (dengan
perbandingan 10x berat CMC-Na), lalu gerus dan aduk hingga
tidak adanya gumpalan (M1). Lalu larutkan zink oksida dengan
etanol 96%, setelah larut tambahkan nipagin dan PEG (M2).
Kemudian campurkan M2 kedalam M1 dam ditambahkan sisa
aquadest tersebut secara sedikit demi sedikit, ditambahkan parfum
melon dan aduk hingga homogen. Setelah sediaan gel tabir surya
jadi maka dilakukan evaluasi sediaan.
Evaluasi sediaan gel tabir surya yang pertama adalah uji
organoleptis dengan mengamati warna, bentuk, dan aroma sediaan
gel tabir surya. Pada uji ini diperoleh warna putih, bentuknya gel,
dan aromanya melon. Uji homogenitas dilakukan dengan
memindahkan sedikit sediaan tabir surya ke kaca arloji dan ditutup
dengan kaca arloji yang lainnya kemudian diamati homogenitasnya
19
dibawah sinar. Hasil uji homogenitas sediaan tabir surya yang kami
buat terdispersi sempurna dan tidak ada partikel kasar dalam
sediaan sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan tabir surya
yang dibuat telah homogen. Uji tipe emulsi yang dilakukan dengan
cara memindahkan sedikit sediaan tabir surya ke kaca preparat lalu
ditetesi dengan metilen blue dan ditutup dengan kaca objek, setelah
itu diamati dibawah mikroskop. Apabila terdapat bercak atau garis
biru banyak pada hasil mikroskop maka tipe emulsi sediaannya
yaitu air dalam minyak (A/M), atupun sebaliknya apabila bercak
atau garis biru yang dihasilkan sedikit maka tipe emulsinya yaitu
minyak dalam air (M/A). Hasil uji tipe emulsi sediaan tabir surya
ini yaitu memiliki tipe emulsi minyak dalam air (M/A). Uji pH
dilakukan menggunakan kertas pH yang dicelupkan ke dalam
sediaan tabir surya dan dilakukan pencocokan kertas pH dengan
indikator Ph universal yang tertera dalam kotak pH. Nilai pH
sediaan yang diperoleh pada percobaan I, II, dan III yaitu 7. Pada
sediaan yang kami buat telah memenuhi persyaratan sediaan tabir
surya yang baik karena syarat tabir surya yang baik memiliki pH
berkisar antara 4,5-7,5. Evaluasi sediaan yang terakhir adalah uji
freeze-Thaw untuk melihat pengaruh suhu terhadap pemisahan fase
krim. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa sediaan krim tabir
surya tidak stabil karena terjadi pemisahan antara krim dengan fase
air pada hari pertama. Pada proses freeze thaw terbentuk kristal air
yang memiliki struktur lebih teratur dan rapat sehingga krim tidak
dapat mengalir. Pada hari kedua dan ketiga fase air membeku dan
cenderung menyusut, sehingga terjadi penyempitan ruang fase air
dan menyebabkan globul minyak saling berdekatan atau cenderung
bergabung membentuk ikatan antar partikel yang lebih rapat,
akibatnya kekentalan sediaan jadi meningkat.
20
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Tabir surya merupakan salah satu contoh sediaan kosmetik
pelindung yang berperan untuk melindungi kulit utamanya dari
bahaya sinar matahari khususnya sinar ultraviolet.
bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan tabir surya pada
praktikum kali ini yaitu zink oksida sebagai bahan aktif, CMC-Na
sebagai gelling agent, propilen glikol sebagai humektan, nipagin
sebagai pengawet, parfum sebagai pengaroma, serta etano 95% dan
aquadest sebagai pelarut atau zat tambahan.
Hasil organoleptis pada sediaan tabir surya ini diperoleh warna
putih, bentuk gel,dan aroma melon.
Hasil uji homogenitas yang dihasilkan pada sediaan adalah sediaan
yang homogen
Hasil uji tipe emulsi pada sediaan menghasilkan sediaan yang
memiliki tipe minyak dalam air (M/A)
Hasil uji pH sediaan tabir surya yang diperoleh pada percobaan I,
II, dan III adalah 7
4.2. Saran
Saat pembuatan diperhatikan kembali prosedur kerja pada karena itu
akan mempengaruhi hasil sediaan
Diperhatikan kebersihan pada saat pembuatan formulasi agar sediaan
yang dibuat dapat dikonsumsi
Pada saat melakukan evaluasi dilakukan dengan benar dan sesuai
dengan prosedur agar formulasi memenuhi persyaratan
21
DAFTAR PUSTAKA
Calder, P.,C., Alberts, R., Antoine, J.,M., Blum, S.,S., Bourded S., R., Ferns,
G.,A, et al,2009, Inflammatory disease proccesses and interactions with
nutrition . Brit. J. Nutr, 101,S1-45.
Damogalad, V., Edy H. J., Supriati H. S., 2013, Formulasi Krim Tabir Surya
Ekstrak Kulit Nanas (Ananas Cosmosus L. Merr) dan Uji In Vitro
Nilai Sun Protecting Factor (SPF), Jurnal Ilmiah Farmasi, Mei, Vol. 2,
No. 02, 40,42 dan 43.
Lestari, P.M., Sutyasningsih R.B and Ruhimat. 2013. The Influence of Increace
Concentration Polivinil Alcohol (PVA) As a Gelling Agent On Physical
Properties of The Peel-Off Gel Of Pineapple Juice (Ananas comosus L).
Asian Societies of Cosmetic Scientists Conference.
Lionetti N. and Rigano L., 2017, The New Sunscreens among Formulation
Strategy, Stability Issues, Changing Norms, Safety and Efficacy Rowe,
22
Raymond C.2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed.,London :
Pharmaceutical Press Evaluations, Cosmetics, 4 (2), 15.
Wilkinson, J. B. dan Moore, R. J., 1982, Harry’s Cosmeticology, 7th Ed., 223-
224, 236
23
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Praktikum
24
Uji freeze-Thaw
Hari ke 1 Hari ke 2
Hari ke 3
25
Lampiran 2. Acc perhitungan
26
27