Makalah Kelompok 4 LIP

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENDIDKAN DAN PERUBAHAN BUDAYA


MODERNISASI DAN PEMBANGUNAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Ilmu Pendidikan

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

Tomi Apra Santosa


Eria Marina Sepriyani
Auliani Arafah

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Azwar Ananda, MA

MAGISER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai sebuah proses pengembangan sumberdaya
manusia agar memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individu
yang optimal memberikan relasi yang kuat antara individu dengan
masyarakat dan lingkungan budaya sekitarnya. Lebih dari itu pendidikan
merupakan proses “memanusiakan manusia” dimana manusia diharapkan
mampu memahami dirinya, orang lain, alam dan lingkungan budayanya. Atas
dasar inilah pendidikan tidak terlepas dari budaya yang melingkupinya
sebagai konsekwensi dari tujuan pendidikan yaitu mengasah rasa, karsa dan
karya. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut menuai tantangan sepanjang
masa karena salah satunya adalah perbedaan budaya.1
Setiap manusia selama hidup dapat dipastikan akan mengalami
banyak sekali peru ahan-perubahan. Perubahan dapat berupa yang menarik dan
perubahan yang tidak menarik. Ada pula perubahan yang pengaruhnya
masih terbatas dan ada pula yang luas serta perubahan yang bergerak
secara lambat dan perlahan. Tidak ada kehidupan masyarakat yang
terhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa. Perubahan-perubahan
tersebut dapat berupa nilai sosial, norma sosial, pola perilaku masyarakat,
atau lembaga lainnya.2
Karena kehidupan itu dinamis, maka perubahan yang terjadi adalah suatu
fenomena yang lumrah atau normal pengaruhnya bahkan bisa menjalar
dan merambah kebagian belahan dunia lain dengan cepat dan efektif
karena didukung oleh kemajuan komunikasi yang canggih dan modern.

1
Rustam Ibrahim, Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, Dan Relevansinya
Dengan Tujuan Pendidikan Islam,ADDIN, Vol. 7 No.1, 2013:1-26
2
Syukri Azwar Lubis, Dampak Perubahan Sosial Terhadap Pendidikan, Al-Ikhtibar
( Jurnal Ilmu Pendidikan), Vol. 5 No.2, 2018:633-643
Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi tanpa kita sadari juga sangat
mempengaruhi perubahan sosial yang juga akan berdampak pada pendidikan.3
Modernisasi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, karena
modernisasi merupakan salah satu perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat. Masyarakat tidak bisa menghindarinya karena setiap masyarakat
manusia selalu mengalami perubahan dan selalu ingin berubah.
Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan
fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunya
kepentingan yang tak terbatas.4 Penulisan makalah ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang pendidikan dan perubahan budaya serta modernisasi
dan pembangunan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?
2. Apa saja unsur dan fungsi dari pendidikan ?
3. Apa saja faktor determinan dalam pendidikan ?
4. Apa yang dimaksud dengan perubahan budaya ?
5. Apa faktor yang mempengaruhi perubahan budaya ?
6. Bagaimana faktor penghambat dan pendorong perubahan budaya?
7. Apa saya unsur dari perubahan budaya ?
8. Apa yang dimaksud dengan moderniasai dan pembangunan ?
9. Bagaimana peran pendidikan dalam perubahan budaya ?
10. Bagaimana hubungan Pendidikan dan Perubahan Sosial Budaya
terhadap Modernisasi Pembangunan ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk memahami dan mengetahui secara mendalam tentang pendidikan
dan perubahan budaya serta modernasisasi dan pembangunan.

3
Syamsidar, Dampak Peraubahan Sosial Budaya Terhadap Pendidikan, Al-Irsyad Al-Nafs,
Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, Vol.2 No. 1, 2013:82-92
4
Ellya Rosana, Modernisasi Dalam Perspektif Perubahan Sosial, Al-Adyan, Vol. 10 No.1,
2015:67-82
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan
Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata pedagogik yaitu ilmu
menuntun anak.5 Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare artinya
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang
dibawa waktu lahir di dunia.6 Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai
Erziehung sama dengan educare bahwa pendidikan artinya membangkitkan
kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak.7 Dalam
bahasa Jawa pendidikan artinya panggulawentah yaitu mengolah, mengubah
kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan, dan watak, mengubah
kepribadian sang anak.8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penddidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses
perbuatan, cara mendidik.9 Menurut Edwar Humrey ( 1975:247)
mendefinisikan ....education mean increase of skill of development of
knowledge and understanding as a result of training, study or experiece..
( pendidikan adalah sebuah sebuah penambahan ketrampilan atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman sebagai hasil latihan, studi
atau pengalaman.10 Menurut Kihajar Dewantara ( dalam Munir Yusuf, 2018: 8)
pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar
mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dan mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.11

5
Nurkholis, Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, Jurnal Kependidikan, Vol.1
No.1 (2013): 24-44
6
Ibid, h.25.
7
Ibid,
8
Ibid
9
Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendikan, ( Makasar: IAIN Palopo, 2018), h.8.
10
Edward Humrey, Encyclopedia Internasional. (New York: Grolier, 1975), h. 247
11
Munir Yusuf, loc.cit.
Dalam buku Webster’s New World Dictionary ( dalam Saiful Sagala,
2013:42) pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan,
ketrampilan, pikiran, karakter dan seterusnya, khususnya lewat persekolahan
formal.12 Proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan untuk
mempertinggi kualitas ketrampilan dalam menyelesaikan masalah hidup yang
dihadapi. Hal yang terpenting dalam pendidikan adalah proses untuk melatih
peserta didik yang merancang dalam bentuk pengalaman belajar untuk melatih
peserta didik yang dirancang dalam bentuk pengalaman belajar untuk
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi yang dapat
dijadikan sebagai modal untuk memenuhi kebutuhan hidup.13
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses
perubahan pola ketrampilan, pengetahuan, dan karakter setiap manusia untuk
mencapai tujuan hidup yang lebih baik.

B. Unsur-Unsur dan Fungsi Pendidikan


Menurut Abdur Rahman an Nahlawi dalam (Nurkholis, 2013: 26)
pendidikan memiliki empat konsep yaitu:
1. Memilihara pertumbuhan fitrah manusia
2. Mengarah perkembangan fitrah manusia menuju kesempurnaan.
3. Mengembangkan potensi insani ( sumber daya manusia) untuk
mencapai kualitas tertentu.
4. Melaksanakan usaha-usaha tersebut secara bertahap sesuai dengan
irama perkembangan anak.14
Dari tinjauan antropologi dan sosiologi secar sekilas dapat kita ketahui
adanya tiga fungsi pendidikan:

12
Syaiful Sagala, Etika dan Moralitas Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2009), h.42.
13
Adelina Yuristia, Keterkaitan Pendidikan, Perubahan Sosial Budaya, Modernisasi dan
pembangunan, Ijtimaiyah: Jurnal Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol.1 No.1
2017:1-17
14
Nurkholis, Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, Jurnal Kependidikan, Vol.1
No.1 (2013), h. 26.
1. Mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam
sekitarnya, sehingga dengannya akan timbul kemampuan membaca
( analisis), akan mengembangkan kreativitas dan produktivitas.
2. Melestarikan nilai-nilai insani yang akan menuntun jalan
kehidupannya sehingga keberadaannya, baik secara individual
maupun sosial lebih bermakna.
3. Membuka pintu ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sangat
bermanfaat bagi kelangsungan dan kemajuan hidup bagi individu
dan sosial.15
Sedangkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan
bertanggung jawab.16

C. Faktor-Faktor Determinan Dalam Pendidikan


Ada banyak faktor yang berperan dalam prsoes dan pelaksanaan
pendidikan, akan tetapi faktor deterrminan yang dimaksud merupakan dasar
yang urgen, penting dan menjadi penentu dalam proses pendidikan. Menurut
Munir Yusuf dalam buku Pengantar Ilmu Pendidikan faktor-faktor determinan
itu terdrii dari:

Gambar.1 faktor-Faktor Determinan Dalam Pendidikan


( sumber: Munir Yusuf, 2018)
15
Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (Yogyakakarta : Pustaka Pelajar, 2005), h.33.
16
Nurkholis, op.cit., h.27.
1. Tujuan Pendidikan
Merumuskan tujuan pendidikan berarti merencanakan suatu target
atau sasaran yang akan dicapai setelah kegiatan pendidikan itu berlangsung.
Dengan demikian, rujuan pendidikan merupakan visi pendidikan yang
ditetapkan sebelumnya. Rumusan tujuan pendidikan biasanya dipengaruhi
oleh latar belakang tertentu, baik dalam kaitannya dengan negara,
ideologi, agama, maupun latar belakang kehidupan sosial masyarakat.17
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari
tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Dalam mukaddimah Undang-
undang Dasar 1945, jelas termaktub, satu tujuan yaitu:”Mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2. Faktor pendidik
Pendidik adalah komponen yang sangat penting dalam pendidikan,
karena ia akan mengantarkan anak didik kepada tujuan yang telah
ditentukan.18 Untuk menjadi seorang pendidik dibutuhkan sikap tanggung
jawab, dedikasi dan semangat yang tinggi, ditambah dengan
keterampilan untuk mendidik dalam mengawal peserta didik mencapai
kemandirian. Orang yang tidak memiliki dedikasi, tanggung jawab, dan
keterampilan mendidik yang baik, kemudian diserahi tugas dan tanggung
jawab mendidik, akan membawa pendidikan menuju kehancuran.
3. Faktor Peserta Didik
Peserta didik dalam pengertian umum adalah setiap orang yang
menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjalankan kegiatan pendidikan.19 Agar setiap peserta didik tumbuh dan
berkembang dengan baik, maka mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan
yang dapat menunjang perkembangan mereka. Baik yang bersifat fisik
maupun piskis.20

17
Munir Yusuf, op.cit., h.29.
18
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 172
19
Munir Yusuf, op.cit., h.48.
20
Ibid, h.44.
4. Linkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri
individu.21 Menurut Ngalim Purwanto (1994:59) lingkungan adalah segala
yang meliputi kondisi dan alam duni ini yang dengan cara-car tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan, atau
proses/perjalanan hidup.22
5. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terbentuk melalui
perkawinan yang sah, baik menurut hukum syari’ah Islam, maupun
menurut undang-undang negara.23 Urgensi lingkungan keluarga tidak
hanya menjadi tempat berkumpul bagi anggota keluarga, tetapi di
dalamnya terjadi interkasi yang lebih mendalam, dan menentukan
perkembangan dan masa depan anggota keluarga, mencapai kebahagiaan
hidup lahir dan batin. Proses terbentuknya keluarga, merupakan awal bagi
masa depan keluarga selanjutnya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan
bagaimana membentuk keluarga sehingga tercapai maksud yang
diharapkan. Jangan sampai lingkungan keluarga hanya dimaksudkan
untuk maksud-maksud yang bertentangan dengan tujuan bagi terbentuknya
keluarga itu sendiri.24
6. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah suatu organisasi atau wadah kerjasama sekelompok
orang untuk mencapai tujuan pendidikan denga memanfaatkan semua
sumber daya secara selektif, efektif dan efisien karena adanya persamaan
motif untuk membantu peserta didik mencapai kedewasaanya.
agaimanapun juga, pendidikan yang diberikan di lingkungan keluarga
memiliki keterbatasan-keterbatasan. Oleh karena itu, keberadaan sekolah
merupakan penunjang utama pendidikan anak setelah pendidikan di
lingkungan keluarga. Banyak aspek yang kemudian tidak dapat dipenuhi
21
Sunaryo, Psikologi, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran RGC, 2004), h. 11.
22
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), h. 59.
23
Andreas Soeroso,Sosiologi, (Jakarta: Quadra, 2006), h. 23.
24
Munir Yusuf, op.cit, h.44.
pendidikan di lingkungan keluarga, tetapi dapat dipenuhi melalui
pendidikan sekolah, misalnya dalam hal pengembangan wawasan ilmu
pengetahuan dan ketarmpilan.25

C. Perubahan Budaya
Menurut Koentjanigrat ( dalam Ajis Sulaeman, dkk 2015) perubahan
budaya adalah proses penggesaran, pengurangan, penambahan, dan
perkembangan unsur-unsur dalam suatu kebudayaan.26 Secara sederhana,
perubahan budaya merupakan dinamika yang terjadi akibat bneturan-benturan
antarunsur budaya yang berbeda-beda.27 Menurut Samuel Koening (Ajis
Sulaeman, dkk 2015) perubahan sosial berasal dari modifikasi-modifikasi yang
terjadi pada pola perilaku masyarakat. Terjadinya modifikasi tersebut sebabkan
oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Menurut Gillin & JP.Gillin perubahan
budaya merupakan variasi terhadap cara-cara hidup yang telah baku.
Perubahan ini dapat disebabkan oleh pengaruh geografis, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideologi atau difusi dan penemuan baru dalam
masyarakat.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan budaya adalah
suatu proses pergesaran, perkembangan dan penemuan akan hal yang baru
dalam masyarakat yang membuat tatanan masyarakat mengalami perubahan.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Budaya


Menurut Soejono Soekanto faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
perubahan sosial terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Faktor intern
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu
sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan. Diantaranya seperti:
a. Perubahan penduduk

25
Ibid, h.53.
26
Ajis Sulaeman, dkk, Makalah Pendidikan dan Perubahan Budaya, ( Bogor:Universitas
Pakuan), h.5.
27
Ibid,
b. Adany penemuan baru
c. Penyempurnaan penemuan baru ( Invention)
d. Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah
ada ( Innovation)
e. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah
kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya
menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan
berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih
baik.
f. Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan
pada struktur pemerintahan pada suatu negara.
2. Faktor Ekstern
Merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi
sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang
diantaranya.
a. Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang
mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya
(sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik)
maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi,
ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan).
Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.
b. Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini
disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan
kerusakan alam, seperti mebuang sampah sembarangan,
penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan
pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan
manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal,
harta benda, dan sarana umum lainnya.
c. Pengaruh budaya lain. perti: Penyebaran kebudayaan (Difusi),
Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing
sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang
menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang
lama sama sekali (Asimilasi).28

E. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Budaya


Secara umum faktor penghambat dan pendorong perubahan budaya
adalah sebagai berikut:
1) Faktor Penghambat Perubahan Budaya
a. Kontak dengan budaya lain
b. Sistem pendidikan formal yang maju
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan
untuk maju.
d. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masayarakat.
e. Penduduk yang heterogen
f. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan
tertentu.29
2) Faktor penghambat perubahan budaya
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
b. Sikap masyarakat yang sangat tradisional
c. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
e. Adat atau kebiasaan
f. Prasangka terhadap hal-hal yang baru atau sikap yang tertutup.
g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.

F. Unsur-Unsur Perubahan Budaya


Secara umum, perubahan budaya yang terjadi mencakup unsur-unsur
berikut:
1. Bahasa

28
Ibid, h. 9.
29
Ibid,
Bahasa yang digunakan manusia selalu mengalami perubahan
baik kata maupun kalimat yanng berasal dari serapan bahasa
daerah dan bahasa asing.
2. Sistem pengetahuan
Ilmu pengetahuan yang ada sekarang merupakan penambahan dan
pengembangan dari pengetahuan yang tekah ada.
3. Sistem teknologi
Teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sangat
peka mengalami perubahan. Peralatan dan teknologi lama yang
kurang efisien dikembangkan menjadi peralatan dan teknologi
canggih yang lebih praktis.
4. Sistem organisasi sosial
Sistem keorganisasian mengalami perubahan dari waktu ke waktu
dengan tujuan untuk menciptakan keteraturan kehidupan sosial.
5. Sistem mata pencaharian
6. Sistem religi/kepercayaan
7. Kesenian.30

G. Modernisasi dan Pembangunan


1. Definisi Modernisasi
Menurut Cyril E. Black, et al ( dalam Aleksius Jemadu, 2003:223)
modernisasi adalah sebagai proses transformasi masyarakat sebagai akibat dari
revolusi penggunaan ilmu dan pengetahuan.31 Selain itu, modernisasi
merupakan suatu yang alamiah terjadi dalam perkembangan suatu negara.
Modernisasi diartikan sebuah proses perubaan dari masyarakat yang bercorak
tradisional ke masyarakat negara yang bercirikan modern.32 Menurut Black
dalam Manan (1989:56) modernisasi adalah suatu proses yang menggambarkan
institusi-institusi yang lahir secara historis disesuaikan dengan fungsi-fungsi

30
Ibid, h.10.
31
Aleksius Jemadu, Pembangunan dan Modernisasi Implikasinya Terhadap Tatatanan
Ekologi dan Sosial, JAP, Vol.2 No.1, 2003: 222-234
32
Adelina Yuristia, op.cit., h.8.
yang berubah dengan cepat yang merefleksikan pertambahan pengetahuan
orang belum pernah terjadi sebelumnya.33
Ciri manusia modern menurut Dube ditentukan oleh struktur,
institusi, sikap dan perubahan nilai pada pribadi, sosial dan budaya.
Masyarakat modern mampu menerima dan menghasilkan inovasi baru,
membangun kekuatan bersama serta meningkatkan kemampuannya dalam
memecahkan masalah. Oleh karenanya modernisasi sangat memerlukan
hubungan yang selaras antara kepribadian dan sistem sosial budaya. 34 Sifat
terpenting dari modernisasi adalah rasionalitas. Kemampuan berpikir secara
rasional sangat dituntut dalam proses modernisasi. Kemampuan berpikir
secara rasional menjadi sangat penting dalam menjelaskan berbagai gejala
sosial yang ada. Masyarakat modern tidak mengenal lagi penjelasan yang
irasional seperti yang dikenal oleh masyarakat tradisional. Rasionalitas menjadi
dasar dan karakter pada hubungan antar individu dan pandangan masyarakat
terhadap masa depan yang mereka idam-idamkan.35

2. Proses Modernisasi
a. Proses bertahap : dari tatanan hidup yang primitif-sederhana
menuju kepada tatanan yang lebih maju dan kompleks).
b. Proses homogenisasi : yang membentuk struktur dan
kecenderungan yang serupa pada masyarakat banyak, artinya
dalam proses ini individu atau masyarakat dapat menyesuaikan
dirinya dengan struktur yang ada pada masyarakat tertentu.
c. Proses yang mengarah pada kemajuan atau sering disebut
progress: proses yang tidak dapat dihindari meskipun adanya
dampak (ex : pembangunan Mall/Molyang dapat memejukan kota).
d. Proses yang tidak bergerak mundur atau regress : merupakan
suatu proses yang tidak dapat dihindarkan dan dihentikan.

33
Ibid, h.9.
34
Ibid,
35
Dube, S.C. 1988. Modernization and Development: The Search for Alternative
Paradigms. Zed Books Ltd, London.h. 125
e. Proses evolusioner, bukan revolusioner : yaitu waktu dan sejarah yang
dapat mencatat seluruh proses, hasil maupun akibat-akibat serta
dampaknya.
Menurut Comte (dalam Sztompka, 1994) menunjukkkan beberapa
ciri modernitas yaitu sebagai berikut:
1. Adanya konsentrasi tenaga kerja di pusat kota.
2. Pengorganisasian pekerjaan yang ditentukan berdasarkan
efektivitas dan keuntungan atau profit.
3. Munculnya antagonisme terpendam nyata antara majikan
(pemilikmodal) dan buruh.
4. Berkembangnya ketimpangan dan ketidakadilan sosial.
5. Sistem ekonomi berlandaskan usaha yang bebas dan kompetitif
yang terbuka.36
Adapun iri-ciri kemodernan yang lain dikemukakan oleh Kumar
( dalam Sztompka, 1994) pertama individualisme, yaitu di era modern
individu memegang peran yang sangat besar dalam sistem sosial. Peran
individu tersebut. telah menggantikan peran komunitas atau kelompok sosial
yang dominan. Kedua, differensiasi yaitu terjadinya spesialisasi bidang
kerja dan profesionalisme, sehinggga akan memerlukan keragaman
keterampilan, kecakpan dan latihan. Ketiga, rasionalitas atau perhitungan
yaitu adanya ciri efisiensi dan rasional dalam setiap aspek kehidupan.
Keempat, ekonomisme yaitu adanya dominasi aktivitas ekonomi, tujuan
ekonomi, dan prestasi ekonomi.37
3. Pembangunan
Pembangunan merupakan bentuk perubahan sosial secara positif yang
terarah, secara sadar dan terencana melalui berbagai macam kebijakan
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Bangsa
Indonesia seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945
telah mencantumkan tujuan pembangunan nasionalnya. Kesejahteraan

36
Sztompka, 1994. The Sociology of Social Change. Blacwell Publishers. UK h. 135
37
Ibid,
masyarakat adalah suatu keadaan yang selalu menjadi cita-cita seluruh
bangsa ini.38
Ada dua paradigma modernisasi itu sendiri yaitu paradigma
modernisasi dan paradigma ketergantungan.
Adapun pokok paradigma modernisasi yaitu:
1. Pembangunan adalah suatu yang spontan, tidak dapat dibalikkan dan
menjadi sifat dari masing-masing Negara.
2. Pembangunan secara tersirat menuju ke differensiasi struktural dan
fungsional.
3. Proses pembangunan dapat dibagi menjadi tahap-tahap yang berbeda,
yang menunjukkan tingkat pembangunan yang dicapai oleh setiap
masyarakat.
4. Pembangunan dapat dirangsang oleh persaingan ekstern atau ancaman
militer dan intern serta modernisasi sektor-sektor tradisional.39
Adapun pokok paradigma ketergantungan yaitu :
a) Rintangan-rintangan yang paling penting bagi pembangunan bukan
tidak adanya modal atau kecekatan kewiraswastaan. Hal-hal ini
bersifat eksternal bagi perekonomian yang kurang berkembang.
b) Proses perkembangan dianalisa dalam arti hubungan antara kawasan-
kawasan, yaitu pusat dan pinggiran.
c) Karena kenyataan bahwa kawasan pinggiran itu kehilangan hak atas
surplusnya, pembangunan di pusat secara tersirat. Berarti
keterbelakangan di daerah pinggiran.
d) Bagi suatu Negara pinggiran perlu memisahkan diri dan berjuang
untuk mandiri.40
Paradigma manapun yang akan diikuti oleh Negara-negara
berkembang dalam pembangunan sosial ekonomi mereka maka yang
paling utama harus dilakukan adalah pembangunan manusia-manusia yang

38
Pudjiwati Sajogyo., Sosiologi Pembangunan, (Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP.). h
28
39
Adelia Yuristina, op.cit., h.12.
40
Ibid,
akan yang akan melaksanakan transformasi sosial ekonomi yang diingini.
Semua pembangunan mengandung unsur-unsur penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semua pembangunan mengandung unsur-unsur
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua pembangunan
memerlukan keterampilan-keterampilan yang bermacam untuk
menggunakan teknologi baru. Semua kebutuhan-kebutuhan pembangunan
ini memerlukan pengembangan pendidikan yang akan menghasilkan
manusia-manusia yang diperlukan untuk melaksanakan transformasi sosial
budaya masyarakat bangsa-bangsa yang masih terbelakan.41

H. Peran Pendidikan Terhadap Perubahan Budaya


Pendidikan bertujuan untuk membentuk agar manusia dapat
menunjukkan perilakunya sebagai mahluk yang berbudaya yang mampu
bersosialisasi dalam masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup, baik
secara pribadi, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan. 42
Sekolah atau pendidikan formal adalah salah satu sarana atau media dari
proses pembudayaan media lainnya (keluarga dan institusi lainnya yang
ada dalam masyarakat). Hartoko Dalam konteks inilah pendidikan disebut
sebagai proses untuk memanusiakan manusia (Dick).

I. Hubungan Pendidikan dan Perubahan Sosial Budaya terhadap


Modernisasi Pembangunan
Pendidikan akan membuka pintu menuju ke dunia modern, karena
hanya dengan pendidikan dapat dilakukan perubahan sosial budaya, yaitu
pengembangan ilmu pengetahuan, penyesuaian nilai-nilai dan sikap-sikap yang
mendukung pembangunan dan penguasaan berbagai keterampilan dalam
menggunakan teknologi maju untuk mempercepat proses pembangunan semua
aspek kehidupan manusia sebagai bangsa disebut proses

41
Astrid, S, Sosiologi Pembangunan. (Jakarta:Bina Cipta. 2006) .h, 18
42
Ajis Sulaeman, op.cit., h.11
modernisasi.Pembangunan pendidikan membutuhkan biaya yang besar dan
hasilnya tergantung pada ketepatan cara serta jenis pendidikan yang
dikembangkan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan sosial ekonomi suatu
masyarakat.43
Pendidikan memang meningkatkan pengetahuan seseorang, merubah
nilai dan sikap, meningkatkan keterampilan. Pendidikan dikatakan
fungsional karena ia mempersiapkan manusia-manusia yang akan
merencanakan dan melaksanakan pembangunan.44 Pendidikan juga dapat
dikatakan disfungsional, karena tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan yang
meningkat yang berkembang karena pendidikan tidak dapat dipengaruhi
oleh perkembangan bidang-bidang lain.
Menurut Idi (dalam Adelia Yuristina, 2017:13) pendidikan mempunyai
fungsi untuk mengadakan perubahan sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Melakukan reproduksi budaya
b. Difusi budaya
c. Mengembangkan analis kultur terhadap kelembagaan-kelembagaan
tradisional.
d. Melakukan perubahan-perubahan dan modifikasi tingkat ekonomi
sosial secara tradisional.
e. Melakukan perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-
institusi tradisional yang telah ketinggalan.45
Arah perubahan sosial budaya, modernisasi atau pembangunan yang
dijalani suatu masyarakat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
membantu manusia memecahkan hampir semua masalah yang dihadapinya
untuk mencapai tingkat “kesejahteraan atau kemakmuran” yang “diingini’
mereka merupakan arah yang akan dituju oleh semua masyarakat bangsa-
bangsa di seluruh dunia. Hidup di dunia sekarang dan di masa depan
menuntut penguasaan ilmu dan teknologi yaitu dengan pendidikan.
pembangunan pendidikan berkaitan dengan penbangunan institusi-institusi
43
Adelia Yuristina, op.cit., h.13.
44
Ibid,
45
Ibid, h.14.
sosial lainnya. Dan semuanya akan ditentukan oleh nilai-nilai dasar dari
masyarakat yang bersangkutan.
Pembangunan pendidikan juga memerlukan biaya yang besar,
dukungan sosial dan pengarahan. Biaya pendidikan yang besar hanya
dapat diperoleh dalam ekonomi yang bertuumbuh. Pengarahan pendidikan
dapat dilakukan pemerintah yang kuat dan berwibawa. Dukungan sosial
diperlukan penyelarasan dan pengembangan pendidikan dengan harapan
dan realita sosial. Semua hal ini memperlihatkan hubungan dan
ketergantungan antara berbagai kehidupan dan berbagai institusi sosial
dalam perubahan sosial budaya atau proses pembangunan suatu
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendidikan adalah proses perubahan pola ketrampilan, pengetahuan, dan
karakter setiap manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik.
2. Perubahan budaya adalah suatu proses pergesaran, perkembangan dan
penemuan akan hal yang baru dalam masyarakat yang membuat tatanan
masyarakat mengalami perubahan.
3. Modernisasi adalah proses yang menggambarkan institusi-institusi yang
lahir secara historis disesuaikan dengan fungsi-fungsi yang berubah dengan
cepat yang merefleksikan pertambahan pengetahuan orang belum pernah
terjadi sebelumnya.
4. Pembangunan adalah bentuk perubahan sosial secara positif yang
terarah, secara sadar dan terencana melalui berbagai macam kebijakan
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Bangsa Indonesia seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang
dasar 1945 telah mencantumkan tujuan pembangunan nasionalnya.

B. Saran
Penulis sangat mengharap masukan dan kritikan dari pembaca makalah
ini agar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi.2005. Ideologi Pendidikan Islam.Yogyakakarta : Pustaka Pelajar


Astrid, S. 2006. Sosiologi Pembangunan. Jakarta:Bina Cipta.
Dube, S.C. 1988. Modernization and Development: The Search for Alternative
Paradigms. Zed Books Ltd, London.h. 125
Humrey, Edward. 1975. Encyclopedia Internasional. New York: Grolier
Lubis, Syukri Azwar. 2018. Dampak Perubahan Sosial Terhadap Pendidikan, Al-
Ikhtibar ( Jurnal Ilmu Pendidikan), 5(2):633-643
Jemadu, Aleksius. 2003. Pembangunan dan Modernisasi Implikasinya Terhadap
Tatatanan Ekologi dan Sosial, JAP, 2(1): 222-234
Ibrahim, Rustam. 2013. Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, Dan
Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Islam, ADDIN, 7(1):1-26
Nurkholis. 2013. Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, Jurnal
Kependidikan,1 (1): 24-44
Purwanto. Ngalim 1994. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Rosana, Ellya. 2015. Modernisasi Dalam Perspektif Perubahan Sosial, Al-Adyan,
10 (1):67-82
Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sagala, Syaiful. 2009. Etika dan Moralitas Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Sajogyo, Pudjiwati. 2010 Sosiologi Pembangunan, (Jakarta: Fakultas Pascasarjana
IKIP
Sztompka, 1994. The Sociology of Social Change. Blacwell Publishers. UK h.
135
Soeroso, Andreas.Sosiologi. Jakarta: Quadra
Sunaryo. 2004. Psikologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran RGC
Sulaeman, Ajis dkk. 2015. Makalah Pendidikan dan Perubahan Budaya,. Bogor:Universitas
Pakuan
Syamsidar, Dampak Peraubahan Sosial Budaya Terhadap Pendidikan, Al-Irsyad
Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, 2(1):1-10
Yusuf,Munir. 2018. Pengantar Ilmu Pendikan. Makasar: IAIN Palopo
Yuristia, Adelina. 2017. Keterkaitan Pendidikan, Perubahan Sosial Budaya,
Modernisasi dan pembangunan, Ijtimaiyah: Jurnal Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1):1-17

Anda mungkin juga menyukai