Anda di halaman 1dari 2

Pertanyaan serta Jawaban dari Presentasi kelompok 1:

Moderator : Arum Putri Nata

1. Pertanyaan : Dari Arum Putri Nata


Penjawab : Anisa Dian

o Pertanyaan:
Setiap Kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang
tidak seharusnya ,Bagaiamana andil rumah sakit dalam hal tersebut?
o Jawaban :
“Jika penyebabnya adalah tindakan dokter, maka dokter yang harus bertanggung jawab. Sedangkan
jika disebabkan oleh kesalahan dalam perawatan, maka itu menjadi tanggung jawab rumah sakit.
Dan yang menentukan adalah pengadilan,” tuturnya saat dihubungi detikHealth, Senin (24/5/2010).

Jika secara pidana dokter akan menanggung sendiri akibat dari tindakannya, maka secara perdata
tidak selalu demikian. Sebab Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) mengenal
perbuatan hukum tidak langsung, seperti tercantum dalam pasal 1367.

Pasal tersebut mengatakan, seseorang bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan oleh
perbuatan orang yang menjadi tanggungannya atau pengawasannya. Jika dokter bekerja untuk
rumah sakit, maka seharusnya dokter tersebut berada di bawah pengawasan rumah sakit.

Ini berarti rumah sakit juga punya tanggung jawab atas tindakan dokter yang menyebabkan kerugian
bagi pasien. Karena itu, tidak salah jika tuntutan ganti rugi juga ditujukan kepada rumah sakit.

Bahkan dalam beberapa kasus, pasien lebih punya kepentingan dengan gugatan perkara perdata
dibandingkan pidana. Sebab sanksi pidana lebih ditujukan untuk memberi efek jera, sementara di
ranah perdata pasien akan mendapat ganti rugi materi jika berhasil memenangkan perkara.

Sementara itu jika mengadu ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI), pasien
diharuskan untuk mencantumkan tempat praktik dokter serta waktu tindakan itu dilakukan. Jika
tindakan dilakukan di rumah sakit, maka nama rumah sakit harus dicantumkan.

Hanya saja ini bukan berarti bahwa MKDKI punya wewenang untuk menjatuhkan sanksi terhadap
rumah sakit, sebab investigasi MKDKI hanya berlaku internal di kalangan profesi kedokteran. Bahkan
keputusannya tidak selalu dipakai di pengadilan, hanya jika memang diperlukan saja.

Bagaimanapun rumah sakit juga memiliki tanggung jawab atas layanan kesehatan yang
diselenggarakannya. Demikian pula dokter yang juga bukan profesi yang kebal hukum, sehingga
pasien dapat mengadu apabila timbul kerugian akibat malpraktik.

Namun untuk membuktikan malpraktik amatlah sulit, apalagi jika dokter sudah melakukan tindakan
sesuai standar. Jalan damai yang akhirnya dipilih oleh kedua belah pihak yang bersengketa.
2. Pertanyaan : Rika lionita
Penjawab : Alifia nurkarisma

o Pertanyaan
Apakah masih banyak deskriminiasi di Rumah sakit pada saat ini dan bagaiamana cara
supaya menghindari dari hal tersebut?
o Jawaban
Bentuk stigma dan diskriminasi ini sangat bervariasi, mulai dari penempatan papan status
pasien secara terbuka pada tempat pelayanan, bergosip atau membicarakan tentang status
pasien, pelecehan secara verbal maupun sikap, menghindari untuk melayani pasien ODHA,
mengisolasi pasien ODHA, membuka status HIV tanpa persetujuan ataupun merujuk tes HIV
tanpa diberikan konseling, serta berbagai macam jenis lainnya. Seringkali mereka tidak
menyadari bahwa apa yang mereka lakukan memberikan dampak secara psikologis tidak
hanya terhadap pasien, tetapi juga lingkungan sekitar. Hal tersebut menyebabkan orang
tidak mau atau terlambat mengakses layanan kesehatan karena takut stigma dan
diskriminasi tersebut akan menimpa dirinya.Stigma dan diskriminasi yang dilakukan oleh
petugas kesehatan pada dasarnya disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan
komprehensif.

3. Pertanyaan : Djenia Bugis


Penjawab : Anisa Dian
o Berikan contoh insiden berbahaya yang dilakukan oleh pasien?
o Jawaban
1. Insiden berbahaya
2. Insiden tidak berbahaya
3. Tidak ada kerugian karena hasil mitigasi
4. Insiden perusakan berat
5. Kematian
6.Pasien pergi ke kamar mandi tanpa izin terlebih dahulu kepada perawat
Sehingga mengakibatkan selang infus lepas
7.pasien tidak minum obat sesuai dengan anjuran yang telah diberikan
8.pasien merahasiakan atau tidak jujur terhadap kondisi/keluhan yang ia alami.

4. Pertanyaan : Mia
Penjawab : Ibu Lembah
o Pertanyaan
Bagaimana jika pelayanan dirumah sakit tidak sesuai UU dan apa sanksi untuk rumah sakit?
o Jawaban
Pasien berhak melaporkan/komplain kepada pihak rumah sakit terlebih dahulu, lalu pasien
juga berhak mengirim keluh kesah atas kejadian tersebut kepada Dinas kesehatan didaerah tersebut.
Sehingga dinas kesehatan akan melakukan penindak lanjutan dan menyelidiki kasus tersebut kepada
Pihak rumah sakit yang bersangkutan.Jika memang Rumah sakit terbukti akan hal itu,Rumah sakit
akan mendapatkan kan sanksi ,karena tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik dirumah sakit
sudah tertulis dalam Undang-indah.
Dari situlah dinas kesehatan akan memberikan penilaian atas standart yang bagus atau tidak dari
setiap rumah sakit.Hal tersebut merupakan salah satu dari sanksi yang didapatkan oleh pihak rumah
sakit tersebut

Anda mungkin juga menyukai