Anda di halaman 1dari 8

T

IN
GG
I ILM
U
K
E
SEMINAR NASIONAL SYEDZA SAINTIKA ISSN :2775-3530

S
“Kebijakan Strategi dan Penatalaksanaan Penanggulangan Covid di Indonesia”

EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Web: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS Oral Presentasi

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI INHALASI UAP MINYAK KAYU PUTIH


(EUCALYPTUS) TERHADAP POLA NAFAS PADA PASIEN BALITA DENGAN ISPA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LIUK TAHUN 2020

Silvi Zaimy*1 , Harmawati2 , Annisa Fitrianti3


1,2,3
Stikes Syedza Saintika
(email*: zaimysilvi06@gmail.com, 08126787033)

ABSTRAK
ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Di Provinsi Jambi, jumlah penderita ISPA balita
tahun 2015 meningkat sebanyak 556.581 kasus (44,7%). Tujuan dari penelitian ini yaitu diketahuinya
pengaruh pemberian terapi inhalasi uap minyak kayu putih (eucalyptus) terhadap pola napas pada pasien
balita dengan ISPA.Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy-Eksperiment Design dengan rancangan
Two Group Pre and Post Test with Control Design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 85 kasus
ISPA. Teknik pengambilan sampel yang digunakan Purposive Sampling yang berjumlah 16 sampel yang
di bagi menjadi dua kelompok yaitu 8 kelompok intervensi dan 8 kelompok kontrol. Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi. Data di analisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan
SPSS.Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t test independent untuk perbedaan pola nafas
didapatkan p value = 0,006 (p ≥ 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
pola nafas pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang berarti ada pengaruh pemberian terapi
inhalasi uap minyak kayu putih (eucalyptus) terhadap pola nafas pada balita dengan ISPA.Kesimpulan
pada penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh dari pemberian terapi inhalasi minyak kayu putih
terhadap pola nafas pasien balita dengan ISPA. Saran diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang
pengaruh pemberian terapi inhalasi minyak kayu putih terhadap pola nafas pasien balita dengan ISPA.
Kata Kunci : Terapi inhalasi uap eucalyptus; Pola nafas; ISPA

ABTRACK
Upper Respiratory Tract Infection (URTI) is a disease that often occurs in children. In Jambi Province,
the number of ARI sufferers under five in 2015 increased by 556,581 cases (44.7%). The purpose of this
study was to determine the effect of eucalyptus oil vapor inhalation therapy on breathing patterns in
under-five patients with URTI.This study used a Quasy-Experiment Design with a Two Group Pre and
Post Test with Control Design. The population in this study amounted to 85 case URTI. The sampling
technique used was purposive sampling, amounting to 16 samples divided into two groups, namely 8
intervention groups and 8 control groups. Data collection was carried out through observation. The data
were analyzed by univariate and bivariate using SPSS. The results of statistical tests using the
independent t test for differences in breathing patterns obtained p value = 0.006 (p ≥ 0.05) which means
that there is no significant difference between the results of the breathing patterns in the intervention
group and the control group which means that there is an effect of giving steam inhalation therapy
Eucalyptus oil (eucalyptus) on breath patterns in toddlers with URTI. The conclusion in this study is that
there is no effect of giving eucalyptus oil inhalation therapy on the breathing patterns of toddler patients
with ARI. Suggestions are expected that there will be further research on the effect of giving eucalyptus
oil inhalation therapy on the breathing patterns of toddler patients with URTI
Keywords: Eucalyptus vapor inhalation therapy; breathing pattern; URTI

Prosiding Seminar Nasional STIKES Syedza Saintika 351


T
IN
GG
I ILM
U
K
E
SEMINAR NASIONAL SYEDZA SAINTIKA ISSN :2775-3530

S
“Kebijakan Strategi dan Penatalaksanaan Penanggulangan Covid di Indonesia”

EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Web: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS Oral Presentasi

PENDAHULUAN terakhir terdapat lima provinsi dengan ISPA


Infeksi Saluran Pernapasan Akut tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur
(ISPA) merupakan penyakit yang sering (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%),
terjadi pada anak. Insiden kejadian ISPA Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa
pada kelompok umur balita diperkirakan Timur (28,3%), sedangkan, prevalensi ISPA
0,29 kasus per anak/tahun di negara di Jawa Tengah adalah 15,7% (Riskesdas,
berkembang 0,05 kasus per anak/tahun di 2013). Penemuan dan penanganan penderita
negara maju. Terdapat 156 juta kasus ISPA ISPA pada balita tahun 2014 terutama kasus
dan paling banyak terjadi di India (43 juta), pneumonia sebanyak 71.451 kasus (26,1%)
China (21 juta), dan Pakistan (10 juta) serta meningkat dibandingkan dengan tahun 2013
Bangladesh, Indonesia dan Nigeria masing- (25,85%). Angka ini masih sangat jauh dari
masing 6 juta kasus. Dari semua kasus ISPA targer standar. Pelayanan Minimal (SPM)
yang terjadi di masyarakat, 7-13% tahun 2010 (100%). Pada tingkat
merupakan kasus berat dan memerlukan kabupaten/kota, ada satu kota yang
kasus berat dan memerlukan perawatan mempunyai persentase cukupan tertinggi
dirumah sakit. (Zulfa Auliyati Agustina, yaitu Kabupaten Pekalongan (953%),
2016). Sementara Kabupaten dengan Sragen (02%)
World Health Organization (WHO) (Dinkes Jateng, 2015). Berdasarkan laporan
memperkirakan insident Infeksi Saluran hasil pengamatan penyakit di Puskesmas
Pernapasan Akut (ISPA) di negara Kota Surakarta ditemukan kasus pneumonia
berkembang dengan angka kematian balita balita sebanyak 90 kasus (Dinkes Surakarta,
di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 2015). Data untuk daerah Provinsi Jambi,
15%-20% selalu menempati urutan pertama jumlah klien ISPA pada tahun 2014 yaitu
penyebab kematian pada kelompok bayi dan sebanyak 169.582 kasus (31,8%) dan
balita. Prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan penderita ISPA balita tahun 2015 meningkat
Akut (ISPA) berdasarkan diagnosis tenaga sebanyak 556.581 kasus (44,7%)
kesehatan dan keluhan penduduk adalah .(Riskesdas, 2013). Minyak kayu putih
25,0 persen. Lima provinsi dengan ISPA diproduksi dari daun tumbuhan Melaleuca
tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur, leucadendra dengan kandungan terbesarnya
Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa adalah eucalyptol (cineole). Hasil penelitian
Timur. tentang khasiat cineole menjelaskan bahwa
Riskesdes 2013 prevalensi nasional cineole memberikan efek mukolitik
ISPA adalah 25,0%. Sebanyak lima provinsi (mengencerkan dahak), bronchodilating
dengan prevalensi ISPA tertinggi yaitu Nusa (Melegakan pernafasan), anti inflamasi dan
Tenggara Timur 41,7%, Papua 31,1%, Aceh menurunkan rata-rata eksaserbasi kasus paru
30,0%, Nusa Tenggara Barat 28,3%, dan obstruktif kronis dengan baik seperti pada
Jawa Timur 28,3%. Penduduk dengan ISPA kasus pasien dengan asma dan
yang tertinggi terjadi pada kelompok umur rhinosinusitis. Selain itu efek penggunaan
1-5 tahun Balita sebesar 35%. (Badan eucalyptus untuk terapi bronkhitis akut
Penelitian dan Pengembangan terukur dengan baik setelah penggunaan
Kesehatan,2013). terapi selama empat hari. Nadjib dkk (2014)
Di Indonesia, periode Prevalensi dalam penelitiannya menyebutkan terdapat
ISPA dihitung dalam kurun waktu 1 bulan bukti yang menunjukan bahwa uap minyak
Prosiding Seminar Nasional STIKES Syedza Saintika 352
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
SEMINAR NASIONAL SYEDZA SAINTIKA ISSN :2775-3530

S
“Kebijakan Strategi dan Penatalaksanaan Penanggulangan Covid di Indonesia”

EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Web: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS Oral Presentasi

dari esensial dari Eucalyptus globulus efektif untuk mengeluarkan benda asing yang
sebagai anti bakteri dan layak masuk ke dalam rongga hidung.
dipertimbangkan penggunaannya dalam Penumpukan sekret merupakan suatu hasil
pengobatan atau pencegahan pasien dengan produksi dari bronkus yang keluar bersama
infeksi saluran pernapasan (Zulfa Aulia dengan batuk atau bersihan tenggorokan.
Agustina, 2016). Penumpukan sekret menunjukkan adanya
Infeksi saluran pernapasan atas benda-benda asing yang terdapat pada
secara klinis sering ditemukan sebagai saluran pernapasan sehingga dapat
influensa. Kondisi ini ditandai oleh mengganggu keluar dan masuknya aliran
inflamasi akut yang menyerang hidung, udara. Sekret atau sputum adalah lendir yang
sinus paranasal, tenggorokan atau laring. dihasilkan karena adanya rangsangan pada
Infeksi saluran pernapasan atas mempunyai membrane mukosa secara fisik, kimiawi
kecenderungan meluas hingga trakhea dan maupun karena infeksi hal ini menyebabkan
bronkhi, kondisi dapat diperburuk oleh proses pembersihan tidak berjalan secara
pneumonia. Infeksi saluran pernapasan atas adekuat, sehingga mukus banyak tertimbun
secara khas timbul dengan hidung tersumbat (Djojodibroto, 2012).
dan terus mengeluarkan sekret dari hidung. Penyakit ini dapat mengakibatkan
Sakit tenggorok dan rasa tidak nyaman saat penurunan jumlah udara yang dapat
menelan, bersin, dan batuk nyaring dan diinduksi oleh kontraksi otot polos,
kering adalah gejala yang umum. Rongga penebalan pada dinding jalan nafas serta
hidung dilapisi oleh mukosa yang secara terdapatnya sekresi berlebih dalam jalan
histologik dan fungsional dibagi atas nafas yang merupakan hasil dari respon
mukosa pernapasan (mukosa respiratori) dan berlebih pada alergen. Alergi merupakan
mukosa penghidung (mukosa olfaktorius). faktor predisposisi terkuat terhadap angka
Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian kejadian asma bronkhial, paparan yang lama
besar rongga hidung dan permukaannya pada iritan jalan nafas atau alergen juga
dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang meningkatkan resiko berkembangnya asma
mempunyai silia dan diantaranya terdapat bronkhial (Melastuti & Husna, 2014).
sel-sel goblet. Pada bagian yang lebih Berbagai faktor yang menyebabkan ISPA
terkena aliran udara mukosanya lebih tebal adalah lingkungan dan host. Menurut
dan kadang-kadang terjadi metaplasia, berbagai penelitian sebelumnya faktor
menjadi sel epitel mukosa. Dalam keadaan lingkungan yang dapat menyebabkan ISPA
normal mukosa berwarna merah muda dan adalah kualitas udara (layuk, 2012). Kualitas
selalu basah karena diliputi oleh palut lendir udara dipengaruhi oleh seberapa besar
(mucous blanket) pada permukaannya. Palut pencemaran udara. Pencemaran udara adalah
lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa terkontaminasinya udara, baik dalam
dan sel- sel globet. Silia yang terdapat pada ruangan (indoor) maupun luar ruangan
permukaannya epitel mempunyai fungsi (outdoor), dengan agen kimia, fisik, atau
yang penting. Gerakan silia yang teratur, atau biologis yang telah mengubah
palut lendir di dalam kavum nasi akan karakteristik alami dari atmosfer. Setiap
didorong ke arah nasofaring. Demikian tahun diperkirakan terdapat 200 ribu
mukosa mempunyai daya untuk kematian akibat outdoor pollution yang
membersihkan dirinya sendiri dan juga menimpa daerah perkotaan dimana 93%
Prosiding Seminar Nasional STIKES Syedza Saintika 353
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
SEMINAR NASIONAL SYEDZA SAINTIKA ISSN :2775-3530

S
“Kebijakan Strategi dan Penatalaksanaan Penanggulangan Covid di Indonesia”

EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Web: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS Oral Presentasi

kasus terjadi di negara-negara berkembang Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai


(WHO,2003 dalam Gertrudis, 2010). Liuk didapatkan data dari laporan bulanan
Contoh dari pencemaran udara di luar pada tahun 2020 kasus ISPA menjadi urutan
(outdoor) adalah pencemaran yang ke 6 setelah stroke dari 10 penyakit
ditimbulkan dari proses industri. Salah satu terbanyak dengan jumlah kasus sebanyak 85
industri yang terletak di Desa Citeureup, kasus dalam empat bulan terakhir dan
Bogor, Jawa Barat adalah industri semen. mengalami peningkatan setiap bulannya.
Industri yang sebagian besar proses (Laporan Bulanan Sungai Liuk Data
produksinya berupa pengecilan ukuran Kesakitan 2020).
material dan pembakaran sehingga Hasil survey awal yang peneliti
mempunyai resiko terhadap pencemaran lakukan di Puskesmas Sungai Liuk Kota
lingkungan jika tidak ada pengelolaan Sungai Penuh, peneliti menemukan terdapat
lingkungan (Gertrudis, 2010). sebanyak 12 orang pasien dengan ISPA
Terapi inhalasi adalah pemberian yaitu 7 orang pasien Balita dan 5 dewasa
obat secara langsung ke dalam saluran napas dengan masalah kesehatan bersihan jalan
melalui penghisapan. Terapi pemberian napas. Hal ini melatar belakangi peneliti
inhaler ini, saat ini makin berkembang luas untuk melakukan penelitian tentang
dan banyak dipakai pada pengobatan pengaruh pemberian terapi inhalasi uap
penyakit-penyakit saluran napas. Obat asma minyak kayu putih (eucalyptus) terhadap
inhalasi yang memungkinkan penghantaran pola nafas pada pasien balita dengan ISPA
obat langsung ke paru-paru, dimana saja dan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Liuk
kapan saja akan memudahkan pasien adalah dikarenakan di wilayah kerja
mengatasi keluhan sesak napas. Keuntungan Puskesmas Sungai Liuk masih banyak
terapi inhalasi ini adalah obat bekerja terdapat pasien dengan ISPA yang
langsung pada saluran napas sehingga mengalami gangguan bersihan jalan nafas
memberikan efek lebih cepat untuk yang hanya diberikan terapi obat-obatan
mengatasi serangan asma karena setelah farmakologi, sehingga peneliti tertarik untuk
dihisap, obat akan langsung menuju paru- mengetahui apakah ada “Pengaruh
paru untuk melonggarkan saluran Pemberian Terapi Inhalasi Uap Minyak
pernapasan yang menyempit (Khalid, 2016). Kayu Putih (Eucalyptus) terhadap Pola
Berdasarkan hasil penelitian Nafas pada Pasien Balita dengan ISPA di
sebelumnya yang dilakukan oleh Nugrawati Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Liuk
(2012) yang berjudul “Pengaruh Pemberian tahun 2020”.
Terapi Inhalasi Uap Minyak Kayu Putih
(Eucalyptus) terhadap Pola nafasdengan BAHAN DAN METODE
ISPA.di RUDZA Banda Aceh” yang Penelitian ini menggunakan
menyatakan bahwa hampir 85% pasien yang rancangan desain Quasy Experiment dengan
diberikan terapi inhalasi mengalami rancangan Two Group Pre test and post test
penurunan dalam hal ketidakefektifan (Notoatmodjo, 2015). Desain penelitian
bersihan jalan napas, artinya terapi inhalasi yang melakukan intervensi dan kontrol
efektif terhadap pola nafaspada pasien sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
dengan ISPA. pada kelompok eksperimen Penelitian ini
dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas
Prosiding Seminar Nasional STIKES Syedza Saintika 354
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
SEMINAR NASIONAL SYEDZA SAINTIKA ISSN :2775-3530

S
“Kebijakan Strategi dan Penatalaksanaan Penanggulangan Covid di Indonesia”

EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Web: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS Oral Presentasi

Sungai Liuk, Kec. Pesisir Bukit Kota Sungai PEMBAHASAN


Penuh. Waktu peneltian dilakukan pada Analisa Univariat
bulan Oktober- November 2020. Populasi a. Rata-Rata Pola nafasSebelum dan
dalam penelitian adalah semua pasien ISPA Sesudah Diberikan Terapi Inhalasi
yang berkunjung bulan Januari-Agustus di Uap Minyak Kayu Putih (Eucalyptus)
wilayah kerja Puskesmas Sungai Liuk Tahun pada Kelompok Intervensi
2020 yang berjumlah 85 orang. Teknik Hasil penelitan ini menunjukkan rata-
sampling yang digunakan adalah adalah rata pola nafas responden intervensi (pretest)
Purposive Sampling. Pengumpulan data adalah 24,63 dengan standar deviasi 1,506
melalui observasi. Data di analisa secara dan pola nafas minimal adalah 23 dan pola
univariat dan bivariat dengan menggunakan nafas maksimal adalah 26. Sedangkan
SPSS. posttest didapatkan rata-rata pola
nafas(posttest) adalah 21,13 dengan standar
HASIL deviasi 1,126 dan pola nafas minimal adalah
Bedasarkan uraian diatas peneliti 20 dan pola nafas maksimal adalah 23.
telah melakukan penelitian tentang Hal ini sejalan dengan hasil
Pengaruh Pemberian Terapi Inhalasi Uap penelitian yang dilakukan oleh Irianto
Minyak Kayu Putih (Eucalyptus) Terhadap (2014) tentang terapi inhalasi uap panas
Pola Nafas Pada Pasien Balita Dengan Ispa dengan minyak kayu putih terhadap bersihan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Liuk jalan nafas pada anak dengan ISPA di
Tahun 2020. Hasil penelitian didapatkan wilayah Puskesmas Kota Bambu Selatan,
bahwa rata-rata pola nafas responden bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh
intervensi (pretest) adalah 24,63 dengan terapi inhalasi uap panas dengan minyak
standar deviasi 1,506 dan posttest kayu putih terhadap bersihan jalan nafas.
didapatkan rata-rata pola nafas(posttest) Hasilnya menunjukkan mengenai adanya
adalah 21,13 dengan standar deviasi 1,126. perbedaan bersihan jalan nafas sebelum dan
Rata-rata pola nafasresponden kontrol sesudah melakukan terapi inhalasi uap panas
(pretest) adalah 24,63 dengan standar dengan menggunakan minyak kayu putih,
deviasi 1,506, Sedangkan posttest sehingga dapat disimpulkan bahwa
didapatkan rata-rata pola nafas(posttest) intervensi berupa terapi inhalasi uap panas
adalah 23,25 dengan standar deviasi 1,488. dengan menggunakan minyak kayu putih
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t berpengaruh terhadap bersihan jalan nafas
test independent untuk penurunan pola pada pasien ISPA, yaitu terjadinya bersihan
nafasdidapatkan p value = 0,006 (p ≥ 0,05), jalan nafas yang signifikan sesudah
maka dapat disimpulkan bahwa tidak melakukan terapi inhalasi uap panas dengan
terdapat perbedaan yang signifikan antara menggunakan minyak kayu putih.
hasil pola nafas pada kelompok intervensi Minyak kayu putih diproduksi dari
dan kelompok kontrol yang berarti tidak daun tumbuhan Melaleuca Leucadendra
ada pengaruh pemberian terapi inhalasi uap dengan kandungan terbesarnya adalah
minyak kayu putih f(Eucalyptus) terhadap eucalyptol (cineole). Hasil penelitian tentang
penurunan pola nafas pada balita dengan khasiat cineole menjelaskan bahwa cineole
ISPA. memberikan efek mukolitik (mengencerkan
dahak), bronchodilating (melegakan
Prosiding Seminar Nasional STIKES Syedza Saintika 355
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
SEMINAR NASIONAL SYEDZA SAINTIKA ISSN :2775-3530

S
“Kebijakan Strategi dan Penatalaksanaan Penanggulangan Covid di Indonesia”

EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Web: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS Oral Presentasi

pernafasan), anti inflamasi dan menurunkan sebanyak 16 responden (100%).


rata-rata eksaserbasi kasus paru obstruktif Peneliti berasumsi bahwa rata-rata
kronis dengan baik seperti pada kasus pasien pola nafas tanpa diberikan terapi inhalasi
dengan asma dan rhinosinusitis. uap minyak kayu putih pada kelompok
Peneliti berasumsi bahwa rata-rata
kontrol juga mengalami perubahan
pola nafas sebelum dan sesudah diberikan
terapi inhalasi uap minyak kayu putih walaupun tidak terlalu signifikan. Hal ini
(eucalyptus) pada kelompok intervensi dikarenakan pada kelompok kontrol masih
mengalami perubahan. Adanya perubahan mendapat terapi farmakologi untuk
setelah dilakukan intervensi terapi inhalasi mengurangi bersihan jalan nafasnya.
dikarenakan uap minyak kayu putih yang Sehingga pola nafas paien balita dengan
mengandung eucalyptol (cineole) yang ISPA juga mengalami perbaikan.
memberikan efek mukolitik (mengencerkan
dahak), bronchodilating (melegakan
pernafasan), anti inflamasi dan menurunkan Analisa Bivariat
rata-rata eksaserbasi kasus paru obstruktif Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil
kronis dengan baik terutama pada pasien uji statistik dengan menggunakan uji t test
ISPA. independent untuk penurunan pola nafas
b. Rata-Rata Pola nafasSebelum dan didapatkan p value = 0,006 (p ≥ 0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Sesudah Tanpa Diberikan Terapi
perbedaan yang signifikan antara hasil pola
Inhalasi Uap Minyak Kayu Putih nafas pada kelompok intervensi dan
(Eucalyptus) pada Kelompok Kontrol kelompok kontrol. Artinya tidak ada
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh pemberian terapi inhalasi uap
rata-rata pola nafasresponden kontrol minyak kayu putih (Eucalyptus) terhadap
(pretest) adalah 24,63 dengan standar deviasi penurunan pola nafas pada balita dengan
1,506 dan pola nafas minimal adalah 22 dan ISPA.
pola nafas maksimal adalah 26. Sedangkan Menurut Ni’mah (2020),
posttest didapatkan rata-rata pola teridentifikasi bersihan jalan nafas sesudah
nafas(posttest) adalah 23,25 dengan standar di lakukan terapi inhalasi uap panas dengan
deviasi 1,488 dan pola nafas minimal adalah menggunakan minyak kayu putih pada
21 dan pola nafas maksimal adalah 25 pasien ispa terhadap frekuensi nafas yaitu
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian rata rata penunrunan 19x/mnt, penurunan
yang dilakukan oleh Wahyu Farhatun suara nafas vestikular, tidak adanya
Ni’mah tentang efektifitas terapi uap air dan penumpukan secret dan tidak terlihat
minyak kayu putih terhadap pola nafaspada pengunaan otot bantu nafas. Semakin sering
anak usia balita pada penderita infeksi dilakukan terapi inhalasi uap panas dengan
saluran pernapasan atas di Puskesmas menggunakan minyak kayu putih maka akan
Leyangan tahun 2020. Dari hasil penelitian menurun kan bersihan jalan nafas pada
tersebut, didapatkan hasil bahwa pola pasien infeksi saluran pernafasan akut
nafassebelum diberikan terapi uap air ditandai dengan batuk menghilang, tidak
dengan minyak kayu putih pada anak usia menggunakan otot bantu dan suara nafas
balita dengan ISPA di Puskesmas Leyangan menjadi normal.
Kabupaten Semarang yaitu tidak efektif
Prosiding Seminar Nasional STIKES Syedza Saintika 356
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
SEMINAR NASIONAL SYEDZA SAINTIKA ISSN :2775-3530

S
“Kebijakan Strategi dan Penatalaksanaan Penanggulangan Covid di Indonesia”

EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Web: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS Oral Presentasi

Dari uraian tersebut, peneliti Jakarta Timur: CV Trans Info


berasumsi bahwa tidak adanya pengaruh Medika.
pemberian terapi inhalasi uap minyak kayu Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (2018).
putih (eucalyptus) terhadap pola nafas pada Profil Kesehatan Provinsi Jambi.
Pasien Balita dengan ISPA di Wilayah Kerja Hidayat, A. Aziz Alimul (2007). Metode
Puskesmas Sungai Liuk tahun 2020 Penelitian Keperawatan dan Teknik
dikarenakan pada kelompok kontrol pasien Analisi Data. Jakarta: Selemba
dengan ISPA juga mengalami perubahan Medika.
pola nafas walaupun tidak signifikan. Hal Indayani dkk (2018). Pengaruh Pemberian
ini, dibatu oleh obat-obatan farmakologik Jus Buah Pepaya (Carica
yang dikonsusi oleh kelompok kontrol. Papaya)Terhadap Tingkat Nyeri
Peneliti juga berasumsi jumlah responden Kronis pada Penderita Gastritis di
antara kelompok intervensi dan kelompok Wilayah Puskesmas Mungkid. The
kontrol yang sedikit, menyebabkan hasil Univercity Research Colloqium.
penelitian ini tidak menunjukkan perbedaan Joanne, Anastasia dkk (2016). Pemanfaatan
yang signifikan. Kulit Buah Pepaya ( Carica
Papaya) Sebagai Manisan Untuk
KESIMPULAN DAN SARAN Mengurangi Iritasi Lambung.
Kesimpulan penelitian ini adalah Junaidin dkk (2017). International Journal
tidak terdapat pengaruh pemberian terapi of Natural Science and Engineering.
inhalasi uap minyak kayu putih (eucalyptus) Vol.5, No.1.
terhadap pola nafas pada pasien balita Khotimah, Fita Kusnul (2019). Jurnal Ilmu
dengan ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kesehatan. Vol.8, No.2.
Sungai Liuk Tahun 2020 (p=0,006). Hasil Martiasih, Maria dkk (2014). Jurnal
penelitian ini dapat di jadikan acuan dan Teknologi. Vol.4, No.1.
informasi bagi ibu yang memiliki balita Megawati, Andi dan Nosi, Hasnia (2016).
dengan ISPA tentang pemanfaatan minyak Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis.
kayu putih sebagai terapi non farmakologi Vol.4, No6.
untuk memperbaiki pola nafas dan menjadi Merita dkk (2016). Jurnal Akademika
acuan bagi peneliti selanjutnya untuk Baiturrahim. Vol.5, No.1.
melakukan penelitian tentang ISPA dengan Mubarak, Wahid Iqbal dan Chayatin, Nurul
variabel yang berbeda dan jumlah sampel (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
yang lebih banyak. Manusia. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
DAFTAR PUSTAKA Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala (2011).
Gangguan Gastrointestinal. Jakarta:
Anggraeini, Dwi Firma (2019). Jurnal
Selemba Medika.
UNIMMA. Vol.2, No.1.
Novitasary dkk (2017). Jimkesmas. Vol.2,
Aspiani, Reny Yuli (2014). Buku Ajar
No.6.
Asuhan Keperawatan Gerontik.
Nursalam (2008). Proses dan Dokumentasi
Jakarta Timur: CV Trans Info
Keperawatan. Jakarta: Selemba
Medika.
Medika.
Dharma, Kelena Kusuma (2017).
Metodologi Penelitian Keperawatan.
Prosiding Seminar Nasional STIKES Syedza Saintika 357
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
SEMINAR NASIONAL SYEDZA SAINTIKA ISSN :2775-3530

S
“Kebijakan Strategi dan Penatalaksanaan Penanggulangan Covid di Indonesia”

EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A Web: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/PSNSYS Oral Presentasi

Potter, Patricia A dan Perry, Anne G (2012). Suyono, Slamet (2010). Ilmu Penyakit
Fundamental Keperawatan. Jakarta: Dalam. Jakarta: Balai Penerbit
Selemba Medika. FKUI.
Sitorus, Wahyudin (2012). Jurnal Syafi’i, Muhammad dan Andriani, Dina
Kebijakan, Promosi Kesehatan dan (2019). Jurnal Keperawatan dan
Biostastika. Vol.1,No.1. Fisioterapi (JKP). Vol.2, No.1.
Suratun dan Lusianah (2005). Asuhan Wijaya, Andra Saferi dan Putri, Yessie
Keperawatan Klien Gangguan Mariza (2013). Keperawatan
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Medikal Bedah. Bengkulu: Nuha
Medika. Medika.

Prosiding Seminar Nasional STIKES Syedza Saintika 358

Anda mungkin juga menyukai